Anda di halaman 1dari 57

TIM PENYUSUN

I. Pengarah
1. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Nasional
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Nasional
3. Direktur Lalu Lintas Badan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

II. Nara Sumber


1. Dra. Nurma Dewi Saleh, M.Ed.
2. AKBP Subono.

III. Penulis
1. Drs. Somardi.
2. Dr. Arnie Fajar, M.Pd.
3. Dr. Chairul Muriman S.SE.,SH., MP.

IV. Produksi
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian
Tahun Anggaran 2010

V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... III

DAFTAR ISI................................................................................................................. V

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan....................................................................................................... 4

C. Manfaat.....................................................................................................4

D. Ruang Lingkup..........................................................................................5

BAB II PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)


........................................................................................................................

A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas....................................................6

B. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Silabus.............................16

C. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)................................................................................19

BAB III PENUTUP.....................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 55

V
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah keamanan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai
masalah dalam masyarakat berkaitan dan menggunakan lalu lintas sebagai sarananya.
Keamanan yang berkaitan dengan lalu lintas adalah keamanan terhadap manusia,
kendaraan, jalan maupun lingkungan. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan bahwa peran dan fungsi polisi dibidang lalu
lintas adalah Pendidikan Masyarakat Lantas (education), Rekayasa Lantas (enginering),
Penegakan Hukum (law enforcement), Registrasi dan Identifikasi pengemudi dan
kendaraan bermotor (regestration and identification), dan sebagai pusat K3I (Komando,
kendali, Koordinasi dan Informasi) lalu lintas.

Fungsi dan peran tersebut bertujuan untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,


ketertiban dan kelancaran lalu lintas, meminimalisisir korban fatalitas sebagai akibat
terjadinya kecelakaan lalu lintas, kepatuhan masyarakat terhadap hukum dan peraturan
lalu lintas, serta meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang lalu lintas. Sejalan
dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasrana yang
terkait dengan transportasi guna mendukung produkstivitas di berbagai bidang yang
menggunakan sarana jalan raya semakin meningkat. Hal tersebut memberi dampak
positif dan negatif.

Dampak positif tersebut menyangkut aspek efisiensi waktu, namun di sisi lain juga
membawa dampak negatif yaitu timbulnya permasalahan-permasalahan lalu lintas yang
terus tumbuh dan berkembang. Permasalahan tersebut adalah kemacetan, pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas dipandang memberi kontribusi yang
cukup besar pada kecelakaan lalu lintas. Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada umumnya diawali dengan pelanggaran
lalu lintas oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan oleh kondisi kendaraan,
jalan dan alam. Kecelakaan lalu lintas walaupun tidak dominan, pengemudi tetap
memberi kontribusi bagi timbulnya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor
bukan manusia (Farouk Muhammad, 1998).

1
Melihat gambaran di atas maka diperlukan kegiatan pengendalian lalu lintas
secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum semata,
namun perlu melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh komponen bangsa, adanya
peran aktif dari masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan disiplin dalam
melakukan aktivitas di jalan raya. Hal ini sesuai dengan amanat pasal 258 Undang-
Undang No. 22 tahun 2009, bahwa masyarakat wajib berperan serta dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas dan
berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan.

Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional
yang menunjukkan harga diri atau martabat sebuah bangsa. Maka dari itu selayaknya
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) lebih mengedepankan aspek pendidikan
kepada masyarakat berkaitan dengan disiplin berlalu lintas. Strategi dan program untuk
mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas melalui kegiatan Road Safety. Road safety merupakan program kegiatan untuk
melindungi pemakai jalan agar aktivitas dan produktivitasnya tidak terganggu oleh
berbagai masalah sosial di jalan raya serta terwujudnya keselamatan di jalan.
Implementasi kegiatan road safety dilakukan melalui: Polsana (Polisi Sahabat Anak),
PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Traffic Police Goes to Campus, Safety Riding,
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, TMC (Traffic Management Centre), Sekolah
mengemudi, Saka Bhayangkara Lantas, Traffic Board, Taman Lalu Lintas, Operasi
Kepolisian, Penegakan Hukum (Djoko Susilo, 2007).

Kegiatan road safety pada dasarnya lebih menekankan pada model pendidikan
ekstrakurikuler, dimana sasaran pendidikan terhadap beberapa kelompok yang bersifat
terbatas. Sementara amanat UU No. 22 tahun 2009 pada pasal 258 tersebut lebih
mengedepankan kewajiban setiap orang mampu memahami secara keseluruhan dari
aspek kognitif, afektif dan motorik. Oleh karena itu untuk membangun pemahaman
secara gradual tidak cukup pengetahuan lalu lintas tersebut diajarkan dalam bentuk
ekstrakurikuler, namun harus lebih mendasar melalui pendidikan intrakurikuletr dan
dikenalkan mulai dari tingkat pendidikan TK sampai dengan SMA yang sifatnya
diintegrasikan melalui mata pelajaran tertentu. Strategi integrasi dilakukan melalui telaah
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menagandung etika dan

2
kedisiplinan. Salah satu SK dan KD yang bermuatan kedua hal tersebut adalah mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Secara konsep, dapat dikemukakan bahwa PKn adalah pengorganisasian dari


disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan
kemampuan dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan
negara yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai
luhur dan moral budaya bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat
dengan memperhatikan keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa,
dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-
hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PKn di Indonesia terdiri dari beberapa
disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis dan
pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila,
psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Arnie Fajar, 2003).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah nama salah satu mata pelajaran


sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (Pasal 37 Ayat
1 UU SPN). Selanjutnya dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ditegaskan bahwa PKn termasuk cakupan kelompok
mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia. Selain itu perlu pula ditanamkan kesadaran wawasan kebangsaan,
jiwa patriotisme dan bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku berlalu lintas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Departemen Pendidikan Nasional


melalui Direktorat Jenderal Mananjemen Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun
Model Pengintegrasian Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas melalui Kegiatan
Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian untuk satuan pendidikan
tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA).

3
B. Tujuan

Model pengintegrasian ini sebagai salah satu panduan bagi guru SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA dalam rangka mengintegrasikan pendidikan lalu lintas dalam pembelajaran
PKn. Secara khusus dengan menggunakan model ini para guru SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA dapat memperoleh pemahaman dalam hal:
a. Menganalisis substansi dan hubungannya dengan pendidikan lalu lintas sebagai
pesan-pesan konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar PKn.
b. Mengintegrasikan aspek dan indikator pendidikan lalu lintas serta nilai acuan
pendidikan lalu lintas ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn.
c. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas dalam silabus pembelajaran PKn.
d. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas kedalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) Pkn.

C. Manfaat

Dengan menggunakan model ini, guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dapat
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan sadar berlalu lintas dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) disiplin lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari.
b. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap dan watak
kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
skill).
c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan lalu
lintas yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup model pengintegrasian ini berpijak pada pemahaman pendidikan


keselamatan lalu lintas yang ditinjau dari dimensi politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum
yang dikemas secara padagogis dengan pengembangan nilai-nilai pendidikan lalu lintas
sebagai berikut:

4
TABEL 1. ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS

Aspek dan Indikator Materi Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas

1. Hukum: 1. Pengertian
a. Menaati rambu-rambu lalu a. Lalu Lintas.
lintas. b. Rambu-Rambu Lalu Lintas.
b. Menaati marka jalan. c. Marka Jalan, alat pemberi isyarat pengatur
c. Menaati isyarat pengatur lalu lalu lintas.
lintas. d. Pengamanan Diri sebagai Pemakai Jalan
d. Melengkapi pengamanan diri e. Tata Cara Berlalu Lintas dengan benar.
dalam berlalu lintas. 2. Dua belas (12) Gerakan Pengaturan Lalu
2. Sosiologi Lintas, Isyarat pengaturan menggunakan Pluit
a. Memberi kesempatan dan gerakan dasar Senam Lantas.
penyeberang jalan. 3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
b. Tidak menyalahgunakan fungsi 4. Pasal-pasal tertentu Undang-Undang no 22
jalan dan badan jalan. tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
3. Ekonomi jalan.
a. Bersikap hemat dalam 5. Tips aman perjalanan:
perjalanan. a. Pemahaman terhadap karakteristik dan
b. Efektifitas perjalanan. komponen rambu, marka, alat pemberi
4. Psikologi isyarat lalu lintas, kendaraan, Helm SIN.
a. Rasa aman. b. Pemahaman terhadap 12 gerakan peng-
b. Rasa nyaman. aturan lalu lintas, isyarat menggunakan
5. Politik pluit.
a. Membuat kebijakan lalu lintas c. Aplikasikan patroli keamanan sekolah
didasarkan pada kepentingan (PKS).
umum/bersama. d. Pemahaman terhadap pasal pasal tertentu
b. Melaksanakan kebijakan lalu undang-undang no 22 tahun 2009 tentang
lintas berdasarkan kebenaran. lalu lintas dan angkutan jalan.
c. Pelaksanaan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil.

Berdasarkan ruang lingkup tersebut, pengembangan model pengintegrasian


mencakup:
1. Penyusunan model integrasi pendidikan lalu lintas pada Standar Isi.
2. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada silabus.
3. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).

