Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI SANITASI KOTA METRO

BAB 2
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi dan Misi Sanitasi

Visi sanitasi Kota Metro adalah Terwujudnya Kota Metro yang Bersih dan Sehat di Tahun 2018. Diharapkan
dengan visi sanitasi ini segala permasalahan terkait sanitasi di Kota Metro dapat diselesaikan pada lima
tahun mendatang. Selengkapanya Visi dan Misi Sanitasi Kota Metro dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kota Metro Tahun 2013 - 2018
Visi Kota Metro Misi Kota Metro Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota Metro
Tahun 2010-2015 Tahun 2010-2015 Metro Tahun 2013-2018
Tahun 2013-2018

Terwujudnya Kota . 1. Melanjutkan pembangunan Terwujudnya Kota Misi Air Limbah Domestik
Pendidikan yang sumber daya manusia yang Metro yang Bersih
Unggul dengan berkualitas, unggul dan dan Sehat di Tahun Meningkatkan lingkungan yang
Masyarakat yang berakhlak mulia melalui 2018. sehat dan bersih di Kota Metro
Sejahtera. peningkatan iklim dan budaya melalui pengelolaan air limbah
belajar masyarakat, domestik yang berwawasan
pemerataan fasilitas serta lingkungan.
pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang memadai. Misi Persampahan
2. Meningkatkan kesejahteraan
rakyat melalui peningkatan Mewujudkan lingkungan yang
kualitas iklim dan akses sehat dan bersih di Kota Metro
usaha, mendorong melalui peningkatan kualitas dan
tumbuhnya lapangan kerja kuantitas pengelolaan sampah
baru serta pengembangan yang berwawasan lingkungan
ekonomi kreatif untuk sesuai Standar Pelayanan
meningkatkan nilai tambah Minimal (SPM).
keluarga.
3. Menciptakan keseimbangan
Misi Drainase
pembanguan kota yang lebih
bermartabat, berbudaya, dan Meningkatkan Iingkungan yang
partisipatif untuk kualitas sehat dan bersih di Kota Metro
hidup masyarakat yang lebih melalui penyediaan sarana dan
sejahtera.
prasarana drainase.
4. Mewujudkan tata kelola
pemerintahan (good
Misi Prohisan
govermance) yang lebih baik
dan bertanggung jawab. Mewujudkan Kota Metro yang
5. Mematangkan kehidupan sehat dengan membudayakan
demokrasi dalam segala
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
aspek kehidupan dan
memantapkan otonomi
daerah untuk kemandirian
masyarakat.

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-1
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi

2.1.1. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Air Limbah Domestik

Untuk saat ini, pengolahan air limbah domestik (lumpur tinja) di Kota Metro belum berjalan secara
maksimal meskipun fasilitas IPLT telah tersedia. Adapun keterlibatan Kantor Lingkungan Hidup serta
Dinas Tata Kota dan Pariwisata Kota Metro dalam penanganan air limbah domestik utamanya
terhadap pengendalian pencemaran lingkungan. Sehingga tugas dan fungsi yang dilaksanakan
berkaitan dengan pelaksanaan monitoring (pengawasan), terutama mengenai baku mutu air limbah
domestik yang dibuang ke lingkungan agar sesuai baku mutu yang ada dan tidak mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Selain itu juga menerima pengaduan/keluhan dari masyarakat yang
berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestik. Dinas Tata Kota dan Pariwisata serta Dinas PU
dan Perumahan juga melaksanakan fungsi monitoring kaitannya dengan penyediaan sarana sanitasi.

Adapun peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan
pengembangan sistem sangat diperlukan. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona
tersebut sekaligus merupakan dasar bagi Kota Metro dalam merencanakan pengembangan jangka
panjang pengelolaan air limbah di Kota Metro, yang pada akhirnya adalah pengelolaan air limbah
terpusat (off site system).

Peta berikut menggambarkan tahapan pengembangan air limbah domestik di Kota Metro :

Peta 2.1a : Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Sistem Onsite

Keterangan : Peta ukuran A3 terlampir

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-2
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

Peta 2.1b : Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik - Sistem Offsite

Keterangan : Peta ukuran A3 terlampir

Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut :

Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan
padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan
sistem terpusat (off site) dalam jangka menengah.
Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka
pendek dengan perubahan perilaku, dan oleh karena merupakan daerah padat penduduk
maka pemilihan sistemnya adalah sistem setempat dengan pendekatan komunal (tidak
berbasis rumah tangga).
Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko yang relatif kecil yang dapat diatasi dalam
jangka pendek dengan pilihan sistem setempat (on site) dengan skala rumah tangga
(household based). Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan
perilaku dan pemicuan hidup bersih dan sehat.

