Model Integrasi PLL SD Nop 2013
Model Integrasi PLL SD Nop 2013
I. Pengarah
1. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Nasional
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Nasional
3. Direktur Lalu Lintas Badan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
III. Penulis
1. Drs. Somardi.
2. Dr. Arnie Fajar, M.Pd.
3. Dr. Chairul Muriman S.SE.,SH., MP.
IV. Produksi
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian
Tahun Anggaran 2010
V
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. V
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................... 4
C. Manfaat.....................................................................................................4
D. Ruang Lingkup..........................................................................................5
Pembelajaran (RPP)................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 55
V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah keamanan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai
masalah dalam masyarakat berkaitan dan menggunakan lalu lintas sebagai sarananya.
Keamanan yang berkaitan dengan lalu lintas adalah keamanan terhadap manusia,
kendaraan, jalan maupun lingkungan. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan bahwa peran dan fungsi polisi dibidang lalu
lintas adalah Pendidikan Masyarakat Lantas (education), Rekayasa Lantas (enginering),
Penegakan Hukum (law enforcement), Registrasi dan Identifikasi pengemudi dan
kendaraan bermotor (regestration and identification), dan sebagai pusat K3I (Komando,
kendali, Koordinasi dan Informasi) lalu lintas.
Dampak positif tersebut menyangkut aspek efisiensi waktu, namun di sisi lain juga
membawa dampak negatif yaitu timbulnya permasalahan-permasalahan lalu lintas yang
terus tumbuh dan berkembang. Permasalahan tersebut adalah kemacetan, pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas dipandang memberi kontribusi yang
cukup besar pada kecelakaan lalu lintas. Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada umumnya diawali dengan pelanggaran
lalu lintas oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan oleh kondisi kendaraan,
jalan dan alam. Kecelakaan lalu lintas walaupun tidak dominan, pengemudi tetap
memberi kontribusi bagi timbulnya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor
bukan manusia (Farouk Muhammad, 1998).
1
Melihat gambaran di atas maka diperlukan kegiatan pengendalian lalu lintas
secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum semata,
namun perlu melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh komponen bangsa, adanya
peran aktif dari masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan disiplin dalam
melakukan aktivitas di jalan raya. Hal ini sesuai dengan amanat pasal 258 Undang-
Undang No. 22 tahun 2009, bahwa masyarakat wajib berperan serta dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas dan
berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan.
Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional
yang menunjukkan harga diri atau martabat sebuah bangsa. Maka dari itu selayaknya
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) lebih mengedepankan aspek pendidikan
kepada masyarakat berkaitan dengan disiplin berlalu lintas. Strategi dan program untuk
mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas melalui kegiatan Road Safety. Road safety merupakan program kegiatan untuk
melindungi pemakai jalan agar aktivitas dan produktivitasnya tidak terganggu oleh
berbagai masalah sosial di jalan raya serta terwujudnya keselamatan di jalan.
Implementasi kegiatan road safety dilakukan melalui: Polsana (Polisi Sahabat Anak),
PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Traffic Police Goes to Campus, Safety Riding,
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, TMC (Traffic Management Centre), Sekolah
mengemudi, Saka Bhayangkara Lantas, Traffic Board, Taman Lalu Lintas, Operasi
Kepolisian, Penegakan Hukum (Djoko Susilo, 2007).
Kegiatan road safety pada dasarnya lebih menekankan pada model pendidikan
ekstrakurikuler, dimana sasaran pendidikan terhadap beberapa kelompok yang bersifat
terbatas. Sementara amanat UU No. 22 tahun 2009 pada pasal 258 tersebut lebih
mengedepankan kewajiban setiap orang mampu memahami secara keseluruhan dari
aspek kognitif, afektif dan motorik. Oleh karena itu untuk membangun pemahaman
secara gradual tidak cukup pengetahuan lalu lintas tersebut diajarkan dalam bentuk
ekstrakurikuler, namun harus lebih mendasar melalui pendidikan intrakurikuletr dan
dikenalkan mulai dari tingkat pendidikan TK sampai dengan SMA yang sifatnya
diintegrasikan melalui mata pelajaran tertentu. Strategi integrasi dilakukan melalui telaah
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menagandung etika dan
2
kedisiplinan. Salah satu SK dan KD yang bermuatan kedua hal tersebut adalah mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
3
B. Tujuan
Model pengintegrasian ini sebagai salah satu panduan bagi guru SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA dalam rangka mengintegrasikan pendidikan lalu lintas dalam pembelajaran
PKn. Secara khusus dengan menggunakan model ini para guru SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA dapat memperoleh pemahaman dalam hal:
a. Menganalisis substansi dan hubungannya dengan pendidikan lalu lintas sebagai
pesan-pesan konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar PKn.
b. Mengintegrasikan aspek dan indikator pendidikan lalu lintas serta nilai acuan
pendidikan lalu lintas ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn.
c. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas dalam silabus pembelajaran PKn.
d. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas kedalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) Pkn.