5
BAB II
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas

DRAFT MODEL
MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
SEKOLAH DASAR KELAS V
(SD/MI)
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS

1. Memahami 1.2 menjelaskan V/1 1. Hukum : Para siswa tahu dan sadar, bahwa untuk
pentingnya pentingnya a. Menaati rambu-rambu lalu lintas memperoleh kemerdekaan Negara Kesatuan
keutuhan Negara keutuhan Negara b. Menaati marka jalan lalu lintas Republik Indonesia, harus dibayar dengan harga
Kesatuan Kesatuan RI. c. Menaati isyarat pengaturan lalu yang sangat mahal. Bukan hanya dengan harta
Republik lintas benda saja, tetapi banyak nyawa yang menjadi
Indonesia. d. Melengkapi pengamanan diri korban. Negara ini oleh para pejuang diwariskan
dalam berlalu lintas kepada kita generasi muda. Untuk itu maka
2. Sosiologi : menjaga keutuhan negara ini merupakan suatu
a. Memberi kesempatan bagi keharusan bagi kita semua. Kita harus menjaga
penyeberang jalan keutuhan negara ini. Caranya adalah, mengisinya
b. Tidak menyalahgunakan fungsi dengan berbagai upaya penyelenggaraan
jalan dan badan jalan. pembangunan, termasuk didalamnya bagi para
3. Ekonomi pelajar dengan belajar giat, tetap menjaga
a. Menunjukkan sikap hemat dalam kerukunan antar sesama pelajar, tidak peduli
perjalanan apapun sukunya, apapun agamanya, apapun
b. Efektifitas perjalanan bahasa ibunya, dimanapun tempat tinggalnya
4. Psikologi : (sosiologi).
6
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
a. Rasa aman
b. Rasa nyaman. Kita harus tetap dapat mempertahankan
5. Politik kesamaan dan kebersamaan. Kita masih ingat
a. Membuat kebijakan lalu lintas apa yang telah dikrrarkan oleh para tokoh pemuda
didasarkan pada kepentingan pada tanggal 28 oktober 1928, yang dikenal
umum/ bersama. dengan nama sumpah pemuda. Tiga hal yang
b. Melaksanakan kebijakan lalu memang harus kita pertahankan sesuai dengan
lintas berdasarkan kebenaran bunyi sumpah pemuda, yaitu satu bangsa,
c. Melaksanakan pengawasan bangsa Indonesia, sati tumpah darah, tumpah
kebijakan lalu lintas secara adil darah Indonesia, dan satu bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Inilah yang harus tetap kita
jaga dan kita pertahankan. Dalam satu tumpah
darah Indonesia itulah berlaku satu sistem hukum
nasional kita. Kita harus mematuh -taati hukum
nasional itu (hukum). Salah satu dari contoh
hukum nasional kita itu adalah Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan
Angkutan Jalan.

1.3 Menunjukkan V/1 1. Hukum : Dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, banyak
contoh-contoh a. Menaati rambu-rambu lalu lintas contoh perilaku yang dapat kita wujudkan,
perilaku dalam b. Menaati marka jalan lalu lintas terutama di kalangan pelajar, misalnya rukun
menjaga c. Menaati isyarat pengaturan lalu dengan sesama teman, dengan tidak membeda-
keutuhan NKRI lintas bedakan latar belakang ataupun lainnya,
d. Melengkapi pengamanan diri bekerjasama dengan sesama (sosiologi) Selain itu
dalam berlalu lintas tidak kalah pentingnya adalah dengan cara
2. Sosiologi : mematuhi segala peraturan perundang-undangan
a. Memberi kesempatan bagi yang ada. Dengan mematuhi/menaati peraturan
penyeberang jalan perundangan-undangan yang ada, berarti kita
b. Tidak menyalahgunakan fungsi telah membantu untuk mewujudkan ketertiban di
jalan dan badan jalan. dalam masyarakat. Salah satu di antara peraturan
3. Ekonomi perundang-undanganan yang ada adalah undang-
a. Menunjukkan sikap hemat dalam undang yang mengatur tentang lalu lintas dan
7
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
perjalanan
angkutan jalan. Ketika kita menggunakan jalan
b. Efektifitas perjalanan
raya, maka semua ketentuan yang berkenaan
4. Psikologi :
dengan penggunaan jalan raya harus kita patuhi
a. Rasa aman
(hukum). Jika masing-masing pengguna jalan
b. Rasa nyaman.
raya mematuh taati semua ketentuan yang ada,
5. Politik
maka para pengguna jalan raya yang lainnya
a. Membuat kebijakan lalu lintas
akan merasa aman (psikologi). Misalnya, ketika
didasarkan pada kepentingan
kita sampai di sebuah perempatan jalan atau
umum/ bersama.
pertigaan jalan, di situ ada rambu lalu lintas yang
b. Melaksanakan kebijakan lalu
berupa lampu pengatur jalan; jika lampu menyala
lintas berdasarkan kebenaran
merah, maka harus berhenti (hukum)
c. Melaksanakan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil

2. Memahami 2.1 Menjelaskan V/1 1. Hukum : Mengapa setiap hari para siswa harus berangkat
peraturan pengertian dan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas ke sekolah? Mengapa para siswa tidak boleh
perundang- pentingnya b. Menaati marka jalan lalu lintas datang terlambat ke sekolah? Mengapa pula para
undangan tingkat peraturan c. Menaati isyarat pengaturan lalu siswa harus berpakaian rapi saat di sekolah?
pusat dan daerah perundang- lintas Di antara kalian mungkin memiliki pertanyaan
undangan tingkat d. Melengkapi pengamanan diri seperti demikian.
pusat dan daerah dalam berlalu lintas
2. Sosiologi : Tahukah kalian jawabannya? Karena hidup itu
a. Memberi kesempatan bagi harus tertib, harus teratur. Untuk dapat teratur,
penyeberang jalan maka diperlukan peraturan. Itulah sebabnya,
b. Tidak menyalahgunakan fungsi maka di sekolah selalu dibuat peraturan tata
jalan dan badan jalan. tertib, Ini untuk mengatur, agar di sekolah dapat
3. Ekonomi diwujudkan ketertiban, keteraturan. Tanpa tata
a. Menunjukkan sikap hemat dalam tertib, maka tidak akan terwujud ketertiban.
perjalanan (hukum)
b. Efektifitas perjalanan
4. Psikologi : Yang demikian ini juga berlaku dalam kehidupan
a. Rasa aman bernegara. Dalam kehidupan bernegara, supaya
8
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Rasa nyaman. tertib dan teratur, juga diperlukan peraturan.
5. Politik Peraturan untuk mengatur dalam kehidupan
a. Membuat kebijakan lalu lintas bernegara itulah yang dinamakan peraturan
didasarkan pada kepentingan perundang-undangan.
umum/ bersama.
b. Melaksanakan kebijakan lalu Peraturan perundang-undangan yang di buat di
lintas berdasarkan kebenaran tingkat pusat namanya peraturan perundang-
c. Melaksanakan pengawasan undangan tingkat pusat, dan yang dibuat di tingkat
kebijakan lalu lintas secara adil daerah namanya peraturan perundang-undangan
tingkat daerah.(hukum)

Pengertian Peraturan Perundang-undangan


Peraturan perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang dan mempunyai
kekuatan mengikat, misalnya undang-undang,
peraturan pemerintah, Peraturan Presiden.

Sedangkan peraturan adalah petunjuk tentang


tingkah laku yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Misalnya tata tertib sekolah,
peraturan peminjaman buku di perpustakaan.

Seperti halnya peraturan perundang-undangan,


peraturan tata tertib sekolah juga memiliki
kekuatan mengikat.Peraturan di sekolah berfungsi
untuk mengatur warga sekolah.

Demikian pula dengan undang-undang atau


peraturan perundang-undangan yang lainnya.
Tujuan undang-undang dan peraturan perundang-
undanganan lainnya adalah untuk mengatur dan
menertibkan perikehidupan berbangsa dan
9
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
bernegara. Dengan peraturan perundang-
undangan, termasuk undang-undang lalu lintas
dan angkutan jalan, kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi lebih tertib (hukum).

