Anda di halaman 1dari 6

Modul-AKJ5

BALAI TEKNIK LALU LINTAS &


LINGKUNGAN JALAN PUSAT LITBANG
JALAN & JEMBATAN
BALITBANG - DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
Modul

5
Drs. MUHAMMAD IDRIS, MT
Peneliti Bidang Transportasi Keselamatan
Jalan

5.1. Penerapan Audit


PENERAPAN Keselamatan Jalan

AUDIT Mengacu kepada definisi Audit


Keselamatan Jalan, yang
KESELAMATAN didefinisikan sebagai kegiatan

JALAN formal, maka Audit


Keselamatan Jalan harus
dilaksanakan secara melekat

PENERAPAN
Tahap AKJ pra rencana pada
Tahap AKJ draft desain
Tahap AKJ detail desain setiap

AUDIT
Tahap AKJ jalan terbangun

KESELAMATAN
JALAN
[Bahan Disseminasi Aplikasi Geometri & Keselamatan
Lalu Lintas, Banten, 22-24 Oktober 2008.]
MODUL:AUDIT K E S E L A M ATA N JALAN

tahapan pekerjaan kecelakaan. Pendapat ini bisa


pembangunan jalan. Guideline diterima, mengingat setiap
yang dikembangkan di jalan dianggap telah melalui
Australia, manyebutkan tahapan audit. Di samping itu,
penerapan AKJ dalam 6 (enam) data kecelakaannya juga
tahap, yaitu pada tahap studi dipandang telah lengkap. Jadi
kelayakan (fesibility study cukup beralasan bila untuk
stage), tahap draft desain jalan eksisting tidak perlu
(draft design stage), tahap diaudit.
detail desain (detailed design
stage), tahap konstruksi
Namun untuk ruas-ruas jalan
(during construction stage),
yang belum pernah sama sekali
tahap pembukaan jalan (pre-
diaudit, dipandang perlu untuk
opening stage), dan pada jalan
diaudit, seperti di kebanyakan
eksisting (existing road).
ruas-ruas jalan di Indonesia.
Inggris menerapkan pada
Alasan lainnya adalah mungkin
empat tahap, yaitu kecuali pada
lingkungan jalan yang eksisting
tahap konstruksi dan pada jalan
tersebut memiliki
eksisting.
permasalahan dengan
pengembangan lingkungan sisi
Sebahagian para ahli jalan. Dengan alasan inilah, AKJ
berpendapat, untuk jalan untuk ruas jalan terbangun
eksisting tidak memerlukan (jalan eksisting) dinilai perlu
audit lagi. Akan tetapi untuk diaudit. Akan tetapi tidak
menerapkan pendekatan perlu ditetapkan apakah ruas
Accident Prevention, yaitu jalan tersebut perlu diaudit
penyelidikan kecelakaan lalu secara berkala, misalnya sekali
lintas, yang berorientasi dalam dua tahun, dan
kepada pengurangan sebagainya.

IV-2
MODUL:AUDIT K E S E L A M ATA N JALAN

adalah pemenuhan aspek


keselamatan pengguna jalan
Untuk Indonesia, sebagaimana
akibat proyek jalan.
yang dikembangkan di dalam
Pedoman Audit Keselamatan
Jalan, menetapkan AKJ
diterapkan hanya pada empat
5.2. Audit tahap pra-rencana
tahap, yaitu AKJ tahap pra-
rencana, tahap draft desain, Audit keselamatan tahap pra-
tahap detail desain, dan tahap rencana merupakan tahap awal
jalan terbangun. Jalan suatu pelaksanaan audit. Tahap
terbangun diartikan ruas-ruas pra-rencana menitik-beratkan
jalan eksisting dan yang baru kepada perencanaan tata guna
tahap percobaan. Secara lahan, rencana pengembangan
substansi, item-item jaringan jalan, area
peremiksaannya relatif sama. permukiman yang berkembang
Sedangkan untuk tahap selama akibat pertumbuhan lalu-lintas
pelaksanaan konstruksi, dinilai di sekitarnya.
tidak perlu diaudit, mengingat
pada tahap tersebut merupakan
pengimplementasian hasil audit
detail desain. Kalaupun
dianggap perlu untuk
memperhatikan aspek
keselamatan pada saat
konstruksi, pada prinsipnya Gambar-4.1 Audit pada tahap
pra-rencana
tidak berkaitan langsung
dengan desain jalan yang Secara umum audit untuk
diaudit. Barangkali yang tahap pra-rencana bertujuan
diperlukan pada tahap ini untuk memasukkan

