Anda di halaman 1dari 6

ALUMAN FITRI P.

AGROTEKNOLOGI B 2010

UAS Sistem Pertanian Berkelanjutan (Organik)

1. A. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai pertanian organik!


Pertanian organik adalah sistem pertanian dimana mulai dari persiapan panen
sampai pengelolaan suatu komoditas tidak menggunakan bahan-bahan kimia (alami)
yang bisa didapatkan di daerah sekitar kita. Prinsip dari pertanian organik terdiri dari
5 yaitu : prinsip kesehatan, prinsip keamanan, prinsip ekologi, dan keadilan. Dengan
adanya pertanian organik pula, kita semakin bisa mengurangi ketergantungan dalam
penggunaan bahan-bahan berbahaya yang akan berdampak buruk bagi kita nantinya.

B. Tuliskan dan Jelaskan 4 prinsip pertanian organik!


Prinsip Kesehatan : Dalam pertanian organik harus bisa memperhatikan
kesehatan baik pada manusia, hewan, tumbuhan, dan
lingkungan sekitarnya.
Prinsip Ekologi :Dalam pertanian sistem organik, harus
memperhatikan keseimbangan ekologi sekitar, jangan
sampai merusak setiap aktivitas faktor biotik dan
abiotik di dalamnya. Dan menggunakan bahan-bahan
yang ada di sekitar lingkungan penanaman.
Prinsip Keadilan :Pertanian harus bisa membangun hubungan yang
baik antara lingkungan umum dan kesempatan hidup.
Prinsip Perlindungan :Pertanian organik harus bisa mengatur dampak untuk
melindungi kesehatan dan bisa menjadi pertanaman
yang berkelanjutan ke depannya. Pertanian organik
harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab
untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan
generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan
hidup.

2. A. Jelaskan perbedaan (terkait dengan metoda, produk, dan pasar) pertanian


organik vs pertanian konvensial!
Perbedaan terbesar antara pertanian konvensional dan pertanian organik
adalah pada penggunaan bahan kimia. Pada pertanian konvensional, petani
menggunakan pupuk kimia untuk menambah nitrogen, fosfor dan kalium ke dalam
tanah. Bahan kimia ini membunuh bakteri mikroskopis yang sangat berguna untuk
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi tanah. Dalam pertanian
organik, petani mengikuti teknik sederhana menggunakan organisme mikro yang
menguntungkan di dalam tanah untuk membuat tanah lebih seimbang sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Teknik ini tidak menimbulkan efek
samping pada tanah sehingga ramah lingkungan.
Dalam hal budidaya, pertanian organik seringkali menggunakan sistem
polikultur, yaitu menanam beberapa jenis tanaman baik secara serentak (tumpangsari)
atau secara bergantian. Hal ini baik bagi tanah karena mengembangkan berbagai
macam jenis organisme mikro sehingga memperkaya unsur hara tanah dan membantu
dalam pengendalian hama secara organik. Di lain pihak, mayoritas pertanian
konvesional menggunakan sistem monokultur sehingga memisikinkan unsur hara
tertentu karena tanaman yang itu-itu saja.

B. Jelaskan perbedaan (minimal 2 point) pertanian organik vs pertanian


tradisional!

Teknik berococok tanam


Bercocok tanam pada pertanian tradisional dilakukan pada lahan tegalan atau
sawah tadah hujan. Pengolahan tanah sangat sederhana. Pengolahan tanah dilakukan
dengan cangkul dan alat pertanian lain yang sederhana. Setelah diolah tanah diberi
pupuk dari jerami yang dibakar ditempat. Bila dibutuhkan pengairan, pengairan
didapat dari aliran sungai yang dialirkan ke sawah atau dari tadah hujan. Sedangkan
Pertnian Organik menggunakan lahan subur yang sebelumnya harus diketahui dulu
sejarah pertanamannya. Daerah penanaman juga harus jauh dari lingkungan yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia.
Pemberantasan Gulma
Gangguan gulma yang ada diselesaikan dengan cara penyiangan saja
(minimum tillage) dengan menggunakan tangan atau sabit kecil atau cangkul jika
dalam pertanian tradisional, sedangkan dalam pertanian organik tumbuhnya gulma
dapat dilakukan dengan penyiangan secara manual. Dalam pengolahan lahannya pun
secara pertanian organik harus maksimum tillage karena ditakutkan akan
menumbuhkan gulma lagi jika menggunakan teknik minimum tillage.

C. Jelaskan kelemahan dan kelebihan (3 point) produk organik!

Kelemahan : Harus melewati proses sertifikasi terlebih dahulu, masa kadaluarsa


cepat (karena tidak menggunakan bahan pengawet), sulit dalam pengelolaan dan
pengangkutannya (karena harus memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan
status organik produk, dan cenderung mahal harganya di pasaran.

Kelebihan : Ada jaminan kesehatan dan perlindungan dari badan sertifikasi, aman
untuk dikonsumsi dan mengandung banyak nutrisi, tidak mengandung bahan-bahan
kimia yang berbahaya.

3. Jelaskan tiga tahapan konversi lahan dari pertanian konvensional ke pertanian


organik!
- Fase Penyesuaian (Adjustment phase)
Fase ini merupakan sistem pengurangan ketergantungan tanaman akan
penggunaan bahan kimia seperti pupuk, pestisida, herbisida, dll. Selama fase ini
berlangsung, akan terjadi penurunan hasil panen akibat konversi/ perubahan dari
sistem kimiawi ke sistem biologis. Tanaman dipaksa mengalami kelaparan
nutrisi akibat nutrisi yang berasal dari pupuk kimia tidak lagi tersedia. Lamanya
masa awal fase penyesuaian tanah organik ini tergantung kepada kondisi historis
tanah & pemupukan awal di penanaman.
- Fase Nyaman (Comfort phase)
Dalam fase ini peningkatan aktivitas biologis berlangsung secara bersamaan
pelepasan unsur hara yang awalnya tidak tersedia menjadi tersedia. Selama fase
ini hasil tanaman akan optimal untuk dilihat karena proses aktivis bilogis
maksimum bekerja.
- Fase Pemeliharaan (Maintenance phase)
Pada sistem tanah pertanian organik setelah periode waktu yang lama akan
mengalami penurunan cadangan unsur hara yang ada di dalam tanah. Hal ini
identik dengan terjadinya penurunan kandungan hara akibat pemanenan &
kehilangan secara alami akibat pencucian (leaching).Oleh akrena itu dalam fase
ini diperlukan sistem pemeliharaan dalam konversi di awal tahun pertanaman
yang optimal.

4. Sebagai seorang konsultan pertanian organik, anda diminta untuk pertanian


organik (tanaman praktikum). Jelaskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan
sejak sebelum tanam (persiapan tanam, penanaman, pemanenan). Jawaban
harus mencakup juga jenis, dosis, dan cara aplikasi !

a. Pembuatan Pupuk Kompos


Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos yang telah dibuat dari sisa dedaunan
yang jatuh dari pohon.

Cara membuatnya adalah dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengambil dedaunan bekas yang jatuh dari pepohonan


2. Menimbang 45 kg dedaunan yang sudah dikumpulkan di dalam karung
3. Mengambil kotoran sapi sebanyak 50 kg
4. Mengambil dedak sebanyak 5 kg, dekomposer EM4 sebanyak dua tutup botol, 5
liter air, dan gula pasir sebanyak 10 sendok makan.
5. Mencampurkan semua bahan yang sudah disiapkan dan mengaduknya dengan
rata
6. Menutup karung dan amati perkembangannya setiap dua hari sekali
7. Setelah itu, pupuk organik pun siap diplikasikan ke pertanaman. Cara aplikasinya
adalah dengan mengencerkan 1 liter pupuk organik cair diatas dengan 17 liter air
bersih dan semprotkan ke daun tanaman seminggu sekali. Dan pemberian pupuk
kompos dilakukan pada saat dilakukan pengolahan lahan atau diberikan sebagai
pupuk dasar.

b. Pembuatan Biakan Thrichoderma sp.

Cara Perbanyakan Trichoderma sp. :


Bahan-bahan :
a. Serbuk gergaji halus dan dedak dengan perbandingan 3 : 1
b. Starter Trichoderma sp.
c. Kantong plastik
d. Alkohol 70 %
Alat :
a. Bunsen
b. Pinset
c. Laminar air flow
Cara Pembuatan Jamur Trichoderma sp.:
1. Campurkan secara merata serbuk gergaji dan dedak diatas alas plastik
2. Tambahkan air kedalam campuran tadi dengan kadar air sekitar 20 % (jika
digenggam kuat tidak menetes airnya dan jika dilepaskan tidak pecah atau
hancur)
3. Masukkan bahan kedalam plastik media sekitar setengahnya, lipat ujungnya.
4. Sterilkan media tersebut kedalam dandang selama 1,5 - 2 jam
5. Masukkan starter Trichoderma sp seujung sendok teh ke dalam media tersebut
didepan bunsen dan didalam Laminar Air Flow . Pinset sebelumnya bersihkan
dulu dengan alkohol dan bakar dengan Bunsen.
6. Lipat kembali ujung plastik dan rekatkan dengan selotip
7. Simpan dalam ruangan yang bersih
8. Setelah 7 14 hari, cendawan Trichoderma sp. siap diaplikasikan. Indikatornya
media berubah warna hijau tua kehitaman dan tidak berbau busuk.

Cara Aplikasi Jamur Trichoderma sp. pada tanaman:


1. Untuk aplikasi Trichoderma sp. pada pesemaian dilakukan dengan cara
mencampur Jamur Trichoderma : Tanah : pupuk kandang dengan perbandingan
1:2:1
2. Aplikasi pada pertanaman dilapangan dilakukan dengan cara bersamaan dengan
pupuk dasar atau dicampur dengan pupuk kandang dengan dosis 10 20 gr
jamur Trichoderma sp. per lubang atau 140 kg per hektar.
3. Cara aplikasi pada tanaman tahunan (jeruk, mangga, durian, alpukat dll)
dilakukan dengan cara mencampur Trichoderma sp. dengan pupuk kandang lalu
ditaburkan pada lubang disekitar perakaran dengan dosis 1 4 kg per tanaman.
Waktu aplikasi :
Jamur Trichoderma sp. Dapat diaplikasikan dengan cara dicampur dengan media
tanah dan dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.

c. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan bajak atau cangkul. Setelah
dicangkul atau dibajak, tanah digemburkan dan dibuat bedengan dengan ukuran
0,5 x 6 m. Selanjutnya, bedengan-bedengan tersebut diberi pupuk kompos sebagai
pupuk dasar. Persemaian Biji kailan harus disemai dulu sebelum ditanam.
Persemaian dapat dilakukan di bedeng persemaian atau di dalam kotak. Di dalam
kotak, media persemaian menggunakan campuran tanah, pasir, dan kompos
dengan perbandingan 1:1:1. Benih bisa disebar atau diatur dalam barisan dengan
jarak 10 cm. Penanaman Setelah berumur kira-kira 15 hari di persemaian, bibit
sudah dapat dipindahkan ke lahan. Pilihlah bibit yang penampilannya baik, lalu
tanam dengan menggunakan jarak tanam 25m x 25m.
d. Penanaman
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang
telah ditentukan di atas. Cara penanamannya adalah Pilih benih kailan yang telah
memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke
dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Selanjutnya, pilih benih seledri yang
terbaik, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam yang ada dengan jarak tanam
yang telah ditentukan.

e. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan pengairan yang dilakukan penyiraman
secukupnya pada 2 kali sehari pertanaman agar pertanamanan terus menapat
pasokan nutrisi. Selain pengairan, penyiangan gulma juga tetap dilakukan
merupakan sistem pembersihan daerah pertanaman dari adanya tanaman
pengganggu (gulma) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dengan
adanya perebutan daerah perakaran dan perebutan unsur hara. Penyiangan
sebaiknya dilakukan secara rutin dalam 1x seminggu. Penyiangan dapat dilakukan
dengan menggunakan tangan (manual) atau secara mekanis dengan menggunakan
alat. Cara lain yang dilakukan dalam pemeliharaan adalah Pemupukan. Pupuk
yang digunakan adalah Pupuk Organik Cair dari Pembuatan Mikro Organisme
Lokal (MOL) yang sebelumnya telah dibuat dari bahan alami.

f. Pemanenan

Umur panen kailan paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih
dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Dalam
keseluruhan sistem penanganan pascapanen, pengemasan sebagai alat bantu
maupun sebagai penghambat untuk mencapai masa simpan mutu yang
maksimum. Pengemas membutuhkan ventilasi tetapi harus cukup kuat untuk
mencegah kerusakan karena beban. Cara pemanenannya adalah sebagai berikut :

1. Panen kailan dilakukan pada umur 22 hari setelah tanam, tergantung varietas
yang di tanam dan ketinggian tempat penanaman semakin tinggi dataran tempat
penanaman , semakin lama umur panennya.

2. Ciri tanaman kailan yang siap panen

Umur tanaman sudah mencapai umur panen dengan berdasarkan varietas yang
ditanam. Tanaman Kailan biasanya yang sudah siap panen adalah yang
mempunyai ciri ciri batang dan daun sudah berukuran besar, sudah tumbuh
bunga yang berwarna putih atau kuning.

3. Panen kailan (Brassica oleracea) dilakukan dengan cara memotong batangnya


yang berada tepat 2-3 lembar daun kailan dari bawah.

4. Kumpulkan hasil panen di tempat yang teduh dan terlindung dari hujan dan
panas
5. Untuk pengemasan dilakukan dengan menimbang tiap batang kailan per
kg kemudian mengikat dan memasukkannya pada katong plastik untuk
pemasaran ke rumah-rumah atau pasar tradisional.

5. Sertifikasi memegang peranan penting dalam pertanian organik


a. Jelaskan jenis sertifikat !
Ada beberapa jenis sertifikat dalam pertanian organik, yaitu terdiri dari
sertifikat benih organik (menandakan bahwa benih yang digunakan tidak berasal
dari tanaman rekayasa genetika dan tidak mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya), dan setifikat produk organik (suatu tanda jaminan bahwa produk yang
dihasilkan tersebut berasa dari sistem pertanian organik yang sudah diamati dalam
perkembangan dan pengelolaannya.
b. Jelaskan acuan sertifikasi untuk Indonesia !
Acuan sertifikasi untuk Indonesia adalah IFOAM (International Federation of
Organic Agriculture Movements) yang diawasi oleh Badan SNI (Standar Nasional
Indonesia)
c. Jelaskan manfaat sertifikat organik !
Melindungi konsumen dari manipulasi dan penipuan yang terjadi di pasar serta
klaim dari produk yang tidak benar, Harmonisasi dalam pengaturan sistem
produksi, sertifikasi, identifikasi dan pelabelan produk pangan organik, serta
menyediakan standar organik yang berlaku secara nasional dan juga diakui oleh
dunia Internasional untuk tujuan ekspor dan impor.
d. Jelaskan bagaimana membuat produk organik menjadi organik !
Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat merubah produk yang dari
awal proses budidayanya secara organik dapat menjadi tidak organik atau dapat
dikatakan tidak sesuai standar produk organik. Berikut adalah penanganan pasca
panen yang tepat pada produk organik :

1. Pencucian sayur dengan air yang dijamin kebersihannya, misalnya air sumber.
2. Pengemasan sedapat mungkin menggunakan bahan alami atau yang bisa didaur
ulang.
3. Dilarang menggunakan bahan pengawet, pewarna dan perangsang pemasakan
sintetis.
4. Label pada perdagangan menunjukkan kebenaran dalam proses produksi yang
organik.

Anda mungkin juga menyukai