BAB V
BATUAN METAMORF
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan
metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf
adalah gneis, batusabak, marmer, dan skist. Batuan metamorf menyusun
sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari
susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan
dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur disebut magma,
ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan
batuan yang bersuhu tinggi. Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di
permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi
yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam
permukaan bumi. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan
tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas
tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan
temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O)
dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses
metamorfisme.
Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat
perubahan tekanan, temperatur, dan adanya aktivitas kimia fluida atau gas, atau
variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses
isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan
yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 200o C 800o C,
tanpa melalui fase cair sehingga terbentuk struktur dan mineral yang baru,
akibat dari pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) yang tinggi.
Ada dua tipe tekanan, yaitu :
1. Tekanan statis, yaitu tekanan yang disebabkan oleh berat batuan yang ada
di atasnya. Makin dalam makin tinggi tekanan tersebut.
2. Tekanan dinamis, yaitu tekanan yang dihasilkan oleh gerak-gerak
diastropisme atau tektonisme.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 1.
Batuan Asal yang Telah Mengalami Metamorfisme
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 2.
Marmer
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 3.
Struktur Slatycleavage
2) Struktur Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slatycleavage,
hanya saja mineral dan penjajarannya mulai agak kasar.
Derajat metamorfosa lebih tinggi daripada slate (batusabak),
dimana pada daun-daun mika chlorite sudah cukup besar dan
berkilap sutra pada pecahan-pecahannya. Contoh batuan dari
struktur ini adalah phyllite.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 4.
Struktur Phylitic
3) Struktur Schistosa
Struktur ini merupakan suatu mineral pipih (kuarsa,
biotite, muscovite, dan feldspar) lebih banyak dibandingkan
dengan mineral butirannya dan kristalin. Struktur ini biasanya
dihasilkan oleh proses metamorfosa pada regional. Contoh
batuan dari struktur ini adalah batusekis.
Gambar 5. 5.
Struktur Schistosa
4) Struktur Gneissic
Struktur ini merupakan suatu struktur dimana jumlah
mineral granular relatif lebih banyak dari mineral pipih,
mempunyai sifat mewakili pada metamorfosa regional derajat
tinggi. Contoh dari batuan yang memiliki struktur ini adalah
gneiss.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 6.
Struktur Gneissic
Gambar 5. 7.
Struktur Hornfelsik
2) Struktur Kataklastik
Struktur ini terdiri dari pecahan-pecahan atau fragmen-
fragmen batuan di dalam mineralnya. Struktur ini butirannya
relatif lebih kasar dan struktur mendekati struktur tipe phylite.
Misalnya breksi patahan, biasanya dijumpai pada zona-zona
sesar atau patahan.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 8.
Struktur Kataklastik
3) Struktur Milonitik
Struktur ini sama dengan struktur kataklastik, hanya
butiran milonitik lebih halus dan dapat dibelahbelah seperti
struktur schistosa. Batuannya berbutir halus dan liniasinya
ditunjukkan oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk
retikuler dan terkadang masih menyimpan lensa pada batuan
asalnya. Ciri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus
menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum
terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer dan struktur ini
merupakan ciri adanya sesar.
Gambar 5. 9.
Struktur Milonitik
4) Struktur Flaser
Struktur pada flaser menyerupai struktur kataklastik,
dimana pada batuan asalnya berbentuk lensa yang tertanam
pada massa dasar yang milonitik.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 10.
Struktur Flaser
5) Struktur Augen
Struktur augen mempunyai bentuk yang sama dengan
flaser, akan tetapi hanya lensanya saja yang terdiri dari
butiran dalam feldspar yang massanya lebih halus.
Gambar 5. 11.
Struktur Augen
6) Struktur Pilonitik
Struktur ini hampir sama dengan milonitik, tetapi
butirannya relatif lebih halus dan dan strukturnya mendekati
pada struktur tipe phylite.
Gambar 5. 12.
Struktur Pilonitik
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7) Struktur Granulose
Struktur ini hampir sama dengan struktur hornfelsik,
akan tetapi butirannya mempunyai bentuk yang tak sama besar.
Gambar 5. 13.
Struktur Granulose
8) Struktur Liniasi
Struktur liniasi adalah struktur yang diperlihatkan oleh
adanya kumpulan mineral yang berbentuk seperti jarum.
Gambar 5. 14.
