Saiful Basri
Abstrak. Oklusi arteri retina sentral merupakan suatu keadaan gawat darurat mata yang
dapat menyebabkan kebutaan bila tidak ditangani dengan segera. Kelainan ini sering
menyerang orang dewasa yang berusia rata-rata 60 tahun dan berhubungan erat dengan
penyakit sistemik seperti hipertensi, kelainan jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus,
dan giant cell arteritis. Sumbatan pada arteri retina sentral dapat terjadi akibat emboli,
thrombus, plakaterosklerotik, spasme dan inflamasi. Penderita mengeluh penurunan
penglihatan yang tiba-tiba, dengan gambaran fundus retina berwarna pucat dan cherry red
spot di macula. Penatalaksanaannya disarankan dalam waktu 24 jam sejak timbul gejala dan
melibatkan disiplin ilmu lain seperti internis dan kardiologi. Metode terapi meliputi
pemijatan bola mata, para sintesis bilik mata depan, pemakaian obat penurun tekanan bola
mata, dan terapi hiperbarik. Prognosis penglihatan oklusi arteri retina sentral masih buruk,
yang berkaitan dengan lamanya sumbatan. (JKS 2014; 1: 50-61)
Kata kunci : Oklusiarteri retina sentral, gawat darurat mata, cherry red spot
Abstract. Central Retinal Artery Occlusion is a true ocular emergencythat can prone total
blindness due tolack of immediate proper therapy. This tend to occurs in adult with average
ages of 60 years and linked with systemic diseases such as hypertension, cardiovascular
diseases, diabetes mellitus, and giant cell arteritis. The occluded retinal artery established by
embolism, thrombus, atherosclerotic plague, spasm, and inflammation. Patient with CRAO
concerns a sudden decreased vision, with retinal fundus becoming pale with a characteristic
cherry red spot seen in macula. Immediate therapy suggested to be delivered in first 24
hours after the onset and requires collaboration with internist and cardiologist. The
therapeutic methods considered: ocular massage, anterior chamber paracentesis,
administration of intraocular pressure reducer drugs, and hyperbaric therapy. The visual
recovery prognosis after CRAO therapy is still unsatisfied, due to the duration of the
occlusion. (JKS 2014; 1: 50-61)
Keywords : Central retinal artery occlusion, ocular emergency, cherry red spot
50
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
dari 50.000 pasien rawat jalan. Angka ini sentral yang dianggap baik meskipun telah
jauh lebih kecil pada penderita yang banyak dikemukakan berbagai metode
berumur dibawah 10 tahun.7 Rumelt dkk terapi.8 Penderita oklusi arteri retina sentral
mendapatkan angka penderita oklusi arteri juga memiliki prognosis yang buruk untuk
retina sentral di Western Galilee-Nahariya penglihatan.9 Pemulihan dengan segera
Medical Center Israel adalah 1,13 per fungsi sirkulasi retina dengan cara
10.000 pasien rawat jalan.3 Penderita laki- membebaskan sumbatan dapat mencegah
laki lebih banyak daripada wanita, dengan kerusakan retina dan mengembalikan
perbandingan 2:1. Hampir semua kasus fungsi penglihatan.10 Sari pustaka ini
unilateral dan hanya 1%-2% kasus membahas oklusi arteri retina sentral pada
bilateral.1, 4, 6 etiopatogenesis, manifestasi klinis, dan
Oklusi arteri retina sentral mempunyai penatalaksanaannya. Sebagai salah satu
hubungan yang erat dengan berbagai kedaruratan mata dengan resiko kematian
macam penyakit sistemik, antara lain akibat penyakit yang menyertainya,
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh diagnosis yang tepat dan terapi yang cepat
darah, diabetes mellitus, sickle cell disease, sangat diperlukan dalam penanganan
dan giant cell arteritis.1,4 Beberapa penyakit ini.
