Anda di halaman 1dari 7

1.

Produksi rendemen dari variasi suhu dan waktu ekstraksi

a. Timbang Skeletonema costatum yang sudah dikeringkan menjadi


25 gram

Alat : Timbangan analitik

b. Masukan kedalam labu leher 2 dengan volume 250 ml

Alat : labu leher 2

c. Tambahkan pelarut heksana 50 ml menggunakan pipet pada


masing-masing percobaan

Alat : Pipet ukur 25 ml

d. Setelah itu labu yang dilengkapi dengan kondensor dan


thermometer dimasukan kedalam ultrasonik cleaning bath dengan
frekwensi 50/60 Hz pada suhu 45, 60, 75 C dan pada waktu 10, 20,
30 menit

Alat : Thermometer, Kondensor

e. Kemudian hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan kertas


saringan

f. Pelarut diuapkan dengan Rotary Vacum Evaporator pada tekanan


24 Kpa dan suhu 20 C

g. diperoleh Oleoresin skeletonema costatum

2. Analisis bilangan asam

Bilangan asam menunjukan jumlah asam lemak bebas pada minyak.

a. Timbang minyak Skeletonema costatum sebanyak 5 gram


Alat : Timbangan analitik, erlenmeyer, pipet tetes 250 ml
b. Masukan dalam erlenmeyer dan diencerkan menggunakan 50
mL Isopropanol
Alat : erlenmeyer 250, pipet volume 50 ml
c. Kemudian panaskan selama 10 menit kedalam labu didih dan
diaduk menggunakan pengaduk magnet dan ditutup dengan
pendingin balik
Alat : labu didih, pengaduk magnet
d. Setelah dingin larutan minyak dititrasi dengan 0,1 N larutan KOH
standar memakai indikator pp
Alat : pepet tetes, seperangkat alat titrasi

f. Catat volume KOH yang digunakan

g. Hitung bilangan asam

3. Analisis bilangan penyabunan

Bilangan penyabunan dinyatakan dalam jumlah miligram kalium


hidroksida yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram minyak
atau lemak.

e. Timbang minyak Skeletonema costatum sebanyak 3 gram dalam


labu alas bulat
Alat : timbangan analitik, pipet tetes
f. Kemudian larutkan dengan menggunakan KOH alkoholis 0,1 N
sebanyak 50 mL dalam labu alas bulat
Alat : pipet volume 50 ml, labu alas bulat 100 ml
g. Setelah itu reflux campuran selama 1 jam hingga larutan menjadi
jernih
Alat : seperangkat alat reflux
h. Kemudian dinginkan larutan dan encerkan dalam labu takar
Alat : labu takar 250 ml
i. Ambil 25 ml larutan dan titrasi menggunakan HCL 0,5 N dengan 2
tetes indikator pp dalam erlenemeyer
Alat : pipet ukur 25 ml, erlenmeyer 250 ml, pipet tetes
j. Catat volume HCL yang digunakan
k. Hitung bilangan penyabunan

4. Analisis bilangan iod

Bilangan iod dinyatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh
100 gram minyak atau lemak dan menunjukan besarnya tingkat
ketidakjenuhan asam lemak yang menyusun minyak atau lemak.

a. Timbang minyak skeletonema costatum sebanyak 1 gram


erlenmeyer tertutup
Alat : erlenmeyer, pipet tetes, timbangan analitik, gelas arloji
b. Kemudian tambahkan 20 mL kloroform dan 25 mL larutan Wijs
dan biarkan di tempat gelap selama 30 menit
Pipet ukur 25 ml, erlenmeyer 250 ml,
c. Setelah itu tambahkan 25 mL KI 10 % dan 100 mL aquades yang
sebelumnya telah didihkan
Alat : pipet ukur 25 ml, beaker glass 100 ml
d. Titrasi dengan larutan natrium thisulfat 0,1 N hingga larutan
kuning pucat dan kemudian tambahkan larutan amilum 1%
sebanayak 2 mL dan dititrasi sampai warna menjadi biru
Alat : seperangkat alat titrasi, pipet tetes, gelas ukur 10 ml
e. Setelah itu dititrasi kembali hingga warna biru hilang
f. Hitung volume larutan natrium thiosulfat yang digunakan
g. Hitung bilangan iod
Pembuatan larutan

