Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ORGANISASI


SEKTOR PUBLIK
(STUDI EMPIRIS PADA KANTOR DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI KABUPATEN BULELENG)

1
Gerry Hartajunika
1 2
Edy Sujana, Anantawikrama Tungga Atmadja

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail :{garryharta@yahoo.co.id, ediesujana_bali@yahoo.com,


anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kinerja
organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Buleleng. Metode pengambilan sample menggunakan metode
purposive sampling. Jumlah kuesioner disebar adalah 50 kuesioner dan yang dapat
digunakan adalah 46 kuesioner. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda. Alat analisis data menggunakan program SPSS versi 19.0.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Tujuan yang jelas dan terukur
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi sektor publik pada Kantor Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng. (2) Motivasi kerja mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng. (3) Sistem pengukuran kinerja mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng. (4) Insentif mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Buleleng. (5) Desentralisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Buleleng. (6) Secara simultan variabel tujuan yang jelas dan terukur, motivasi kerja, sistem
pengukuran kinerja, insentif, dan desentralisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kinerja organisasi sektor publik pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Buleleng.

Kata kunci : Kinerja, tujuan yang jelas dan terukur, motivasi kerja, sistem pengukuran
kinerja, intensif dan desentralisasi

Abstract
This present study was intended to identify the factors contributing to the
organizational performance of the public sector, that is, the Department of Man Power and
Transmigration of Buleleng Regency. The quantitative approach was used. The population of
the study included all the civil servants employed at the Department of Man Power and
Transmigration of Buleleng Regency. The samples were taken using the purposive sampling
method. The statistical method used was the multiple linier regression analysis. SPSS
program version 19.0 was used to analyze the data.
The result of analysis showed that (1) the clear and measurable objective significantly
affected the organizational performance of the Department of Man Power and
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Transmigration of Buleleng Regency; (2) the working motivation significantly contributed to


the organizational performance of the Department of Man Power and Transmigration of
Buleleng Regency; (3) the performance measurement system significantly contributed to the
organizational performance of the Department of Man Power and Transmigration of Buleleng
Regency; (4) Incentive significantly contributed to the organizational performance of the
Department of Man Power and Transmigration of Buleleng Regency; (5) decentralization
significantly affected the organizational performance of the Department of Man Power and
Transmigration of Buleleng Regency; (6) the variables of clear and measurable objective,
working motivation, performance measurement system, incentive, and decentralization
significantly affected the organizational performance of the Department of Man Power and
Transmigration of Buleleng Regency.

Keywords: Performance, clear and measureable objective, working motivation, performance


measurement system, intensive and decentralization

PENDAHULUAN pegawai dalam berkinerja ke arah positif


Organisasi sektor publik merupakan (LAN, 2004)
bagian dari sistem perekonomian negara Peningkatan kinerja dapat
yang bertujuan untuk melayani kepentingan diukur/dinilai dengan adanya pengukuran
publik guna mewujudkan kesejahteraan kinerja mengindikasikan bahwa ukuran
masyarakat. Institusi pemerintahan, partai kinerja dirancang untuk mengukur tingkat
politik, sekolah, rumah sakit merupakan tujuan yang telah dicapai, kepuasan
organisasi sektor publik (Nordiawan, 2009 komunitas, kinerja pelayanan, dan untuk
dalam indudewi, 2012). Pelayanan perbandingan antar instansi. Epstein
terhadap masyarakat menjadi fokus utama mengungkapkan bahwa ukuran kinerja
organisasi sektor publik. Oleh karena itu, dapat membantu penyusun program agar
akuntabilitas kinerja menjadi faktor penting hasil yang didapat lebih efektif. Pengukuran
dalam mempertahankan/menjaga kinerja dijabarkan dalam indikator-indikator
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja yang terdapat dalam desain
organisasi sektor publik. Manajemen pengukuran kinerja organisasi. Indikator
berbasis kinerja dapat digunakan untuk kinerja kemudian menjadi standar
meningkatkan akuntabilitas organisasi pencapaian kinerja dan ditindaklanjuti
(Propper dan Wilson, 2003). dengan adanya evaluasi kinerja. Evaluasi
Penerapan manajemen berbasis bertujuan untuk mengetahui apakah
kinerja dalam sektor publik dipicu oleh pencapaian kinerja dapat dinilai dan
konsep reinventing government yang dipelajari guna perbaikan pelaksanaan
diperkenalkan oleh Osborne dan Gaebler program/kegiatan di masa yang akan
pada tahun 1992 dimana mereka datang (LAN, 2004).
mengusulkan beberapa strategi yang titik Selain faktor manajemen kinerja,
beratnya adalah peningkatan kinerja terdapat beberapa faktor yang juga
organisasi sektor publik. Pandangan mempengaruhi kinerja organisasi. Rangan
Osborne dan Gaebler ini banyak (2004) dalam Verbeeten (2008)
mempengaruhi perubahan manajemen mengemukakan tentang teori penetapan
sektor publik di dunia. tujuan yang mengatakan bahwa tujuan
Manajemen berbasis kinerja adalah yang jelas dan hasil yang terukur
proses perencanaan, pengukuran, diperlukan dengan cara merinci tujuan-
penilaian dan evaluasi kinerja pegawai tujuan jangka panjang dan jangka pendek
untuk mewujudkan tujuan organisasi serta organisasi sehingga penyelesaian terfokus
mengoptimalkan potensi diri pegawai. pada tugas-tugas pokok dan fungsi
Manajemen kinerja merupakan suatu siklus organisasi. Selain itu, pemberian insentif
yang harus dibangun secara berkelanjutan juga mampu meningkatkan kinerja.
dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja Desentralisasi dapat diartikan adanya
baik pegawai maupun organisasi secara pelimpahan sebagian wewenang dari
keseluruhan. Manajemen berbasis kinerja pejabat pemerintah daerah terhadap
juga diharapkan dapat merubah perilaku pejabat dibawahnya untuk mengambil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