Sebagai siswa, kalian harus mematuhi peraturan


tentang lalu-lintas dan angkutan jalan, baik yang
berkenaan dengan rambu lalu-lintas, marka jalan,
maupun cara aman berkendaraan. cara aman
berkendaraan

2.2 Memberikan V/1 1. Hukum : Contoh peraturan perundang-undangan


contoh peraturan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas Banyak sekali peraturan perundang-undangan
perundang- b. Menaati marka jalan lalu lintas yang diberlakukan di Indonesia. Jika kalian rajin
undangan tingkat c. Menaati isyarat pengaturan lalu membaca koran atau menonton berita di televisi,
pusat dan lintas kalian akan menemukan contoh-contohnya.
daerah, seperti d. Melengkapi pengamanan diri
pajak, anti dalam berlalu lintas Contoh peraturan perundang-undangan tingkat
korupsi, lalu 2. Sosiologi : pusat antara lain undang-undang tentang pajak,
lintas, larangan a. Memberi kesempatan bagi undang-undang antikorupsi, undang-undang
merokok penyeberang jalan pemilihan umum, undang-undang
b. Tidak menyalahgunakan fungsi ketenagakerjaan, undang-undang tentang
jalan dan badan jalan. pemerintahan daerah, undang-undang tentang
3. Ekonomi lalu lintas dan angkutan jalan.
a. Menunjukkan sikap hemat dalam
perjalanan Peraturan perundang-undangan memiliki
b. Efektifitas perjalanan kekuatan mengikat, artinya, peraturan perundang-
4. Psikologi : undangan harus dilaksanakan. Seseorang yang
a. Rasa aman melanggar peraturan perundang-undangan, akan
b. Rasa nyaman. dikenai sanksi atau hukuman.(hukum)
5. Politik
a. Membuat kebijakan lalu lintas Mari kita cermati undang-undang lalu lintas dan
didasarkan pada kepentingan angkutan jalan.
10
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
umum/ bersama. Kita harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang
b. Melaksanakan kebijakan lalu ada di dalam undang-undang lalu lintas dan
lintas berdasarkan kebenaran angkutan jalan.(hukum). Jika semua pemakai
c. Melaksanakan pengawasan jalan mematuhi ketentuan lalu lintas yang ada,
kebijakan lalu lintas secara adil maka lalu lintas akan berjalan dengan lancar dan
teratur (ekonomi, psikhologi, sosiologi).

Kita harus mematuhi marka jalan, rambu lalu


lintas, baik rambu peringatan, rambu petunjuk,
maupun rambu larangan Dan perintah. Jika
semua itu dipatuhi oleh setiap pengguna jalan
dalam berlalu lintas, maka semua akan berjalan
secara lancar, tertib, dan aman ( ekonomi,
sosiologi, psikhologi). Juga di dalam
menggunakan jalan, harus mengetahui
bagaimana cara aman mengendarai kendaraan di
jalan, cara aman naik dan turun kendaraan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, kalau berkendaraan
sepeda motor harus memakai helm SNI. naik
mobil harus memakai sabuk keselamatan
(hukum)

TAHUKAH KALIAN APA ITU MARKA JALAN?


Marka jalan adalah suatu tanda yang berada
dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan
yang meliputi peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis melintang,
garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi
daerah kepentingan lalu lintas.
Macam-macam marka jalan:
a. Marka membujur
b. .marka melintang
11
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
c. Marka serong
d. Marka lambang
e. Marka lainnya ( zebra cross, paku jalan
sebagai pemisah jalur).
Di dalam berlalu lintas di jalan, maka marka itu
harus dipatuhi. Jika setiap pengguna jalan
mematuhi marka jalan itu, maka perjalanan akan
lancar, tidak akan terjadi kemacetan ( sosiologi,
psikologi, ekonomi).

TAHUKAH KALIAN APA ITU RAMBU LALU


LINTAS?
Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan
jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat,
dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai
peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi
pengguna jalan.
a. Rambu peringatan: rambu yang digunakan
untuk menyatakan peringatan bahaya atau
tempat berbahaya pada jalan di depan
pemakai jalan, dengan warna dasar kuning.
b. Rambu larangan: rambu yang digunakan untuk
menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna
dasar merah.
c. Rambu perintah: rambu yang digunakan untuk
menyatakan perintah yang wajib dilakukan
oleh pemakai jalan, dengan warna dasar biru.
d. Rambu petunjuk: rambu yang digunakan untuk
menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan,
situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dll
bagi pemakai jalan, dengan warna dasar biru.
Papan tambahan: papan/plat yang dipasang di
12
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
bawah daun rambu yang memberikan penjelasan
lebih lanjut dari suatu rambu.
Rambu sementara:rambu lalu lintas yang tidak
dipasang secara tetap dan digunakan dalam
keadaan dalam kegiatan tertentu. Semua itu
harus dipatuhi oleh setiap pengguna jalan, agar
agar ketertiban dan kelancaran berlalu lintas
dapat terwujud ( hukum, sosiologi, psikhologi).

4. Menghargai 4.1 Mengenal V/2 1. Hukum : Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang
keputusan bentuk-bentuk a. Menaati rambu-rambu lalu pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada.
bersama keputusan lintas Dan setiap orang harus menentukan salah satu
bersama. b. Menaati marka jalan lalu lintas dari pilihan-pilihan yang ada itu. Ketika kita
c. Menaati isyarat pengaturan menentukan pilihan salah satu dari sekian
lalu lintas banyak pilihan tersebut, berarti kita telah
d. Melengkapi pengamanan diri membuat keputusan. Dengan demikian
dalam berlalu lintas keputusan dapat diartikan sebagai pilihan yang
2. Sosiologi : diambil oleh seseorang, untuk dilaksanakan. Di
a. Memberi kesempatan bagi dalam menentukan pilihan ini, kita harus
penyeberang jalan mempunyai kebebasan, tidak boleh didekte
b. Tidak menyalahgunakan oleh orang lain, lebih-lebih dipaksa oleh orang
fungsi jalan dan badan jalan. lain untuk menentukan pilihan itu
3. Ekonomi
a. Menunjukkan sikap hemat Di dalam setiap pengambilan keputusan, kita
dalam perjalanan mengenal adanya dua macam cara, yaitu (1)
b. Efektifitas perjalanan secara musyawarah mufakat, dan (2) dengan
4. Psikologi : pemungutan suara. Di dalam setiap
a. Rasa aman pengambilan keputusan ini, setiap peserta
b. Rasa nyaman. musyawarah harus menentukan secara bebas
5. Politik mana yang menjadi pilihannya, bebas dari
a. Membuat kebijakan lalu lintas paksaan pihak lain, serta pihak lain tidak boleh
didasarkan pada kepentingan memaksakan kehendaknya kepada peserta
umum/ bersama. musyawarah yang lainnya Termasuk hasil
13
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Melaksanakan kebijakan lalu keputusan bersama yang merupakan hasil
lintas berdasarkan kebenaran musyawarah adalah Undang-Undang Lalu-
c. Melaksanakan pengawasan Lintas dan Angkutan Jalan. Karena ini
kebijakan lalu lintas secara merupakan hasil keputusan bersama, maka
adil kita, setiap wargha negara Indonesia wajib
mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam undang-undang ini, baik yang mengenai
rambu lalu lintas, marka jalan, maupun cara
aman berkendaraan.

4.2 mematuhi V/2 1. Hukum : Kita semua telah tahu bahwa ada dua macam
keputusan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas cara untuk mengambil keputusan bersama, yuaitu
bersama. b. Menaati marka jalan lalu lintas dengan cara musyawarah mufakat dan dengan
c. Menaati isyarat pengaturan lalu cara pemungutan suara. Apapun cara yang
lintas ditempuh untuk mengambil keputusan bersama
d. Melengkapi pengamanan diri itu, kita boleh berbeda pendapat. Namun setelah
dalam berlalu lintas menjadi keputusan bersama, meskipun keputusan
2. Sosiologi : itu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,
a. Memberi kesempatan bagi maka kita harus mematuhi dan melaksanakan
penyeberang jalan keputusan itu. Kita tidak boleh berdalih, karena
b. Tidak menyalahgunakan fungsi apa yang menjadi keputusan bersama itu tidak
jalan dan badan jalan. sesuai dengan apa yang kita inginkan, lantas kita
3. Ekonomi menolak hasil keputusan bersama itu. Ketika
a. Menunjukkan sikap hemat dalam semua itu telah menjadi keputusan bersama, cara
perjalanan apapun yang ditempuh, apakah dengan cara
b. Efektifitas perjalanan musyawarah mufakat ataukah dengan cara
4. Psikologi : pemungutan suara, maka semua terikat oleh
a. Rasa aman keputusan itu, dan harus melaksanakannya.
b. Rasa nyaman.
5. Politik Salah satu wujud keputusan bersama itu adalah
a. Membuat kebijakan lalu lintas undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan.
didasarkan pada kepentingan Karena ini telah diputuskan bersama, maka kita,
umum/ bersama. setiap individu warga negara Indonesia harus
14
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Melaksanakan kebijakan lalu mematuhinya.(hukum)
lintas berdasarkan kebenaran
c. Melaksanakan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil

15
B. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Silabus

CONTOH SILABUS
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ETIKA DAN BUDAYA KESELAMATAN BERLALU LINTAS
PADA SILABUS MATA PELAJARAN PKn
SD/MI KELAS V

Satuan Pendidikan : SD Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (lima)
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami Pentingnya Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

