Ask. DM Ulkus Grade II (Oche)
Ask. DM Ulkus Grade II (Oche)
Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
Christiana E.D.W
03/172373/EIK/00348
2. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and
Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
a. Klasifikasi Klinis
1) Diabetes Mellitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
b) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II
(1) DMTTI yang tidak mengalami obesitas
(2) DMTTI dengan obesitas
2) Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
3) Diabetes Kehamilan (GDM)
b. Klasifikasi risiko statistik
1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2) Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel pancreas yang secara normal menghasilkan
hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan
insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I
ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun.
Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi
insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.
3. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan
gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.
b. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar
yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam
kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap
kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor
permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan
transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat
kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel.
Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan
system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu
yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia
(Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak
tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul
pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
1) Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
3. Patofisiologi
DM Tipe I DM Tipe II
Penurunan BB polipagi
Glukosuria
Glukoneogenesis Gliserol asam lemak bebas
5. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,
1990).
b) Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
6. Evaluasi Diagnostik
Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar glukosa darah yang
meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang besarnya
di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada satu kali
pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik penyakit DM.
e. Cangkok pankreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor hidup
saudara kembar identik (Tjokroprawiro, 1992).
KAKI DIABETES
A. Pengertian
Kaki diabetes adalah kelainan pada ekstrimitas bawah yang merupakan komplikasi
kronik DM. manifestasi kelaianan kaki diabetes dapat berupa: dermopati, selulitis,
ulkus, osteomilitis dan gangrene.
B. Faktor Penyebab Kaki DM
1. Faktor endogen:
Neuropati:
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan
sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan
otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah,
produksi keringat tidak ada dan hilangnya tonus vaskuler
Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada
pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan penurunan aliran
darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan memperberat timbulnya gangrene
yang luas.
Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor:
Adanya hormone aterogenik
Merokok
Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
Kaki dingin
Nyeri nocturnal
Tidak terabanya denyut nadi
Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
Kulit mengkilap
Hilangnya rambut dari jari kaki
Penebalan kuku
Gangrene kecil atau luas.
2. Faktor eksogen
Trauma
Infeksi
Terdapat lima grade ulkus diabetikum/kaki diabetes antara lain:
1. Grade 0 : tidak ada luka
2. Grade I : kerusakan hanya sampai pada
permukaan kulit
3. Grade II : kerusakan kulit mencapai otot
dan tulang
4. Grade III : terjadi abses
5. Grade IV : Gangren pada kaki bagian
distal
6. Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan
tungkai bawah distal
C. Pedoman evaluasi kaki diabetes
1. evaluasi vaskuler, meliputi:
palpasi pulsus perifer
ukur waktu pengisian pembuluh darah vena dengan cara mengangkat kaki
kemudian diturunkan, waktu lebih dari 20 detik berarti terdapat iskemia atau
kaki pucat waktu diangkat.
Ukur capillary reffile normal 3 detik atau kurang.
2. evaluasi neurologik, meliputi pemeriksaan sensorik dan motorik
3. evaluasi muskuloskeletal, meliputi pengukuran luas pergerakan pergelangan kaki
dan abnormalitas tulang.
D. Pendidikan kesehatan perawatan kaki
1. Hiegene kaki:
Cuci kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan cara menekan, jangan
digosok
Setelah kering diberi lotion untuk mencegah kering, bersisik dan gesekan
yang berlebih
Potong kuku secara teratur dan susut kuku jangan dipotong
Gunakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tidak sempit
Gunakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit
Bila terdapat callus, hilangkan callus yang berlebihan dengan cara kaki
direndam dalam air hangat sekitar 10 menit kemudian gosok dengan handuk
atau dikikir jangan dikelupas.
2. alas kaki yang tepat
3. mencegah trauma kaki
4. berhenti merokok
5. segera bertindak jika ada masalah
E. prinsip Penanganan Ulkus Kaki Diabetes
1. perawatan luka
2. antibiotika
3. pemeriksaan radiologis
4. perbaikan sirkulasi dan nutrisi
5. Meminimalkan berat badan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan
pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk
melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut (Rumahorbo,
1999)
1. Riwayat atau adanya faktor resiko, Riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas,
riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat
glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau
terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
2. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka
rangsang, dan kram otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan
terjadinya komplikasi aterosklerosis.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya,
tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat
dibawah kondisi stress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya
aterosklerosis.
4. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik dan
tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
5. Kaji perasaan pasien tentang kondisi penyakitnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada klien dengan Diabetes Mellitus, diagnosa keperawatan menurut NANDA adalah
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
b. PK: infeksi
c. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik: perubahan
sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati)
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor
biologis.
e. PK: hiperglikemi, Neuropati, Retinopati, Nefropati, Hipertensi, hipoalbuminemia
f. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intoleransi
aktifitas, penurunan kekuatan otot
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar) dengan
sumber informasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W
DENGAN ULKUS DIABETES MELLITUS GRADE II DI RUANG G
RSUP DR. SOERAJI TIRTONEGORO KLATEN
klien tidak mengetahui penyebabnya. Mulai saat itu klien lebih berhati-hati dan
2 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan dirasa semakin bertambah, luka
pada tumit menjadi membengkak diperiksakan ke dokter praktek dan hanya
diberikan obat oral.
1 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan luka pada tumit kaki klien makin
bertambah, luka makin membenkak dan oleh cucunya luka tersebut di buka atau
diiris keluar pusnya banyak. Klien hanya istirahat di rumah dan akhirnya karena
merasa tidak kuat dan tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh keuarganya
klien dibawa ke rumah sakit.
Hari masuk rumah sakit, keluhan luka tumit, kemudian dilakukan perawatan luka .
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien menderita tekanan darah tinggi sudah sejak 10 tahun yang lalu. Klien
terdeteksi diabetes mellitus saat menjalani perawatan di rumah sakit ini. Klien
Differential
MXD : 6,2 % (0-8)
Neut : 87,3 % (40-74)
Lym# : 1,6 103/l (1-3,7)
MXD# : 1,6 103/l (0-1,2)
Neut# : 21,9103/l (1,5-7)
Interpretasi:
- glukosa = 515, 9 mg/dl ; Hiperglikemi
- WBC = 25,1 103/l ; Leukositosis
- HGB = 10,1 9/dl
- HCT = 31,6 %
klien, karena klien dan keluarga hanya mengetahui kalau klien tersebut dirawat di
rumah sakit hanya karena adanya luka ulkus di tumit tersebut. Untuk
lauk. Klien mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing. Saat sakit /
pantangan kopi. Saat di rumah sakit ini klien mendapat cairan infus 1000 ml
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit: sekali per dua atau tiga hari. Dan saat sakit di rumah sakit
klien sekali per dua atau tiga hari, dengan konsistensi padat, warna kuning.
terpasang dower cateter mulai tanggal 23 Maret 2005. Dalam satu hari 800
tergantung total.
6. Pola Perceptual
Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dan klien tidak
23 maret 2005.
10. Ekstremitas
Terdapat ulkus di tumit kaki kiri, luas ulkus dengan diameter 5 cm kadalamannya
1 cm, nampak jaringan nekrotik warna putih. Terdapat udema di bagian distal kaki
Pergerakan : B B
B TB
Differential
MXD : 6,2 % (0-8)
Neut : 87,3 % (40-74)
Lym# : 1,6 103/l (1-3,7)
MXD# : 1,6 103/l (0-1,2)
Neut# : 21,9103/l (1,5-7)
24 Maret 2005
GDN : 407,0 mg/dl
2 Jam PP : 476,9 mg/dl
26 Maret 2005
GDN : 261 mg/dl
2 Jam PP : 431,3 mg/dl
28 Maret 2005
GDN : 154 mg/dl
2 Jam PP : 327 mg/dl
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan:
1. PK : infeksi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury : fisik
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik: mobilitas dan
penurunan neuropati, perubahan sirkulasi.
4. Ketidakseimbangan nurisi: kurang berhubungan dengan Faktor biologis
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intoleransi
aktivitas.
6. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit DM dan perawatannya berhubungan
dengan Kurang familier dengan sumber informasi
7. PK: Hipertensi
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
No. KEPERAWATAN/ TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
MASALAH KOLABORASI
4. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan Monitoring Gizi - Mengidentifikasi
kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawaatan a) Timbang berat badan pasien kekurangan dan
berhubungan dengan faktor selama 6 hari Status pada interval tertentu. penyimpangan dari
biologis Nutrisi meningkat, b) Amati kecenderungan kebutuhan teraupetik.
Dengan criteria: pengurangan dan penambahan
a) intake makan dan berat badan.
minuman c) Monitor jenis dan jumlah
b) intake nutrisi latihan yang dilaksanakan.
c) control BB d) Monitor respons emosional
d) masa tubuh pasien ketika ditempatkan pada
e) biochemical measures suatu keadaan yang ada
f) energy makanan.
e) Monitor lingk tempat makanan.
f) Amati rambut yang kering, tipis
dan mudah rontok.
g) Monitor mual dan muntah.
h) Amati tingkat albumin, protein
total, hemoglobin dan
hemaktokrit.
i) Monitor tingkat energi, rasa
tidak enak badan, keletihan dan
kelemahan.
j) Amati jaringan penghubung
yang pucat, kemerahan dan
kering.
k) Monitor masukan kalori dan
bahan makanan
b.
