Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa Indonesia memiliki peran untuk
melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di
sektor ekonomi, untuk mencapai tujuan ini dilakukan pembangunan pada sektor
industri. Pembangunan industri ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi
nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor,
meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan usaha sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor
pembangunan lainnya.
Industri kimia merupakan salah satu sektor industri yang sedang dikembangkan di
Indonesia dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan
negara. Salah satu industri yang berkembang pesat saat ini adalah industri polimer.
Salah satu polimer yang paling dibutuhkan yaitu polyethylene terephthalate. Hal ini
dikarenakan polyethylene terephthalate banyak digunakan untuk membuat serat
sintetis, resin, pembungkus makanan dan minuman, dan lain-lain. Penggunaan PET
menunjukkan peningkatan luar biasa dari tahun ke tahun. Dari tahun 2000 hingga 2010,
permintaan PET dunia diperkirakan meningkat dari 27,6 juta ton menjadi 56,0 juta ton.
Hingga saat ini pabrik PET belum tersedia di Indonesia sedangkan konsumsi PET
di masa yang akan datang diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan bahan-bahan polimer, sehingga perlu dilakukan
prarancangan pabrik PET terlebih dahulu untuk menganalisa kelayakan pendirian
pabrik PET di Indonesia. Oleh karena itu pendirian pabrik PET merupakan peluang
besar bagi perekonomian Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan Prarancangan Pabrik


Kebutuhan akan bahan kimia dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan
dengan berkembangnya industri di Indonesia, demikian pula kebutuhan PET.
Adapun tujuan pra rancangan pabrik polyethylene terephthalate dari asam
terephthalate dan etilen glikol adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi import polyethylene terephthalate yang berarti menghemat devisa
negara.

1
2. Menambah lapangan pekerjaan dan memicu peningkatan produktivitas rakyat
sehingga akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Diharapkan bisa mewujudkan era alih teknologi.
4. Mengembangkan industri polimer di Indonesia sehingga dapat mengekspor ke luar
negeri.
5. Penerapan ilmu teknik kimia dalam bentuk perancangan pabrik.

1.3 Analisa Pasar dan Perencanaan Kapasitas Produksi


1.3.1 Analisa Pasar
Analisa pasar untuk PET sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan atau
kebutuhan pasar. Di Indonesia pabrik PET belum ada yang beroperasi tetapi
kebutuhan PET secara nasional rata-rata pertahun mengalami peningkatan seperti
terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data impor PET dalam negeri tahun 2009 2015

Kebutuhan
No Tahun Dalam Negeri
(ton/tahun)
1 2009 67.904,29

2 2010 65.927,65

3 2011 98.378,24

4 2012 126.853,9

5 2013 164.611,4

6 2014 189.812

7 2015 110.699,4

(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009-2015)


Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan dalam negeri untuk
PET rata-rata pertahun mengalami peningkatan namun masih fluktuatif. Jumlah
ekspor yang sedemikian besar juga dapat dijadikan pangsa pasar yang sangat bagus
untuk kedepannya. Sehingga pendirian pabrik PET untuk saat ini sangat
diperlukan, disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

1.3.2 Penentuan Kapasitas Produksi


Proyeksi kebutuhan PET di Indonesia
Penentuan kapasitas produksi yang menguntungkan harus dilihat dari berbagai
aspek antara lain data impor PET, proyeksi kebutuhan dalam negeri, dan kapasitas
produksi dari pabrik yang sudah ada di dalam maupun luar negeri.
2
Pabrik PET ini direncanakan didirikan pada tahun 2020. Estimasi kebutuhan
nasional pada tahun tersebut dapat diketahui garis regresi linier dengan menggunakan
metode Least Square dari data pada tebel 1.1. Metode Least Square atau Metode
Kuadrat Terkecil digunakan untuk mendapatkan penaksir koefisien regresi linier.
Dari data tabel 1.1, proyeksi kebutuhan PET di masa yang akan datang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:

y=a+b( ) (Henseler, J., dkk, 2010)

Metode Least Square Time :

a= (harga rata-rata y)

b=

Tabel 1.2 Data Untuk Perhitungan Persamaan Kebutuhan PET di Indonesia

Tahun X Y X2 XY
2009 1 67.904,29 1 67904,29
2010 2 65.927,65 4 131855,3
2011 3 98.378,24 9 295134,72
2012 4 126.853,90 16 507415,6
2013 5 164.611,40 25 823057
2014 6 189.812 36 1138872
2015 7 110.699,40 49 774895,8
Jumlah 28 824186,88 140 3739134,71
Rata-rata 4 117740,9829 20 534162,1014

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 1.2 maka persamaannya adalah:

=4; = 117.740,9829 ;

3
15799,5425

Dengan keterangan sebagai berikut:


Y = kebutuhan PET (ton/tahun)
X = Indeks periode/tahun
a = axis intercept
b = slope of regression
n = jumlah data

= rata-rata x

= rata-rata y

Sehingga diperoleh persamaan regresi linier dengan metode Least Square:

y=a+b( )

y= + 15799,5425 (x-4)

y = 15799,5425x + 54542,8129
Contoh perhitungan :
Dengan menggunakan persamaan diatas maka proyeksi kebutuhan 2016 adalah :
Y2016 = 54542,8129+ 15799,5425 (8) = 180939,1529 ton