1. Larutan Natrium Tiosulfat


a. Timbang kristal Natriumtiosulfat sebanyak 2,48 gram dalam
gelas arloji
Alat : timbangan analitik, spatula, gelas arloji
b. Encerkan dalam labu takar 1000 ml dengan akuades sampai
garis tanda dan kemudian homogenkan dengan stirer
Alat : labu takar 1000 ml, stirer
2. Standarisasi larutan Natrium Tiosulfat
a. Timbang kristal K2CR2O7 sebanayak 1,24 gram dalam gelas
arloji
Alat : timbanagan analitik, gelas arloji, spatula
b. Masukan dalam labu takar 250 ml kemudian encerkan dalam
akuades sampai garis tanda dan homogenkan
Alat : labu takar 250, pengaduk kaca
c. Setelah homogen kemudian masukan kedalam erlenmeyer
sebanyak 25 ml menggunakan pipet
Alat : pipet ukur 25 ml, erlenmeyer 250 ml
d. Tambah dengan 20 ml larutan KI 15%
Alat : pipet ukur 25 ml
e. Tambah 5 ml larutan HCL dan dikocok kemudian diamkan 5 menit
Pipet ukur 5 ml
f. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N (warna ungu sampai
menjadi warna hijau)
Alat : seperangkat alat titrasi
g. Tambah 5 ml indikator amilum 1%
Alat : gelas ukur 10 ml, pipet tetes
h. Titrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai terbentuk
larutan hijau jernih
Alat : seperangkat alat tirasi, corong kaca
i. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan
3. Pembuatan larutan KI 15 %
a. Timbang 15 gram kristall KI dalam gelas arloji
Alat : timbanagn annalitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca,
beaker glass 100 ml,
b. Masukan kedalam labu takar 100 ml lalu encerkan dengan
akuades sampai garis tanda, dan homogenkan
Alat : labu takar 50 ml
4. Pembuatan indikator amilum 1%
a. Timbang 1 gram bubuk amilum dalam gelas arloji
Alat : neraca analitik, spatula, gelas arlloji,
b. Masukan dalam krus porselin, tambah akuades hingga
setengahnya
Alat : krus porselin
c. Homogenkan dengan pipet tetes dengan disedot dna dikeluarkan
hingga berulang ulang
Alat : pipet tetes
d. Panaskan akuades 50 ml dengan kompor listrik
Alat : kompor listrik, beaker glass 100 ml
e. Masukan amilum pada krus porselin kedalam beaker glass tetes
demi tetes hingga habis sampai terus disedot dikeluarkan
Alat : pengaduk kaca
5. Pembuatan larutan KOH 0,1 N
a. Timbang 5,6 gram kristal KOH dalam gels arloji`
Alat : timbangan analitik, gelas arloji, spatula
b. Masukan kedalam labu takar 1000 ml dan diencerkan
menggunakan akuades sampai batas
Alat : labu takar 1000 ml, beaker glass 100 ml
c. Homogenkan
6. Standarisasi larutan KOH 0,1 N
a. Timbang larutan H2C2O4.2H2O sebanyak 6,3 gram dalam gelas
arloji
Alat : timbangan analitik, gelas arloji, spatula
b. Larutkan dengan akuades dlam labu takar 250 ml
Alat :, beaker glass 1000 ml , labu takar 250 ml, pengaduk kaca
c. Masukan sebanayak 5 ml kedalam gelas erlenmeyer 250 ml
menggunakan pipet ukur
Alat : pipet ukur 5 ml, erlenmeyer 250 ml
d. Tambahkan 3 tetes indikator phenoltalein 1%
Alat : pipet tetes
e. Titrasi dengan larutan KOH sampai terjadi perubahan warna
bening menjadi merah muda pada titik akhir titrasi
Alat : seperangkat alat titrasi
f. Catat volume larutan KOH yang digunakan
7. Pembuatan KOH alkoholis 0,1 N
a. Timbang 6 gram kristal KOH murni dalam gelas arloji
Alat : neraca analtik, gelas arloji, spatula
b. Masukan kedalam labu takar 250 ml dan larutkan dengan etanol
95% sampai garis tanda
Alat : labu takar 250 ml, beaker glass 100 ml, pengaduk kaca
8. Standarisasi KOH alkoholis 0,1 N
a. Masukan 10 ml KOH alkoholis 0,1 N yang telah dibuat kedalam
erlenmeyr 250 ml dan tambahkan 3 tetes indikator pp
Alat : pipet ukur 10 ml, erlenmeyer 250 ml, pipet tetes
b. Titrasi dengan menggunakan HCL 0,1 N
Alat : seperangkat alat titrasi
c. Catat volume HCL yang digunakan
9. Pembuatan larutan indikator phenolptaelin
a. Timbang 1 gram serbuk phenolptaelin dalam gelas arloji dan
Masukan kedalam labu takar 100 ml
Alat : timbangan analitik, gelas arloji, spatula, beaker glass 100
ml, labu takar 100 ml
b. Encerkan dengan larutan alkohol hingga garis tanda
10. Pembuatan indikator timol blue 0,1 %
a. Timbang 1 gram kristal timol blue 0,1 % dalam gelas arloji dan
masukan kedalam labu takar 100 ml
Alat : timbangan analitik, gelas arloji, spatula, labu takar 100 ml
b. Encerkan dengan etanol hingga garis tanda

1. Alat :

- Timbangan analtik
- Labu leher 2
- Kondensor
- Termometer
- Pipet ukur 25 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 ml & 50 ml
- Pipet tetes
- Seperangkat alat titrasi
- Labu alas bulat 100 ml dan 1000 ml
- Seperangkat alat reflux
- Labu takar 250 ml, 50 ml dan 1000 ml
- Gelas arloji
- Beaker glass 1000 ml
- Gelas ukur 10 ml
- Spatula
- Pengaduk kaca
- Corong kaca
- Neraca analitik
- Krus porselin
- Kompor listrik
2. Bahan :
- Heksana
- Aquades
- Etanol
- Kloroform
- Larutan KI 10 %
- Amilum
- HCL 0,5 N
- Larutan Natrium tiosulfat
- indikator pp
- iod bromid
- KOH

Anda mungkin juga menyukai