keadaan yang dapat menyebabkan oklusi
arteri retina sentral adalah emboli, trombus Anatomi Retina
intralumen, perdarahan di bawah plak Retina merupakan lapisan sel yang
aterosklerotik, nekrosis arterial hipertensif, menyelubungi bagian dalam bola mata.8
spasme, dan proses inflamasi.6 Retina melapisi sekitar 72% permukaaan
Gambaran klinis khas oklusi arteri retina dalam bola mata dengan diameter 22 mm,
sentral adalah riwayat penurunan tajam membentang dari saraf optik sampai ke ora
penglihatan dengan tiba-tiba, opasifikasi serata.8,11 Retina merupakan bagian yang
retina bagian posterior yang menjadi lebih berfungsi menerima rangsang cahaya dan
putih, dan adanya cherry red spot pada merubahnya menjadi impuls saraf yang
fovea central.6 diteruskan ke kortek cerebri.8,12
Saat ini belum ada kesepakatan tentang
cara penatalaksanaan oklusi arteri retina
51
Saiful Basri, Oklusi Arteri Retina Sentral
Retina berkembang dari invaginasi vesikel dalam adalah epitel pigmen retina beserta
optik yang membentuk lapisan luar, berupa lamina basal, sel kerucut dan batang,
epitel pigmen retina dan lapisan dalam membran limitans eksterna, lapisan inti
yaitu neurosensori retina. Lapisan terluar luar, lapisan pleksiform luar, lapisan inti
berbatasan dengan koroid, dan lapisan dalam, lapisan pleksiform dalam, lapisan
paling dalam berhubungan dengan sel ganglion, lapisan serabut saraf, dan
vitreous.11 Lapisan retina dari luar ke membran limitans interna.14
Retina mendapat suplai darah dari dua ini melewati lamina kribrosa, dinding
sumber, (1) cabang arteri retina sentral, pembuluh darah menjadi lebih tipis karena
yang mengalirkan darah ke bagian dalam lamella elastis interna menghilang dan
retina, dan (2) koriokapilaris koroid, yang lapisan pembungkus otot medial menjadi
memperdarahi bagian luar retina.11 Oklusi berkurang. Cabang papiler superior dan
pada arteri retina sentral hanya inferior dari arteri retina sentral kemudian
berpengaruh terhadap bagian dalam retina masing-masing bercabang lagi membentuk
yang diperdarahinya, yaitu membran cabang nasal dan temporal. Cabang nasal
limitans interna, lapisan serabut saraf, berjalan langsung ke perifer dan cabang
lapisan sel ganglion, lapisan pleksiform temporal mengitari fovea sentral sebelum
dalam dan lapisan inti dalam.1 menuju ke perifer.11
Arteri retina sentral merupakan cabang Pembuluh darah kapiler retina membentuk
pertama dan salah satu cabang terkecil dari jaringan kapiler superfisial pada lapisan
arteri oftalmikus.5,15 Arteri oftalmikus serabut saraf dan jaringan kapiler
adalah pembuluh darah mayor yang intraretina pada lapisan nukleus dalam.