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ PERENCANAAN
No. RASIONAL
MASALAH KOLABORASI TUJUAN INTERVENSI
3. Kerusakan integritas jaringan b/d Setelah dilakukan Wound care Pengkajian luka akan
factor mekanik : perubahan tindakan keperawatan a) catat karakteristik luka:tentukan lebih
sirkulasi, imobilitas dan selama 6 hari Wound ukuran dan kedalaman luka, dan realible dilakukan oleh
penurunan sensasibilitas healing meningkat: klasifikasi pengaruh ulcers pemberi asuhan yang
(neuropati) Dengan criteria b) Catat karakteristik cairan secret sama dengan posisi yang
Luka mengecil dalam yang keluar sama dan tehnik yang
ukuran dan peningkatan c) Bersihkan dengan cairan anti bakteri sama
granulasi jaringan d) Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
e) Lakukan nekrotomi
f) Lakukan tampon yang sesuai
g) Dressing dengan kasa steril sesuai
kebutuhan
h) Lakukan pembalutan
i) Pertahankan tehnik dressing steril
ketika melakukan perawatan luka
j) Amati setiap perubahan pada
balutan
k) Bandingkan dan catat setiap adanya
perubahan pada luka
l) Berikan posisi terhindar dari tekanan
7. Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan Pembelajaran proses penyakit Memberikan
Proses Penyakit Diabetes keperawatan selama 6 hari a) Jelaskan patofisiologi dari pengetahuan dasar
Mellitus berhubungan dengan dapat mengidentifikasi penyakitnya dan bagaimana dimana pasien dapat
tidak mengenal (familiar) manajemen diabetes hubungannya dengan anatomi dan membuat pertimbangan
dengan sumber informasi. Dengan criteria: fisiologi. memilih gaya hidup
a) Mendemonstrasikan b) Jelaskan tanda-tanda dan gejala dapat melakukan
bagaimana gambaran yang umum dari penyakitnya. tindakan pencegahan
tentang prosedur yang c) Jelaskan tentang proses supaya tidak terjadi
akan dijalani. penyakitnya. komplikasi
b) Menjelaskan tentang d) Diskusikan perubahan gaya hidup
proses penyakit, yang bisa untuk mencegah
perlunya pengobatan komplikasi atau mengontrol proses
dan memahami penyakit.
perawatan. e) Jelaskan secara rasional tentang
c) Membuat daftar pengelolaan terapi atau perawatan
sumber yang akan yang dianjurkan.
digerakkan sebagai f) Berikan dorongan kepada pasien
sumber informasi untuk mengungkapkan pilihannya
atau mendapatkan second opinion.
g) Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin terjadi.
h) Anjurkan pada pasien untuk
mencegah atau meminimalkan efek
samping dari penyakitnya.
i) Menilai tingkat pengetahuan pasien
yang berhubungan dengan
penyakitnya.
Pengajaran Prosedur Perawatan Dengan pengajaran
a) Beritahu pasien atau orang lain prosedur perawatan
tentang kapan dan dimana, berapa pemahaman klien dan
lama prosedur perawatan akan keluarga mengenai
berlangsung selama tepat. prosedur perawatan akan
b) Beritahu pasien atau orang lain yang meningkatkan kerja sama
berkepentingan tentang siapa yang yang saling
akan melakukan prosedur perawatan menguntungkan antara
tersebut. perawat dan klien.
c) Pastikan pengalaman masa lalu
pasien dan tingkat pengetahuan
yang berhubungan dengan prosedur
perawatan selama tepat.
d) Terangkan tujuan dari prosedur
e) Terangkan kegiatan sebelum
dilakukan prosedur perawatan.
f) Ajari pasien tentang bagaimana cara
bekerja sama selama prosedur
g) Ajari pasien untuk menggunakan
teknik relaksasi selama prosedur.
h) Berikan waktu bagi pasien untuk
menanyakan pertanyaan dan
membicarakan hal-hal yang
berkaitaan dengan prosedur
perawatan.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Setelah dilakukan Pain manajemen
tindakan keperawatan a) Kaji tingkat nyeri: kualitas, Mengetahui subyektifitas
agen injury : fisik; Ulkus DM di
selama 6 hari klien dapat frekuensi, presipitasi, durasi dan klien terhadap nyeri untuk
kaki dan tindakan nekrotomi Kontrol nyeri dan lokasi. menentukan tindakan
mengidentifikasi Tingkat selanjutnya.