C. Manfaat
Dengan menggunakan model ini, guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dapat
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan sadar berlalu lintas dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) disiplin lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari.
b. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap dan watak
kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
skill).
c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan lalu
lintas yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
D. Ruang Lingkup
4
TABEL 1. ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS
1. Hukum: 1. Pengertian
a. Menaati rambu-rambu lalu a. Lalu Lintas.
lintas. b. Rambu-Rambu Lalu Lintas.
b. Menaati marka jalan. c. Marka Jalan, alat pemberi isyarat pengatur
c. Menaati isyarat pengatur lalu lalu lintas.
lintas. d. Pengamanan Diri sebagai Pemakai Jalan
d. Melengkapi pengamanan diri e. Tata Cara Berlalu Lintas dengan benar.
dalam berlalu lintas. 2. Dua belas (12) Gerakan Pengaturan Lalu
2. Sosiologi Lintas, Isyarat pengaturan menggunakan Pluit
a. Memberi kesempatan dan gerakan dasar Senam Lantas.
penyeberang jalan. 3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
b. Tidak menyalahgunakan fungsi 4. Pasal-pasal tertentu Undang-Undang no 22
jalan dan badan jalan. tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
3. Ekonomi jalan.
a. Bersikap hemat dalam 5. Tips aman perjalanan:
perjalanan. a. Pemahaman terhadap karakteristik dan
b. Efektifitas perjalanan. komponen rambu, marka, alat pemberi
4. Psikologi isyarat lalu lintas, kendaraan, Helm SIN.
a. Rasa aman. b. Pemahaman terhadap 12 gerakan peng-
b. Rasa nyaman. aturan lalu lintas, isyarat menggunakan
5. Politik pluit.
a. Membuat kebijakan lalu lintas c. Aplikasikan patroli keamanan sekolah
didasarkan pada kepentingan (PKS).
umum/bersama. d. Pemahaman terhadap pasal pasal tertentu
b. Melaksanakan kebijakan lalu undang-undang no 22 tahun 2009 tentang
lintas berdasarkan kebenaran. lalu lintas dan angkutan jalan.
c. Pelaksanaan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil.
5
BAB II
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
DRAFT MODEL
MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
SEKOLAH DASAR KELAS V
(SD/MI)
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
1. Memahami 1.2 menjelaskan V/1 1. Hukum : Para siswa tahu dan sadar, bahwa untuk
pentingnya pentingnya a. Menaati rambu-rambu lalu lintas memperoleh kemerdekaan Negara Kesatuan
keutuhan Negara keutuhan Negara b. Menaati marka jalan lalu lintas Republik Indonesia, harus dibayar dengan harga
Kesatuan Kesatuan RI. c. Menaati isyarat pengaturan lalu yang sangat mahal. Bukan hanya dengan harta
Republik lintas benda saja, tetapi banyak nyawa yang menjadi
Indonesia. d. Melengkapi pengamanan diri korban. Negara ini oleh para pejuang diwariskan
dalam berlalu lintas kepada kita generasi muda. Untuk itu maka
2. Sosiologi : menjaga keutuhan negara ini merupakan suatu
a. Memberi kesempatan bagi keharusan bagi kita semua. Kita harus menjaga
penyeberang jalan keutuhan negara ini. Caranya adalah, mengisinya
b. Tidak menyalahgunakan fungsi dengan berbagai upaya penyelenggaraan
jalan dan badan jalan. pembangunan, termasuk didalamnya bagi para
3. Ekonomi pelajar dengan belajar giat, tetap menjaga
a. Menunjukkan sikap hemat dalam kerukunan antar sesama pelajar, tidak peduli
perjalanan apapun sukunya, apapun agamanya, apapun
b. Efektifitas perjalanan bahasa ibunya, dimanapun tempat tinggalnya
4. Psikologi : (sosiologi).
6
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
a. Rasa aman
b. Rasa nyaman. Kita harus tetap dapat mempertahankan
5. Politik kesamaan dan kebersamaan. Kita masih ingat
a. Membuat kebijakan lalu lintas apa yang telah dikrrarkan oleh para tokoh pemuda
didasarkan pada kepentingan pada tanggal 28 oktober 1928, yang dikenal
umum/ bersama. dengan nama sumpah pemuda. Tiga hal yang
b. Melaksanakan kebijakan lalu memang harus kita pertahankan sesuai dengan
lintas berdasarkan kebenaran bunyi sumpah pemuda, yaitu satu bangsa,
c. Melaksanakan pengawasan bangsa Indonesia, sati tumpah darah, tumpah
kebijakan lalu lintas secara adil darah Indonesia, dan satu bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Inilah yang harus tetap kita
jaga dan kita pertahankan. Dalam satu tumpah
darah Indonesia itulah berlaku satu sistem hukum
nasional kita. Kita harus mematuh -taati hukum
nasional itu (hukum). Salah satu dari contoh
hukum nasional kita itu adalah Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan
Angkutan Jalan.
1.3 Menunjukkan V/1 1. Hukum : Dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, banyak
contoh-contoh a. Menaati rambu-rambu lalu lintas contoh perilaku yang dapat kita wujudkan,
perilaku dalam b. Menaati marka jalan lalu lintas terutama di kalangan pelajar, misalnya rukun
menjaga c. Menaati isyarat pengaturan lalu dengan sesama teman, dengan tidak membeda-
keutuhan NKRI lintas bedakan latar belakang ataupun lainnya,
d. Melengkapi pengamanan diri bekerjasama dengan sesama (sosiologi) Selain itu
dalam berlalu lintas tidak kalah pentingnya adalah dengan cara
2. Sosiologi : mematuhi segala peraturan perundang-undangan
a. Memberi kesempatan bagi yang ada. Dengan mematuhi/menaati peraturan
penyeberang jalan perundangan-undangan yang ada, berarti kita
b. Tidak menyalahgunakan fungsi telah membantu untuk mewujudkan ketertiban di
jalan dan badan jalan. dalam masyarakat. Salah satu di antara peraturan
3. Ekonomi perundang-undanganan yang ada adalah undang-
a. Menunjukkan sikap hemat dalam undang yang mengatur tentang lalu lintas dan
7
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
perjalanan
angkutan jalan. Ketika kita menggunakan jalan
b. Efektifitas perjalanan
raya, maka semua ketentuan yang berkenaan
4. Psikologi :
dengan penggunaan jalan raya harus kita patuhi
a. Rasa aman
(hukum). Jika masing-masing pengguna jalan
b. Rasa nyaman.