MATERI ALOKASI SUMBER/ BAHAN/


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU ALAT

1.2 Menjelaskan 1. Menjelaskan cara-cara 1. Menjaga 1. Membaca buku PKn untuk 1. Tes bentuk 4JP @ 35 1. Buku Sekolah
pentingnya mempertahankan Keutuhan Negara SD/MI kelas V tentang uraian. menit Elekronik Mata
keutuhan Negara Negara Kesatuan Kesatuan Republik pentingnya keutuhan Negara 2. Non tes: skala PelajaranPKn SD
Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia Kesatuan Republik Indonesia sikap. kelas V
Republik 2. Mendeskrip-sikan 2. Semboyan Negara 2. Menggali informasi dan 3. Tugas membuat 2. Najib Sulhan, 2008,
Indonesia cara-cara menjaga Kesatuan Republik berdiskusi tentang cara-cara karangan bebas Mari Belajar
keutuhan Negara Indonesia mempertahankan dan menjaga 4. Tes perbuatan. Pendidikan
Kesatuan Republik 3. Arti persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Kewarga-negaraan
Indonesia. kesatuan Republik Indonesia. Untuk SD/MI Kelas
3. Menjelaskan 4. Cara membina 3. Menggali informasi dan V, Departemen
Semboyan Negara persatuan dan berdiskusi tentang Semboyan Pendidikan Nasional
Kesatuan Republik kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik 3. Bahan Pengajaran
Indonesia. 5. Contoh-contoh Indonesia Pendidikan etika
4. Menjelaskan arti perbuatan 4. Menggali informasi dan dan Budaya
persatuan dan menjaga keutuhan berdiskusi tentang arti Keselamatan
kesatuan NKRI. persatuan dan kesatuan Berlalulintas untuk
5. Menyebutkan cara- (kebersamaan, 5. Menggali informasi dan Sekolah Dasar/MI
16
MATERI ALOKASI SUMBER/ BAHAN/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU ALAT
cara membina komitmen,konse- berdiskusi tentang cara-cara 4. UU No.22 tahun
persatuan dan kuen, hemat, membina persatuan dan 2009
kesatuan bangsa bijaksana, ikhlas, kesatuan bangsa Indonesia 5. Berbagai kasus dari
Indonesia berbagi,sportif, 6. Menggali informasi dan Koran, majalah,
6. Menunjukkan contoh tanggungjawab berdiskusi tentang saat lahirnya buku
perbuatan menjaga 6. Contoh-contoh Negara Kesatuan Republik 6. Sumber lain yang
keutuhan NKRI kepatuhan Indonesia relevan.
7. Menunjukkan contoh terhadap hukum 7. Berdiskusi mencari contoh
kepatuhan terhadap nasional perbuatan menjaga keutuhan
hukum nasional kita. NKRI.
(Undang-Undang 8. Mencari berbagai contoh
No.22 Tahun 2009 kepatuhan terhadap hukum
tentang Lalu Lintas nasional (UU No.22 Tahun 2009
dan Angkutan Jalan. tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan)

1.3. Menunjukkan 1. Menyebutkan 1. Peristiwa sejarah 1. Menyanyikan lagu dari Sabang 1. Tes objektif 4 JP @ 35 1. Buku Sekolah
contoh-contoh peristiwa sejarah di yang mengancam sampai Merauke. bentuk menit Elekronik Mata
perilaku dalam dalam negeri yang keutuhan NKRI 2. Tanya jawab tentang menjodohkan. PelajaranPKn SD
menjaga mengancam keutuhan 2. Cara menjaga perjuangan para pahlawan yang 2. Non tes: skala kelas V
keutuhan Negara NKRI. keutuhan NKRI tidak mementingkan ambisi sikap. 2. Najib Sulhan, 2008,
Kesatuan 2. Menjelaskan cara 3. Penerapan sikap pribadi dan menguntungkan 3. Tugas membuat Mari Belajar
Republik menjaga keutuhan rukun di kelompok tertentu. karangan bebas Pendidikan
Indonesia NKRI. lingkungan 3. Memberikan contoh-contoh Kewargane-garaan
3. Melaksanakan sikap masyarakat. tentang pentingnya menjaga Untuk SD/MI
rukun di lingkungan 4. Contoh-contoh keutuhan negara kesatuan KelasV, Departemen
masyarakat perilaku dalam republik Indonesia, seperti tidak Pendidikan Nasional
4. Menunjukkan contoh- kehidupan sehari- bertindak diskriminatif, 3. Bahan pengajaran
contoh perilaku dalam hari yang pemerasan terhadap orang lain, Pendidikan Etika
kehidupan sehari-hari menggambarkan dan tidak melakukan dan Budaya
yang menggambarkan menjaga keutuhan persekongkolan demi Keselamatan
menjaga keutuhan NKRI, dalam hal kepentingan Berlalulintas untuk
17
MATERI ALOKASI SUMBER/ BAHAN/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU ALAT
NKRI, khususnya ini ketentuan yang pribadi/kelompoknya SD/MI.
dalam melaksanakan ada di dalam UU 4. Melakukan kegiatan yang dapat 4. UU No 22 Tahun
ketentuan yang ada di No.22 tahun 2009: mempersatukan kerukunan di 2009.
dalam UU No.22 tahun a. rambu masyarakat, seperti bersaing 5. Sumber lain yang
2009 tentang lalulintas. secara sehat, dan tidak relevan.
Lalulintas dan (ps.1:17; melakukan suap untuk tujuan
Angkutan Jalan : ps.102:1,2,3) tertentu.
a. mematuhi rambu b. marka jalan 5. Mencari berbagai contoh
lalu lintas. (ps.1:18; mengenai rambu lalulintas,
b. mematuhi marka ps.102:1, 2, 3) marka jalan, alat pemberi
jalan. c. alat pemberi isyarat lalulintas.
isyarat lalu
lintas(ps1.19;
ps.102: 1, 2, 3).

18
C. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)

CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PKn
SD/MI KELAS V

Satuan Pendidikan : SD Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Jumlah Pertemuan : satu kali pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya


keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

II. Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan pentingnya


keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

III. Indikator:
1. Menjelaskan cara-cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskrip-sikan cara-cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Menjelaskan Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Menjelaskan arti persatuan dan kesatuan
5. Menyebutkan cara-cara membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
6. Menunjukkan contoh perbuatan menjaga keutuhan NKRI
7. Menunjukkan contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang
No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.).

IV. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, peserta didik dapat/mampu:
1. Menjelaskan cara-cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskripsikan cara-cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Menjelaskan Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Menjelaskan arti persatuan dan kesatuan
5. Menyebutkan cara-cara membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
6. Menunjukkan contoh perbuatan menjaga keutuhan NKRI

19
7. Menunjukkan contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang
No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.)

V. Materi Ajar:
1. Cara-cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Cara-cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Arti persatuan dan kesatuan
5. Cara-cara membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
6. Contoh perbuatan menjaga keutuhan NKRI
7. Contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang No.22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.).

Integrasi PKKL
Para siswa tahu dan sadar, bahwa untuk memperoleh kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Bukan hanya
dengan harta benda saja, tetapi banyak nyawa yang menjadi korban. Negara ini oleh
para pejuang diwariskan kepada kita generasi muda. Untuk itu maka menjaga keutuhan
negara ini merupakan suatu keharusan bagi kita semua. Kita harus menjaga keutuhan
negara ini. Caranya adalah, mengisinya dengan berbagai upaya penyelenggaraan
pembangunan, termasuk didalamnya bagi para pelajar dengan belajar giat, tetap
menjaga kerukunan antar sesama pelajar, tidak peduli apapun sukunya, apapun
agamanya, apapun bahasa ibunya, dimanapun tempat tinggalnya (sosiologi).

Kita harus tetap dapat mempertahankan kesamaan dan kebersamaan. Kita masih ingat apa
yang telah dikrarkan oleh para tokoh pemuda pada tanggal 28 oktober 1928, yang
dikenal dengan nama sumpah pemuda. Tiga hal yang memang harus kita pertahankan
sesuai dengan bunyi sumpah pemuda, yaitu satu bangsa, bangsa Indonesia, satu
tumpah darah, tumpah darah Indonesia, dan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Inilah yang harus tetap kita jaga dan kita pertahankan. Dalam satu tumpah darah
Indonesia itulah berlaku satu sistem hukum nasional kita. Kita harus mematuh -taati
hukum nasional itu (hukum).Salah satu dari contoh hukum nasional kita itu adalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan
Angkutan Jalan. Di dalam Undang-Undang No.22 tahun 2009 ini antara lain diatur
mengenai rambu-rambu lalu lintas.

20
Nah anak-anak, marilah kita perhatikan bersama gambar rambu-rambu lalu lintas di bawah
ini.

Gambar 1. Berjalan kaki di trotoar Gbr 2. Menyeberang di Zebra cross.

Gambar 3. Mengendari sepeda di jalan raya Gambar 4.Dilarang parkir

Gbr. 5. Dilarang membelok Gbr. 6.Dilarang berhenti

Gbr. 7. Tikungan ke kiri Gbr. 8.Tikungan ganda

VI. Alokasi waktu:


2 x 35 Menit
VII. Metode Pembelajaran

21
Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
Diskusi
Tanya jawab
Simulasi
Penugasan

VIII. Kegiatan Pembelajaran


Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik /Guru

A. Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam


(15 Menit) 2. Guru melakukan pengecekan siswa yang tidak masuk hari ini
3. Apersepsi
a. Menginformasikan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
b. Menyampaikan materi pokok pembelajaran
c. Menyanyikan lagu Dari Sabang sampai Merauke
d. Tanya jawab antara guru dan siswa tentang semangat perjuangan
para pahlawan.

B. Inti 1. Ekspositori
(45 Menit) Guru memberikan contoh-contoh kepada siswa tentang sikap-sikap
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan
2. Eksplorasi
Siswa dibagi dalam 5 kelompok, dengan tugas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi peristiwa sejarah di dalam negeri yang
mengancam keutuhan NKRI.
b. Menjelaskan cara menjaga keutuhan bangsa dalam kehidupan
sehari-hari
c. Mencari contoh kegiatan yang dapat mempersatukan kerukunan di
masyarakat.
d. Mencari contoh tindakan yang menggambarkan kebersamaan
dalam suatu kegiatan bersama.
e. Mencari contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan
sekitar.
f. Mencari contoh-contoh rambu lalu lintas.
g. Menunjukkan contoh menaati rambu lalu lintas.
3. Elaborasi
Setiap kelompok mendiskusikan tugasnya masing-masing dan mencatat
hasil diskusi.
4. Konfirmasi
a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
b. Kelompok lain memberikan masukan/ merespon dari hasil
diskusinya
c. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan. Saat menjelaskan guru mengintegrasikan nilai-nilai PKKL
dan dipesankan agar diterapkan dalam sikap kehidupan sehari-hari.
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman dan kesimpulan.

C. Penutup 1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran


(10 Menit) dengan mengintegrasikan nilai-nilai PKKL dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru memberikan tugas untuk mencari berbagai contoh
mengenai rambu-rambu lalu lintas.

22
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik /Guru
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan salam

IX. Penilaian (terlampir)


1. Tes lisan: melalui tanya jawab.
2. Tes tertulis.
3. Tes Perbuatan.

X. Alat dan sumber belajar


1. Buku Sekolah Elekronik Mata Pelajaran PKn SD kelas V.
2. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI
Kelas V, Departemen Pendidikan Nasional.
3. Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku tentang PKKL
4. Gambar-gambar mengenai rambu-rambu lalu lintas.
5. Bahan Pengajaran Pendidikan Etika dan Budaya Keselamatan Berlalu lintas
untuk Sekolah Dasar/MI.
6. Sumber lain yang relevan.

Mengetahui, ..............,...................
Kepala SD Guru PKn Kelas V

................................... ...................................

23
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

I. Pedoman tanya jawab lisan:


1. Sebutkan 2 peristiwa sejarah yang mengancam keutuhan NKRI!
2. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI di lingkungan sekitarmu?
3. Berikan contoh sikap rukun dalam kehidupan di rumah, di sekolah dan di
masyarakat!
4. Apa yang kamu lakukan apabila melihat perkelahian?
5. Setujukah bila semua warga Indonesia selalu rukun akan berakibat tetap
utuhnya NKRI?

II. Perhatikan gambar-gambar berikut ini!

Pertanyaan:
a. Gambar 1 tersebut menurut kalian gambar apa?

b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam gambar


1 tersebut sudah benar? Jelaskan!

Gambar. 1

Pertanyaan:
a. Gambar 2 tersebut menurut kalian gambar apa?

b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam gambar


2 tersebut sudah benar? Jelaskan!

Gambar. 2

Pertanyaan:
24

Gambar. 3
a. Gambar 3 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam gambar 3 tersebut sudah benar? Jelaskan!

Pertanyaan:
a. Gambar 4 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam
gambar 4 tersebut sudah benar? Jelaskan!

Gambar. 4

Pertanyaan:
a. Gambar 5 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam
gambar 5 tersebut sudah benar? Jelaskan!

Gambar. 5

III. Tes Sikap


Berilah tanda contreng () pada pertanyaan dan pernyataan berikut ini sesuai
dengan jawabanmu.
Jawaban
No
Pertanyaan/ pernyataan Setuj Tidak
.
u Setuju
Orang boleh melanggar rambu lalu lintas asalkan jalan dalam keadaan
1.
aman.
Di tempat yang ada tanda tempat penyeberangan, pengendara kendaraan
2.
harus mendahulukan para penyeberang jalan.

25
Jawaban
No
Pertanyaan/ pernyataan Setuj Tidak
.
u Setuju
Meskipun jalan dalam keadaan sepi, pengguna jalan harus tetap mematuhi
3.
rambu-rambu lalu lintas.
Meskipun ada tanda larangan untuk belok ke kiri, pengendara kendaraan
4.
boleh belok ke kiri, asalkan dengan cara yang hati-hati.
Karena jalan macet. pengendara kendaraan tidak dapat disalahkan jika
5.
berhenti di tempat yang ada tanda larangan untuk berhenti
Jika tidak ada polisi, sementara keadaan hujan lebat, pengendara
6.
kendaraan boleh melanggar rambu-rambu lalu lintas.
Pengendara dapat memarkir kendaraannya di tempat yang ada tanda
7.
larangan parkir, karena di sekitar tempat itu tidak ada tempat parkir.
Pengendara sepeda boleh tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, jika ia
8.
dapat menjaga keselamatan dirinya.
Walaupun ada tanda larangan untuk berputar, pengendara boleh berputar,
9.
karena pengendara pendahulunya juga berputar.
Pengendara sepeda boleh masuk di jalur cepat, karena keadaan sepi,
10.
walaupun ada larangan masuk di jalur cepat.

Petunjuk pemberian skor:


Untuk pernyataan sikap Nomor : 1, 2, 3, dan 5 :
Bila siswa mencontreng setuju masing-masing diberi sekor 10, dan jika menjawab tidak
setuju masing-masing diberi sekor 0 (nol)
Untuk pernyataan sikap : Nomor: 4, 6, 7, 8, 9, dan 10 :
Bila siswa mencontreng setuju masing-masing diberi skor 0 (nol), dan jika mencontreng
tidak setuju masing-masing diberi sekor 10.
Kriteria Nilai sikap:
90 100 = Sangat baik
70 80 = Baik
50 60 = sedang
30 - 40 = jelek
0 - 20 = sangat jelek.

VI. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


1. Sebutkan peristiwa sejarah di dalam negeri yang mengancam keutuhan NKRI!
2. Jelaskan cara menjaga keutuhan NKRI!
3. Berikan contoh sikap rukun di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat!
4. Sikap apakah yang harus dikembangkan untuk membuat aturan kelas?
5. Sikap apakah yang harus dikembangkan untuk melaksanakan aturan kelas?
26
6. Perilaku atau tindakan apakah yang harus dihindari untuk menjaga keutuhan
negara RI?
7. Berikan empat contoh perilaku yang menggambarkan taat aturan lalu lintas!
8. Berikan empat contoh gambar rambu-rambu lalu lintas dan arti masing-masing
gambar itu!

Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
Skor maksimum = 4 X 8 item = 32
Skor minimum = 1 X 8 item = 8
Nilai ideal = 100
Nilai yang dicapai siswa = ( skor yang dicapai : skor maksimum ) X nilai ideal.

27
CONTOH
RENCANA PENGINTEGRASI PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA RENCARA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP] PKn SD/MI

Satuan Pendidikan : SD Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V (Lima) / I (Satu)
Jumlah Pertemuan : 2 X (4 X 35 menit)

I.Standar Kompetensi : 2. Memahami peraturan


perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.

II. Kompetensi Dasar : 2.2. Memberikan contoh


peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan
daerah, seperti pajak, Antikorupsi, UU tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan, larangan merokok.

III. Indikator:
Pertemuan Pertama:
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, peserta didik
dapat/mampu:
1. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat pusat.
2. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat daerah.
3. Menyebutkan cara-cara menegakkan peraturan perundang-undangan.
4. Menunjukkan contoh-contoh marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi
isyarat lalu lintas sebagaimana diatur di dalam UU tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan)
5. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
6. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

Pertemuan Kedua:
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, siswa
dapat/mampu:
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundangan tingkat pusat dan daerah.
2. Mengemukakan alasan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat
dan daerah
3. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan.

28
4. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
5. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

IV. Tujuan Pembelajaran:


Pertemuan Pertama
1. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat pusat.
2. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat daerah.
3. Menyebutkan cara-cara menegakkan peraturan perundang-undangan.
4. Menunjukkan contoh-contoh marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi
isyarat lalu lintas sebagaimana diatur di dalam UU tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan.
5. Lalulintas dan Angkutan Jalan)
6. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
7. Angkutan Jalan
8. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

Pertemuan Kedua
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, siswa dapat/mampu:
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundangan tingkat pusat dan daerah.
2. Mengemukakan alasan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat
dan daerah
3. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
4. Menunjukkan contoh-contoh marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi
isyarat lalu lintas sebagaimana diatur di dalam UU tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan)
5. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
6. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.

V. Materi Ajar:

29
1. Contoh perundang-undangan tingkat pusat.
2. Contoh perundang-undangan tingkat daerah.
3. Pentingnya peraturan perundang-undangan.
4. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan
5. Beberapa materi penting di dalam UU tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan:
a. Marka jalan.
b. Rambu-rambu lalu lintas.
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas.
6. Contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
7. Contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan.
8. Cara-cara menegakkan peraturan perundang-undangan.

Integrasi PKKL
Contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah yang harus ditaati
oleh setiap masyarakat Indonesia antara lain membayar pajak, tidak melakukan
korupsi (antikorupsi) Undang-Undang tentang lalu lintas dan Angkutan Jalan, dan
larangan merokok di tempat-tempat tertentu.

Agar masyarakat dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, maka dalam


menentukan peraturan perundang-undangan tersebut tidak boleh sewenang-
wenang seperti didasarkan pada ambisi pribadi, selalu menguntungkan kelompok
tertentu saja, melaksanakan kebijakan dilandasi oleh pemberian janji-janji pada
bawahan agar berpihak kepadanya serta dalam melaksanakan pengawasan
dilakukan secara tebang pilih.

Sebagai warga negara yang baik, seyogyanya kita mematuhi dan menaati semua
peraturan perundang-undangan yang ada. Misalnya Undang-Undang tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan, Di dalam undang-undang ini antara lain memuat tentang
rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Pada alat
pemberi isyarat lalu lintas, para siswa melihat di situ ada lampu pengatur jalan.
Ketika lampu menyala merah, maka kita harus berhenti, tidak perlu melihat ada
polisi atau tidak ada polisi. Demikian juga jika ada larangan untuk belok, meskipun
keadaan aman dan sepi, maka kita tetap harus berhenti. Ini menunjukkan bahwa kita

30
sebagai warga negara yang baik, yang disiplin di dalam mematuhi peraturan
perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan memiliki kekuatan mengikat, artinya, peraturan


perundang-undangan harus dilaksanakan. Seseorang yang melanggar peraturan
perundang-undangan, akan dikenai sanksi atau hukuman.(hukum).

Mari kita cermati undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan. Kita harus mematuhi
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam undang-undang lalu lintas dan angkutan
jalan.(hukum). Jika semua pemakai jalan mematuhi ketentuan lalu lintas yang ada,
maka lalu lintas akan berjalan dengan lancar dan teratur (ekonomi, psikhologi,
sosiologi).

Kita harus mematuhi marka jalan, rambu lalu lintas, baik rambu peringatan, rambu
petunjuk, maupun rambu larangan Dan perintah. Jika semua itu dipatuhi oleh setiap
pengguna jalan dalam berlalu lintas, maka semua akan berjalan secara lancar, tertib,
dan aman ( ekonomi, sosiologi, psikhologi). Juga di dalam menggunakan jalan,
harus mengetahui bagaimana cara aman mengendarai kendaraan di jalan, cara
aman naik dan turun kendaraan, alat pemberi isyarat lalu lintas, kalau berkendaraan
sepeda motor harus memakai helm SNI. Naik mobil harus memakai sabuk
keselamatan (hukum).

TAHUKAH KALIAN APA ITU MARKA JALAN?


Marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Macam-macam marka jalan:
a. Marka membujur
b. Marka melintang
c. Marka serong
d. Marka lambang
e. Marka lainnya (zebra cross, paku jalan sebagai pemisah jalur).
Di dalam berlalu lintas di jalan, maka marka itu harus dipatuhi. Jika setiap pengguna
jalan mematuhi marka jalan itu, maka perjalanan akan lancar, tidak akan terjadi
kemacetan (sosiologi, psikologi, ekonomi).

31
Cobalah perhatikan contoh marka jalan berikut ini:

Marka melintang

TAHUKAH KALIAN APA ITU RAMBU LALU LINTAS?


Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka,
kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah,
atau petunjuk bagi pengguna jalan.

32
a. rambu peringatan: rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau
tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan, dengan warna dasar kuning.
b. rambu larangan: rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar merah.
c. rambu perintah: rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar biru.
d. Rambu petunjuk: rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai
jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dll bagi pemakai jalan,
dengan warna dasar biru.

Papan tambahan: papan/plat yang dipasang di bawah daun rambu yang memberikan
penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.

Rambu sementara:rambu lalu lintas yang tidak dipasang secara tetap dan digunakan
dalam keadaan dalam kegiatan tertentu. Semua itu harus dipatuhi oleh setiap pengguna
jalan, agar agar ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dapat terwujud ( hukum,
sosiologi, psikhologi).

33
Perhatikan rambu-rambu lalu lintas berikut ini
a. Rambu-rambu Larangan dan perintah

Tahukah kalian apa alat pemberi isyarat lalu lintas itu?


Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan
isyarat lampu yang dapat dipengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu
lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.

Perhatikan contoh isyarat lalu lintas berikut ini:

34
VI. Alokasi waktu:
Pertemuan Pertama : 2 x 35 menit
Pertemuan Kedua : 2 x 35 menit
VII. Metoda Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Pengamatan

VIII. Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama

35
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik/Guru

A. Pendahuluan 1. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan


(10 Menit) pengecekan kehadiran siswa. Tanya jawab tentang kegiatan piket dan
kebersihan kelas. Guru menanyakan siapa yang tidak melaksanakan piket
hari ini? Mengapa? dst.
2. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Apersepsi: guru menanyakan kembali materi pelajaran yang dipelajari
pada minggu yang lalu kepada sejumlah siswa, sebagai jembatan
memasuki pelajaran hari ini/materi ini.

B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) Guru membacakan tentang macam-macam peraturan yang ada di daerah
dan di pusat.
2. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok menelaah beberapa materi penting dari
Undang-Undang tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, dalam hal ini
yang mengatur tentang marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, dan alat
pemberi isyarat lalu lintas. dan mendiskusikan di dalam kelompok,
bagaimana jika hal-hal itu dilanggar/tidak dipatuhtaati. Bagaimana
sanksi yang seharusnya ditimpakan kepada para pelaku?
3. Elaborasi dan Konfirmasi
a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
c. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan dalam menyikapi
peraturan perundang-undangan. Misalnya, ketika kita semua sudah
tahu bahwa peraturan perundang-undangan itu harus ditaati oleh
seluruh warga Negara, maka kita juga memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.

C. Penutup 1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran dengan


(10 Menit) mengintegrasikan PKKL dalam kehidupan sehari-hari.
2. Evaluasi: Tanya jawab secara lisan
(15
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

Pertemuan Kedua

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan


(10 Menit) pengecekan kehadiran siswa
2. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Apersepsi: Tanya jawab tentang pentingnya peraturan di lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat.

B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) a. Guru menjelaskan mengenai marka jalan , rambu-rambu lalu lintas, dan
alat pemberi isyarat lalu lintas.
b. Guru menunjukkan berbagai gambar marka jalan, rambu-rambu lalu

36
Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru
lintas, dan alat pemberi isyarat lalu lintas.
2. Setelah melihat gambar peserta didik diminta untuk memberi komentar
berbagai gambar tersebut.
3. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok diminta untuk mencari makna dari :
1) Gambar-gambar mengenai marka jalan.
2) Gambar-gambar mengenai rambu-rambu lalu lintas.
3) Gambar mengenai alat pemberi isyarat lalu lintas.
4. Elaborasi dan Konfirmasi
a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
c. Guru mengintegrasikan nilai PKKL
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.

C. Penutup 1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran dengan


(10 Menit) mengintegrasikan nilai-nilai PKKL dalam kehidupan sehari-hari
2. Evaluasi: Tanya jawab secara lisan
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

XI. Penilaian (selengkapnya dalam lampiran)


1. Tes tertulis bentuk uraian.
2. Non tes.
a. Tes proses.
b. Tes perbuatan.

XII. Alat, Media dan Sumber Belajar:


1. Buku Sekolah Elekronik (BSE) mata pelajaranPKn SD kelas V
2. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI
Kelas V, Departemen Pendidikan Nasional
3. Internet (situs-situs tentang contoh peraturan perundang-undangan pusat dan
daerah).
4. Gambar contoh pelanggaran peraturan.
5. Sumber lain yang relevan

..............,......................
Mengetahui,
Kepala SD Guru PKn Kelas V

....................................... ..................................
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

I. Tes tertulis bentuk uraian


37
1. Sebutkan 2 contoh perundang-undangan di tingkat pusat!
2. Sebutkan contoh perundang-undangan di tingkat daerah!
3. Uraikan sacara singkat proses penyusunan Peraturan Daerah!
4. Bagaimana caranya menaati peraturan perundang-undangan? Jelaskan!
5. Apa yang kamu lakukan jika melihat seseorang melanggar peraturan?
6. Bagaimana perasaanmu apabila kamu ketahuan melanggar peraturan?
7. Tunjukkan beberapa materi penting yang dimuat di dalam UU tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan yang langsung berkaitan dengan ketertiban berlalu lintas!
8. Tunjukkan beberapa contoh mengenai:
a. Rambu-rambu lalu lintas!
b. Marka jalan!
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas!
9. Tunjukkan beberapa contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan!
10. Tunjukkan beberapa contoh perilaku yang melanggar Undang-Undang tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan!

Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
Skor maksimum tiap soal = 4 X 10 soal = 40
Skor minimum tiap soal = 1 X10 = 10
Nilai ideal = 100
Jumlah peroleh anskor
X nilai idea
Nilai = Jumlah skor maksimum

2. Format Penilaian Proses Diskusi Kelompok


Petunjuk:
Diskusikan secara kelompok dengan temanmu (tiap kelompok beranggotakan 4 siswa),
bagaimana pendapatmu mengenai orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas!
Selanjutnya buatlah laporan secara tertulis!
38
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF DISKUSI KELOMPOK
Jumlah
Indikator Perilaku yang dinilai
skor
No Nama siswa Menghargai
Tang Kerja Kedisiplinan Keso- Keju-
pendapat
Jawab sama dalam diskusi panan juran
teman
Frita 4 4 4 3 3 2 20

Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1

Indikator 2 Selalu bekerjasama skor 4


Bekerjsama skor 3
Kurang bekerjasama skor 2
Tidak mau bekerjasama skor 1

Indikator 3 Sangat disiplin dalam diskusi skor 4


Disiplin dalam berdiskusi skor 3
Kurang disiplin dalam berdiskusi skor 2
Tidak disiplin dalam bekerjasama skor 1, dst.

Jumlah skor maksimum seluruh indikator perilaku = 4 X 6 = 24


Jumlah skor minimum seluruh indikator perilaku =1X6=6
Nilai ideal = 100
Misalnya Yuliani jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Yuliani adalah:
20
X 100 83,33
24
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran perilaku Yuliati, maka digunakan
penggolongan atau menggunakan kelas inverval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89 = B (baik)
39
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Yuliani tergolong: Baik

3. Format Penilaian Proses Presentasi


Petunjuk: Presentasikan hasil diskusi yang telah kalian susun, kelompok lain
memperhatikan, menanggapi dan menanyakan materi yang dibahas.

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK PRESENTASI/DEMONSTRASI


Jml
Indikator Perilaku yang dinilai
Nilai
No Nama siswa Komuni Menghargai
Res- Kerja Pengelolaan
Rasional -kasi pendapat
ponsif sama Emosi
Lisan teman

Keterangan:
Indikator 1 Sangat rasional skor 4
Rasional skor 3
Kurang rasional skor 2
Tidak rasional skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik skor 4
Komunikasi lisan baik skor 3
Komunikasi lisan kurang skor 2
Komunikasi lisan kurang baik skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat skor 4
Bersemangat skor 3
Kurang bersemangat skor 2
Tidak bersemangat skor 1, dst.

Misalnya Dhimas jumlah skor = 20, maka nilai afektif yang diperoleh Dhimas adalah:

20
X 100 83,33
24

40
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Dhimas, maka digunakan
pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Dhimas tergolong: Baik
4. Format Penilaian Sikap Proses Presentasi
Petunjuk:
a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat pada waktu melakukan diskusi
kelompok.
b. Berilah tanda () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil
pengamatanmu!
c. Serahkan hasil pengamatan kepada ibu guru PKn mu !

Daftar Periksa Pengamatan Sikap Diskusi Kelompok


Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan

Nama siswa yang diamati : ...............No. Absen: ..... kelas

Muncul/dilakukan
Perilaku / sikap Ya Tidak

No
1. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat
2. Memotong pembicaraan teman lain
3. Menyampaikan pendapat dengan jelas
4. Mau menerima pendapat teman
5. Mau menerima kritik dari teman
6. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
7. Menyanggah pendapat teman dengan sopan
8. Mau mengakui kalau pendapatnya salah
9. Menerima kesepakatan hasil diskusi
10. Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita

............. , ........................., 2010

41
Nama dan Tanda Tangan
Pengamat

.........................................

Penskoran :
1. Setiap nomor apabila dijawab ya mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan
6.
2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ya mendapat nilai 0, dan apabila dijawab
tidak mendapat nilai 10
3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.

42
CONTOH
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) PKn SD/MI

Satuan Pendidikan : SD Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : V/ II
Jumlah Pertemuan : satu kali pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi : 4. Menghargai Keputusan Bersama.

II. Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama.

III. Indikator:
1. Mengidentifikasi hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan
bersama.
2. Membedakan musyawarah mufakat dan voting
3. Mensumulasikan tata cara mengambil keputusan bersama
4. Menunjukkan produk keputusan bersama.

IV. Tujuan Pembelajaran:


1. Pesertta didik dapat mengidentifikasi hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengambil keputusan bersama
2. Peserta didik dapat membedakan keputusan yang diambil lewat musyawarah
mufakat dan dengan pemungutan suara.
3. Peserta didik menerima dengan senang hati hasil keputusan yang diambil lewat
musyawarah mufakat maupun dengan pemungtan suara.
4. Peserta didik dapat mensimulasikan tata cara mengambil keputusan bersama
5. Peserta didik dapat menemukan nilai-nilai positif dalam pengambilan keputusan
bersama.
6 Peserta didik dapat menemukan nilai-nilai negatif di dalam pengambilan
keputusan bersama.
7. Peserta didik dapat menunjukkan contoh produk keputusan bersama.
8. Peserta didik dapat menunjukkan contoh cara berlalu lintas yang benar/baik.

V. Materi Ajar:

43
1. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pengambilan keputusan bersama.
2. Cara-cara pengambilan keputusan bersama
3. Penerimaan terhadap hasil keputusan bersama.
5. Nilai-nilai positif dalam pengambilan keputusan bersama.
6. Nilai-nilai negatif di dalam pengambilan keputusan bersama
7. Contoh produk keputusan bersama.
8. Contoh berlalu lintas yang benar/ baik.

Integrasi Pendidikan Lalu lintas


Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan
yang ada. Dan setiap orang harus menentukan salah satu dari pilihan-pilihan yang
ada itu. Ketika kita menentukan pilihan salah satu dari sekian banyak pilihan
tersebut, berarti kita telah membuat keputusan. Dengan demikian keputusan dapat
diartikan sebagai pilihan yang diambil oleh seseorang, untuk dilaksanakan. Di dalam
menentukan pilihan ini, kita harus mempunyai kebebasan, tidak boleh didikte oleh
orang lain, lebih-lebih dipaksa oleh orang lain untuk menentukan pilihan itu
(sosiologis, tidak memaksakan kehendak). Di sini siapa pun tidak dibenarkan untuk
memaksakan kehendaknya kepada orang lain, agar orang itu menentukan
pilihannya sesuai dengan kehendak orang yang memaksakan tadi.

Di dalam setiap pengambilan keputusan, kita mengenal adanya dua macam cara,
yaitu (1) secara musyawarah mufakat, dan (2) dengan pemungutan suara. Di dalam
setiap pengambilan keputusan ini, setiap peserta musyawarah harus menentukan
secara bebas mana yang menjadi pilihannya, bebas dari paksaan pihak lain, serta
pihak lain tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada peserta musyawarah
lainnya (sosiologis, memaksakan kehendak), apakah pihak lain itu sebagai pimpinan
rapat, ataukah pihak lain itu sebagai anggota atau peserta rapat. Setiap peserta
musyawarah harus memperhatikan dan mempertimbangkan mengenai apa yang
akan diputuskan bersama itu. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah,
apakah yang akan diputuskan itu membawa manfaat bagi peserta musyawarah dan
bagi anggota yang akan dikenai keputusan hasil musyawarah itu.

Selanjutnya juga perlu dipertimbangkan, apakah keputusan bersama hasil


musyawarah itu nantinya dapat dilaksanakan oleh segenap anggota. Apakah
keputusan hasil musyawarah itu dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh

44
anggota. Setiap pengambilan keputusan hasil dilakukan secara bijaksana. Hasil
mesyawarah harus dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha
Esa.

Dalam mengambil suatu keputusan bersama, seringkali dilakukan secara


musyawarah-mufakat. Keputusan bersama secara musyawarah mufakat bisa
dilakukan di mana pun dan dalam forum apapun, termasuk di sekolah. MisaInya
ketika pemilihan ketua kelas atau pengurus kelas. Namun ketika pemilihan ketua
kelas atau pengurus kelas ini tidak dapat dicapai secara mufakat, maka dapat
dilakukan dengan cara pemungutan suara. Pemilihan ketua kelas/ pengurus kelas ini
harus dilakukan secara demokratis, tidak boleh dipaksakan. Tidak boleh calon ketua
kelas memberi iming-iming kepada seluruh anggota kelas itu dengan sesuatu,
sehingga terpilihnya bukan karena kemampuannya, tetapi karena iming-imingnya itu.

Pengambilan dengan cara musyawarah juga dapat dilakukan misalnya ketika akan
menghadapi liburan panjang, kelas merencanakan akan melakukan rekreasi
misalnya. Semua peserta didik dalam kelas itu sepakat untuk mengadakan rekreasi.
Akan tetapi mengenai tempatnya belum ada kesepakatan. Jika akhirnya tidak ada
kesepakatan mengenai tempatnya, maka harus dilakukan dengan cara pemungutan
suara. Dan untuk menentukan objek rekreasi sebagai tempat yang dipilih oleh
peserta didik kelas itu maka ditempuh dengan pemungutan suara, dan tempat yang
mendapatkan dukungan suara paling banyak, maka tempat itulah yang dipilih. Ketika
hal ini telah diputuskan, maka semua peserta didik harus menaati keputusan itu.
Tidak boleh ada peserta didik yang menolak keputusan itu, dengan alasan karena
tidak sesuai dengan pilihannya. Apapun yang telah diputuskan lewat cara yang
benar, maka seluruh peserta didik kelas itu harus menerimanya secara senang hati.,
dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.

Termasuk hasil keputusan bersama yang merupakan hasil musyawarah adalah


Undang-Undang tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan. Karena ini merupakan
hasil keputusan bersama, maka kita, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam undang-undang ini, baik yang mengenai
rambu lalu lintas, marka jalan, maupun cara aman berkendaraan.

