Anda di halaman 1dari 20

SKENARIO 1

Pimpinan Puskesmas Kayu Tangi memasuki masa pensiun. Untuk mengisi

kekosongan jabatan tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan selatan

menyeleksi lulusan Fakultas Kedokteran Unlam baik PSPD maupun PSKM untuk

menduduki jabatan pimpinan. Melalui seleksi ketat ditetapkanlah seorang

pimpinan baru pada puskesma tersebut. Setelah satu bulan mempelajari kondisi

puskesmas, pemimpin baru menyimpulkan bahwa tingkat kepatuhan dan tingkat

kematangan bawahanya rendah. Disamping itu, dia juga mendapat masukan dari

kepala dinas kesehatan yang menyatakan bahwa yang berperan dalam proses

perkembangan seorang menjadi pemimpin atau tidak yaitu [1] Bakat

kepemimpinan yang dimilikinya [2] Pengalaman pendidikan, latihan

kepemimpinan yang pernah diperolehnya dan [3] Kegiatan sendiri untuk

mengembangkan bakat kepemimpina tersebut.

A. Identifikasi Istilah

1. Pimpinan

2. Tingkat Kepatuhan

3. Pemimpin

4. Kepemimpinan

B. Klarifikasi Istilah
1. Pimpinan
Pimpinan adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk bekerja dengan

orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam

organisasi sebaik orang diluarorganisasi.

2. Tingkat Kepatuhan

Tingkat kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan

dan perilaku yang disarankan

3. Pemimpin

Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan kemampuannya, sikapnya,

nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan,

sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling bekerja sama untuk mencapai

tujuan.

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau

pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan

tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C. Identifikasi Masalah
1. Apa Kriteria pemimpin yang baik ?
2. Apa saja yang dapat menyebabkan tingkat kepatuhan dan tingkat kematangan

bawahan rendah ?
3. Jelaskan tipe-tipe kepemimpinan! Kepemimpinan yang ada di skenario

termasuk tipe kepemimpinan apa ?


4. Bagaimana pendekatan-pendekatan kepemimpinan ?
5. Apakah ada hal lain yang berperan dalam proses perkembangan untuk

menjadi pemimpin atau tidak selain yang di scenario ?


6. Bakat seperti apa yang berperan dalam proses perkembangan seseorang untuk

menjadi pemimpin ?
7. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan bakat kepemimpinan ?
8. Bagaimana solusi untuk skenario?

D. Analisis Masalah

1. Apa kriteria pemimpin yang baik ?

Menurut Mohammad Shatar Shabran pemimpin yang ideal harus memiliki 3

kriteria dasar yaitu sifat, perilaku dan keterampilan pemimpin.

1. Sifat-sifat pemimpin

a. Percaya diri

b. Pekerja keras

c. Rela berkorban

d. Bersahabat

e. Religius

f. Bekerja sama

g. Menghargai orang lain

h. dapat menyesuaikan dengan situasi


i. gigih

j. Tahan terhadap stres

k. Waspada terhadap lingkungan sosial

l. Menentukan nasib sendiri

m. Berpendidikan

n. Kreatif

o. Fasih berbicara

p. Berpikiran terbuka

q. Motivasi tinggi

r. Peduli dan bertanggungjawab

s. Diplomatic dan bijaksana

t. Persuasif

u. Giat

v. Mandiri

2. Perilaku pemimpin

Perilaku pemimpin adalah berdasarkan hubungan dan interaksi antara

pemimpin dengan pemimpin dan antara pemimpin dengan pengikut. Gary Yulk

mengidentifikasi 3 cara berbeda bagaimana pemimpin dapat melakukan hubungan


dan interaksi antara sesama pemimpin dan dengan pengikutnya yaitu berdasarkan

tugas, tim, dan perorangan.