IV-3
MODUL:AUDIT K E S E L A M ATA N JALAN

pertimbangan keselamatan memeriksa desain (lihat Daftar


(lihat Daftar Periksa Lampiran periksa Lampiran B) :
A) pada: a. geometri dari alinyemen
a. pemilihan route jalan, jalan,

b. perencanaan kelas dan b lay-out jalan dan


fungsi jalan, persimpangan,

b. perencanaan tata guna c. jarak pandang,


lahan di sekitar jalan, d. ruang bebas samping,
c. perencanaan akses dan e. jaringan pejalan kaki /
pemilihan desain sepeda,
persimpangan, f. fasilitas penyeberangan,
d. perencanaan alinyemen dan
jalan, g. teluk bus dan atau
e. antisipasi pertumbuhan fasilitas pemberhentian
aktivitas di sepanjang jalan, kendaraan.
dsb.

5.3. Audit tahap draft


desain

Audit tahap draft desain


merupakan lanjutan dari tahap
pra-rencana. Audit dalam tahap
draft desain lebih
menitikberatkan kepada
standar draft desain geometri Gambar-4.2 Audit pada tahap
dan lay-out jalan, pada draft desain

dasarnya bertujuan untuk

IV-4
MODUL:AUDIT K E S E L A M ATA N JALAN

5.4. Audit tahap detail a. geometri jalan yang telah


desain dibuat,

Audit keselamatan tahap detail b. lay-out dan desain

desain merupakan kelanjutan akses/persimpangan yang

audit dari tahap draft desain. dipilih,

Audit keselamatan jalan dalam c. lay-out dan desain lay-bus,


tahap ini menitik-beratkan fasilitas penyeberangan dan
kepada detail desain atau jaringan jalan untuk sepeda,
penyempurnaan desain dari d. marka jalan dan penempatan
tahap audit rencana desain di rambu,
atas. e. tata letak landsekap, dan

f. tata letak lampu penerangan


jalan.

5.5. Audit tahap


operasional jalan

Audit tahap operasional jalan


digunakan pada tahap mulai
beroperasinya suatu jalan dan
untuk ruas-ruas jalan yang
sudah beroperasi.
Gambar-4.3 Audit pada tahap
detail desain

Audit keselamatan jalan dalam


tahap penyempurnaan desain
bertujuan untuk memeriksa
detail desain (lihat Daftar
periksa Lampiran-C) :

IV-5
MODUL:AUDIT K E S E L A M ATA N JALAN

Gambar-4.4 Audit pada tahap h. kondisi permukaan jalan,


operasional jalan
dan

i kondisi penerangan jalan,


Audit keselamatan jalan dalam
dsb.
tahap ini bertujuan untuk
memeriksa (lihat Daftar periksa
Lampiran-D) :

a. konsistensi penerapan
standar geometri jalan
secara keseluruhan,

b. konsistensi penerapan
desain akses/persimpangan,

c. konsistensi penerapan marka


jalan, penempatan rambu,
dan bangunan pelengkap
jalan,

d. pengaruh desain jalan yang


terimplementasi terhadap
lalu-lintas (konflik lalu-
lintas),

e. pengaruh pengembangan
tata guna lahan terhadap
kondisi lalu-lintas,

f karakteristik lalu lintas dan


pejalan kaki,

g. pengaruh perambuan,
marka, dan lansekap
terhadap lalu-lintas,

IV-6

Anda mungkin juga menyukai