NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
2015
i
DINAMIKA PERNIKAHAN PADA MAHASISWA S-1 DI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
2015
ii
DINAMIKA PERNIKAHAN PADA MAHASISWA S-1 DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
1
2
yang lebih kokoh untuk kehidupan pada pembelaan orang tua dan saudara-
bersama melainkan nilai-nilai agama. saudaranya.
Karena melalui keluarga nilai-nilai agama
Fungsi Reproduksi
dapat diajarkan dan diterapkan kepada
Mendapat keturunan yang baik
anak cucu.
hanya dapat diperoleh melalui perkawinan
Fungsi Sosial Budaya yang baik juga. Melalui perkawinan inilah
Ketahanan bangsa dan kelestarian diharapkan lahirnya keturunan yang dapat
budaya, hanya dapat tercapai melalui dijamin orisinalitasnya. Menjaga keturunan
ketahanan keluarga yang antara lain adalah sesuatu yang daruri (sangat
ditujukan dengan upaya semua anggota esensial). Hal ini karena, ketiadaannya
untuk menegakan maaruf, dapat menciptakan krisis kemanusiaan,
mempertahankan nilai-nilai luhur suatu malapetaka yang sangat besar
masyarakat serta kemampuan untuk merasuk sendi-sendi kemanusiaan. Oleh
menyeleksi yang terbaik dari apa yang karena itu, reproduksi diluar ketentuan
datang dari masyarakat lain. Ajaran Islam nikah tidak mendapat legitimasi dan
mendukung secara tegas setiap hal yang ditentang keras oleh agama Islam. Selain
dinilai oleh masyarakat sebagai sesuatu tidak sesuai dengan etika kemanusiaan,
yang baik dan sejalan dengan nilai-nilai dapat pula mengacaukan nasab
agama. (keturunan), karenamenghasilkan generasi
yang syubhat (samar-samar).
Fungsi Cinta Kasih
Salah satu fungsi pernikahan adalah Fungsi Pendidikan
menumbuhkan cinta kasih, karena inilah Ayah dan Ibu diberikan
yang menjamin kelestariannya. Pembinaan tanggungjawab oleh Allah SWT untuk
cinta kasih, tidak hanya terbatas pada mendidik anaknya agar menjadi anak yang
suami dan isteri, tetapi seluruh keluarga. mengerti terhadap agama. Dengan
pendidikan pula orang tua harus dapat
Fungsi Perlindungan
menyiapkan anaknya agar mampu hidup
Seorang perempuan yang bersedia
menghadapi tantangan masa depan, karena
menikah dengan seorang laki-laki, telah
Allah SWT menghendaki agar setiap anak
bersedia untuk meninggalkan orang tua
lahir dan besar dalam kualitasfisik dan
dan saudara-saudaranya, dan yakin bahwa
psikis yang kuat dan sehat.
perlindungan dan pembelaannya yang akan
diterima dari suami tidak kalah besar dari Fungsi Ekonomi
5
Seorang laki-laki adalah yang tidak kalah penting yaitu usia (Marlina,
paling bertangung jawab atas kesejahteraan 2012).
anak da istrinya, akan tetapi tidak menutup
Faktor-faktor yang Mendorong Pernikahan
kemungkinan jiak soerang istri ingin
Dini
membant umeringankan keadaan ekonomi
Menurut Suryono (dalam
keluarga. Kerjasama antara suami dan istri
Trisnawati, 2012),faktor yang mendorong
akan saling melengkapi, kemudian
seseorang untuk melangsungkan
menimbulkan keharmonisan.
pernikahan dini, diantaranya:
Fungsi Lingkungan
Faktor Pemahaman Agama
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak
Sebagian masyarakat telah
dapat hidup sendiri, sedangkan lingkungan
memahami bahwa membiarkan anak
adalah suatu kesatuan yang dapat menjadi
remajanya menjalin hubungan dengan
positif atau negatif yang mempengaruhi
lawan jenis akan beresiko melanggar nilai
anggota keluarga, dan keluargapun dapat
dan norma agama, sehingga mereka
memberi pengaruh terhadap
merasa berkewajiban mencegahnya
lingkungannya. Keluarga disamping
dengancara segera menikahkan anak-anak
memiliki kemampuan menempatkan diri
mereka.
secara serasi, selaras dan seimbang dengan
kondisi sosial dan budaya masyarakat, Faktor ekonomi
dan positif, sehingga lahir nilai dan moral anak-anaknya, hal ini disadari atau tidak
yang luhur sesuai dengan nilai ajaran telah mendorong orang tua untuk segera
Sumbulan & Jannah, 2012), mengartikan ringan karena adanya pernikahan tersebut.