4
Tabel 1.3 Proyeksi Kebutuhan PET di Indonesia tahun 2016-2035

Tahun Proyeksi
2016 180939,1529
2017 196738,6954
2018 212538,2379
2019 228337,7804
2020 244137,3229
2021 259936,8654
2022 275736,4079
2023 291535,9504
2024 307335,4929
2025 323135,0354
2026 338934,5779
2027 354734,1204
2028 370533,6629
2029 386333,2054
2030 402132,7479
2031 417932,2904
2032 433731,8329
2033 449531,3754
2034 465330,9179
2035 481130,4604

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan, tabel 1.4 menunjukkan data


perusahaan PET yang berada di Indonesia sebagai berikut ini.
Tabel 1.4 Pabrik PET di Indonesia
No. Perusahaan Kapasitas
(ton / tahun)
1 Indorama Synthetics, Tbk 95.000
2 Polypet Karya Persada 85.000
3 Mitsubishi Chemical 58.000
4 Petnesia Resindo 60.000

Berdasarkan data tabel 1.3 dan 1.4 dapat disimpulkan bahwa pra-rancangan pabrik
PET direncanakan dengan kapasitas produksi 147.536,66 ton/tahun. Maka dari itu akan
direncanakan pembangunan pabrik PET dengan pertimbangan :
1. Kapasitas pabrik yang ingin didirikan paling tidak sama dengan atau minimum
dengan kebutuhan PET di dalam negeri. Kapasitas ini dipilih untuk memenuhi 60%
dari kebutuhan Nasional.
2. Ketersediaan bahan baku yang dapat diperoleh tanpa harus import.
5
eal
R
eksi
y
Pro

Gambar 1.1. Grafik proyeksi kebutuhan PET

3. Permintaan PET di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2012


kebutuhan PET mencapai 156.000 ton. Sedangkan tahun 2013 diperkirakan
meningkat menjadi 177.000 ton.
(http://finance.detik.com/read/2013/09/25/151622/2369193/1036/produsen-
makanan-dalam-negeri-tolak-investigasi-dumping-bahan-plastik-impor).

1.4 Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik,
karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan didirikan.
Rencana pabrik akan didirikan berada di Karawang, Jawa Barat dengan pertimbangan
sebagai berikut :

6
Gambar 1.2 Peta Karawang

1. Faktor Primer
Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku direncanakan diperoleh dari pabrik sekitarnya di Karawang. Misalnya
Asam Terephthalate diperoleh dari PT. Amoco Mitsui Indonesia yang ada di daerah
Subang dan Etilen Glikol diperoleh dari PT. Glorindo yang ada di Karawang. Untuk
katalis Antimon Trioksida di impor dari Amerika Serikat.

Pasar
Kebutuhan PET terus menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun dengan semakin
banyaknya industri kimia berbasis PET sehingga pemasarannya tidak akan mengalami
hambatan. Selain itu Karawang merupakan daerah industri sehingga produknya dapat
dipasarkan kepada pabrik yang membutuhkannya di kawasan industri tersebut atau
diekspor ke luar negeri.

Sasaran ekspor PET

7
PET banyak digunakan untuk membuat serat sintetis, resin, dan pembungkus
makanan dan minuman. Kapasitas PET sebesar 147.536,66 ton/tahun diharapkan bisa
berpeluang untuk ekspor setelah kebutuhan PET di Indonesia terpenuhi.

Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan darat
maupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini merupakan
kawasan industri yang telah memiliki sarana pelabuhan dan pengangkutan darat
sehingga pembelian bahan baku dan pemasaran produk dapat dilakukan melalui jalan
darat maupun laut.

Kebutuhan Utilitas
Utilitas yang diperlukan adalah air, bahan bakar dan listrik. Air yang dibutuhkan
dalam proses diperoleh dari sungai yang ada di Karawang yang mengalir di sekitar
pabrik. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah menggunakan generator diesel
yang bahan bakarnya diperoleh dari Pertamina. Selain itu, kebutuhan tenaga listrik juga
dapat diperoleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Barat.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan modal utama pendirian suatu pabrik, dengan didirikannya
pabrik di Karawang, Jawa Barat akan dapat menyerap tenaga kerja potensial yang
cukup banyak terdapat di sekitar lokasi tersebut.

Sifat Bahan
Produk PET yang dihasilkan akan dipasarkan dalam bentuk kristal, sehingga dari
Karawang produk akan mudah diangkut melalui jalan darat maupun melalui laut untuk
diekspor.

2. Faktor Sekunder
a. Buangan Pabrik
Satu hal yang menjadi pertimbangan lokasi pabrik adalah limbah yang dibuang.
Pabrik PET mempunyai limbah organik yang mudah diolah.

8
b. Tanah dan Iklim
Tanah dan iklim cukup stabil sehingga tidak menjadi masalah. Selain itu juga besar
kemungkinan perluasan pabrik dengan adanya lahan yang luas.

c. Keadaan Masyarakat
Keadaan masyarakat di lingkungan lokasi pabrik akan sangat mempengaruhi
pendirian suatu pabrik. Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian
pabrik karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka. Selain itu,
pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan
masyarakat di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai