PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesempatan berpartisipasi wanita dalam penanggulangan telah dinyatakan
pada garis besar haluan negara (GBHN). Wanita memegang peran kusus dalam
kehidupan keluarga terutama perkembangan anak dan remaja. Didalam
penggunaan peran kaum wanita penting di berbagai kebijaksanaan dan program
pembangunan sosial dan ekonomi yang secara nyata meningkatkan kedudukan
wanita didalam masyarakat indonesia.
Membicarakan kebidanan komunitas akan menyangkut komunitas wanita. Inti
dari sasaran komunitas adalah sebenarnya kolompok ibu ( wanita), kaum ibu
sesuai dengan kodratnya mengalami masa hamil, melahirkan, menyusui,
mengasuh dan mendidik anak. Kebidanan komunitas tidak hanya memandang ibu
sebagai manusia dan kaudratnya
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar melayani keluarga dan
masyarakat didalam masyarakat di dalam konsep tersebut berbagai unseru
tercakup di dalamnya unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik dan peneliti.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang di ciptakan seprofesional mungkin untuk
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) karena
merupakan ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia
melalui kemampuan untuk melakukan pengawasan terhadap pertolongan
persalinan, neonatus, ibu post, partum dan pelayanan kebidanan serta pengawasan
terhadap gizi ibu nifas, menyusui, gizi bayi atau balita.
Seperti yang telah digariskan dari dalam. Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) tentang kesehatan dan kependuduka yang berbunyi Dalam rangka
mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat, pemahaman kesehatan
masyarakat termasuk perbaikan mutu gizi perlu lebih ditinggkatkan dengan
pengembangan sistem kesehatan nasional , upaya pencegahan dan penyembuhan/
pengobatan dapat dilaksanakan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat, kebijakan pendudukan yang menyeluruh dan terpadu.
Hal tersebut sesuai dengan visi Indonesia sehat 2012, pembangunan dibidang
kesehatan dalam mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan indidvidu, keluarga, masyarakat
serta lingkungannya, oleh karena itu perilaku merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh terhadap status kesehatan selain faktor lingkungan, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan (Genetik).
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian masalah ibu dan anak dalam kontak
langsung dengan keluarga binaan.
b) Memahami dan menstabulasikan masalah kesehatan yang ada pada
keluarga binaan.
c) Melaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ada.
d) Merencanakan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada
keluarga binaan.
e) Melakukan evaluasi tindakan serta melakukan dokumentasi secara
tertulis sesuai dengan hasil yang diharapkan.
f) Membantu keluarga mengenal sedini mungkin masalah kesehatan
dan upaya penanggulangan pada akhirnya mampu mengatasi
masalah.
C. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat
Khususnya ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan ibu ibu yang
mempunyai bayi/ balita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
kesehatan keluarganya terutama bayi, balita, pus, wus, dan sebagainya.
2. Bagi Kebidanan Komunitas
Sebagai bahan perenungan dan berbagai masalah yang dihadapi dalam
masyarakat dan dipakai sebagai alat untuk mencapai solusi bersama
masyarakat.
D. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam laporan kebidanan komunitas
dalam konteks pelayanan kesehatan di Desa Kampong Blang Kecamatan Blang
bintang adalah Metode Deskriptif dan studi kasus, adapun metode dalam
pengambilan data yang dipakai adalah :
1. Home visit (kunjungan rumah)
2. Observasi
3. Wawancara
4. Tanya jawab
E. Langkah Kerja
Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan dalam mencapai
dan menentukan langah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
1. Indentifikasi masalah
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melalui indentifikasi untuk
mengatasi keadaan dan masalah kesehatan masyarakat di Desanya,
terutama kesehatan ibu dan anak.
2. Analisa data
Seluruh data yang dikumpulkan digunakan sebagai bahan untuk analisa
data, tujuan analisa data adalah menggunakan angka-angka yang
terkumpul dan mencari kaitan satu sama lainnya, sehingga ditemukan
sebagai kesalahan.
3. Perumusan masalah
perumusan masalah dapat ditemukan berdasarkan hasil analisa didalam
rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebab serta masalah
potensial.
4. Prioritas masalah
Masalah-masalah yang ada diuraikan sesuai dengan kebutuhan yang
perlu penanganan segera.
5. Perencanaan
Pada langkah-langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya mengikuti apa yang sudah terindentifikasi atau
di antisipasi, namun juga melengkapi data dasar yang tidak lengkap.
6. Pelaksanaan
Tindakan yang telah di rencanakan yang diuraikan pada langkah 5 maka
di rencanakan secara efektif dan aman.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bersama.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
1. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
2004).
2. Keluarga merupakan ikatan darah, perkawinan atau adaptasi terdapat
dalam satu rumah yang merupakan budaya interaksi yang teratur (Tor
Bett 2005).
B. Batasan Keluarga
1. Pemegang kekuasaan dalam keluarga
a) Patrilokal : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di
pihak ayah.
b) Matrilokal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah di pihak ibu.
c) Equlitarian : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
ayah dan ibu.
2. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a) Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat bagi lingkungannya.
b) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mampu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anaknya, pelindung dan sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disampng itu juga berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3. Fungsi keluarga
Menurut WHO ada 5 fungsi keluarga
a) Fungsi Biologis yaitu :
1) Meneruskan keturunan.
2) Membesarkan anak.
3) Memberikan makanan bagi keluarganya.
4) Melindungi para anggota keluarganya.
5) Memberikan kesempatan untuk berekreasi pada anggota
keluarganya.
b) Fungsi Psikologis yaitu fungsi untuk memberikan
1) Identitas keluarga serta rasa aman.
2) Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya.
3) Perlindungan secara psikologis.
4) Kemampuan untuk mengadakan hubungan keluarga dengan
keluarga lain atau masyarakat.
c) Fungsi Sosial Budaya yaitu fungsi
1) Meneruskan nilai-nilai hidup.
2) Sosialisasi
3) Pembentukan Norma norma tingkah laku pada tiap tahap
perkembangan anak serta kehidupan keluarga
d) Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber sumber untuk memenuhi fungsi lain
2) Pembagian sumber sumber tersebut untuk pengeluaran atau
hubungan
3) Pengaturan ekonomi keuangan
e) Fungsi pendidikan
1) Penanaman ketrampilan tingkah laku dan pengetahuan dalam
hubungan dengan fungsi fungsi lain
2) Persiapan untuk kehidupan dewasa
3) Memenuhi peranan sebagai anggota keluarga yang dewasa
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
Tn.H DI DUSUN KRUENG LINGKA, DESA KAMPONG BLANG
A. Data dan Identifikasi
1. Biodata
Nama KK : Tn. H
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Sopir
Suku Bangsa : Aceh
Alamat : Dusun Krueng Lingka , Desa Kampong Blang
Suami Istri
Ket:
= Laki- laki
= Perempuan
= sasaran binaan
g. Rekreasi keluarga
Keluarga ini jarang berekreasi bersama, karena Tn.H. sibuk bekerja.
Pemeriksaan fisik
1. Tn.W.
Kepala : rambut hitam ikal
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera
tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Bersih, timpani mengkilat
Mulut dan gigi : Ada karies
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Dada : Simetris
Perut : Datar
Punggung : Lordosis
Genetalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tegap
TTV :TD = 120/80 mmhg
T = 37C
N = 70 x/m
RR = 20 x/m
2. Ny. M
Kepala : rambut hitam ikal
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera
tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Bersih, kelenjar timpani mengkilat
Mulut dan gigi : Ada karies
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada benjolan
Dada : normal
Perut : datar
Punggung : Lordosis
Genetalia : Tidak diperiksa (normal)
Ekstremitas : Tidak odema
Postur tubuh : Kurus,tinggi.
TTV : TD = 110/80 mmhg
T = 36C
N = 65 x/m
RR = 22 x/m
3. Nn. N
Kepala : rambut hitam ikal
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera
tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Bersih, kelenjar timpani mengkilat
Mulut dan gigi : Ada caries, tidak ada lobang pada gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada benjolan
Dada : normal
Perut : Datar
Punggung : Lordosis
Genetalia : Tidak diperiksa (normal)
Ekstremitas : Tidak odema
Postur tubuh : pendek kurus
TTV : TD = Tidak dilakukan
T = 36,5C
N = 69 x/m
RR = 24 x/m
4. Tn. M.
Kepala : rambut hitam , keriting
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera
tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Bersih, kelenjar timpani mengkilat
Mulut dan gigi : Tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : normal
Perut : Datar
Punggung : Lordosis
Genetalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Tidak odema
Postur tubuh : kurus.
TTV : TD =Tidak dilakukan
T = 36,5C
N = 69 x/m
RR = 24 x/m
5. Ny.S
Kepala : rambut hitam ikal
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera
tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Telinga : Bersih, kelenjar timpani mengkilat
Mulut dan gigi : tidak ada caries.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : normal
Perut : Datar
Punggung : Lordosis
Genetalia : Tidak diperiksa (normal)
Ekstremitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi kurus.
TTV :T = 37C
N = 65 x/m
RR = 22 x/m
B. Analisa data
Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga Tn.H. disebabkan kurangnya
pengetahuan keluarga. Masalah yang di temukan dalam keluarga Tn.H adalah
kurangnya pengetahuan ibu dan remaja tentang Dismenorhea. Dalam
pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn. H. tenaga kesehatan umumnya
dan bidan khususnya harus bekerjasama dengan keluarga untuk membahas
masalah yang timbul dan memikirkan alternative pemecahan masalah. Dalam
hal ini intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal adalah
pemberian pendidikan kesehatan sehingga keluarga dapat menyelesaikan
masalah yang timbul secara tepat dan mandiri.