45
Perhatikan gambar berikut ini

1. Menunggu pada tempat pemberhentian yang telah


ditetapkan atau Halte

2. Apabila tidak ada tempat - tempat pemberhentian


atau halte, janganlah memberhentikan kendaraan
tersebut disembarangan tempat, terutama
ditikungan atau jembatan, perempatan atau jalan -
jalan yang diberi tanda dilarang berhenti.

3. Jika hendak naik atau turun tunggu sampai benar-benar


kendaraan tersebut berhenti

4. Naik turun kendaraan atau memberhentikan


kendaraan, lakukanlah disebelah kiri.

VI. Alokasi waktu: 2 X 35 menit.

VII. Metoda Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
46
Tanya jawab
Diskusi
Simulasi
Penugasan
Pengamatan

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Guru mengamati kebersihan dan ketertiban kelas serta melakukan


(10 Menit) pengecekan kehadiran siswa, tentang kegiatan piket dan kebersihan kelas.
Guru menanyakan siapa yang tidak melaksanakan piket hari ini? Mengapa?
dst.
2. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Apersepsi: Guru menanyakan materi pembelajaran minggu yang lalu, yang
terkait dengan materi pembelajaran minggu ini.

B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) Guru membacakan tentang macam-macam peraturan yang ada di daerah
dan di pusat.
2. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok diminta:
1). berdiskusi menemukan contoh keputusan yang diambil secara
musyawarah mufakat, dan yang diambil dengan pemungutan suara.
Juga untuk mencari nilai-nilai positif maupun nilai-niai negatif dalam
pengambilan keputusan.
2). Mengamati gambar dan mendiskusikan apa yang ada di dalam
gambar itu.
c. Sebagian kelompok diminta untuk mensimulasikan cara-cara
pengambilan keputusan. baik lewat musyawarah-mufakat maupun lewat
pemungutan suara.
3. Elaborasi dan Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
2. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
3. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan mengenai nilai-nilai
yang terkandung di dalam pengambilan keputusan bersama; serta
muatan nilai yang ada di dalam gambar.
4. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.

C. Penutup 1. Guru menyimpulkan kembali tentang inti pembelajaran dengan


(10 Menit) mengintegrasikan Pendidikan Lalu lintas dalam PKn dalam kehidupan
sehari-hari.
(16
2. Evaluasi: Tanya jawab secara lisan
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

47
IX. Penilaian (selengkapnya dalam lampiran)
Tes tertulis bentuk uraian
Non Tes:
a. Tes proses
b. Tes perbuatan

X. Alat, Media dan Sumber Belajar:


1. Buku Sekolah Elekronik (BSE) mata pelajaranPKn SD kelas V
2. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI
Kelas V, Departemen Pendidikan Nasional
3. Internet (situs-situs tentang contoh pengambilan keputusan bersama).
4. Gambar contoh pengambilan keputusan bersama, baik secara musyawarah-
mufakat maupun dengan cara pemungutan suara.
5. Gambar-gambar naik kendaraan umum.
6. Sumber lain yang relevan

------------, ---- - --- - -------


Mengetahui,
Kepala SD Guru PKn Kelas V

_________________ _________________

48
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

I. Tes tertulis bentuk uraian


1. Cobalah tunjukkan hal apa saja yang harus diperhatikan di dalam pengambilan
keputusan bersama!
2. Sebutkan cara-cara pengambilan keputusan bersama!
3. Uraikan apa yang harus kalian lakukan terhadap keputusan bersama yang secara
langsung melibatkan kalian!
4. Tunjukkan nilai-nilai positif yang terkandung di dalam proses pengambilan
keputusan bersama!
5. Tunjukkan nilai-nilai negatif yang terkandung di dalam proses pengambilan
keputusan bersama!
6. Tunjukkan contoh-contoh produk keputusan bersama!
7. Tunjukkan contoh-contoh cara berkendaraan yang benar/baik!

Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
5. Skor maksimum tiap soal = 4 X 7 soal = 28
6. Skor minimum tiap soal jika dijawab= 1 X 7 = 7
7. Nilai ideal = 100
Jumlah peroleh anskor
X nilai idea
8. Nilai = Jumlah skor maksimum

2. Format Penilaian Proses Diskusi Kelompok


Petunjuk:
Diskusikan soal/materi dalam kompetensi dasar 1 secara kelompok dengan
temanmu, selanjutnya buatlah laporan secara tertulis!

49
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF DISKUSI KELOMPOK
Jumlah
Indikator Perilaku yang dinilai
skor
Nama
No Menghargai
siswa Tang Kerja Kedisiplinan Keso- Keju-
pendapat
Jawab sama dalam diskusi panan juran
teman
Mandra 4 4 3 3 3 3 20

Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1

Indikator 2 Selalu bekerjasama skor 4


Bekerjsama skor 3
Kurang bekerjsama skor 2
Tidak mau bekerjasama skor 1

Indikator 3 Sangat disiplin dlm diskusi skor 4


Disiplin dalam berdiskusi skor 3
Kurang disiplin dalam berdiskusi skor 2
Tidak disiplin dlm bekerjasama skor 1, dst.

Jumlah skor maksimum seluruh indikator perilaku = 4 X 6 = 24


Jumlah skor minimum seluruh indikator perilaku =1X6=6
Nilai ideal = 100
Misalnya Mandra jumlah skor = 22, maka nilai afektif diperoleh Mandra adalah:
20
X 100 83,33
24
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran perilaku Mandra, maka digunakan
penggolongan atau menggunakan kelas inverval, misal:

90 - 100 = A (sangat baik)

50
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Mandra tergolong: Baik

3. Format Penilaian Proses Presentasi


Petunjuk: Presentasikan hasil diskusi yang telah kalian susun, kelompok lain
memperhatikan, menanggapi dan menanyakan materi yang dibahas.

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK PRESENTASI/DEMONSTRASI


Jml
Indikator Perilaku yang dinilai
Nilai
No Nama siswa Komu Pengelo- Menghargai
Res- Kerja
Rasional nikasi laan pendapat
ponsif sama
Lisan Emosi teman

Keterangan:
Indikator 1 Sangat rasional skor 4
Rasional skor 3
Kurang rasional skor 2
Tidak rasional skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik skor 4
Komunikasi lisan baik skor 3
Komunikasi lisan kurang skor 2
Komunikasi lisan kurang baik skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat skor 4
Bersemangat skor 3
Kurang bersemangat skor 2
Tidak bersemangat skor 1, dst.

51
Misalnya Hudi jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Hudi adalah:

20
X 100 83,33
24
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Hudi, maka digunakan
pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Hudi tergolong: Baik

4. Format Penilaian Sikap Proses Presentasi


Petunjuk:
a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat pada waktu melakukan diskusi
kelompok.
b. Berilah tanda () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil
pengamatanmu!
c. Serahkan hasil pengamatan kepada ibu guru PKn mu !

Daftar Periksa Pengamatan Sikap Diskusi Kelompok


Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan

Nama siswa yang diamati : ...............No. Absen: ..... kelas


Muncul/dilakukan
Perilaku / sikap
Ya Tidak
1. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat
2. Memotong pembicaraan teman lain
3. Menyampaikan pendapat dengan jelas
4. Mau menerima pendapat teman
5. Mau menerima kritik dari teman
6. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
7. Menyanggah pendapat teman dengan sopan
8. Mau mengakui kalau pendapatnya salah
9. Menerima kesepakatan hasil diskusi
10. Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita

52
.................... , ....-.........-............,
Nama dan Tanda Tangan
pengamat

.........................................

Penskoran :
1. Setiap nomor apabila dijawab ya mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan 6.
2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ya mendapat nilai 0, dan apabila dijawab tidak
mendapat nilai 10
3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.

53
BAB III
PENUTUP

Model pengintegrasian pendidikan Lalu lintas pada mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan merupakan wahana untuk membantu guru SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, baik di dalam maupun
di luar kelas.

Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator menuntut kompetensi guru


dalam merencanakan pembelajaran secara optimal dengan mengacu pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran. Untuk
menghasilkan kegiatan pembelajaran yang baik diperlukan perencanaan pembelajaran
yang baik dengan mengacu pada peraturan yang telah ditentukan dan menggunakan
strategi, pendekatan dan model model pembelajaran inovatif dan relevan. Strategi dasar
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berupa variasi interaksi pembelajaran di
dalam kelas sebagai peletakan dasar kompetensi dan elemen esensial terkait dengan
berbagai dimensi tujuan. Dengan adanya model pengintegrasian pendidikan Antikorupsi
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran di
dalam dan di luar kelas.

54
DAFTAR PUSTAKA

Buku Sekolah Elekronik (BSE) mata pelajaranPKn SD kelas V.

Instruksi Presiden (Inpres) No 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (2006). Memahami untuk membasmi: Buku saku untuk
memahami tindak pidana korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas V,
Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Lampiran).

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan


Pendidikan Dasar dan Menengah.

Schumpeter, A. Joseph. (1947). Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New
York : Harper.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

Bahan Pengajaran Pendidikan Etika dan Budaya Berlalu Lintas untuk SD.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

55

Anda mungkin juga menyukai