raya mematuh taati semua ketentuan yang ada,
5. Politik
maka para pengguna jalan raya yang lainnya
a. Membuat kebijakan lalu lintas
akan merasa aman (psikologi). Misalnya, ketika
didasarkan pada kepentingan
kita sampai di sebuah perempatan jalan atau
umum/ bersama.
pertigaan jalan, di situ ada rambu lalu lintas yang
b. Melaksanakan kebijakan lalu
berupa lampu pengatur jalan; jika lampu menyala
lintas berdasarkan kebenaran
merah, maka harus berhenti (hukum)
c. Melaksanakan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil
2. Memahami 2.1 Menjelaskan V/1 1. Hukum : Mengapa setiap hari para siswa harus berangkat
peraturan pengertian dan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas ke sekolah? Mengapa para siswa tidak boleh
perundang- pentingnya b. Menaati marka jalan lalu lintas datang terlambat ke sekolah? Mengapa pula para
undangan tingkat peraturan c. Menaati isyarat pengaturan lalu siswa harus berpakaian rapi saat di sekolah?
pusat dan daerah perundang- lintas Di antara kalian mungkin memiliki pertanyaan
undangan tingkat d. Melengkapi pengamanan diri seperti demikian.
pusat dan daerah dalam berlalu lintas
2. Sosiologi : Tahukah kalian jawabannya? Karena hidup itu
a. Memberi kesempatan bagi harus tertib, harus teratur. Untuk dapat teratur,
penyeberang jalan maka diperlukan peraturan. Itulah sebabnya,
b. Tidak menyalahgunakan fungsi maka di sekolah selalu dibuat peraturan tata
jalan dan badan jalan. tertib, Ini untuk mengatur, agar di sekolah dapat
3. Ekonomi diwujudkan ketertiban, keteraturan. Tanpa tata
a. Menunjukkan sikap hemat dalam tertib, maka tidak akan terwujud ketertiban.
perjalanan (hukum)
b. Efektifitas perjalanan
4. Psikologi : Yang demikian ini juga berlaku dalam kehidupan
a. Rasa aman bernegara. Dalam kehidupan bernegara, supaya
8
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Rasa nyaman. tertib dan teratur, juga diperlukan peraturan.
5. Politik Peraturan untuk mengatur dalam kehidupan
a. Membuat kebijakan lalu lintas bernegara itulah yang dinamakan peraturan
didasarkan pada kepentingan perundang-undangan.
umum/ bersama.
b. Melaksanakan kebijakan lalu Peraturan perundang-undangan yang di buat di
lintas berdasarkan kebenaran tingkat pusat namanya peraturan perundang-
c. Melaksanakan pengawasan undangan tingkat pusat, dan yang dibuat di tingkat
kebijakan lalu lintas secara adil daerah namanya peraturan perundang-undangan
tingkat daerah.(hukum)
4. Menghargai 4.1 Mengenal V/2 1. Hukum : Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang
keputusan bentuk-bentuk a. Menaati rambu-rambu lalu pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada.
bersama keputusan lintas Dan setiap orang harus menentukan salah satu
bersama. b. Menaati marka jalan lalu lintas dari pilihan-pilihan yang ada itu. Ketika kita
c. Menaati isyarat pengaturan menentukan pilihan salah satu dari sekian
lalu lintas banyak pilihan tersebut, berarti kita telah
d. Melengkapi pengamanan diri membuat keputusan. Dengan demikian
dalam berlalu lintas keputusan dapat diartikan sebagai pilihan yang
2. Sosiologi : diambil oleh seseorang, untuk dilaksanakan. Di
a. Memberi kesempatan bagi dalam menentukan pilihan ini, kita harus
penyeberang jalan mempunyai kebebasan, tidak boleh didekte
b. Tidak menyalahgunakan oleh orang lain, lebih-lebih dipaksa oleh orang
fungsi jalan dan badan jalan. lain untuk menentukan pilihan itu
3. Ekonomi
a. Menunjukkan sikap hemat Di dalam setiap pengambilan keputusan, kita
dalam perjalanan mengenal adanya dua macam cara, yaitu (1)
b. Efektifitas perjalanan secara musyawarah mufakat, dan (2) dengan
4. Psikologi : pemungutan suara. Di dalam setiap
a. Rasa aman pengambilan keputusan ini, setiap peserta
b. Rasa nyaman. musyawarah harus menentukan secara bebas
5. Politik mana yang menjadi pilihannya, bebas dari
a. Membuat kebijakan lalu lintas paksaan pihak lain, serta pihak lain tidak boleh
didasarkan pada kepentingan memaksakan kehendaknya kepada peserta
umum/ bersama. musyawarah yang lainnya Termasuk hasil
13
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Melaksanakan kebijakan lalu keputusan bersama yang merupakan hasil
lintas berdasarkan kebenaran musyawarah adalah Undang-Undang Lalu-
c. Melaksanakan pengawasan Lintas dan Angkutan Jalan. Karena ini
kebijakan lalu lintas secara merupakan hasil keputusan bersama, maka
adil kita, setiap wargha negara Indonesia wajib
mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam undang-undang ini, baik yang mengenai
rambu lalu lintas, marka jalan, maupun cara
aman berkendaraan.