C. Perumusan Masalah
D. Prioritas masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah
ditemukan dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga keshatan yaitu
bidan . Prioritas disusun untuk menentukan tingkat permasalahan agar
penyelesaian lebih difokus dan sesuai sasaran dan harapan.
E. Asuhan kebidanan
1. kurangnya pengetahuan tentang dismenorhea
a. Data
Nn. N menyatakan kurang memahami tentang dismenorhea , dan cara
mengatasi dismenorhea
b. Masaalah kesehatan
Kurangnya pengetahuan tentang dismenorhea, dan cara mengatasi
dismenorhea
c. Tujuan
a) Setelah memberikan penyuluhan kepada Nn. N mengetahui tentang
Dismenorhea
b) Nn.N mengetahui tentang pengertian dismenorhea, gejala dismenorhea
dan cara mengatasinya.
d. Rencana tindakan
Memberikan penyuluhan tentang kesehatan mengenai : pengertian
dismenorhea gejala dismenorhea dan cara mengatasinya
e. Tindakan
Memberikan penyuluhan mengenai:pengertian dismenorhea, gejala
dismenorhea, dan cara mengatasinya
f. Evaluasi
Nn. N dapat menjelaskan gejala dismenorhea dan cara mengatasi
dismenorhea .
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn. H dengan masalah Dismenorhea
A Pengertian
Dismenorhea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur.Nyeri bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah (Mansjoer, 2003).
B. Gejala
Gejala nyeri haid di antaranya yaitu: rasa sakit datang secara tidak teratur,
tajam dan kram di bagian bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian
belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita).
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Gejala-gejala
tersebut meliputi tingkah laku seperti kegelisahan, depresi, iritabilitas/sensitif,
lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, mengidam makanan dan kadang-
kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat.Selain itu juga keluhan fisik
seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit
kepala, sakit sendi, sakit punggung, mual, muntah, diare atau sembelit, dan
masalah kulit seperti jerawat.
C. Cara mengatasi
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-
steroid ( misalnya ibuprofen, naproxen atau asam mefenamat ). Obat ini akan
sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan
sampai hari 1-2 mentruasi.
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bias dikurangi dengan istirahat
yang cukup
Olahraga yang teratur ( terutama berjalan )
Pemijatan
Yoga
Orgasme pada aktifitas seksual
Kompres hangat didaerah perut
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi
mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.Gejala juga
bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olahraga secara teratur.
2. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn. W dengan Masalah
Tumbuh Kembang
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan kuliah kerja lapangan kebidanan komunitas
didesa Kampong Blang kecamatan Blang Bintang aceh besar selama 2 minggu
,melelui beberapa pendekatan seperti: kerja sama tim manajemen kebidanan
pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Selam penerapan kuliah kerja lapangan (kkl) kebidanan komunitas
penulis menemukan bahwa :
1. Pada keluarga binaan ,kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang
pentingnya imunisasi untuk bayi dan Tumbuh Kembang Balita
2. Untuk mengatas hal tersebut perlu dilakukan pembinaan dan penyuluhan
sehingga keluarga dan masyarakat lebih mengerti tentang masaalah
kesehatan.
3. Dalam melaksanakan kebidanan komunitas penulis melakukan
kolaborasi dengan Bides yaitu .:
a) Penyuluhan tentang cara imunisasi pada bayi yang benar dan Tumbuh
Kembang Balita.
b) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan keluarga
c) Melaksanakan evaluasi progam pelayanan kebidanan komunitas
B. Saran
1. Bagi institusi
Agar kepala desa memberi bimbingan secara terarah kepada mahasiswi
dalam melaksanakan KKL tersebut sehingga dapat memberikan solusi bagi
permasalahan yang dihadapi ibu, bayi, dan anak.
2. Bagi Keluarga Binaan
Disarankan kepada ibu ibu agar hendak hendaknya dapat menyadari
pentingnya pengetahuan tentang masalah kesehatan, sehingga ibu dapat
mendeteksi secara dini masalah apa yang dihadapi di dalam keluarga.
Dengan adanya keinginan untuk mengangkat derajat kesehatan yang
optimal dan memadai sehingga terbatas dari berbagai masalah yang
membahayakan diri dan keluarga.
3. Bagi bidan / keluarga kesehatan
Agar lebih bekerja keras lagi untuk dapat mencapai kesehatan yang lebih
optimal di dalam setiap keluarga khususnya pada ibu yang membutuhkan
informasi tentang IMUNISASI.
DAFTAR PUSTAKA