Cara Deskripsi
Pemimpin melakukan kewajiban dan tanggungjawabnya

berdasarkan tugas yang telah ditetapkan pada mereka. Pemimpin


Tugas
yang menggunakan cara ini juga dikenal dengan pemimpin yang

berorientasi hasil atau output


Pemimpin yang menggunakan cara ini akan mendorong dan

memberikan perhatian khusus pada kebersamaan. Pemimpin

tersebut percaya bahwa bekerja secara bersama-sama dapat


Tim
menghasilkan output yang lebih baik dan efektif. Pemimpin yang

melakukan kewajibannya berdasarkan pendekatan ini juga dikenal

sebagai pemimpin emosi sosial


Pemimpin yang menggunakan cara ini akan melakukan kewajiban

dan tanggungjawab sebagai pemimpin berdasarkan penilaian

Perorangan pribadinya. Keterampilan, pengalaman dan keahliannya secara

bersama-sama akan membantu dalam melakukan tugas sebagai

pemimpin

3. Keterampilan pemimpin

Terdapat 7 soft skills yang penting untuk seorang pemimpin. Soft skills dalam

konteks kepemimpinan mengacu pada ciri kepribadian, kemampuan berbahasa,

kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme.1


Soft Skills Deskripsi
Kemampuan untuk mengutarakan ide dengan jelas,

Komunikasi efektif, dan penuh percaya diri lewat tulisan dan

berbicara, secara verbal dan non-verbal


Kemampuan untuk mengerti teori dasar kepemimpinan
Kepemimpinan
dan kemampuan untuk memimpin orang lain
Kemampuan untuk membuat hubungan yang baik dan

interaksi dengan orang lain untuk mencapai tujuan.


Kerja tim
Kemampuan untuk mengerti kebutuhan dan harapan

anggota kelompok
Kemampuan untuk mencari dan mengelola informasi
Belajar sepanjang hayat
yang relevan dari berbagai sumber. Kemampuan untuk
(lifelong learning)
menerima ide-ide baru dan menyukai pengetahuan baru.
Kemampuan untuk melakukan tugas dan tanggungjawab

dengan profesional dan kemampuan untuk menganalisa


Moral dan etika
dampak secara ekonomi, sosial dan moral dari setiap

keputusan yang diambil


Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisa,

membenarkan dan mengevaluasi masalah pada berbagai


Berpikir kritis dan pemecahan
situasi dan diskusi. Kemampuan untuk memulai dan
masalah
memperluas proses berpikir dan kreativitas dalam

pemecahan masalah
Kemampuan untuk mengidentifikasi kesempatan-

kesempatan dalam bisnis dan kemampuan untuk


Kewirausahaan
merencanakan, mengeksporasi, dan mengevaluasi

kesempatan tersebut.1
2. Apa saja yang menyebabkan tingkat kepatuhan dan tingkat kematangan

bawahannya rendah?

Tingkat kepatuhan dan tingkat kematangan rendah berarti termasuk orang yang

tidak mampu dan tidak percaya diri untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam

melaksanakan sesuatu, tidak kompeten dan tidak memiliki keyakinan. Dalam

banyak kasus ketidakinginan mereka merupakan akibat dari ketidakyakinan atau

kurangnya pengalaman dan pengetahuan berkenaan dengan suatu tugas. Dengan

demikian, gaya pengarahan haru jelas dan spesifik.

Salah satu faktor adalah semangat kerja, menurut Zainun (1984) faktor yang

berpengaruh terhadap semangat kerja antara lain: motivasi, komunikasi,

partisipasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja dan kepemimpinan.

Sedangkan menurut Wusanto (1983) faktor yang mempengaruhi merosotnya

semangat kerja yaitu faktor kepemimpinan, pengawasan, dan kebutuhan. Pada

penelitian Wusanto ini semangat kerja diukur dengan indicator sebagai berikut:

Kerjasama, yaitu kerjasama karyawan dengan pimpinannya, kerjasama

karyawan dengan rekan sekerjanya, dan kesediaan membantu kesulitan

karyawan lain.
Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib dan peraturan karyawan yaitu

kehadiran, ketepatan waktu hadir, dan peraturan lain.


Penilaian pekerjaan karyawan (penilaian prestasi kerja karyawan) yaitu

kualitas dan kuantitas pekerjaan.2

3. Jelaskan Tipe-Tipe Kepemimpinan! Kepemimpinan yang terdapat di

skenario termasuk dalam tipe yang mana ?


Tipe atau Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang

sedemikian rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan

kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan tujuan

organisasi dapat dimaksimalkan.

Terdapat lima gaya kepemimpinan menurut Siagian , yaitu:3

1. Tipe pemimpin yang otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:4

Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang

mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

2. Tipe pemimpin yang militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin

tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin

yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering

dipergunakan
Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan

jabatan

Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

3. Tipe pemimpin yang paternalistik

Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa

Bersikap terlalu melindungi

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil

inisiatif

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

daya kreasi dan fantasi

Sering bersikap mau tahu

4. Tipe pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian

sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang

positif.

5. Tipe pemimpin yang demokratik 3,4

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin

yang demokratis lah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:

Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan


Selalu berusaha mengutamakan kerjasama tim dalam usaha mencapai

tujuan

Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya

Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

pemimpin

Melakukan pengawasan, pembinaan dan bimbingan kepada bawahan.

Sedangkan Robinss mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan: 1

1. Gaya kepemimpinan kharismatik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar

biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka.

Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik:

a. Visi dan artikulasi. memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang

berharap masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu

mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.

b. Riskio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal

tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk

meraih visi.

c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala

lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif

(sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap

kebutuhan dan perasaan mereka.


e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku

yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2. Gaya kepemimpinan transaksional

Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau

memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan

memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih

berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk

menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin

transaksional:

a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan,

menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.

b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari

penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.

c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar

tidak dipenuhi.

d. Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.

3. Gaya kepemimpinan transformasional

Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan

kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional

mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu

mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu

menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk


mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Ada empat

karakteristik pemimpin transformasional:

a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan,

meraih penghormatan dan kepercayaan.

b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk

memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara

sederhana.

c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan

masalah secara hati-hati.

d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan

secara pribadi, melatih dan menasehati.

4. Gaya kepemimpinan visioner

Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel,

dan menarik mengenai masa depan organisasi yang tengah tumbuh dan membaik.

Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan

besar yang bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan

membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.3,4

Pemimpin baru di Skenario kemungkinan besar merupakan tipe Kepemimpinan

demokratis karena Kepemimpinan demokratis kegiatan ataupun masalah

dibicarakan dan didiskusikan bersama baik ke bahawan maupun ke atasan

(dinkes), Pimpinan ( Kepala Puskesmas yang baru) menilai bagaimana sikap

anggota-anggotanya sehingga pimpinan dapat memuji dan mencela anggota

secara obyektif sebagai evaluasi untuk merubah ke arah yang lebih baik. Dan
Pimpinan tersebut juga menerima saran dan pendapat dari orang lain untuk

mengarahkan kepemimpinannya ke arah yang lebih sukses.

4. Bagaimana pendekatan-pendekatan kepemimpinan ?

Pendekatan kepemimpinan adalah sudut pandang terhadap kepemimpinan, terbagi

menjadi 3, yaitu:

1. Pendekatan Sifat
Keberhasilan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi pemimpin. Menurut pendekatan ini,

seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya.5


Ada 4 sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan

kepemimpinan organisasi, yaitu:5


a. Kecerdasan, pada umumnya pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang

lebih tinggi dibandingkan yang dipimpin.


b. Kedewasaan, pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi

yang stabil serta perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.


c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi, pemimpin cenderung mempunyai

motivasi yang kuat untuk berprestasi.


d. Sikap hubungan kemanusiaan, pemimpin yang berhasil mau mengakui harga

diri dan kehormatan bawahan.


2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau

kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang

bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan nampak dari caranya

memelakukan suatu pekerjaan, antara lain cara memberikan perintah, cara

memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara


mendorong semangat bawahannya, cara memberikan bimbingan, cara

menegakkan disiplin, cara mengawasi pekerjaan bawahannya, dan sebagainya.5


3. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard berdasarkan teori-

teori kepemimpinan sebelumnya. Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa

keberhasilan kepemimpinan atau suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh

perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja, karena tiap-tiap organisasi itu memiliki

ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi yang sejenis pun akan menghadapi

masalah yang berbeda karena adanya lingkungan, semangat, dan watak bawahan

yang berbeda.5
Situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan

yang berbeda pula. Karena banyaknya kemungkinan yang dapat dipakai dalam

menerapkan perilaku kepemimpinan sesuai dengan situasi organisasi, maka

pendekatan situasional ini disebut juga dengan pendekatan kontingansi yang

berarti kemungkinan.5

5. Apakah ada hal lain yang berperan dalam proses perkembangan untuk

menjadi pemimpin atau tidak selain yang di scenario ?

Beberapa hal yang dikatakan oleh kepala dinas kesehatan tersebut merupakan

teori kepemimpinan yaitu teori kontigensi atau teori tiga dimensi. Penganut teori

ini berpendapat bahwa tiga faktor tersebut berperan dalam proses perkembangan

seseorang menjadi pemimpin atau tidak. Teori itu disebut dengan teori serba

kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi

pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan

kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk jadi pemimpin.


Selain teori itu, terdapat juga teori lain yaitu teori genetik dan teori sosial. Teori

genetik berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk.

Seseorang akan menjadi pemimpin karena keturunan atau ia telah dilahirkan

dengan membawa bakat kepemimpinan. Sedangkan teori sosial berpendapat

bahwa seseorang yang menjadi pemimpin itu di bentuk bukan dilahirkan, tiap

orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, setiap orang dapat

dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.6

6. Bakat seperti apa yang berperan dalam proses perkembangan seseorang

untuk menjadi pemimpin ?