4.2 mematuhi V/2 1. Hukum : Kita semua telah tahu bahwa ada dua macam
keputusan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas cara untuk mengambil keputusan bersama, yuaitu
bersama. b. Menaati marka jalan lalu lintas dengan cara musyawarah mufakat dan dengan
c. Menaati isyarat pengaturan lalu cara pemungutan suara. Apapun cara yang
lintas ditempuh untuk mengambil keputusan bersama
d. Melengkapi pengamanan diri itu, kita boleh berbeda pendapat. Namun setelah
dalam berlalu lintas menjadi keputusan bersama, meskipun keputusan
2. Sosiologi : itu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,
a. Memberi kesempatan bagi maka kita harus mematuhi dan melaksanakan
penyeberang jalan keputusan itu. Kita tidak boleh berdalih, karena
b. Tidak menyalahgunakan fungsi apa yang menjadi keputusan bersama itu tidak
jalan dan badan jalan. sesuai dengan apa yang kita inginkan, lantas kita
3. Ekonomi menolak hasil keputusan bersama itu. Ketika
a. Menunjukkan sikap hemat dalam semua itu telah menjadi keputusan bersama, cara
perjalanan apapun yang ditempuh, apakah dengan cara
b. Efektifitas perjalanan musyawarah mufakat ataukah dengan cara
4. Psikologi : pemungutan suara, maka semua terikat oleh
a. Rasa aman keputusan itu, dan harus melaksanakannya.
b. Rasa nyaman.
5. Politik Salah satu wujud keputusan bersama itu adalah
a. Membuat kebijakan lalu lintas undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan.
didasarkan pada kepentingan Karena ini telah diputuskan bersama, maka kita,
umum/ bersama. setiap individu warga negara Indonesia harus
14
STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILKU
MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMS PENDIDIKAN BERLALU LINTAS
b. Melaksanakan kebijakan lalu mematuhinya.(hukum)
lintas berdasarkan kebenaran
c. Melaksanakan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil
15
B. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Silabus
CONTOH SILABUS
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ETIKA DAN BUDAYA KESELAMATAN BERLALU LINTAS
PADA SILABUS MATA PELAJARAN PKn
SD/MI KELAS V
1.2 Menjelaskan 1. Menjelaskan cara-cara 1. Menjaga 1. Membaca buku PKn untuk 1. Tes bentuk 4JP @ 35 1. Buku Sekolah
pentingnya mempertahankan Keutuhan Negara SD/MI kelas V tentang uraian. menit Elekronik Mata
keutuhan Negara Negara Kesatuan Kesatuan Republik pentingnya keutuhan Negara 2. Non tes: skala PelajaranPKn SD
Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia Kesatuan Republik Indonesia sikap. kelas V
Republik 2. Mendeskrip-sikan 2. Semboyan Negara 2. Menggali informasi dan 3. Tugas membuat 2. Najib Sulhan, 2008,
Indonesia cara-cara menjaga Kesatuan Republik berdiskusi tentang cara-cara karangan bebas Mari Belajar
keutuhan Negara Indonesia mempertahankan dan menjaga 4. Tes perbuatan. Pendidikan
Kesatuan Republik 3. Arti persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Kewarga-negaraan
Indonesia. kesatuan Republik Indonesia. Untuk SD/MI Kelas
3. Menjelaskan 4. Cara membina 3. Menggali informasi dan V, Departemen
Semboyan Negara persatuan dan berdiskusi tentang Semboyan Pendidikan Nasional
Kesatuan Republik kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik 3. Bahan Pengajaran
Indonesia. 5. Contoh-contoh Indonesia Pendidikan etika
4. Menjelaskan arti perbuatan 4. Menggali informasi dan dan Budaya
persatuan dan menjaga keutuhan berdiskusi tentang arti Keselamatan
kesatuan NKRI. persatuan dan kesatuan Berlalulintas untuk
5. Menyebutkan cara- (kebersamaan, 5. Menggali informasi dan Sekolah Dasar/MI
16
MATERI ALOKASI SUMBER/ BAHAN/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU ALAT
cara membina komitmen,konse- berdiskusi tentang cara-cara 4. UU No.22 tahun
persatuan dan kuen, hemat, membina persatuan dan 2009
kesatuan bangsa bijaksana, ikhlas, kesatuan bangsa Indonesia 5. Berbagai kasus dari
Indonesia berbagi,sportif, 6. Menggali informasi dan Koran, majalah,
6. Menunjukkan contoh tanggungjawab berdiskusi tentang saat lahirnya buku
perbuatan menjaga 6. Contoh-contoh Negara Kesatuan Republik 6. Sumber lain yang
keutuhan NKRI kepatuhan Indonesia relevan.
7. Menunjukkan contoh terhadap hukum 7. Berdiskusi mencari contoh
kepatuhan terhadap nasional perbuatan menjaga keutuhan
hukum nasional kita. NKRI.
(Undang-Undang 8. Mencari berbagai contoh
No.22 Tahun 2009 kepatuhan terhadap hukum
tentang Lalu Lintas nasional (UU No.22 Tahun 2009
dan Angkutan Jalan. tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan)
1.3. Menunjukkan 1. Menyebutkan 1. Peristiwa sejarah 1. Menyanyikan lagu dari Sabang 1. Tes objektif 4 JP @ 35 1. Buku Sekolah
contoh-contoh peristiwa sejarah di yang mengancam sampai Merauke. bentuk menit Elekronik Mata
perilaku dalam dalam negeri yang keutuhan NKRI 2. Tanya jawab tentang menjodohkan. PelajaranPKn SD
menjaga mengancam keutuhan 2. Cara menjaga perjuangan para pahlawan yang 2. Non tes: skala kelas V
keutuhan Negara NKRI. keutuhan NKRI tidak mementingkan ambisi sikap. 2. Najib Sulhan, 2008,
Kesatuan 2. Menjelaskan cara 3. Penerapan sikap pribadi dan menguntungkan 3. Tugas membuat Mari Belajar
Republik menjaga keutuhan rukun di kelompok tertentu. karangan bebas Pendidikan
Indonesia NKRI. lingkungan 3. Memberikan contoh-contoh Kewargane-garaan
3. Melaksanakan sikap masyarakat. tentang pentingnya menjaga Untuk SD/MI
rukun di lingkungan 4. Contoh-contoh keutuhan negara kesatuan KelasV, Departemen
masyarakat perilaku dalam republik Indonesia, seperti tidak Pendidikan Nasional
4. Menunjukkan contoh- kehidupan sehari- bertindak diskriminatif, 3. Bahan pengajaran
contoh perilaku dalam hari yang pemerasan terhadap orang lain, Pendidikan Etika
kehidupan sehari-hari menggambarkan dan tidak melakukan dan Budaya
yang menggambarkan menjaga keutuhan persekongkolan demi Keselamatan
menjaga keutuhan NKRI, dalam hal kepentingan Berlalulintas untuk
17
MATERI ALOKASI SUMBER/ BAHAN/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN WAKTU ALAT
NKRI, khususnya ini ketentuan yang pribadi/kelompoknya SD/MI.
