OklusiTuba
Oleh:
(1108012043)
1
PEMBIMBING:
2016
HALAMAN PENGESAHAN
2
Referat ini telah disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Telinga Hidung dan Tenggorokan RSUD Prof. Dr. W.
Z. Johannes Kupang.
PEMBIMBING KLINIK
Ditetapkan di : Kupang
Daftar Isi
3
Kata pengantar 2
Bab 1 Pendahuluan 3
Bab 2 Pembahasan
2.1 Anatomi telinga 4
2.2 Anatomi tuba 7
2.3 Fungsi tuba 8
2.4 Gangguan fungsi tuba 9
2.5 Tuba terbuka abnormal
10
2.6 Myoklonus palatal
13
2.7 Palatoskizis
13
2.8 Obstruksi tuba
14
2.9 Barotrauma
19
2.10 Otitis media akut
23
2. 11 Otitis media supuratif kronis
30
2.12 Otitis media serosa
40
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
45
3.2 Daftar pustaka
46
4
BAB I
PENDAHULUAN
Oklusi tuba atau penutupan saluran tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani
akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara.
Tuba auditiva atau tuba faringotimpani.bentuknya seperti huruf S tipis. Tuba ini merupakan
saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa
panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah dan
pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar
kacang polong berlokasi tepat dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisi
dengan udara yang masuk ke area itu melalui saluran-saluran auditiva. Tuba auditiva
namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada
5
telinga tengah dengan tekanan udara diluar telinga.Telinga tengah juga mengandung tulang-
tulang kecil yang mengirim getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah ,infeksi-
infeksi telinga dalam adalah jarang.Permulaan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas
masuk lewat tuba sampai ke telinga. Infeksi-infeksi telinga tidak menular. Bagaimanapun,
infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa) yang dapat mendahuluinya adalah menular
dan dapat menjurus ke infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih umum
pada anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka lebih pendek
dan lebar. Sebagai tambahan, jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang tenggorokan
BAB II
PEMBAHASAN
6
Gambar 1. Anatomi
telinga
1.
Anatomi
Telinga
pendengaran, prosesus mastoideus, dan tuba auditiva. Pada telinga terngah terdapat
Membran timpani
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang
telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertical rata-rata 9-10 mm dan
diameter antero-posterior kira -kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Letak
membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya
dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 450 dari dataran sagital dan
7
horizontal. Membran timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut
menonjol kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo kemuka bawah
1. Pars tensa : Merupakan bagian terbesar dari membran timpani dan suatu permukaan
yang tegang dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus yang merupakan
Kavum Timpani
1. Dinding superior (batas atas) : Dibentuk oleh tulang yang sangat tipis, kadang-
kadang malah ditemukan suatu dehidasi (celah). Tegmen tympani ini merupakan
8
batas antara cvum tympani (epitympani) dengan fossa cranii media. Dalam klinik
batas ini harus diketahui karena radang dapat meluas ke intracranial melalui tegmen
tympani.1
2. Dinding inferior (batas bawah) : Juga berdinding tipis, berbatasan dengan bulbus
vena jugularis. Dalam klinik, radang dari cavum tympani dapat meluas ke bawah
melalui suatu celah yang disebut aditus ad antrum.Bagian atas dari aditus ini disebut
tegmen antri, yang berbatasan dengan fossa cranii media. Kemudian di bawah
(dasar dari aditus ini) terdapat canalis N. Fascialis pars verticalis beserta sarafnya
(N. Fascialis pars verticalis). Saraf ini keluar dari os temporalis melalui foramen
stylomastoideus.1
4. Dinding anterior (dinding depan) : Dinding ini dibentuk oleh a. Carotis interna,
muara tuba esutachius ke dalam cavum tympani. Disini terdapat canalis dari tulang
o Foramen ovale ditutupi oleh basis dari stapes yang memisahkan cavum
tympani dengan skala vestibule
9
o Foramen rotundum ditutupi oleh suatu membran (slaput) yaitu membran
tympani secundaria dan membran ini memisahkan cavum tympani dengan skala
tympani.
6. Dinding lateral : Terdiri dari 2 bagian yaitu pars osseus dan pars membranasea.
Pars osseus merupakan dinding lateral dari epytimpani dan hanya membentuk
Tulang-tulang pendengaran
1) Maleus
Caput
Colium
Proccesus brevis
Proccesus longus
Manubrium mallei
(caput mallei terdapat pada epytimpani sedangkan bagian-bagian lain terdapat pada
mesotympani).1
2) Incus Corpus
Proccesus brevis
Proccesus longus
Sebgaian besar incus berada pada epytimpani, hanya sebagian kecil dari proccesus
3) Stapes
10
Capitulum
Colum
Crus anterior
Crus posterior
Basis
Caput mallei mengadakan artikulasi dengan corpus dari incus, sedangkan proccesus longus
dari Incus mengadakan articulation dengan capitulum dari stapes. Rangkaian ini disebut
ossicular chain. Gangguan pada ossikular chain ini menyebabkan gangguan pendengaran,
Tuba auditiva bentuknya seperti huruf S tipis. Tuba ini merupakan saluran yang
menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba
11
sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah dan pada anak
dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :1
Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).
Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).
Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan bagian
tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini berjalan kearah
posterior,superior dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan panjang tuba (4 cm),
Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus.Bagian
tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir pada
dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba pada bagian timpani terletak
kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi dibanding dengan ujungnya nasofaring. Pada anak-anak,
tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke
telinga tengah.1
Pada pendengaran yang normal, perlu sekali bahwa tekanan pada dua sisi membran
menyeimbangkan tekanan udara pada telinga tengah. Normalnya tuba auditiva tetap
tertutup dan terbuka secara intermitten selama menelan, mengunyah dan bersin.
Sikap badan juga mempengaruhi fungsi, pembukaan tuba kurang berguna pada
posisi berbaring dan selama tidur dikarenakan pembendungan vena. Fungsi tuba
yang buruk pada bayi dan anak-anak bertanggung jawab pada masalah telinga pada
kelompok usia tersebut. Itu biasanya normal kembali pada usia 7-10 tahun.
2. Perlindungan terhadap tekanan bunyi nasofaring dan reflux sekresi dari nasofaring.
Secara abnormal, tekanan suara tinggi dari nasofaring dapat dialirkan ke telinga
tengah dari reflux sekresi nasofaring. Reflux ini terjadi dengan mudah jika diameter
tuba lebar (patulous tube), pendek (seperti pada bayi), atau membran timpani yang
perforasi (menyebabkan infeksi telinga tengah yang persisten pada kasus perforasi
13
membran timpani). Tekanan tinggi di dalam nasofaring juga dapat memaksa sekresi
Membran mukosa tuba auditiva dan bagian anterior telinga tengah dilapisi oleh sel
membersihkan sekresi dan debris dalam telinga tengah ke arah nasofaring. Fungsi
pembersihan dipengaruhi oleh pembukaan dan penutupan yang aktif dari tuba.
Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk
ke dalam telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.Pembukaan tuba
dibantu oleh otot tensor velli palatine apabila perbedaan tekanan berbeda Antara 20- 40
mmHg. Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal, seperti tuba terbuka
abnormal, mioklonus palatal, palatoskisis, obstruksi tuba karena beberapa penyebab (seperti
radang adenoid, tumor nasofaring, radang nasofaring), barotraumas, OMA, OMSK, OMS,
dan otosklerosis.2
Pada anak, mekanisme pembukaan tuba auditiva saat menelan sering kali menjadi satu
permasalahan. Hal ini disebabkan oleh, 1) Persisten kolaps kartilago tuba Auditiva 2)
14
Gambar 5. Ketidak berhasilan mekanisme pembukaan tuba pada anak.
Tuba terbuka abnormal ialah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke
telinga tengah waktu respirasi. Umumnya idiopatik tetapi dapat juga disebabkan oleh
hilangnya jaringan lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang
hebat dan kehamilan terutama pada trimester ketiga diidentifikasi sebagai faktor
predisposisi penting.Selain itu, faktor lain yang mungkin adalah penyakit kronis tertentu
seperti rinitis atrofi dan faringitis, gangguan fungsi otot seperti myasthenia gravis,
penggunaan obat anti hamil pada wanita dan penggunaan estrogen pada laki-laki.2,5
dalam nasofaring setelah adenoidectomy atau radioterapi juga dapat mempengaruhi untuk
15
terjadinya kelainan ini.. Faktor predisposisi lainnya termasuk kelelahan, stres, kecemasan,
Insiden tuba terbuka abnormal adalah sebanyak 0,3-6,6%, dan 10-20% dari orang
yang mengalaminya mencari bantuan medis karena merasa begitu terganggu dengan
gejalanya. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria dan biasanya
terjadi pada remaja dan orang dewasa, jarang ditemukan pada anak-anak.5
`Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni (gema
suara sendiri terdengar lebih keras), sampai bisa terdengar bunyi napas sendiri dan bisa
mengalami stress berat. Vertigo dan gangguan pendengaran juga dapat terjadi karena tuba
tengah, perubahan tekanan kemudian dikirim ke telinga bagian dalam melalui gerakan
tulang pendengaran. Beberapa pasien mungkin mengalami kesulitan makan karena suara
siklus yang terjadi dalam mukosa tuba eustachius. Beberapa pasien merasa lega dengan
peningkatan kongesti mukosa yang terkait dengan cara berbaring, menempatkan kepala di
tabung eustachius, dan ini dapat mengakibatkan tekanan negatif telinga tengah jangka
16
panjang. Dekongestan atau tabung ventilasi dalam membran timpani dapat memperburuk
gejala.
Pada pemeriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atrofi, tipis dan
bergerak pada respirasi (a telltale diagnostic sign). Membran timpani dapat menjadi atrofi
sekunder akibat gerakan membran timpani yang konstan dari bernapas atau mengendus.
Disebabkan tuba yang terbuka abnormal, perubahan tekanan dalam nasofaring sangat
dilihat pada waktu inspirasi dan ekpirasi. Pergerakan ini lebih jelas jika pasien bernapas
setelah menutup lobang hidung yang bersebelahan. Membran timpani bergerak ke medial
pada waktu inspirasi dan ke lateral pada waktu ekspirasi. Jika pasien duduk tegak, gerakan
kecil pars flaccida terjadi, yang menghilang ketika pasien terlentang. CT scan dalam bidang
aksial telah digunakan untuk menunjukkan adanya tuba terbuka abnormal. CT scan
mungkin berguna dalam membuat diagnosis pada beberapa pasien. Radiologi hanya
membantu dalam diagnosis patensi anatomi. Timpanometri dapat mendeteksi gerakan dari
membran timpani dengan respirasi hidung, terutama dengan pasien dalam posisi
tegak.Suara distorsi dari respirasi hidung dan pertuturan dapat didengar dengan mikrofon
depan hidung dan mikrofon dipasang ke dalam meatus auditori eksternal. Dengan tuba
terbuka abnormal, tingkat tekanan suara di kanalis eksternal berada pada tingkat
maksimum, karena tabung tidak menutup, tidak ada penurunan mendadak dalam suara yang
ditransmisikan.5
17
Dalam kondisi normal, tabung auditiva ditutup dan hanya dibuka pada waktu
menelan atau autoinflation. Biasanya, penutupan tabung eustachius dikelola oleh faktor
luminal dan ekstraluminal, yang meliputi elastisitas intrinsik tabung, tegangan permukaan
lembab luminal, dan tekanan jaringan ekstraluminal.Tonus otot tensor veli palatini
melebarkan lumen jadinya kerusakan pada tensor veli palatini setelah operasi bibir sumbing
dapat mengakibatkan tuba terbuka abnormal. Berat badan juga dapat menyebabkan
pembukaan abnormal yang disebabkan oleh berkurangnya tekanan jaringan dan hilangnya
tabung auditiva karena perubahan tegangan permukaan, estrogen yang bekerja pada
