STIMULASI OTAK
Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke klinik tumbuh kembang untuk
berkonsultasi dengan dokter tentang pertumbuhan dan perkembanganya. Ibunya
menjelaskan bahwa dia sering menstimulasi anaknya berkomunikasi di setiap
aktivitasnya dan memperkenalkan anak dengan berbagai aktivitas dengan benda
bertekstur dokter menjelaskan semua aktivitas tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap fungsi kognitif anak dimasa depannya karena merangsang fungsi
sensorik dan area broca di korteks cerebri dan fungsi luhur yang diatur oleh
beberapa bagian diotak.
STEP 1
1. Fungsi kognitif : Kemampuan atensi , memori, pemecahan masalah,
kemampuan untuk menyerap kembali informasi tersebut
2. Fungsi Luhur : Fungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun
rohani sesuai nilai moral yang berlaku
3. Korteks Cerebri : Lapisan luar materi abu-abu menutupi seluruh
permukaan otak
4. Fungsi sensorik : Penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat
(SSP).
5. Area Broca :Bagian otak manusia yang memiliki kemampuan berbahasa
dan berbicara
6. Motorik Halus: Gerakan yang melibatkan pergerakan kecil otot dan
membutuhkan konsentrasi tertentu
STEP 2
STEP 3
b. Cerebellum
c. Mesencephalon
d. Medula Oblongata
e. Pons
GAMBAR 1. Struktur Otak (Netter, 2014)
10. Motorik halus : Tidak membutuhkan banyak energi karena gerakan kecil
dan hanya melibatkan otot-otot kecil atau sedikit otot
Motorik kasar : Membutuhkan energi karena gerakannya melibatkan
banyak koordinasi otot otot tubuh.
STEP 4
1. Agar tumbuh kembang anak optimal, tidak hanya dibutuhkan
nutrisi yang baik namun dibutuhkan juga stimulasi yang
baik.Dapat dilakukan dengan cara menggendong dan mengganti
popok
2. Nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak antara lain:
Asam Amino berguna untuk membantu daya ingat
Vitamin B4 berguna untuk menjaga sel saraf
Vitamin B5berguna untuk membantu transmisi sinyal pada sel
saraf
Vitamin B12 pembentukan Spingolipid zat pembungkus sel
saraf
Vitamin B6 berguna untuk Menjaga jaringan sistem saraf
Asam folat berguna untuk Metabolisme asam lemak
Kalium dan Natrium berguna untuk menghasilkan energi dalam
otak
3. Struktur otak
Cerebrum untuk mengendalikan daya ingat
Lobus Parietalis untuk perabaan
Lobus Frontalis untuk pergerakan
Lobus Temporalis untuk Pendengaran, penciuman,
pengecapan
Lobus Occipitalis untuk penglihatan
Cerebellum untuk mengontrol gerakan mengatur keseimbangan
tubuh
Mesencephalon merupakan penghubung otak kecil dan otak
besar, berhubungan dengan penglihatan
Medula oblongata bagian posterior berhubungan dengan
medula spinalis
Pons : Banyaknya serabut - serabut pada permukaan anterior
cerebellum
Meningens
Duramater
Arachnoidea mater
Piamater
Cerebrum
Korteks cerebral
Ventrikel I dan II
Korpus Callosum
Gyrus presentralis
Gyrus postsentralis
Gyrus temporalis
Vaskularisasi Otak
Otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria
vertebralis. Keempat arteri terletak didalam spatium
subarachnoideum, dan cabang-cabangnya beranastomosis pada
permukaan inferior otak untuk membentuk circulus Willisi.
Sedangkan terdiri dari Vena Cerebri Externa dan Vena Cerebri
Interna, Vena cerebri externa terbagi menjadiVena Cerebri
superior yang akan berjalan keatas diatas permukaan lateral
hemispherium cerebri dan bermuara ke dalam sinus sagittalis
superio dan Vena cerebri media superficialis mengalirkan darah
dari permukaan lateral hemispherium cerebri. Vena ini berjalan
ke inferior didalam sulcus lateralis dan bermuara kedalam sinus
cavernosus.