memperdarahi orbita yang merupakan Jaringan kapiler intraretina memperoleh
cabang pertama dari arteri karotis interna.15 suplai darah dari arteriol yang terdapat
Arteri retina sentral menembus bagian pada lapisan serabut saraf.11 Pembuluh
medial inferior selubung saraf optikus, darah retina merupakan end vessels yang
kira-kira 12 mm posterior bola mata. secara normal tidak beranastomosis.12
Kemudian berlanjut ke diskus optikus dan Arteri silioretina terdapat pada kira-kira
bercabang dua menjadi cabang papiler 14% populasi dan sebanyak 25% penderita
superior dan inferior. Pada tempat arteri oklusi arteri retina sentral memiliki arteri
52
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
Gambar 3 Emboli retina dengan edema makula dan cherry red spot.18
53
Saiful Basri, Oklusi Arteri Retina Sentral
54
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
Gambar 4 Fundus penderita oklusi arteri retina sentral 24 jam pasca oklusi. Arteriol
menyempit, retina superficial edema dan memutih dengan cherry red
spot.18
55
Saiful Basri, Oklusi Arteri Retina Sentral
Riwayat menderita penyakit sistemik yang cherry red spot, tetapi lebih sering terdapat
dapat membentuk emboli penting dalam pada usia muda, dan bersifat bilateral.27
menegakkan diagnosa.5 Penderita Pemeriksaan elektroretinography pada
memerlukan pemeriksaan tekanan darah, oklusi arteri oftalmikus, memperlihatkan
elektrokardiografi, kadar gula darah, kadar penurunan amplitudo gelombang-a dan
lemak dan kolesterol untuk mendeteksi gelombang-b, yang menunjukkan adanya
penyakit sistemik seperti hipertensi, iskemik pada lapisan dalam dan luar
aterosklerosis atau diabetes.26 retina.18
Hayreh dkk. mengemukakan beberapa
tanda klinis klasik oklusi arteri retina Penatalaksanaan
sentral sebagai dasar menegakkan Penatalaksanaan oklusi arteri retina sentral
diagnosis oklusi arteri retina sentral. Tanda melibatkan multidisiplin terapi. Penderita
klinis ini berupa (1) riwayat penurunan oklusi arteri retina sentral memiliki resiko
tajam penglihatan secara tiba-tiba, (2) tinggi terhadap kematian akibat penyakit
pemeriksaan awal menunjukkan gambaran jantung dan pembuluh darah, karena itu
infark retina dengan cherry red spot, (3) perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan
gambaran box-carring (cattle trucking) penatalaksanaan secara menyeluruh
pada pembuluh darah retina, (4) dengan segera merujuk penderita ke bagian
pemeriksaan awal dengan fluorescein internis atau kardiologi.17
angiography menunjukkan perlambatan Belum ada terapi yang terbukti efektif dan
atau tidak ada sirkulasi arteri retina.25 memuaskan untuk mengembalikan fungsi
Fluorescein Fundus Angiography (FFA) penglihatan pada penderita oklusi arteri
berguna untuk menunjukkan detail sirkulasi retina sentral.6, 9, 25, 27 Tujuan dari berbagai
abnormal aliran darah. Terdapat metode terapi oklusi arteri retina sentral
keterlambatan pengisian arteri retina dan adalah melepaskan oklusi dan
biasanya pada fase arteri-vena (normal mengembalikan aliran darah retina secepat
pengisian arteri kira-kira 12 detik). mungkin karena perbaikan fungsi
Pengisian pembuluh darah koroid biasanya penglihatan sangat tergantung pada
masih normal.17, 18 lamanya oklusi.18
Elektroretinography (ERG) memperlihatkan Penelitian yang dilakukan oleh Hayreh dkk.
amplitudo gelombang-a yang normal dan pada kera muda dan sehat didapatkan
penurunan amplitudo gelombang-b yang bahwa kerusakan retina masih reversibel
menunjukkan adanya iskemik lapisan dalam bila oklusi arteri retina sentral terjadi
retina.17,18 dalam kurun waktu 97-98 menit, tetapi
Orbital Color Doppler Imaging (OCDI) kerusakan retina akan irreversibel bila
dapat memperlihatkan adanya emboli oklusi berlangsung selama 105 menit.