pernikahan dini sebagai sebuah nama yang Faktor adat dan budaya.
lahirsebagai sebuah solusi alternatif. Di beberapa belahan daerah di
Pernikahan dini merupakan ikatan yang Indonesia, ada paradigma bawasanya
dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki menyegerakan menikah adalah lebih baik
persiapan baik fisiologis, psikologis daripada menunda-nundanya, apa lagi bila
maupun sosial-ekonomi dan faktor yang hal ini terjadi pada anak perempuan. Anak
perempuan dianggap percuma sekolah
6
tinggi-tinggi karena pada ujungnya mereka adalah salah satu faktor yang berperan
akan ikut pada suami, oleh sebab itu dalam mewujudkan dalam kesejahteraan
remaja perempuan khususnya dianggap dan kebahagiaan rumah tangga. Generasi
tabu apa bila menikah lebih dari usia 20 muda tidak boleh berspekulasi apa kata
tahun. nanti, utamanya bagi pria, rasa
ketergantungan kepada orang tua harus
Risiko Pernikahan Dini
dihindari.
MenurutRahma (2010), resiko
pernikahan dini berkait erat dengan Aspek psikis
beberapa aspek, sebagai berikut: Pasangan usia muda belum siap
bertanggung jawab secara moral, pada
Aspek kesehatan
setiap apa saja yang merupakan tanggung
Dilihat dari segi kesehatan,
jawabnya. Mereka sering mengalami
pasangan usia muda dapat berpengaruh
kegoncangan mental, karena masih
pada tingginya angka kematian ibu yang
memiliki sikap mental yang labil dan
melahirkan, kematian bayi serta
belum matang emosinya.
berpengaruh pada rendahnya derajat
kesehatan ibu dan anak. Aspek pendidikan
Pendewasaan usia kawin ada
Menurut ilmu kesehatan, bahwa
kaitannya dengan usaha memperoleh
usia yang kecil resikonya dalam
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan
melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun,
persiapan yang sempurna dalam
artinya melahirkan pada usia kurang dari
mengarungi bahtera hidup.
20 tahun dan lebih dari 35 tahun
mengandung resiko tinggi. Ibu hamil usia Aspek kependudukan
20 tahun ke bawah sering mengalami Perkawinan usia muda di tinjau dari
prematuritas (lahir sebelum waktunya) segi kependudukan mempunyai tingkat
besar kemungkinan cacat bawaan, fisik fertilitas (kesuburan) yang tinggi, sehingga
maupun mental , kebutaan dan ketulian. kurang mendukung pembangunan di
bidang kesejahteraan.
Aspek fisik
Pasangan usia muda belum mampu Aspek kelangsungan rumah tangga
dibebani suatu pekerjaan yang memerlukan Perkawinan usia muda adalah
keterampilan fisik, untuk mendatangkan perkawinan yang masih rawan dan belum
penghasilan baginya, dan mencukupi stabil, tingkat kemandiriannya masih
kebutuhan keluarganya. Faktor ekonomi
7
SF dan RMAM motivasi mereka untuk informan SN, RY, RNH dan WMAM.
menikah karena melihat teman-teman Kemudian infoman AN, RAN, SF dan D
mereka yang sudah menikah lebih dulu. setelah menikah mereka lebih termotifasi
Untuk informan INSP motivasinya untuk dan semangat untuk segera menyelsaikan
menikah itu benar-benar karena dorongan kuliahnya. Dari hasil wawancara yang
dari dirinya sendiri. Kemudian informan dialakukan terhadap 10 informan,
SN, RNH dan R motivasi mereka menikah semuanya mengak umerasa bahagia setelah
karena untuk menjaga diri dari perbuatan menikah, kebanyakan merasa bahagia
negatif, hal ini sejalan dengan pendapat karena telah memiliki anak dan suami yang
Mardani (2011), terdapat 3 hikmah selalu memberikan semangat tersendiri, hal
melakukan pernikahanyaitu, menghindari ini sesuai dengan pendapat Forer & Still
terjadinya perzinahan, merendahkan (dalam Jannah 2008), individu akan
pandangan mata dari lawan jenis yang memiliki kesempatan yang lebih besar
diharamkan, lebih menumbuhkembangkan untuk merasakan kebahagiaan dalam
kemantapan jiwa dan kedewasaan serta perkawinan.
tanggung jawab kepada keluarga.