4. Fungsi otak manusia
Otak kanan
Berfungsi dalam emotional question
Menerima rangsangan
Mengirim perintah ke seluruh tubuh
Otak kiri
Logika, Menulis, membaca
Short term memory
Mind Map
Vaskularisasi Struktur
Otak
Nutrisi
Fungsi
Mekanisme Pembagian
Sistem
Saraf
Struktur Macam-
macam
Makroskopis Mikroskopis
Tepi Pusat
Sadar
STEP 6
Tidak
sadar
Belajar Mandiri Saraf
STEP 7
1. Hubungan Struktur Otak dan Batang Otak
Hubungan struktur otak dengan batang otak yakni batang otak adalah penghubung
vital antara korda spinalis dan bagian - bagian otak yang lebih tinggi. Semua serat
datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan pusat - pusat yang lebih tinggi
diotak harus berjalan melalui batang otak, dengan serat datang memancarkan
informasi sensorik ke otak dan serat pergi membawa sinyal perintah dari otak
untuk keluaran eferen. Sebagian besar saraf - saraf ini bersinaps didalam batang
otak untuk pemprosesan penting. Oleh karena itu, batang otak adalah jalur
penghubung penting antara bagian otak lain dan corda spinalis (Sherwood, 2013).
Gambar dari
Sensasi 3. Peta somatotopik
permukaan korteks
tubuh, somatosensorik
misalnya dantekanan,
sentuhan, korteks motorik
panas, primer
dingin, dan
(Sherwood, 2013)
nyeri, secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik (somestetik artinya
"perasaan tubuh"). Cara-cara bagaimana neuron aferen mendeteksi dan
menyalurkan informasi berbagai sensasi ini ke SSP . Di dalam SSP, informasi ini
diproyeksikan (disalurkan di sepanjang jalur saraf tertentu ke tingkat yang lebih
tinggi di otak) ke korteks somatosensorik. Korteks somatosensorik terletak di
bagian depan masing-masing lobus parietalis tepat dibelakang sulkus sentralis
pemrosesan dan persepsi awal di korteks rapat terhadap masukan somestetik serta
proprioseptif. Proprio-sepsi adalah kesadaran terhadap posisi tubuh.
(Sherwood,2013)
Setiap bagian di dalam korteks somatosensorik menerima masukan somestetik
dan proprioseptif dari suatu bagian spesifik di tubuh. Distribusi pemrosesan
sensorik di korteks ini diperlihatkan di (hornunkulus artinya "pria kecil") ini,
berbagai bagian tubuh tidak direpresentasikan dengan setara. Ukuran masing-
masing bagian tubuh dalam homunkulus ini menunjukkan proporsi relatif korteks
somatosensorik yang didedikasikan untuk bagian tersebut. Ukuran wajah, lidah,
tangan, dan genitalia yang berlebihan menunjukkan tingginya derajat persepsi
sensorik yang berkaitan dengan bagian-bagian tubuh ini. (Sherwood,2013)
Ketiga daerah motorik yang lebih tinggi di korteks dan serebelum melaksanakan
fungsi-fungsi yang berbeda tetapi terkait yang semuanya penting dalam
memprogram dan mengoordinasikan gerakan-gerakan kompleks yang melibatkan
kontraksi simultan banyak otot. Meskipun stimulasi listrik pada korteks motorik
primer menyebabkan kontraksi otot tertentu, gerakan yang dihasilkannya tidak
bertujuan dan terkoordinasi, seperti menggerakkan tali secara serampangan tidak
akan menghasilkan gerakan boneka yang bermakna. Boneka memperlihatkan
gerakan yang bertujuan hanya jika talinya dimanipulasi secara terkoordinasi oleh
pemain boneka yang terampil. Dengan cara serupa, keempat regio ini (dan
mungkin bagian-bagian lain yang belum diketahui) membentuk suatu program
motorik untuk tugas volunter tertentu dan kemudian "menarik menarik"
serangkaian "tali" di korteks motorik primer untuk menghasilkan rangkaian
kontraksi otot-otot yang sesuai sehingga gerakan kompleks yang diinginkan
tercapai. (Sherwood,2013)