Seiring berkembangnya Kota Metro menjadi kota pendidikan serta perdagangan dan jasa, maka
pertumbuhan jumlah penduduk juga semakin pesat, berakibat pada meningkatnya volume pencemar
khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan kamar mandi (grey water)
dan limbah WC (black water). Sehingga baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan
sanitasi di Kota Metro.

Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air
limbah (baik on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam
penentuan prioritas tersebut yaitu : kepadatan penduduk; klasifikasi wilayah (perkotaan atau

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-3
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

perdesaan); karakteristik tata guna lahan/Center of Business Development (CBD) (komersial atau
rumah tangga); serta resiko kesehatan lingkungan.

Terdapat 2 (dua) jenis sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/permukiman yaitu:
a. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site, yaitu fasilitas sanitasi
individual seperti septic tank atau cubluk.
b. Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu
sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara
bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.

Sebagian besar masyarakat Kota Metro masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah on-site
berupa jamban keluarga maupun MCK Komunal. Sistem pengolahan on-site ini 60% menggunakan
septic tank sangat sederhana terolah. Dalam satu MCK umum bisa melayani 23 KK sedang di SLBM
bisa melayani 60 KK.

Tabel 2.2 : Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Metro

Cakupan layanan* (%)


Cakupan layanan
No Sistem
eksisting* (%) Jangka
Jangka pendek Jangka panjang
menengah
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Sistem On-site
1 Individual (tangki septik) 40,0 53,0 60,0 70,0
2 Komunal (MCK, MCK++) 15,0 17,0 20,0 20,0
3 Cubluk dan sejenisnya. 5,0 5,0 0,0 0,0
B Sistem Off-site
1 Skala Kota - - - -
2 Skala Wilayah 0,0 0,0 0,0 10,0
Buang Air Besar Sembarangan
C - - - -
(BABS)**

2.1.2. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Persampahan

Kota Metro yang terdiri dari 5 kecamatan dengan 22 kelurahan memiliki luas 6.874 ha. Dengan jumlah
penduduk 147.050 jiwa (tahun 2012) berpotensi setiap harinya menambah jumlah/volume sampah
seiring dengan perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan setiap orang
menghasilkan sampah (langsung maupun tidak langsung) minimal sekitar 0,5 kg per harinya. Jika
penduduk Kota Metro berjumlah 147.050 jiwa berarti produksi sampahnya per hari sekitar 73.525 kg
atau sekitar 73,5 ton/bulan. Dapat dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak mampu dikelola secara
arif dan bijaksana tentu akan menimbulkan banyak masalah terutama pencemaran terhadap
lingkungan.

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM), wilayah pengembangan
pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan
prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD,
permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah
dan kebutuhan pelayanan persampahan Kota Metro terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan
sebagai berikut:

Zona 1, merupakan area padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang harus
diatasi dengan pilihan sistem langsung ke Tempat Pembuangan Akhir/TPA dalam jangka pendek.

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-4
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu
menengah dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA.
Zona 3, merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yakni dari rumah
tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke TPA. Minimal 70% cakupan layanan
harus diatasi dalam jangka menengah (lima tahun) ke depan.

Peta 2.2 : Peta Tahapan Pengembangan Persampahan

Keterangan : Peta ukuran A3 terlampir

Tabel 2.3 : Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Metro

Cakupan layanan* (%)


Cakupan layanan
No Sistem
eksisting* (%) Jangka
Jangka pendek Jangka panjang
menengah
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Penaganan Langsung
Kawasan Komersial 5,0 10,0 15,0 20,0
B Penanganan tidak langsung (indirect)
Kawasan Non Komersial 15,0 20,0 25,0 35,0
C Penaganan Berbasis Masyarakat 25,0 30,0 35,0 45,0

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-5
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

2.1.3. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Drainase Lingkungan

Kondisi drainase khususnya di lingkungan perumahan dan permukiman pada beberapa kawasan
masih menjadi masalah yang perlu mendapatkan penanganan. Hal ini ditandai dengan adanya
genangan di beberapa kawasan pada musim hujan. Permasalahan genangan secara umum
disebabkan oleh belum memadainya fasilitas saluran drainase, sementara fasilitas saluran yang ada
tidak semuanya berfungsi, dikarenakan perilaku buang sampah sembarangan oleh masyarakat.
Lembaga utama yang menangani sub-sektor drainase lingkungan adalah Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kota Metro. Permasalahan yang dijumpai antara lain pelibatan masyarakat dan swasta
dalam pengelolaan drainase lingkungan belum optimal, serta belum adanya perda yang mengatur
tentang pengelolaan drainase lingkungan di Kota Metro.

Tahapan pengembangan drainase di Kota Metro dapat dilihat pada peta berikut :

Peta 2.3 : Peta Tahapan Pengembangan Drainase Lingkungan

Keterangan : Peta ukuran A3 terlampir

Tabel 2.4 : Tahapan Pengembangan Drainase Kota Metro

Cakupan layanan* (%)


Cakupan layanan
No Sistem
eksisting* (%) Jangka
Jangka pendek Jangka panjang
menengah
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Sistem Grafitasi 53,9 70 85 100
2 Sistem Pompa

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-6
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Pertumbuhan pendanaan APBD Kota Metro untuk sanitasi untuk air limbah domestik sebesar
Rp. 870.699.525,- pada tahun 2010 dan meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp. 979.602.030,- dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 0,06%. Demikian juga dengan sampah rumah tangga yang meningkat dari
tahun 2009 sebesar Rp. 88.775.310,- menjadi Rp. 5.360.828.586,- pada tahun 2012 dengan rata-rata
pertumbuhan 1,88%. Untuk drainase lingkungan dan PHBS juga mengalami peningkatan dari tahun 2009
hingga 2012 dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing 38,10% dan 2,97%.
Untuk DAK Lingkungan Hidup tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tidak ada kegiatan.

Hal ini dapat digambarkan dari Tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Metro untuk Sanitasi

Belanja Sanitasi (Rp) Rata-rata


No Uraian Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4 ) 1.225.147.465 2.138.364.088 5.009.158.816 11.928.221.686 1.758.425.223 43,02
1.1 Air Limbah Domestik - 870.699.525 865.076.200 979.602.030 34.675.100 0,06
1.2 Sampah rumah tangga 868.775.310 1.125.719.563 1.383.989.652 5.360.828.586 1.616.736.210 1,88
1.3 Drainase lingkungan 49.872.100 65.496.000 2.370.346.550 5.056.872.400 36.275.000 38,10
1.4 PHBS 306.500.055 76.449.000 389.746.414 530.918.670 70.738.913 2,97
2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) - - - - - -
2.1 DAK Sanitasi - - - - - -
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - -
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - -
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 1.225.147.465 2.138.364.088 5.009.158.816 11.928.221.686 1.758.425.223 2,29
Total Belanja Langsung 159.452.077.321 181.965.063.126 241.197.749.898 254.605.485.869 286.323.288.718 0,20
% APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,77 1,18 2,08 4,68 0,61 1,49
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung
0,80
Ataupun penetapan nilai absolut)
Sumber Data : Realisasi APBD tahun 2009 - 2013, diolah
Untuk Tahun 2013 Data Rencana APBD Kota Metro tahun 2013

Perkiraan besaran pendanaan APBD Kota Metro dari tahun 2014 hingga 2018 di Kota Metro meliputi
perkiraan Belanja Langsung untuk lima tahun sebesar Rp. 1.812.230.077.784,-. Untuk perkiraan Belanja
APBD Murni untuk Sanitasi diperkirakan sebesar Rp.111.534.079.968,- serta perkiraan Pendanaan Sanitasi
Berdasarkan Komitmen total sebesar Rp. 14.497.840.622,-. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kota Metro Tahun 2014-2018
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp)
No Uraian Total Pendanaan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Perkiraan Belanja Langsung 311.697.530.998 337.071.773.277 362.446.015.557 387.820.257.836 413.194.500.116 1.812.230.077.784
2 Perkiraan Belanja APBD Murni untuk Sanitasi 15.387.753.121 18.847.284.556 22.306.815.992 25.766.347.427 29.225.878.862 111.534.079.958
3 Perkiraan Pendanaan Sanitasi Berdasarkan Komitmen 2.493.580.248 2.696.574.186 2.899.568.124 3.102.562.063 3.305.556.001 14.497.840.622

Pertumbuhan pendanaan APBD Kota Metro untuk operasional/pemeliharaan dan investasi sanitasi bidang air
limbah domestik dan drainase lingkungan sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 tidak ada. Hal ini dikarenakan
tidak adanya kegiatan operasional/pemeliharaan yang dilakukan terkait pengelolaan limbah domestik serta
drainase lingkungan.