dalam melaksanakan ada di dalam UU 4. Melakukan kegiatan yang dapat 4. UU No 22 Tahun
ketentuan yang ada di No.22 tahun 2009: mempersatukan kerukunan di 2009.
dalam UU No.22 tahun a. rambu masyarakat, seperti bersaing 5. Sumber lain yang
2009 tentang lalulintas. secara sehat, dan tidak relevan.
Lalulintas dan (ps.1:17; melakukan suap untuk tujuan
Angkutan Jalan : ps.102:1,2,3) tertentu.
a. mematuhi rambu b. marka jalan 5. Mencari berbagai contoh
lalu lintas. (ps.1:18; mengenai rambu lalulintas,
b. mematuhi marka ps.102:1, 2, 3) marka jalan, alat pemberi
jalan. c. alat pemberi isyarat lalulintas.
isyarat lalu
lintas(ps1.19;
ps.102: 1, 2, 3).
18
C. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
III. Indikator:
1. Menjelaskan cara-cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskrip-sikan cara-cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Menjelaskan Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Menjelaskan arti persatuan dan kesatuan
5. Menyebutkan cara-cara membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
6. Menunjukkan contoh perbuatan menjaga keutuhan NKRI
7. Menunjukkan contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang
No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.).
19
7. Menunjukkan contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang
No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.)
V. Materi Ajar:
1. Cara-cara mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Cara-cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Arti persatuan dan kesatuan
5. Cara-cara membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
6. Contoh perbuatan menjaga keutuhan NKRI
7. Contoh kepatuhan terhadap hukum nasional kita.(Undang-Undang No.22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.).
Integrasi PKKL
Para siswa tahu dan sadar, bahwa untuk memperoleh kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Bukan hanya
dengan harta benda saja, tetapi banyak nyawa yang menjadi korban. Negara ini oleh
para pejuang diwariskan kepada kita generasi muda. Untuk itu maka menjaga keutuhan
negara ini merupakan suatu keharusan bagi kita semua. Kita harus menjaga keutuhan
negara ini. Caranya adalah, mengisinya dengan berbagai upaya penyelenggaraan
pembangunan, termasuk didalamnya bagi para pelajar dengan belajar giat, tetap
menjaga kerukunan antar sesama pelajar, tidak peduli apapun sukunya, apapun
agamanya, apapun bahasa ibunya, dimanapun tempat tinggalnya (sosiologi).
Kita harus tetap dapat mempertahankan kesamaan dan kebersamaan. Kita masih ingat apa
yang telah dikrarkan oleh para tokoh pemuda pada tanggal 28 oktober 1928, yang
dikenal dengan nama sumpah pemuda. Tiga hal yang memang harus kita pertahankan
sesuai dengan bunyi sumpah pemuda, yaitu satu bangsa, bangsa Indonesia, satu
tumpah darah, tumpah darah Indonesia, dan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Inilah yang harus tetap kita jaga dan kita pertahankan. Dalam satu tumpah darah
Indonesia itulah berlaku satu sistem hukum nasional kita. Kita harus mematuh -taati
hukum nasional itu (hukum).Salah satu dari contoh hukum nasional kita itu adalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan
Angkutan Jalan. Di dalam Undang-Undang No.22 tahun 2009 ini antara lain diatur
mengenai rambu-rambu lalu lintas.
20
Nah anak-anak, marilah kita perhatikan bersama gambar rambu-rambu lalu lintas di bawah
ini.
21
Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
Diskusi
Tanya jawab
Simulasi
Penugasan
B. Inti 1. Ekspositori
(45 Menit) Guru memberikan contoh-contoh kepada siswa tentang sikap-sikap
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan
2. Eksplorasi
Siswa dibagi dalam 5 kelompok, dengan tugas sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi peristiwa sejarah di dalam negeri yang
mengancam keutuhan NKRI.
b. Menjelaskan cara menjaga keutuhan bangsa dalam kehidupan
sehari-hari
c. Mencari contoh kegiatan yang dapat mempersatukan kerukunan di
masyarakat.
d. Mencari contoh tindakan yang menggambarkan kebersamaan
dalam suatu kegiatan bersama.
e. Mencari contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan
sekitar.
f. Mencari contoh-contoh rambu lalu lintas.
g. Menunjukkan contoh menaati rambu lalu lintas.
3. Elaborasi
Setiap kelompok mendiskusikan tugasnya masing-masing dan mencatat
hasil diskusi.
4. Konfirmasi
a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
b. Kelompok lain memberikan masukan/ merespon dari hasil
diskusinya
c. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan. Saat menjelaskan guru mengintegrasikan nilai-nilai PKKL
dan dipesankan agar diterapkan dalam sikap kehidupan sehari-hari.
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman dan kesimpulan.
22
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik /Guru
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan salam
Mengetahui, ..............,...................
Kepala SD Guru PKn Kelas V
................................... ...................................