Hal ini mendorong lebih jauh pertanyaan mengenai bagaimana dan di mana
aktivitas volunter dimulai. Mungkin tidak ada satu bagian yang bertanggung
jawab. tidak diragukan lagi, banyak jalur yang akhirnya dapat menghasilkan
gerakan volunter. Misalnya sewaktu kita melakukan tindakan sederhana
mengambil apel untuk dimakan. Ingatan Anda memberi tahu bahwa buah tersebut
ada di wadah di dapur. Sistem sensorik, disertai pengetahuan Anda yang
didasarkan pada pengalaman sebelumnya, memungkinkan Anda membedakan
apel dari buah jenis lain di dalam wadah tersebut. Ketika menerima informasi
sensorik terpadu ini, sistem motorik mengeluarkan perintah ke otot-otot yang
tepat dalam urutan yang benar untuk memungkinkan Anda bergerak ke wadah dan
mengambil apel sasaran. Selama eksekusi tindakan ini, dilakukan penyesuaian-
penyesuaian kecil dalam perintah motorik, berdasarkan infoimasi baru yang terus-
menerus diberikan oleh masukan sensorik tentang posisi tubuh Anda relatif
terhadap sasaran. Kemudian terdapat isu motivasi dan perilaku. Apakah Anda
mencari apel karena Anda lapar (dideteksi oleh sistem saraf di hipotalamus) atau
karena skenario perilaku yang lebih rumit (misalnya, Anda mulai berpikir tentang
makanan karena Anda baru melihat seseorang makan di televisi)? Mengapa Anda
memilih apel dan bukan pisang jika kedua buah tersebut ada di wadah dan Anda
menyukai rasa keduanya, dan seterusnya? Karena itu, memulai dan melaksanakan
gerakan volunter bertujuan sebenarnya mencakup timbal-balik saraf kompleks
yang melibatkan keluaran dari region motorik yang dituntun oleh informasi
sensorik terpadu dan akhirnya bergantung pada sistem motivasi dan elaborasi
pikiran. Semua ini terjadi di atas latar gudang ingatan yang dapat Anda gunakan
untuk mengambil keputusan tentang gerakan yang diinginkan. (Sherwood,2013)
Bagian Otak
Hipotalamus:
1. Regulasi banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, haus,
pengeluaran urine, dan asupan makanan
2. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin
3. Banyak terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar
4. Berperan dalam siklus tidur-bangun. (Sherwood,2013)
Serebelum:
1. Mempertahankan keseimbangan
2. Meningkatkan tonus otot
3. Mengoordinasikan dan merencanakan aktivitas otot sadar terampil.
(Sherwood,2013)
Batang otak:
1. Aral clari sebagian besar saraf kranialis perifer
2. Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
3. Regulasi refleks otot yang berperan dalam keseimbangan dan postur
4. Penerimaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda. spinalis;
pengaktifan korteks serebrum dan keadaan terjaga
5. Berperan dalam siklus tidur-bangun. (Sherwood,2013)
Anatomi Otak
Otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria vertebralis.
Keempay arteri terletak didalam spatium subarachnoideum, dan cabang-
cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk
circulus Willisi.(Snell, 2015)
Circulus Willisi
Terletak didalam fossa interpeduncularis pada basis cranii. Sirkulus ini dibentuk
oleh anastomosis antara kedua arteria vertebralis. Arteria communicans anterior,
arteria cerebri anterior, arteria carotis interna, arteria communicans posterior,
arteria cerebri posterior, dan arteria basilaris ikut membentuk sirkulus. Circulus
Willisi memungkinkan darah yang masuk melalui arteria carotis interna atau
arteria vertebralis dapat memperdarahi semua bagian dikedua hemispherium
cerebri. Cabang-cabang kortikal dan sentral berasal dari sirkulus dan
memperdarahi jaringan otak.