Struktur Liniasi
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur ini terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam
suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi), dan bukan
mengkristal dalam suasana cair, karena pada kristalnya disebut
dengan Blato.
1) Tekstur Lapidoblastik
Tekstur ini didominasi oleh mineral pipih yang
memperlihatkan suatu orientasi sejajar, seperti mineral biotit
dan muskovit.
Gambar 5. 15.
Tekstur Lapidoblastik
2) Tekstur Granoblastik
Tekstur ini terdiri dari mineral-mineral yang
membentuk butiran-butiran di dalam yang seragam, seperti
kuarsa, kalsit, garnet, dan lain-lain atau apabila mineral
penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya
kristalnya berbentuk anhedral.
Gambar 5. 16.
Tekstur Granoblastik
3) Tekstur Nematoblastik
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 17.
Tekstur Nematoblastik
4) Tekstur Porfiroblastik
Tekstur pada batuan yang kristal besarnya (fenokris)
tertanam dalam massa dasar yang relatif lebih halus dan identik
dengan porfiritik pada batuan beku atau apabila terdapat
mineral yang ukurannya lebih besar atau tekstur yang
memperlihatkan beberapa mineral dengan ukuran yang lebih
besar dikelilingi oleh mineral yang lebih kecil.
Gambar 5. 18.
Tekstur Porfiroblastik
5) Tekstur Idioblastik
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 19.
Tekstur Idioblastik
6) Tekstur Xenoblastik
Tekstur xenoblastik sama dengan tekstur idioblastik,
tetapi bentuk mineral-mineralnya adalah anhedral.
Gambar 5. 20.
Tekstur Xenoblastik
b. Tekstur Palimset
Tekstur palimset merupakan tekstur sisa dari batuan asal
yang dijumpai pada batuan metamorf. Tekstur ini meliputi :
1) Tekstur Blastoporfiritik
Tekstur blastoporfiritik adalah tekstur sisa dari batuan
asal atau pada batuan beku yang memiliki suatu tekstur
porfiritik.
2) Tekstur Blastosephit
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5. 21.
Sabak
Gambar 5. 22.
Gneiss
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Rekristalisasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi
penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia
yang sudah ada sebelumnya.
b. Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini
pengorientasian kembali dari susunan kristal-kristal, dan ini akan
berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
c. Pembentukan mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali
elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada.
1) Dalam metamorfosa yang berubah adalah tekstur dan asosiasim
mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase
padat (tanpa melalui fase cair).
2) Teksturnya selalu merefleksikan sejarah pembentukan.
3) Ditinjau dari perubahan suhu dan tekanan dikenal,
yaitu :
a) P r o g r e s i v e metamorfosa yaitu perubahan dari suhu dan
tekanan rendah ke suhu dan tekanan tinggi.
b) R e t r o g r e s i v e metamorfosa yaitu perubahan dari suhu
dan tekanan tinggi ke suhu dan tekanan rendah.
Adapun kondisi yang mengontrol metamorfosa/mempengaruhi
rekristalisasi dan tekstur.
a. Tekanan terbagi menjadi dua, yaitu tekanan hidrostatis dan stress.
b. Temperatur yaitu pada umumnya perubahan temperatur jauh lebih
efektif daripada perubahan tekanan dalam hal pengaruhnya bagi
perubahan mineralogi.
c. Katalisator berfungsi mempercepat reaksi, terutama pada
metamorfose bertemperatur rendah.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai
padakerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida
(SiO 2 ), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak
teratur (uneven) conchoidal.
f. Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO 3 )
Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan
pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau
mineral yang berhubungan dengan lime dari batugamping.
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Waldo Anatama
H1C111020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Lup
2) Lembar deskripsi batuan sementara
3) Alat tulis
b. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah sampel batuan metamorf.
5. 3. 3. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan warna sampel batuan metamorf, baik warna segar
maupun warna lapuk.
b. Tentukan struktur yang tampak pada sampel batuan metamorf.
c. Tentukan tekstur sampel batuan metamorf yang terdiri dari derajat
kristalisasi, granularitas, bentuk kristal, dan relasi.
d. Tentukan komposisi mineral pada sampel batuan metamorf, berupa
mineral stress dan mineral anti stress.
e. Tentukan jenis batuan metamorf.
f. Tentukan penamaan batuan metamorf berdasarkan
pendeskripsian yang telah dilakukan di atas.
Waldo Anatama
H1C111020