23
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
Pertanyaan:
a. Gambar 1 tersebut menurut kalian gambar apa?
Gambar. 1
Pertanyaan:
a. Gambar 2 tersebut menurut kalian gambar apa?
Gambar. 2
Pertanyaan:
24
Gambar. 3
a. Gambar 3 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam gambar 3 tersebut sudah benar? Jelaskan!
Pertanyaan:
a. Gambar 4 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam
gambar 4 tersebut sudah benar? Jelaskan!
Gambar. 4
Pertanyaan:
a. Gambar 5 tersebut menurut kalian gambar apa?
b. Menurut kalian, apakah yang ada di dalam
gambar 5 tersebut sudah benar? Jelaskan!
Gambar. 5
25
Jawaban
No
Pertanyaan/ pernyataan Setuj Tidak
.
u Setuju
Meskipun jalan dalam keadaan sepi, pengguna jalan harus tetap mematuhi
3.
rambu-rambu lalu lintas.
Meskipun ada tanda larangan untuk belok ke kiri, pengendara kendaraan
4.
boleh belok ke kiri, asalkan dengan cara yang hati-hati.
Karena jalan macet. pengendara kendaraan tidak dapat disalahkan jika
5.
berhenti di tempat yang ada tanda larangan untuk berhenti
Jika tidak ada polisi, sementara keadaan hujan lebat, pengendara
6.
kendaraan boleh melanggar rambu-rambu lalu lintas.
Pengendara dapat memarkir kendaraannya di tempat yang ada tanda
7.
larangan parkir, karena di sekitar tempat itu tidak ada tempat parkir.
Pengendara sepeda boleh tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, jika ia
8.
dapat menjaga keselamatan dirinya.
Walaupun ada tanda larangan untuk berputar, pengendara boleh berputar,
9.
karena pengendara pendahulunya juga berputar.
Pengendara sepeda boleh masuk di jalur cepat, karena keadaan sepi,
10.
walaupun ada larangan masuk di jalur cepat.
Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
Skor maksimum = 4 X 8 item = 32
Skor minimum = 1 X 8 item = 8
Nilai ideal = 100
Nilai yang dicapai siswa = ( skor yang dicapai : skor maksimum ) X nilai ideal.
27
CONTOH
RENCANA PENGINTEGRASI PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA RENCARA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP] PKn SD/MI
III. Indikator:
Pertemuan Pertama:
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, peserta didik
dapat/mampu:
1. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat pusat.
2. Menyebutkan contoh perundang-undangan di tingkat daerah.
3. Menyebutkan cara-cara menegakkan peraturan perundang-undangan.
4. Menunjukkan contoh-contoh marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi
isyarat lalu lintas sebagaimana diatur di dalam UU tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan)
5. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
6. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
Pertemuan Kedua:
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, siswa
dapat/mampu:
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundangan tingkat pusat dan daerah.
2. Mengemukakan alasan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat
dan daerah
3. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
28
4. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
5. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
Pertemuan Kedua
Melalui kegiatan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, siswa dapat/mampu:
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundangan tingkat pusat dan daerah.
2. Mengemukakan alasan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat
dan daerah
3. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
4. Menunjukkan contoh-contoh marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi
isyarat lalu lintas sebagaimana diatur di dalam UU tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan)
5. Menunjukkan contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
6. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
V. Materi Ajar:
29
1. Contoh perundang-undangan tingkat pusat.
2. Contoh perundang-undangan tingkat daerah.
3. Pentingnya peraturan perundang-undangan.
4. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan
5. Beberapa materi penting di dalam UU tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan:
a. Marka jalan.
b. Rambu-rambu lalu lintas.
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas.
6. Contoh perilaku menaati Undang-Undang tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
7. Contoh perilaku yang bertentangan dengan Undang-Undang tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan.
8. Cara-cara menegakkan peraturan perundang-undangan.
Integrasi PKKL
Contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah yang harus ditaati
oleh setiap masyarakat Indonesia antara lain membayar pajak, tidak melakukan
korupsi (antikorupsi) Undang-Undang tentang lalu lintas dan Angkutan Jalan, dan
larangan merokok di tempat-tempat tertentu.
Sebagai warga negara yang baik, seyogyanya kita mematuhi dan menaati semua
peraturan perundang-undangan yang ada. Misalnya Undang-Undang tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan, Di dalam undang-undang ini antara lain memuat tentang
rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Pada alat
pemberi isyarat lalu lintas, para siswa melihat di situ ada lampu pengatur jalan.
Ketika lampu menyala merah, maka kita harus berhenti, tidak perlu melihat ada
polisi atau tidak ada polisi. Demikian juga jika ada larangan untuk belok, meskipun
keadaan aman dan sepi, maka kita tetap harus berhenti. Ini menunjukkan bahwa kita
30
sebagai warga negara yang baik, yang disiplin di dalam mematuhi peraturan
perundang-undangan.
Mari kita cermati undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan. Kita harus mematuhi
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam undang-undang lalu lintas dan angkutan
jalan.(hukum). Jika semua pemakai jalan mematuhi ketentuan lalu lintas yang ada,
maka lalu lintas akan berjalan dengan lancar dan teratur (ekonomi, psikhologi,
sosiologi).
Kita harus mematuhi marka jalan, rambu lalu lintas, baik rambu peringatan, rambu
petunjuk, maupun rambu larangan Dan perintah. Jika semua itu dipatuhi oleh setiap
pengguna jalan dalam berlalu lintas, maka semua akan berjalan secara lancar, tertib,
dan aman ( ekonomi, sosiologi, psikhologi). Juga di dalam menggunakan jalan,
harus mengetahui bagaimana cara aman mengendarai kendaraan di jalan, cara
aman naik dan turun kendaraan, alat pemberi isyarat lalu lintas, kalau berkendaraan
sepeda motor harus memakai helm SNI. Naik mobil harus memakai sabuk
keselamatan (hukum).