Variasi ukuran arteri yang membentuk sirkulus umum ditemukan, dan tidak
adanya satu atau kedua arteria communicans posterior juga dilaporkan.
(Snell, 2015).
Arteri untuk daerah Otak tertentu
Corpus striatum dan capsula interna terutama mendapat darah dari rami
centrales striatae mediales dan laterales arteriae cerebri mediae. Cabang-cabang
sentral arteria cerebri anterior memperdarahi struktur-struktur otak lainnya.
Thalamus terutama mendapat darah dari cabang-cabang arteria communicans
posterior, arteria basilaris, dan arteria cerebri posterior.
Mesencephalon diperdarahi oleh arteria cerebri posterior, arteria posterior
cerebelli, dan arteria basilaris.
Pons diperdarahi oleh arteria basilaris dan arteria anterior, inferior, dan superior
crebelli.
Medulla oblongata diperdarahi oleh arteria vertebralis, arteria spinalis anterior
dan posterior, arteria inferior posterior cerebelli, dan arteria basilaris.
Cerebellum diperdarahi oleh arteria cerebelli superior, inferior anterior cerebelli,
dan inferior posterior cerebelli.
(Snell, 2015).
Cabang pertama bagian arteria subclavia, naik kedalam leher melalui enam
foramen proccesus transversus vertebrae cervicales bagian atas. Arteri ini masuk
ke cranium melalui foramen magnum dan menembus dura metes dan arachnoidea
mater untuk masuk kedalam spatium subarachnoideum. Selanjutnya, arteri
berjalan keatas, depan, dan medial terhadap medulla oblongata. Pada pinggir
bawah pons, areavertebralis sisi kontralateral untuk membentuk arteria basilaris.
(Snell, 2015)
Arteria Basilaris
Terbentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis, berjalan ke atas di
dalam sulkus pada permukaan anterior pons. Pada pinggir atas pons,
arteri ini bercabang menjadi dua arteria cerebri posterior.
Cabang-cabang :
1. Arteria pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk kedalam
substansi pons.
2. Arteria labyrinthi merupakan arteri yang panjang dan sempit yang
menyertai nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk kedalam
meatus acusticus internus dan memperdarahi telinga dalam. Arteri ini
sering berasal dari cabang arteria inferior anterior cerebelli.
3. Arteria inferior anterior cerebelli berjalan kearah posterior dan lateral
untuk memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebellum. Beberapa
cabang berjalan ke pons dan bagian atas medulla oblongata.
4. Arteria superior cerebelli berasal didekat bagian terminal arteria basilaris.
Arteri ini berkelok-kelok disekiran pendunculus cerebri dan memperdarahi
permukaan superior cerebellum. Arteria cerebellaris superior juga
memperdarahi pons, glandula pinealis, dan velum medullare superior.
5. Arteria cerebri posterior melengkung kearah lateral dan belakang
disekeliling mesencephalon, kemudian bergabung dengn ramus
communicans posterior arteriae caroditis internae. Cabang-cabang kortikal
memperdarahi permukaan inferolateral dan medial lobus tmporalis dan
permukaan lateral dan medial lobus occipitalis. Dengan demikian, arteria
cerebri posterior memperdarahi konteks visual. Cabang-cabang sentral
menembus substansi otak dan memperdarahi bagian-bagian thalamus dan
nucleus lentiformis, serta mesencephalon, glandula pinealis, dan corpus
geniculatum mediale.
Ramus choroideus masuk kedalam cornuinferius ventriculi lateralis dan
memperdarahi plexus choroideus. Arteri ini juga memperdarahi plexus
choroideus ventriculi tertii.