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-7
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

Untuk sektor sampah rumah tangga, pertumbuhan pendanaan operasional/pemeliharaan dan investasi tahun
2009 sebesar Rp. 17.034.810,- dan meningkat pada tahun 2012 sebesar Rp. 105.114.286,- dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 0,22% per tahun.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Metro untuk Operasional/Pemeliharaan dan
Investasi Sanitasi
Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1 Belanja Sanitasi 17.034.810 22.072.933 27.137.052 105.114.286 31.700.710 0,22
1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional /pemeliharaan (justified) - - - - - -
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) 17.034.810 22.072.933 27.137.052 105.114.286 31.700.710 0,22
1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) - - - - - -
Sumber Data : Realisasi APBD tahun 2009 - 2013, diolah

Perkiraan besaran pendanaan APBD Kota Metro untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi
terbangun hingga tahun 2018 untuk sektor air limbah domestik, diperkirakan kebutuhan
operasional/pemeliharaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 20.681.066,- dan terus meningkat hingga tahun
2018 sebesar Rp. 25.037.166,- sehingga total kebutuhan operasional/pemeliharaan selama 5 tahun sebesar
Rp. 114.295.579,-. Sedangkan sektor sampah rumah tangga diperkirakan kebutuhan
operasional/pemeliharaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 149.567.662,- dan terus meningkat hingga tahun
2018 sebesar Rp. 153.923.762,- sehingga total kebutuhan operasional/pemeliharaan selama 5 tahun sebesar
Rp. 758.728.560,-.
Untuk sektor drainase lingkungan, diperkiraan kebutuhan operasional/ pemeliharaan selama 5 tahun sebesar
Rp. 766.146.311,-

Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kota Metro untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan
Aset Sanitasi Terbangun Tahun 2014 - 2018
Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp)
No Uraian Total Pendanaan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Belanja Sanitasi 321.299.940 324.567.015 327.834.090 331.101.165 334.368.240 1.639.170.450
1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional /pemeliharaan (justified) 20.681.066 21.770.091 22.859.116 23.948.141 25.037.166 114.295.579
1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) 149.567.662 150.656.687 151.745.712 152.834.737 153.923.762 758.728.560
1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) 151.051.212 152.140.237 153.229.262 154.318.287 155.407.312 766.146.311

Perkiraan alokasi kemampuan APBD murni Kota Metro dalam mendanai SSK diperkirakan pada tahun 2014
sebesar Rp. 15.066.453.182,- dan kecenderungan meningkat hingga tahun 2018 sebesar Rp.
28.891.510.622,- hal ini disebabkan karena perkiraan kebutuhan operasional/pemeliharaan cenderung
meningkat dari tahun 2014 sebesar Rp. 321.299.940,- menjadi Rp. 334.368.240,- di tahun 2018.
Total komitmen pendanaan sanitasi tahun 2014 hingga tahun 2018 diperkirakan sebesar Rp.
14.497.840.622,- dan setelah dikurangi perkiraan kebutuhan operasional/pemeliharaan, kemampuan Kota
Metro dalam mendanai SSK melalui komitmen diperkirakan sebesar Rp. 12.858.670.173,- selama 5 tahun.

Untuk lebih jelasnya, perkiraan kemampuan APBD Kota Metro dalam mendanai program/kegiatan dalam SSK
dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut :

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-8
STRATEGI SANITASI KOTA METRO

Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kota Metro dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
Pendanaan (Rp)
No Uraian Total Pendanaan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 321.299.940 324.567.015 327.834.090 331.101.165 334.368.240 1.639.170.450
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 15.387.753.121 18.847.284.556 22.306.815.992 25.766.347.427 29.225.878.862 111.534.079.958
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 2.493.580.248 2.696.574.186 2.899.568.124 3.102.562.063 3.305.556.001 14.497.840.622
4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 15.066.453.182 18.522.717.542 21.978.981.902 25.435.246.262 28.891.510.622 109.894.909.509
5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) 2.172.280.308 2.372.007.171 2.571.734.035 2.771.460.898 2.971.187.761 12.858.670.173

POKJA SANITASI KOTA METRO


PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2013 2-9

Anda mungkin juga menyukai