31
Cobalah perhatikan contoh marka jalan berikut ini:
Marka melintang
32
a. rambu peringatan: rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau
tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan, dengan warna dasar kuning.
b. rambu larangan: rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar merah.
c. rambu perintah: rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar biru.
d. Rambu petunjuk: rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai
jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dll bagi pemakai jalan,
dengan warna dasar biru.
Papan tambahan: papan/plat yang dipasang di bawah daun rambu yang memberikan
penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.
Rambu sementara:rambu lalu lintas yang tidak dipasang secara tetap dan digunakan
dalam keadaan dalam kegiatan tertentu. Semua itu harus dipatuhi oleh setiap pengguna
jalan, agar agar ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dapat terwujud ( hukum,
sosiologi, psikhologi).
33
Perhatikan rambu-rambu lalu lintas berikut ini
a. Rambu-rambu Larangan dan perintah
34
VI. Alokasi waktu:
Pertemuan Pertama : 2 x 35 menit
Pertemuan Kedua : 2 x 35 menit
VII. Metoda Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode:
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Pengamatan
35
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta didik/Guru
B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) Guru membacakan tentang macam-macam peraturan yang ada di daerah
dan di pusat.
2. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok menelaah beberapa materi penting dari
Undang-Undang tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, dalam hal ini
yang mengatur tentang marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, dan alat
pemberi isyarat lalu lintas. dan mendiskusikan di dalam kelompok,
bagaimana jika hal-hal itu dilanggar/tidak dipatuhtaati. Bagaimana
sanksi yang seharusnya ditimpakan kepada para pelaku?
3. Elaborasi dan Konfirmasi
a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
c. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan dalam menyikapi
peraturan perundang-undangan. Misalnya, ketika kita semua sudah
tahu bahwa peraturan perundang-undangan itu harus ditaati oleh
seluruh warga Negara, maka kita juga memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.
Pertemuan Kedua
B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) a. Guru menjelaskan mengenai marka jalan , rambu-rambu lalu lintas, dan
alat pemberi isyarat lalu lintas.
b. Guru menunjukkan berbagai gambar marka jalan, rambu-rambu lalu
36
Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru
lintas, dan alat pemberi isyarat lalu lintas.
2. Setelah melihat gambar peserta didik diminta untuk memberi komentar
berbagai gambar tersebut.
3. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok diminta untuk mencari makna dari :
1) Gambar-gambar mengenai marka jalan.
2) Gambar-gambar mengenai rambu-rambu lalu lintas.
3) Gambar mengenai alat pemberi isyarat lalu lintas.
4. Elaborasi dan Konfirmasi
a. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
b. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
c. Guru mengintegrasikan nilai PKKL
d. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.
..............,......................
Mengetahui,
Kepala SD Guru PKn Kelas V
....................................... ..................................
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
Skor maksimum tiap soal = 4 X 10 soal = 40
Skor minimum tiap soal = 1 X10 = 10
Nilai ideal = 100
Jumlah peroleh anskor
X nilai idea
Nilai = Jumlah skor maksimum
Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1
Keterangan:
Indikator 1 Sangat rasional skor 4
Rasional skor 3
Kurang rasional skor 2
Tidak rasional skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik skor 4
Komunikasi lisan baik skor 3
Komunikasi lisan kurang skor 2
Komunikasi lisan kurang baik skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat skor 4
Bersemangat skor 3
Kurang bersemangat skor 2
Tidak bersemangat skor 1, dst.
Misalnya Dhimas jumlah skor = 20, maka nilai afektif yang diperoleh Dhimas adalah:
20
X 100 83,33
24
40
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Dhimas, maka digunakan
pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Dhimas tergolong: Baik
4. Format Penilaian Sikap Proses Presentasi
Petunjuk:
a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat pada waktu melakukan diskusi
kelompok.
b. Berilah tanda () pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil
pengamatanmu!
c. Serahkan hasil pengamatan kepada ibu guru PKn mu !
Muncul/dilakukan
Perilaku / sikap Ya Tidak
No
1. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat
2. Memotong pembicaraan teman lain
3. Menyampaikan pendapat dengan jelas
4. Mau menerima pendapat teman
5. Mau menerima kritik dari teman
6. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
7. Menyanggah pendapat teman dengan sopan
8. Mau mengakui kalau pendapatnya salah
9. Menerima kesepakatan hasil diskusi
10. Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita
41
Nama dan Tanda Tangan
Pengamat
.........................................
Penskoran :
1. Setiap nomor apabila dijawab ya mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan
6.
2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ya mendapat nilai 0, dan apabila dijawab
tidak mendapat nilai 10
3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.
42
CONTOH
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) PKn SD/MI
III. Indikator:
1. Mengidentifikasi hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan
bersama.
2. Membedakan musyawarah mufakat dan voting
3. Mensumulasikan tata cara mengambil keputusan bersama
4. Menunjukkan produk keputusan bersama.
V. Materi Ajar:
43
1. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pengambilan keputusan bersama.