nyeri. Menurunkan ketegangan
Dengan criteria hasil: b) Berikan posisi yang nyaman Menurunkan stimulasi
a) penampilan rileks c) Berikan lingkungan yang tenang dapat menurunkan
b) Klien menyatakan ketegangan
nyeri berkurang Mengetahui tingkat nyeri
c) skala nyeri 0-2 d) Monitor respon verbal dan non utk menentukan
verbal nyeri intervensi
e) Monitor vital sign Nyeri mempengaruhi
f) Kaji factor penyebab TTV
Intervensi disesuaikan
g) Berikan support emosi dengan penyebab
Emosi berpengaruh thd
h) Lakukan touch terapi nyeri
i) Lakukan teknik distraksi dan Klien merasa
relaksaski diperhatikan
Mengalihkan perhatian
j) Lakukan anxiety reduction untuk mengurangi nyeri
Kecemasan dapat
Management medication meningkat
Kolaborasi pemberian analgetik
Analgetik memblokade
reseptor nyeri
5. Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan Terapi Exercise : Pergerakan sendi
tindakan keperawatan a) Pastikan keterbatasan gerak sendi ROM exercise membantu
berhubungan dengan tidak
selama 6 hari dapat yang dialami mempertahankan
nyaman nyeri, intoleransi teridentifikasi Mobility b) Kolaborasi dengan fisioterapi mobilitas sendi,
level c) Pastikan motivasi klien untuk meningkatkan sirkulasi,
aktivitas, penurunan kekuatan
Joint movement: aktif. mempertahankan pergerakan sendi mencegah kontraktur,
otot. Self care:ADLs d) Pastikan klien untuk meningkatkan
Dengan criteria hasil: mempertahankan pergerakan sendi kenyamanan.
a) aktivitas fisik e) Pastikan klien bebas dari nyeri
meningkat sebelum diberikan latihan
b) ROM normal f) Anjurkan ROM Exercise aktif:
c) Melaporkan perasaan jadual; keteraturan, Latih ROM
peningkatan kekuatan pasif.
kemampuan dalam Exercise promotion Pengetahuan yang cukup
bergerak a) Bantu identifikasi program latihan akan memotivasi klien
d) klien bisa melakukan yang sesuai untuk melakukan latihan.
aktivitas b) Diskusikan dan instruksikan pada
e) kebersihan diri klien klien mengenai latihan yang tepat
terpenuhi walaupun Exercise terapi ambulasi Meningkatkan dan
dibantu oleh perawat a) Anjurkan dan Bantu klien duduk di membantu berjalan/
atau keluarga tempat tidur sesuai toleransi ambulasi atau
b) Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai memperbaiki otonomi dan
toleransi fungsi tubuh dari injuri
c) Fasilitasi penggunaan alat bantu
Self care assistance: Memfasilitasi pasien
Bathing/hygiene dalam memenuhi
a) Dorong keluarga untuk berpartisipasi kebutuhan perawatan diri
untuk kegiatan mandi dan kebersihan untuk dapat membantu
diri klien klien hingga klien dapat
b) Berikan bantuan sampai klien dapat mandiri melakukannya.
merawat secara mandiri
c) Monitor kebersihan kuku, kulit
d) Monitor kemampuan perawatan diri
klien
e) Dorong klien melakukan aktivitas
normal keseharian sesuai kemampuan
f) Promosi aktivitas sesuai usia
Self care assistance:dressing/groming
a) Berikan baju sesuai ukuran
b) Fasilitasi klien menyisir
c) Pelihara privasi ketika berpakaian
Self care assistance:feeding
a) Identifikasi preskripsi diet
b) Set tray makanan dan meja secara
aktraktif
c) Kreasikan lingkungan menarik
d) Monitor dan catat intake
DIAGNOSA PERENCANAAN
No. KEPERAWATAN/ TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
MASALAH KOLABORASI
1. PK. Infeksi Setelah dilakukan a) Pantau tanda dan gejala infeksi Tanda vital bisa
tindakan keperawatan b) Kaji tanda-tanda vital menunjukkan adanya
selama 6 hari klien dapat c) Kaji dan observasi daerah ulkus infeksi sehingga dapat
Mengelola dan d) Monitor angka leukosit dilakukan tindakan
meminimalkan e) Monitor jika ada infeksi di daerah secepatnya.
komplikasi, dengan lain
criteria hasil: f) Kolaborasi pemberian antibiotik:
- tanda vital stabil ceftriaxon 2 x 1 gr IV, metronidazol
- angka leukosit normal 3 x 500 gr (IV)
g) Monitor jumlah granulosit, leukosit
dan bandingkan dengan angka
normal.
h) Gunakan sabun antimikroba untuk
cuci tangan yang sesuai.
i) Gunakan sarung tangan sesuai
peraturan tindakan pencegahan.
j) Ganti IV line sesuai aturan yang
berlaku.
k) Pastikan perawatan aseptik pd IV
line.
l) Pastikan teknik perawatan luka
secara tepat.
m) Dorong pasien untuk istirahat.
n) Berikan terapi antibiotik sesuai
instruksi
RENCANA KEPERAWATAN
L
IMPLEMENTASI DAN CATATAN
PERKEMBANGAN