dalam arteri retina sentral berupa Penelitian lain oleh Hayreh dkk. pada kera
retrobulbar hyperechoic material (plaque). yang berumur lebih tua sekaligus
Foroozan dkk menemukan emboli pada 9 menderita hipertensi dan aterosklerotik
pasien dengan OCDI, yang tidak tampak menunjukkan bahwa oklusi yang
dengan pemeriksaan biasa.16 berlangsung selama 240 menit akan
menimbulkan kerusakan retina yang luas
Diagnosis Banding dan irreversibel.28 Berdasarkan hal tersebut
Diagnosis banding oklusi arteri retina Hayreh dkk. menyatakan bahwa penderita
sentral adalah oklusi arteri oftalmikus dan yang memperoleh perbaikan sirkulasi
Tay-Sachs disease. Oklusi arteri retina menjadi normal dalam waktu kurang
oftalmikus memberikan gambaran retina dari 4 jam dari saat terjadinya oklusi tidak
yang lebih putih, tetapi tidak akan menunjukkan kelainan yang berarti,
memperlihatkan gambaran cherry red spot. tetapi penanganan yang dilakukan setelah
Tay-Sachs disease memberikan gambaran
56
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
4 jam atau bahkan berhari-hari tidak akan dan sistemik (Acetazolamide 250-500 mg
memperbaiki fungsi penglihatan.25 intravena atau 500 mg peroral).18, 29
Tindakan pada oklusi arteri retina sentral Campuran 95% oksigen dan 5%
berupa terapi konvensional yang meliputi karbondioksida (carbogen) telah digunakan
pemijatan bola mata untuk melepaskan sebagai terapi pada beberapa kasus. Pada
emboli pada arteri retina sentral, penderita dengan oklusi arteri retina sentral,
penurunan tekanan intra okular dengan inspirasi terhadap oksigen 100% akan
obat dan pembedahan untuk meningkatkan menghasilkan PO2 yang normal pada
perfusi retina, vasodilatasi arteri retina permukaan retina melalui difusi dari
sentral dengan isosorbid dinitrat sublingual, koroid. Disamping itu karbondioksida
campuran oksigen dan karbondioksida, dan merupakan suatu vasodilator yang dapat
obat-obat antipembekuan.6, 25 Terapi lain meningkatkan jumlah aliran darah ke
yang dianjurkan adalah obat trombolisis retina.6 Pemberian carbogen dilakukan
intravena atau local intraarterial selama 10 menit setiap 2 jam dalam waktu
fibrinolisys yang disuntikkan langsung 48 jam.29
pada arteri oftalmikus, oksigen hiperbarik, Penelitian yang dilakukan oleh Atebara
pentoksifilin untuk menurunkan kepekatan dkk menunjukkan bahwa terapi gabungan
sel darah merah, dan kortikosteroid parasintesis bilik mata depan dan inhalasi
sistemik untuk mengurangi edema.25 dengan carbogen hanya memperoleh hasil
Penanganan terhadap penderita oklusi yang lebih baik pada seperempat kelompok
arteri retina sentral direkomendasikan penderita yang mendapat terapi,
dalam waktu 24 jam setelah munculnya dibandingkan dengan kelompok penderita
penurunan tajam peglihatan.4, 18 Di bagian yang tidak mendapat terapi. Hal ini
Vaskular Retina Wills Eye Hospital, menunjukkan bahwa tidak terdapat
pemijatan bola mata dan parasntesis bilik perbedaan bermakna keberhasilan terapi
mata depan umumnya masih dilakukan antara dua kelompok. 4, 6
pada oklusi yang berlangsung kurang dari Terapi hiperbarik menggunakan metode
24 jam.6 inhalasi oksigen 100% pada tekanan udara
Pemijatan bola mata dilakukan dengan diatas 1 atmosfir dengan tujuan
tangan atau menggunakan lensa kontak meningkatkan difusi oksigen jaringan
Goldman. Walaupun jarang, tindakan ini retina. Terapi hiperbarik yang dilakukan
dapat melepaskan penyumbatan. Hal ini dengan segera (< 2 jam setelah gejala)
sebaiknya dilakukan berulang-ulang dapat meningkatkan perbaikan penglihatan.
dengan cara melakukan penekanan supaya Terapi ini masih bermanfaat bila dilakukan
terjadi peningkatan tekanan bola mata dalm waktu 12 jam setelah timbul
selama 10-15 detik yang diikuti dengan keluhan.29 Beiran dkk melaporkan
pelepasan secara tiba-tiba. Teknik ini akan perbaikan tajam penglihatan pada 82,9%
membuat arteri retina melebar yang secara penderita oklusi arteri retina sentral yang
teori meningkatkan perfusi retina.4 mendapat terapi hiperbarik dalam 8 jam
Parasntesis bilik mata depan juga setelah keluhan. Terapi dilakukan selama
dianjurkan sebagai terapi oklusi arteri 90 menit dua kali sehari dalam 3 hari
retina sentral. Tindakan ini akan pertama dan selanjutnya satu kali sehari .