2. Cara-cara pengambilan keputusan bersama
3. Penerimaan terhadap hasil keputusan bersama.
5. Nilai-nilai positif dalam pengambilan keputusan bersama.
6. Nilai-nilai negatif di dalam pengambilan keputusan bersama
7. Contoh produk keputusan bersama.
8. Contoh berlalu lintas yang benar/ baik.
Di dalam setiap pengambilan keputusan, kita mengenal adanya dua macam cara,
yaitu (1) secara musyawarah mufakat, dan (2) dengan pemungutan suara. Di dalam
setiap pengambilan keputusan ini, setiap peserta musyawarah harus menentukan
secara bebas mana yang menjadi pilihannya, bebas dari paksaan pihak lain, serta
pihak lain tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada peserta musyawarah
lainnya (sosiologis, memaksakan kehendak), apakah pihak lain itu sebagai pimpinan
rapat, ataukah pihak lain itu sebagai anggota atau peserta rapat. Setiap peserta
musyawarah harus memperhatikan dan mempertimbangkan mengenai apa yang
akan diputuskan bersama itu. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah,
apakah yang akan diputuskan itu membawa manfaat bagi peserta musyawarah dan
bagi anggota yang akan dikenai keputusan hasil musyawarah itu.
44
anggota. Setiap pengambilan keputusan hasil dilakukan secara bijaksana. Hasil
mesyawarah harus dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha
Esa.
Pengambilan dengan cara musyawarah juga dapat dilakukan misalnya ketika akan
menghadapi liburan panjang, kelas merencanakan akan melakukan rekreasi
misalnya. Semua peserta didik dalam kelas itu sepakat untuk mengadakan rekreasi.
Akan tetapi mengenai tempatnya belum ada kesepakatan. Jika akhirnya tidak ada
kesepakatan mengenai tempatnya, maka harus dilakukan dengan cara pemungutan
suara. Dan untuk menentukan objek rekreasi sebagai tempat yang dipilih oleh
peserta didik kelas itu maka ditempuh dengan pemungutan suara, dan tempat yang
mendapatkan dukungan suara paling banyak, maka tempat itulah yang dipilih. Ketika
hal ini telah diputuskan, maka semua peserta didik harus menaati keputusan itu.
Tidak boleh ada peserta didik yang menolak keputusan itu, dengan alasan karena
tidak sesuai dengan pilihannya. Apapun yang telah diputuskan lewat cara yang
benar, maka seluruh peserta didik kelas itu harus menerimanya secara senang hati.,
dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
45
Perhatikan gambar berikut ini
B. Inti 1. Ekspositori:
(50 Menit) Guru membacakan tentang macam-macam peraturan yang ada di daerah
dan di pusat.
2. Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
b. Masing-masing kelompok diminta:
1). berdiskusi menemukan contoh keputusan yang diambil secara
musyawarah mufakat, dan yang diambil dengan pemungutan suara.
Juga untuk mencari nilai-nilai positif maupun nilai-niai negatif dalam
pengambilan keputusan.
2). Mengamati gambar dan mendiskusikan apa yang ada di dalam
gambar itu.
c. Sebagian kelompok diminta untuk mensimulasikan cara-cara
pengambilan keputusan. baik lewat musyawarah-mufakat maupun lewat
pemungutan suara.
3. Elaborasi dan Konfirmasi
1. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi.
2. Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan melakukan
pelurusan
3. Guru memberikan penjelasan dengan penegasan mengenai nilai-nilai
yang terkandung di dalam pengambilan keputusan bersama; serta
muatan nilai yang ada di dalam gambar.
4. Guru bersama peserta didik membuat rangkuman.
47
IX. Penilaian (selengkapnya dalam lampiran)
Tes tertulis bentuk uraian
Non Tes:
a. Tes proses
b. Tes perbuatan
_________________ _________________
48
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
Pedoman Penskoran:
1. Bila jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
2. Bila jawaban sempurna diberi skor 3
3. Bila kurang sempurna diberi skor 2
4. Bila tidak sempurna diberi skor 1
5. Skor maksimum tiap soal = 4 X 7 soal = 28
6. Skor minimum tiap soal jika dijawab= 1 X 7 = 7
7. Nilai ideal = 100
Jumlah peroleh anskor
X nilai idea
8. Nilai = Jumlah skor maksimum
49
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF DISKUSI KELOMPOK
Jumlah
Indikator Perilaku yang dinilai
skor
Nama
No Menghargai
siswa Tang Kerja Kedisiplinan Keso- Keju-
pendapat
Jawab sama dalam diskusi panan juran
teman
Mandra 4 4 3 3 3 3 20
Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1
50
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Mandra tergolong: Baik
Keterangan:
Indikator 1 Sangat rasional skor 4
Rasional skor 3
Kurang rasional skor 2
Tidak rasional skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik skor 4
Komunikasi lisan baik skor 3
Komunikasi lisan kurang skor 2
Komunikasi lisan kurang baik skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat skor 4
Bersemangat skor 3
Kurang bersemangat skor 2
Tidak bersemangat skor 1, dst.
51
Misalnya Hudi jumlah skor = 20, maka nilai afektif diperoleh Hudi adalah:
20
X 100 83,33
24
Untuk mememperoleh generalisasi gambaran praktik Hudi, maka digunakan
pengkatagorian atau menggunakan kelas interval, misal:
90 - 100 = A (sangat baik)
80 - 89 = B (baik)
70 - 79 = C (cukup baik)
60 - 69 = D (kurang baik).
Dari hasil penilaian tersebut disimpulkan Hudi tergolong: Baik
52
.................... , ....-.........-............,
Nama dan Tanda Tangan
pengamat
.........................................
Penskoran :
1. Setiap nomor apabila dijawab ya mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan 6.
2. Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ya mendapat nilai 0, dan apabila dijawab tidak
mendapat nilai 10
3. Jumlah nilai maksimal adalah 100.
53
BAB III
PENUTUP
54
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Pemberantasan Korupsi (2006). Memahami untuk membasmi: Buku saku untuk
memahami tindak pidana korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas V,
Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Lampiran).
Schumpeter, A. Joseph. (1947). Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New
York : Harper.
Bahan Pengajaran Pendidikan Etika dan Budaya Berlalu Lintas untuk SD.
55