Kondisi akut dari penyakit ini adalah self-limiting dan tidak memerlukan
pengobatan.Pasien dengan tuba terbuka abnormal yang sedang hamil dan mereka dengan
gejala ringan (kebanyakan pasien) perlu diinformasi saja. Pasien yang memiliki gejala
selama kehamilan bebas gejala setelah melahirkan. Pasien disarankan untuk melakukan hal
berikut:
Hindari diuretik
18
Pemberian obat topikal (obat nasal) dengan antikolinergik mungkin efektif untuk
beberapa pasien. Estrogen (Premarin) tetes hidung (25 mg dalam 30 mL normal saline, 3
tetes tid) atau obat oral larutan jenuh kalium iodida (10 tetes dalam segelas jus buah ) telah
yang mengandung asam klorida encer, chlorobutanol, dan benzil alkohol telah dibuktikan
efektif pada beberapa pasien. Hal ini telah dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik dengan
sedikit atau tidak ada efek samping. Persetujuan oleh Food and Drug Administration (FDA)
masih tertunda. Bila tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang pipa ventilasi
(Grommet).2,5,6
Mioklonus Palatal
Merupakan satu kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang terjadi secara
gangguan pada cerebellum sedangkan tipe essensial etiologinya idiopatik. Bunyi klik hanya
terdengar pada tipe esensial. Bunyi klik terdengar dalam telinga pasien dan kadang-
bersifat berulang-ulang daripada berosilasi dan hanya menggunakan otot agonis sahaja.
Penyebab kepada bunyi klik dari dalam telinga tidak diketahui tetapi lebih sering
ditemukan pada myoklonus palatal essensial yang bersifat idiopatik.Keadaan ini jarang
Palatoskisis
19
Palatoschizis adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal
median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embrionik. Pada palatoskisis
dan penutupan tuba eustachius dimana sfingter pada muara tuba Eustachii bekerja kurang
baik. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya obstruksi tuba yang menyebabkan
infeksi ke telinga tengah pada anak dengan palatoskisis, lebih besar dan lebih mudah
kambuh dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan
tuba eustachi. Adanya hubungan antara rongga mulut dan hidung menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk mengisap pada bayi. Insersi yang abnormal dari m.tensor
veli palatine menyebabkan tidak sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. Infeksi
telinga yang rekuren telah dihubungkan dengan timbulnya ketulian yang memperburuk cara
Klasifikasi :
Palatoschisis dapat berbentuk sebagai palatoschisis tanpa labioschisis atau disertai dengan
labioschisis. Palatoschisis sendiri dapat diklasifikasikan lebih jauh sebagai celah hanya
pada palatum molle, atau hanya berupa celah pada submukosa. Celah pada keseluruhan
20
palatum terbagi atas dua yaitu komplit (total), yang mencakup palatum durum dan palatum
molle, dimulai dari foramen insisivum ke posterior, dan inkomplit (subtotal). Palatoschisis
Obstruksi tuba
Obstruksi tuba umumnya terjadi karena otitis media, baik dalam bentuk barotrauma, otitis
media supuratif, maupun otitis media non supuratif. Salah satu bentuk otitis media non-
supuratif adalah otitis media serosa. Keadaan ini sering ditemukan pada rhinitis alergika
21
dan pada orang yang sering pilek. Dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan
di nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring. Gejala klinik awal yang timbul
pada penyumbatan tuba oleh tumor adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis
media serosa).Oleh karena itu setiap pasien dewasa dengan otitis media serosa kronik
nasofaring juga dapat tejadi oleh tampon posterior hidung (Bellocq tampon) atau oleh
Obstruksi tuba auditiva dapat terjadi secara inflamasi intrisik( intraluminal, periluminal)
seperti infeksi atau alergi. Dapat juga terjadi obstruksi secara ekstrinsik (peritubal) yaitu
pembesaran adenoid.
Komplikasi
1. Cephalgia
2. Diplopia
3. Ptosis
4. Tinitus Nada rendah
5. Tuli konduktif
22
Rinitis alergi merupakan suatu kumpulan gejala kelainan hidung yang disebabkan proses
inflamasi yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE) akibat paparan alergen pada
mukosa hidung.
Rinitis Alergi perennial : Gejala timbul sepanjang tahun, terus menerus tanpa variasi
musim dan penyebab tersering ialah allergen inhalan seperti debu,bulu hewan,
Penyebabnya spesifik yaitu tepung sari (pollen) dan spora jamur. Oleh karena itu
nama yang tepat ialah rinokonjungtivitis karena gejala yang tampak ialah gejala
ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) membuat klasifikasi rinitis alergi
berdasarkan lama dan seringnya timbul gejala, dan berdasarkan gejala yang dialami pasien,
bukan berdasarkan penyebab. Klasifikasi baru membagi rinitis alergi menjadi 2 kategori,
Kategori intermiten adalah apabila gejala timbul kurang dari 4 hari per minggu atau
Kategori persisten adalah apabila gejala timbul lebih dari 4 hari dalam seminggu
23
Gejala rinitis alergi berupa bersin (5-10 kali berturut-turut), rasa gatal (pada mata, telinga,
hidung, tenggorok, dan palatum), hidung berair, mata berair, hidung tersumbat, post nasal
Gejala spesifik pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata yang
terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung yang disebut allergic shiner.
Selain itu, tampak juga anak menggosok-gosok hidung karena gatal dengan punggung
tuba eustachius akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan pada motilitas silia tuba di
eustachius adalah dari alergi, pada situasi ini antihistamin membantu untuk meringankan
kongesti nasal dan peradangan dan sekaligus diharapkan mengembalikan fungsi tuba
eustachius. Selain itu boleh juga diberikan steroid nasal spray ada alergi atau penyebab
beberapa hari untuk efek yang penuh, oleh itu penderita tidak akan merasakan perubahan
Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding posterior
nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin Waldeyer. Secara
24
fisiologik pada anak-anak, adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi. Adenoid ini membesar
pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan menghilang sama sekali pada usia 14
tahun. Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas bagian atas, maka dapat terjadi
hipertrofi adenoid yang akan mengakibatkan sumbatan pada koana dan tuba auditiva.
Akibat sumbatan koana pasien akan bernapas melalui mulut sehingga terjadi (1)
fasies adenoid, yaitu tampak hidung kecil, gigi insisivus ke depan (prominen), arkus faring
tinggi yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti orang bodoh; (2) faringitis
dan bronkitis; serta (3) gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal sehingga
menyebabkan perbedaan dalam kualitas suara. Akibat sumbatan tuba auditiva akan terjadi
otitis media akut berulang dan akhirnya dapat terjadi otitis media supuratif kronik. Akibat
hipertrofi adenoid juga dapat menimbulkan retardasi mental, pertumbuhan fisik berkurang,
gangguan tidur dan tidur ngorok. Hipertrofi adenoid juga dapat menyebabkan beberapa
perubahan dalam struktur gigi dan maloklusi. Terapinya adalah adenoidektomi untuk
adenoid hipertrofi yang menyebabkan obstruksi hidung, obstruksi tuba auditiva, atau yang
25
Gambar 7: Obstruksi tuba
26
V) Karsinoma nasofaring
Batas-batas nasofaring :
bagian atas.
Lateral : mukosa lanjutan dari mukosa di bagian superior dan posterior, muara tuba
Gejala yang timbul oleh tumor nasofaring beraneka ragam, tidak ada gejala pasti yang
khusus untuk tumor nasofaring karena tumor primer itu sendiri dalam nasofaring kadang
Asimptomatik.
Hidung tumpat.
Epistaksis ringan
Tinitus
Tuli (deafness ) akibat timbulnya otitis media serosa
27
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri ( otalgia )
Tidak jarang penderita dengan gangguan pendengaran ini baru kemudian disadari bahwa
fenomena laserum akan mengenai syaraf otak N.III, N.VI, dapat pula ke N.V dapat
jugularis yaitu N.IX, X, XI dan XII sehingga menimbulkan paralise motorik atau
Otitis Barotrauma
Merupakan keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba- tiba di luar telinga
tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk
perbedaan tekanan antara telinga tengah dengan tekanan atmosfir. Pasien dengan perforasi
ini.2
Membrane timpani mempunyai 2 bagian; bagian media yang bisa kolaps dan bagian lateral
yang rigid, jadi udara dapat melewatinya tetapi tidak dapat disedot keluar.Maka perbedaan
28
tekanan tidak berlaku sewaktu pesawat naik karena tekanan telinga tengah cenderung lebih
tinggi dari tekanan atmosfir, tetapi berlaku sewaktu pesawat turun karena tekanan telinga
tengah menurun secara progresif berbanding tekanan atmosfir, maka udara seperti ditarik ke
dalam tuba. Hal ini tidak akan berlaku sekiranya tuba terbuka secara normal oleh gerakan
otot. 3,4
Apabila perbedaan tekanan melebihi 90cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak
mampu membuka tuba.Pada keadaan ini terjadi tekanan negative di rongga telinga tengah,
membrane timpani tertarik ke dalam yang menyebabkan rasa nyeri. Membrane mukosa
teregang, tersumbat dan menjadi edema, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah
kapiler mukosa dan kadang- kadang disertai dengan rupture pembuluh darah, sehingga
cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah. Membrane timpani menjadi
Penatalaksanaan biasanya konservatif saja, yaitu dengan dekongestan local atau dengan
melakukan perasat Valsalva selama tidak terdapat infeksi di jalan napas atas. Perasat
Valsalva dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung
dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka terasa ada udara masuk ke dalam
30
rongga telinga tengah yang menekan membrane timpani ke arah lateral. Perasat ini tidak
Apabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai
beberapa minggu, maka dianjurkan untuk miringotomi dan bila perlu memasang pipa
ventilasi (Grommet).
31
Contoh: semprot xylometazoline- disemprotkan satu jam sebelum waktu pesawat
melakukan perasat Valsalva, terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk
dapat membantu pembukaan tuba (minum, menguap, makan permen, dsb). Hindari
aktivitas menyelam atau menaiki pesawat sekiranya lagi sedang infeksi saluran napas
atas.3,4
`Antara komplikasi yang berlanjutan adalah nyeri telinga bisa memburuk, namun jarang
membrane timpani, namun biasanya dapat menutup sendiri dalam beberapa minggu. Yang
lain adalah mudahnya terkena infeksi akut telinga,gangguan pendengaran atau vertigo.
terjadi lagi. Oleh itu, pencegahan adalah penting untuk mengatasi hal ini.
Antara sebab terjadinya obstruksi tuba eustachius adalah adanya tekanan yang tiba-tiba
di bagian ujung sistem tuba auditiva. Hal ini dapat digambarkan seperti di bawah. Ini
menunjukkan bahwa cairan telinga tidak akan berjalan sehingga tekanan negative diberikan
32
perlahan-lahan pada tuba eusatachius. Namun begitu, jika tekanan negative diberikan
Definisi:
Otitis Media Akut (OMA),otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang
bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang
biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat infeksi bakteri pada
nasofaring dan faring, secara alamiah teradapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri
memasuki telinga tengah oleh enzim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba
eustachii.
Etiologi:
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.
Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.
Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama
bakteri.
Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti
oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada
OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus
yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun
saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama
aliran lendir.
33
Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran auditiva. Saat
bakteri melalui saluran auditiva, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-
sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga
tengah.Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran auditiva menyebabkan lendir yang
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.1
Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek
pernapasan atas (ISPA), otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal
yaitu:
34
Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
Saluran auditiva pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga
kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi
adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar
dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat
saluran auditiva.2
Manifestasi Klinis
a. Stadium Oklusi Tuba auditiva
Pada stadium ini, terdapat sumbatan tuba auditiva yang ditandai oleh retraksi
tengah, dengan adanya absorpsi udara. Retraksi membran timpani terjadi dan
posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang. Edema yang
membran timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau
hanya berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat
dideteksi. Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa
yang disebabkan oleh virus dan alergi. Tidak terjadi demam pada stadium
ini.