Teori bakat, disebut juga teori ekologis, menjelaskan bahwa, pemimpin itu

lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat

untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan itu harus dikembangkan dengan

cara, memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan. Bakat yang

dapat mempengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang menurut K.Thomas Finley,

diantaranya adalah: memiliki dorongan yang sangat kuat, memiliki citra diri

positif, percaya diri, pandai bergaul dan berkomunikasi, berani dan mampu

membuat keputusan, memiliki empati, bermoral tinggi, memiliki bakat humor,

serta memiliki bakat dalam memotivasi seseorang.

7. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan bakat kepemimpinan ?

1. Kepala puskesmas mampu mempengaruhi pegawai puskesmas sehingga dapat

bekerja sesuai tugas masing-masing.


2. Kepala puskesmas mampu mempengaruhi pegawai puskesmas sehingga
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas pelayanan.
3. Kepala puskesmas berkomunikasi dengan baik terhadap seluruh pegawai.

kelurahan.
4. Kepala puskesmas mampu mempengaruhi pegawai sesuai prosedur

pelayanan yang ada di puskesmas.


5. Kepala puskesmas mampu membimbing bawahannya dengan baik
6. Kepala puskesmas dapat membimbing pegawai puskesmas agar memiliki

wawasan yang luas guna mendukung pelaksanaan tugasnya.


7. Kepala puskesmas dapat membimbing pegawai untuk bekerja sesuai dengan

motivasi sehingga mereka memiliki semangat kerja yang tinggi.


8.
Kepala puskesmas memiliki pengalaman yang memadai dalam membimbing

pegawai puskesmas dalam melaksanakan pelayanan yang baik kepada

masyarakat.7

8. Bagaimana solusi untuk skenario?

Solusi pertama bagi pimpinan baru menjabat sebagai pimpinan mengenai

tingkat kepatuhan dan kematangan bawahan yang rendah, ialah dengan cara

memanfaatkan kekuasaan legitimate (sebagai pemimpin). Cara ini dirasa paling

tepat untuk memaksa bawahannya (kekuatan paksaan) dengan menggunakan gaya

kepemimpinan memberitahukan satu arah. Artinya pemimpin langsung menunjuk

bawahan yang dipilihnya untuk menyelesaikan tugas yang ia berikan dalam kurun

waktu yang sudah ditentukan, mau tidak mau bawahan harus menaati tugas

ataupun perintah yang diberikan pemimpinnya.

Solusi yang kedua yaitu seorang pemimpin yang berhasil adalah pemimpin

yang mampu mengadaptasi gayanya agar sesuai dengan situasi tertentu.

Jadi karena di skenario 1 kematangan bawahan rendah (M1 tidak mampu dan
tidak mau/tidak yakin) sesuai gambar model kepemimpinan situasional (thoha

2009) instruksi gaya pemimpin yang pas untuk bawahan yang rendah

kematangannya. Orang yang tidak mampu memikul tanggung jawab untuk

melaksanakan sesuatu adalah tidak kompeten atau tidak memiliki keyakinan.

Dengan gaya pengarahan (G1) yang jelas dan spesifik. Dalam G1 seorang

pemimpin menunjukan prilaku yang banyak menunjukkan pengarahan dan sedikit

dukungan. Pemimpin memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan

tujuan bagi pengikutnya.


E. Pohon Masalah (Problem Tree)

Teori

Cerdas
Kepemimpinan Atribut
Mudah bergaul

Sifat Perhatian

Prilaku (gaya
Pendekatan Kharismatik
kepemimpinan)

Keyakinan
Situasional tinggi

Dominasi

Transaksional vs Pendapat kuat


Transformasional
DAFTAR PUSTAKA

1. Sabran MS. The criteria for holistic leaders. British Journal of Arts and

Sciences. 2013; 11(11): 140-149.


2. Kartono, Kartini. Pemimpin dan kepemimpinan: apakah kepemimpinan

abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

3. Bryan johannes tampi. Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terrhadap

kinerja karyawan pada pt. Bank negara indonesia,tbk (regional sales manado).

Journal acta diurna volume iii. No.4. Tahun 2014.

4. Rusmardi, desi yulfi, yondri sorfa. Dasar-dasar kepemimpinan dalam

pelaksanaan keselamatan kerja di pabrik. Jurnal r & b : 2(1); 62-65, 2002

5. Ngalim P. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

6. Arifin Syamsul. Leadership ilmu dan seni kepemimpinan. Banjarmasin:Mitra

wacana media, 2012.


7. Muhammad T. Umar F. 2005. Melahirkan pemimpin masa depan. Jakarta :

Gema Insani Press.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai