Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Sifat dan Fungsi Air dalam Mendukung Kehidupan Organisme

Disusun Oleh:

NAMA : SUFFYANANDA KHANSA ARIPULIS


NIM : 13/347005/BI/9061
MATA KULIAH : BIOKIMIA

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014
Sifat dan Fungsi Air dalam Mendukung Kehidupan Organisme

I. SIFAT KIMIA dan FISIKA AIR


Nama Sistematis : Air
Nama Alternatif : Aqua, dihidrogen monoksida, hydrogen hidroksida
Rumus Molekul : H2O
Massa Molar : 18,0153 g/mol
Densitas dan Fase : 0,998 g/mol (cairan pada 200 C)
0,92 g/cm (padatan)
Titik Lebur : 00 C
Titik Didih : 1000 C
Kalor Jenis : 4184 J/(kg.K) (cairan pada 200 C)
(Kusmayadi 2008)

Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yanng tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak ada rasanya. Air mempunyai titik beku 0 0 C pada tekanan 1 atm, titik
didih 1000 C dan kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 40 C (Schroeder 1977). Air merupakan
substansi yang paling melimpah dalam sistem kehidupan, menyusun 70% atau lebih
dari berat tubuh organisme (Lehninger 1982).
Di samping komposisinya yang sederhana, air juga memiliki sifat-sifat kimia
yang tergolong unik. Keunikan ini terjadi akibat adanya ikatan hidrogen yang terjadi
antar molekul-molekul air. Ikatan hidrogen dalam molekul air terjadi karena adanya
sifat polar dalam air, sehingga tempat kedudukan atom hidrogen yang positif akan
menarik ke tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air lainnya. Ikatan
hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana atom hidrogen
menjembatani dua atom yang cenderung menarik elektron lebih besar
(keelektronegatifan). Ikatan hidrogen ini sifatnya lebih lemah dibandingkan ikatan
kovalen. Namun, ikatan hidrogen antara dua molekul air yang berdekatan dan sifat
terpolarisasi molekul air inilah yang berperan terhadap sifat-sifat kimia dan fisika air
yang unik itu terjadi (Whitfield 1975).
Gambar 1. Ikatan Hidrogen pada Molekul Air

Menurut Susana (2003), molekul-molekul air dan es mempunyai banyak


ikatan hidrogen dengan sesamanya. Es yang merupakan wujud air dalam bentuk
padat, terdiri dari jaringan terbuka molekul-molekul H2O yang terikat oleh ikatan
hidrogen. Jaringan es ini sangat terbuka, sehingga jika es meleleh maka ikatan-ikatan
hidrogen putus dan menghasilkan air yang kerapatannya lebih besar dari es. Jika suhu
air bertambah, maka kerapatannya akan bertambah karena strukturnya lebih rapat.
Pada suhu 4C kedua pengaruh yang saling berlawanan itu seimbang dan memiliki

kerapatan tertinggi yaitu 1 gram/cm3. Di atas suhu 4C pemuaian termal itu lebih
menonjol dan kerapatan air berkurang.

Gambar 2. Ikatan Hidrogen dalam Molekul Air dan Es


Zat molekular yang memiliki molekul polar mudah dilarutkan dalam air.
Contohnya adalah gula dengan rumus Cn(H2O)n yang tidak mengandung molekulair,
namun memiliki gugus O-H (hidroksil) yang terikat pada atom karbon, yang
merupakan tapak untuk interaksi dwikutub-dwikutub dengan molekul air. Tarikan ini
menggantikan interaksi zat-zat terlarut dan setiap molekul gula yang berair (aquated)
bergerak menuju larutan. Zat nonpolar seperti karbon tetraklorida, minyak, serta lilin
tidak larut dalam air (Oxtoby et al 2001).
Pada lipid yang berbentuk misel, semua bagian hidrofobiknya mengasingkan
diri dari air karena sifatnya yang non polar.

Gambar 3. Misel

Sel sebagian besar hewan terestrial dilingkupi oleh fluida ekstraseluler yang
isotonik terhadap sel tersebut. Hewan dan organisme lain yang tidak memiliki dinding
sel kaku yang hidup dalam lingkungan hipertonik atau hipotonik harus memiliki
adaptasi khusus untuk osmoregulasi, yaitu kontrol keseimbangan air. Sel tumbuhan
yang memiliki dinding sel kaku umumnya berada pada kondisi hipotonik, dimana
kecenderungan untuk menyerap air secara terus-menerus akan diimbangi oleh dinding
lentur yang mendorong sel (Campbell et al 2008).
Gambar 4. Keseimbangan Air Pada Sel

II. FUNGSI AIR BAGI ORGANISME


Menurut Ross (1970), di permukaan bumi terdapat 326 juta kubik mil air, dan
dari jumlah tersebut sebanyak 97,2% berada di laut.
Tabel 1. Suplai Air di Dunia

Susana (2003) mengatakan bahwa dalam dunia makhluk hidup, air identik
dengan kehidupan itu sendiri. Tubuh hewan dan manusia sendiri sebagian besar terdiri
dari air, walaupun kadar air dalam tiap jaringannya berbeda-beda. Secara keseluruhan
tubuh manusia mengandung 60-85% air. Variasinya tergantung kepada umur manusia.
Semakin tua jaringan tubuh maka semakin banyak mengalami hidrasi (pelepasan
molekul air yang terikat dalam tubuh).
Bagi manusia, penggunaan air pada umumnya adalah diperuntukkan sebagai :
1. Air minum
2. Keperluan rumah tangga
3. Industri
4. Pengairan
5. Pertanian, perikanan, dll.

Tabel 2. Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (Wardhana 1999)

III. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A. & Reece, Jane B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Kusmayadi, A. 2008. Mengolah Air Bersih. Regina. Bogor
Nelson, David L. & Michael M. Cox. 1982. Lehninger Principles of Biochemistry fourth
edition, University of Wincoustin-Madison
Oxtoby et al. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ross, D. A. 1970. Introduction to Oceanogra-phy. Meredith Corporation, New York:
106-124.
Susana. T. 2003. Air sebagai sumber kehidupan. Oseana, Volume XXVIII, Nomor 3 : 17-
25
Wardhana, W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset Yogyakarta. 284
hal.
Whitfield, M. 1975. Sea water as an electro-lyte solution. In : "Chemical Oceanog-
raphy" (J. P. Riley and G. Skirrow eds.) Academic Press. 64 - 66.

Anda mungkin juga menyukai