menyebabkan penurunan tekanan bola Terapi dihentikan bila tidak ada perbaikan
mata secara tiba-tiba, dengan tujuan agar penglihatan setelah 3 kali terapi berturut-
tekanan perfusi arteri di belakang turut. 23
sumbatan dapat mendorong emboli ke Penatalaksanaan oklusi arteri retina sentral
perifer.6 Cara lain untuk menurunkan dengan menggunakan regimen terapi
tekanan intraokular adalah dengan tetes agresif secara sistematis yang mencakup
mata topikal (Timolol 0,25-0,5% 1 tts bid) terapi medis dan mekanik dapat
memperbaiki sirkulasi retina dan
57
Saiful Basri, Oklusi Arteri Retina Sentral
A B
Gambar 5 A. fundus penderita oklusi arteri retina sentral dengan cherry red spot dan edema
retina difus. Tajam pengllihatan 0,5/60. B. fundus penderita setelah mendapat
terapi agresif. Tampak perbaikan edema retina, terutama di bagian inferior makula.
Tajam penglihatan menjadi 6/24.3
Terapi lain adalah penyuntikan secara ini antara lain infark miokard, insufisiensi
intraarteri pada bagian proksimal arteri jantung, aritmia absolut, sirosis hepatis,
oftalmikus menggunakan local tukak lambung dan duodenum, dan
intraarterial fibrinolisys (LIF) yaitu hipertensi. Schmidt dkk. menyatakan
urokinase dengan dosis 800 ribu 1 juta bahwa LIF dapat direkomendasikan
IU atau recombinant tissue plasminogen sebagai pilihan terapi oklusi arteri retina
activator (rTPA) dengan dosis 40-80 mg. sentral dengan didukung oleh antikoagulan
Terapi dengan urokinase atau rTPA dapat dan dikombinasi dengan pemijatan bola
mencetuskan terjadinya perdarahan mata.24 Penelitian lain mendapatkan bahwa
cerebral bila dibolus dengan dosis tinggi LIF dengan rTPA dapat memperbaiki
dan dalam waktu singkat. Pemberian obat penglihatan pada 66% penderita oklusi
selama 60-90 menit dapat menurunkan arteri retina sentral.30
resiko perdarahan. Kontraindikasi terapi
58
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
59
Saiful Basri, Oklusi Arteri Retina Sentral
6. Brown GC. Arterial Occlusive Disease. In: 18. Santiago ME, Wafapoor H, Corbett JJ.
Regillo CD, Brown GC, Flynn HW, Ocular Ischemic Syndrome, Central
editors. Vitreoretinal Disease : The Retinal Artery Occlusion, and Branch
Essentials. New York: Thieme Medical Retnal Artery Occlusion. In: Biller J,
Publisher; 1999. p. 105-8. editor. Seminars in Cerebrovascular
7. Lee WB, Pearson PA, Moreman K. Diseases and Stroke; 2004: Elsevier; 2004.
Central Retinal Artery Occlusion and Disc p. 39-54.
Edema in a Child. Journal of AAPOS. 19. Regillo C, Chang TS, Johnson MW,
2002;6:264-5. Kaiser PK, Scott IU, Spaide R, et al.
8. S F, D S. Interventions for Acute Non- Retina and Vitreous. In: Staff AAO, editor.
Arteritic Central Retinal Artery Occlusion Basic and Clinical Science Course. San
(Review). The Cochrane Collaboration. Francisco: American Academy of
2006:1-6. Ophthalmology; 2005. p. 148-50.
9. Sanborn GE, Magargal LE. Arterial 20. Brown GC, Magarcal LE. Central Retinal
Obstructive Disease of the Eye. In: Artery Obstruction and Visual Acuity
Tasman W, editor. Duane's Clinical Ophthalmology. 1982;89(1):14-9.
Ophthalmology. Philadelphia: Lippincott 21. Greven CM, Slusher MM, Weaver RG.
Williams & Wilkins; 2003. Retinal Arterial Occlusions in Young
10. Pavan PR, Pavan-Langston D. Manual of Adults. American Journal of
Ocular Diagnosis and Therapy. 5 ed: Ophthalmology. 1995;120:776-83.
Lippincot, Williams & Wilkins; 2002. 22. Brown GC, Magarcal LE, Shields JA,
11. Newell FW. Ophthalmology Principles Goldberg RE, Walsh PN. Retinal Arterial
and Consepts. 5 ed. St. Louis: The C.V. Obstruction in Children and Young Adults.
Mosby Company; 1982; 21-9. Ophthalmology. 1981;88:18-25.
12. Kincaid MC, Green WR. Anatomy of The 23. Beiran I, Goldenberg I, Adir Y, Tamir A,
Vitreous, Retina, and Choroid. In: Regillo Shupak A, Miller B. Early Hiperbaric
CD, Brown GC, Flynn HW, editors. Oxygen Therapi for Retina Artery
Vitreoretinal Disease : The Essentials. Occlusion. European Journal of
New York: Thieme Medical Publisher; Ophthalmology. 2001;11:345-50.
1999. p. 11-22. 24. Schmidt DP, Schultte-Monting J,
13. Webvision. Simple Anatomy of the Retina. Schumacher M. Prognosis of Central
[cited May 12, 2006; Available from: Retinal Artery Occlusion : Local
http://webvision.med.utah.edu/sretina.html Intraarterial Fibrinolysis versus
Last Update: October, 2003 Conservative Treatment. American Journal
14. Cibis GW, Beaver HA, Johns K, Kaushal of Neuroradiology. 2002;23:1301-7.
S, Tsai JC, Beretska JS. Fundamentals and 25. Hayreh SS, Zimmerman MB. Central
Ophthalmology. In: Staff AAO, editor. Retinal Artery Occlusion : Visual
Basic and Clinical Science Course. San Outcome. American Journal of
Francisco: American Academy of Ophthalmology. 2005;140:376-91.
Ophthalmology; 2005. p. 76-89. 26. Sowka JW, Gurwood AS, Kabat AG.
15. Duong H-VQ. Arterial Supply, Orbit. Handbook of Ocular Disease Management.
[cited 2006 May 4]; Available from: Jobson Publishing L.L.C.; 2001.
http://www.emedicine.com/emerg/OPHTH 27. Kunimoto DY, Kanitkar KD, Makar MS,
ALMOLOGY.htm Last Update: March 10, editors. The Wills Eye Manual. 4 ed.
2006 Philadelphia: Lippincott Williams &
16. Foroozan R, Savino PJ, Sergott RC. Wilkins; 2004; 252-5.
Embolic Central Retina Artery Occlusion 28. Hayreh SS, Zimmerman MB, Kimura A,
Detected by Orbital Color Doppler Ashish. Central Retinal Artery Occlusion.
Imaging. American Journal of Retinal Survival Time. Ophthalmology.
Ophthalmology. 2002;109:744-8. 2004;78:723-36.
17. Marouf LM, Lee BL. Retinal Arterial 29. Lee PJ. Central Retinal Artery Occlusion.
Occlusive Disease In: Heuven WAJV, 2006 [cited 2006 April 17]; Available
Zwaan J, editors. Decision Making In from:
Ophthalmology. 2 ed. St. Louis: Mosby, http://www.emedicine.com/oph/RETINA.
Inc; 2000. p. 322-3. htm Last Update: January 18, 2006
60
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014
30. Richard G, Lerche R-C, Knospe V, Obstruction of the Central Retina Artery.
Zeumer H. Treament of Retinal Arterial Ophthalmology. 1989;96:87-91.
Occlusion with Local Fibrinolysis Using 32. Duker JS, Brown GC. Iris
Recombinant Tissue Plasminogen Neovascularization Associated with
Activator. Ophthalmology. 1999;106:768- Obstruction of the Central Retinal Artery.
73. Ophthalmology. 1988;95:1244-50.
31. Duker JS, Brown GC. Neovascularization
of the Optic Disc Associated with
61