35
Pada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran
mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. Hiperemis
gangguan ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. Hal ini terjadi
gejala berkisar antara dua belas jam sampai dengan satu hari.
atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu
edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel
luar.
Pada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. Pasien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak. Dapat
disertai dengan gangguan pendengaran konduktif. Pada bayi demam tinggi dapat disertai
iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran
timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat
tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu
menimbulkan nekrosis. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan atau
yellow spot.
Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil
ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar
dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran timpani akan menutup
kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang tempat perforasi lebih sulit menutup kembali.
Membran timpani mungkin tidak menutup kembali jikanya tidak utuh lagi.
purulen
d. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani
sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke
liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini
37
sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.
Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan dapat
tertidur nyenyak.
Jika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap berlangsung
melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua
keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah sampai dengan dua bulan, maka
5. Stadium Resolusi
Keadaan ini merupakan stadium akhir OMA yang diawali dengan berkurangnya dan
berhentinya otore. Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga
perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya
kering. Pendengaran kembali normal. Stadium ini berlangsung walaupun tanpa pengobatan,
jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah.
38
Apabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media
supuratif kronik. Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan
Otitis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi
membran timpani.
Diagnosis
telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
39
o nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga
pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan,
mual dan muntah, serta rewel.Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari
telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada
riwayat semata.
OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk
Penatalaksanaan
Definisi
Suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang
timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Klasifikasi
41
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi
saluran atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat
perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous. Sekret mukoid kronis
berhubungan dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada tipe
mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana
amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang
telah nekrotik
Bentuk perforasi membran timpani adalah :
1. Perforasi sentral : Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-
42
2. Perforasi marginal : Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus
fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi
3. Perforasi atik : Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired
cholesteatoma.
Etiologi
43
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang
dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis,
tonsilitis,rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba
Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft
palate dan Downs syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang
merupakanfaktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor host yang berkaitan
dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral
dan cell mediated dapat bermanifestasi sebagai sekresi cairan telinga kronis. 7,9
Penyebab OMSK antara lain:
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai
hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana kelompok
sosioekonomi rendah memiliki insiden yang lebih tinggi.Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini
berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.
Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden OMSK
berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel
udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini
atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang menyebabkan satu telinga
otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat.
44
Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa
organisme lainnya.
Infeksi saluran nafas atas
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas.Infeksi
virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh
terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan
Autoimun
Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis media
kronis.
Gangguan fungsi tuba auditiva.
Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal
ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif
berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya
menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK :
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret
migrasiepitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas
sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi.
Diagnosis
Otorrhea
45
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung
stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga
tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau
busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran
timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya hilang timbul.Meningkatnya jumlah sekret dapat
disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau
berenang.
Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat
bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya.
Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap.Pada OMSK tipe ganas unsur
mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara
luas.Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.Suatu sekret yang
serius.Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat berarti
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau
dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.Nyeri telinga mungkin ada
tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis
Gangguan pendengaran
Tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran.Biasanya dijumpai tuli konduktif
namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses
patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi
46
dengan efektif ke fenestra ovalis. Apabila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang
dari 20 db ini ditandai bahwa rantai dari tulang pendengaran masih baik.Kerusakan dan
fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30
db.Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna biasanya
didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga
kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat
Pemeriksaan
Otoskopi
Diagnosis OMSK terutama pada verifikasi dari perforasi membran timpani yang mungkin
disertai keluarnya cairan. Ini dapat dilakukan dengan membersihkan liang telinga dari obstruksi
serumen, debris, benda asing, ataupun cairan, dengan tujuan memvisualisasikan membran
timpani. Letak perforasi sangat penting untuk diidentifikasi karena dapat menentukan tipe dari
OMSK. OMSK tipe aman = mukosa = benigna adalah dengan peradangan terbatas pada
mukosa sahaja, dan perforasi terletak di sentral. OMSK tipe ini jarang menimbulkan komplikasi
berbahaya dan tidak terjadi kolesteatoma. Pada OMSK tipe bahaya= tulang = maligna, dapat
disertai dengan kolesteatoma. Dan perforasi biasanya mengenai bagian marginal atau atik.
dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara di telinga
tengah.Pada penderita OMSK ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi
47
produk toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga
menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara temporer/permanen yang pada fase
awal terbatas pada lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apeks kokhlea.
Evaluasi audiometri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi
koklea.Dengan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan tulang serta
penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat diperkirakan, dan bisa
Komplikasi
48
1. Gangguan pendengaran persisten
2. Otitis Media Serosa
Otitis media non supuratif atau nama lainnya otitis media serosa,
otitis media musinosa, otitis media effusi, otitis media sekretoria, otitis
media mucoid (glue ear). Otitis media non supuratif adalah suatu
dipanggil juga otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental
Adenoid hipertrofi
Adenoitis
Sumbing palatum
Kronik rhinitis dan sinusitis
Tonsillitis kronik : pembesaran tonsil secara mekaniknya akan
4. Infeksi virus
serosa.
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu otitis
telinga tidak akan timbul jika penyebab OME adalah virus atau allergi.
Tinnitus vertigo atau pusing kadang-kadang ada tetapi dalam bentuk
yang ringan.
Pada pemeriksaan otoskopi terlihat membrane timpani retraksi.
52
53
Gambar 21. Otitis Media
Serosa Kronis
54
Beda antara otitis media serosa akut dengan otitis media serosa
kronik ialah pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis media serosa
akut sekret terjadi secara tiba-tiba ditelinga tengah dengan disertai rasa
manakala otitis media serosa akut lebih sering pada terjadi pada orang
dewasa. Otitis media serosa yang unilateral pada orang dewasa tanpa
karsinoma nasopharynx.
Sekret pada otitis media kronik dapat kental seperti lem maka ia
sering disebut glue ear. Selain itu ia juga sering terjadi sebagai gejala
sisa dari otitis media akut yang tidak sembuh sempurna.Gejala klinis
sinus.
b. Pembedahan :
Mengeluarkan sekret dengancara miringitomi dan memasang pipa
ventilasi (grommet).
Antara komplikasi pada kelainan otitis media efusi adalah:
Infeksi telinga akut
Kista di telinga tengah
Kerusakan permanen dari telinga dengan hilang fungsi
56
BAB III
Penutup
III.1 Kesimpulan
Tuba auditiva adalah bagian dari telinga tengah yang berupa saluran
arah inferomedial. Tuba eustachius ini dibagi menjadi: pars osseus dan
pars cartilaginea.
Fungsi dari tuba auditiva adalah menjaga agar tekanan pada cavum
tympani sama dengan tekanan pada dunia luar dan menjamin ventilasi
udara dari cavum tympani. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan
57
Disfungsi Tuba auditiva merupakan suatu keadaan terbloknya tuba
timpani menjadi tegang dan tidak bergetar dengan baik ketika dilalui
IV. Penutup
58
DAFTAR PUSTAKA
telinga tengah. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Dan Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2007.p. 64-5.
medicine. 2nd ed. UK: John Wiley & Sons Ltd; 2013. p.370-1.
In Textbook of ear, nose and throat diseases.12 thed. New Delhi: JP Medical
Ltd; 2013.p.58-60.
medicine (serial online) 2013 Mei 29 (cited 2013 Oct 30). Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/858909-
treatment#a1128
59
7. Djaafar, Zainul, Helmi, Ratna R. Otitis media supuratif kronis. Kelainan
telinga tengah, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Dan Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2007.p. 69-74.
60