(Snell, 2015).
1. Dendrit
Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma
yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian
yang umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma,
nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk
menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).
3. Inti Sel
Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang
berfungsi untuk mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
4. Neurit
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma
badan sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit
hanya ada satu dan berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam
neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Akson berperan
dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan
kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk
meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
5. Selubung Mielin
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak
mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier. Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang
memproduksi selubung mielin disebut sel glial atau oligodendrosit. Fungsi
selubung mielin adalah untuk melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah
impuls bocor. Fungsi selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang
bersifat isolator.
6. Sel Schwann
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh
Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan
menghasilkan lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk
selubung mielin. Fungsi sel schwann adalah untuk mempercepat jalannya impuls,
membantu menyediakan makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
7. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin.
Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun
selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus
merupakan Nodus Ranvier. Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat
impuls saraf ke otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter sekitar 1
mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier diselubungi
oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke nodus ranvier,
akhirnya tidak terjadi respon apapun.
8. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-
sel saraf dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson. Fungsi
oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung mielin yang sama pada sistem
saraf pusat dan sebagai sel penyokong. Oligodendrosit memiliki beberapa juluran
memanjang yang masing-masing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong
akson antar neuron untuk membentuk segmen mielin.
9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu
tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah
sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan
informasi sensorik mengalir di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat
kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel
saraf lain.
(Snell, 2015)
SEL PENYOKONG
Dikenal 2 jenis sel penyokong ialah sel penyokong pada sistem saraf pusat dan sel
penyokong pada sistem saraf perifer
A. Sel penyokong pada sistem saraf pusat.
Sel penyokong memiliki jumlah kira-kira 10 kali lebih besar daripada sel sarafnya
sendiri. Umumnya berukuran kecil namun dalam jumlah melimpah. Selnya
memiliki taju-taju banyak namun sukar diperagakan tanpa menggunakan
pewarnaan khusus. Sel penyokong atau neuroglia/sel glia pada sistem saraf pusat
adalah:
1. makroglia, yang mencakup astroglia/ astrosit dan oligodendroglia/
oligodensdrosit.
2. mikroglia, dan
3. sel ependimal. (Snell, 2015)
Daftar Pustaka
1. Guyton A.C. and J.E. Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
10.Jakarta: EGC.
2. Netter, Frank H. 2014.Atlas of Human Anatomy 25th Edition. Jakarta: EGC.
3. Paulsen F. &J. Waschke. 2010. Sobotta atlas anatomi manusia kepala, leher, dan
Neuroanatomi.edisi 23 jilid 3. Jakarta:EGC.
4. Sherwood, Laurace.2013.Fisiologi dari sel ke sistem.Edisi 8.Jakarta:EGC
5. Snell, Richard S.2015.Neuroanatomi klinik. Edisi 7. Jakrta:EGC
6. Tortora, G.J. dan Derrickson, B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology.
13th Edition. Volume I. Hoboken: John Wiley & Sons Inc.
Catatan :
- Klo masalah isinya sih sudah cukup ada beberapa salah ketik ato spasi ato
kurang naik ato turun paragraf ato angkanya sih sudah saya bantu buat
ngebenerinnya
- Cuma referensi yg ditulis sma dengan jumlah referensi di daftar
pustakanya jumlahnya tidak sesuai yy de???
- Perasaan klo saya gk salah liat cuma lbh banyak snell sma sherwood saja
isiya ada masukin gambar guyton sma paulsen Cuma satu satu daftar
referensi yang lainnya mana cobaa..
- Ayoo belajar yang jujur buat referensinya yyy..
- Klo memang minal referensi 5 yy hrs bner2 ada lima yaaa
- Jd coba klo merasa kurang ditambahin lgi
- Jangan lupa bkin nama-nama kelompoknya, nnti nulis nama saya juga
jangan salah loh...
Terima kasih