keputusan dan bertanggung jawab terkait (1) Untuk mengetahui adakah pengaruh
dengan alokasi sumber daya dan tujuan yang jelas dan teratur terhadap
pelayanan jasa terhadap masyarakat kinerja organisasi sektor publik. (2) Untuk
(Indudewi, 2009). Pelimpahan wewenang mengetahui adakah pengaruh motivasi
dapat berasal dari kepala daerah kepada kerja terhadap kinerja organisasi sektor
sekretaris daerah/kepala satuan kerja publik. (3) Untuk mengetahui adakah
perangkat daerah (SKPD), dan atau dari pengaruh sistem pengukuran kinerja
kepala SKPD kepada kepala unit kerja. terhadap kinerja organisasi sektor. (4)
Desentralisasi bertujuan agar instansi Untuk mengetahui adakah pengaruh
pemerintah dapat melayani kebutuhan kompleksitas tugas terhadap kinerja
masyarakat maupun stakeholders lainnya organisasi sektor publik. (5) Untuk
dengan cepat dan mendapatkan umpan mengetahui adakah pengaruh pemberian
balik guna peningkatan kinerja instansi insentif terhadap kinerja organisasi sektor
yang bersangkutan. Desentralisasi dapat publik. (6) Untuk mengetahui adakah
mendorong terjaringnya aspirasi pengaruh tujuan yang jelas dan terukur,
masyarakat dengan adanya umpan balik motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja,
antar SKPD dengan masyarakat. Tiap-tiap insentif, dan desentralisasi terhadap kinerja
satuan kerja wajib organisasi sektor publik.
mempertanggungjawabkan anggaran yang Goal setting theory berasumsi bahwa
telah dipakai dengan menyusun laporan sasaran yang spesifik dan terukur dapat
keuangan SKPD. meningkatkan kinerja, dibanding dengan
Dalam Verbeeten (2008) meneliti sasaran yang sulit dan tidak terukur.
tentang pengaruh tujuan yang jelas dan Beberapa penelitian yang telah dilakukan
terukur, insentif, desentralisasi, pengukuran menunjukkan bahwa pemahaman terhadap
kinerja, sektor dan ukuran organisasi sasaran terbukti dapat meningkatkan
terhadap kinerja sektor publik. Disimpulkan kinerja, baik secara kuantitas maupun
bahwa tujuan yang jelas dan terukur dapat kualitas (Verbeeten, 2008).
meningfkatkan kinerja baik secara kualitas H1 : Tujuan yang jelas dan terukur
maupun secara kuantitas. Sedangkan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
insentif dapat meningkatkan kuantitas organisasi sektor publik.
kinerja, namun tidak berpengaruh terhadap Herzberg menyatakan bahwa
kinerja secara kualitatif. seseorang akan mempunyai kinerja yang
Dalam Indudewi (2009) meneliti lebih baik apabila faktor-faktor motivasi
tentang faktor sasaran yang jelas dan (motivational factor) terdapat dalam
terukur, insentif, desentralisasi, dan pekerjaan. Faktor motivasi tersebut antara
pengukuran kinerja terhadap kinerja lain dorongan untuk berprestasi,
organisasi. Hasil dari penelitian tersebut, pengakuan, tanggung jawab, kesempatan
sasaran yang jelas dan terukur, insentif, untuk maju, dan kepuasan kerja
serta pengukuran kinerja mempengaruhi (Mangkunegara, 2002 dalam Tarigan,
kinerja organisasi. Sedangkan 2011). Motivasi kerja merupakan elemen
desentralisasi tidak berpengaruh terhadap penting yang harus dimiliki oleh pegawai
kinerja sebagai suatu dorongan kebutuhan dalam
Dalam Tarigan (2011) meneliti diri pegawai atau karyawan yang perlu
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dipenuhi agar pegawai tersebut dapat
kinerja pada Kantor Pelayanan Pajak menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
Semarang Tengah Satu. Hasil dari untuk mencapai tujuan yang hendak
penelitian tersebut, menunjukkan bahwa dicapai dalam bekerja dan menyelesaikan
tujuan yang jelas dan terukur, insentif, tugas organisasi dengan efektif.
motivasi kerja, remunerasi, desentralisasi H2 : Motivasi kerja berpengaruh
tidak berhubungan dengan kinerja pegawai. signifikan terhadap kinerja organisasi sektor
Sedangkan sistem pengukuran kinerja publik.
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Untuk mengetahui apakah penetapan
Dari uraian rumusan masalah yang tujuan telah terealisasi dengan baik atau
diambil, maka tujuan penelitian ini adalah : tidak, diperlukan adanya suatu standar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja organisasi sektor publik tersebut


terdiri dari indikator-indikator kinerja. dihipotesiskan :
Indikator kinerja membantu pemerintah H6 : Tujuan yang jelas dan terukur,
untuk mencapai sasaran yang telah motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja,
ditetapkan dan mengevaluasi program- insentif, dan desentralisasi berpengaruh
program serta kegiatan-kegiatan yang telah signifikan terhadap kinerja organisasi sektor
dilakukan. Indikator kinerja memiliki peran publik.
penting sebagai proses dari learning
organization (Mahmudi, 2005 dalam METODE
Indudewi, 2009). Penerapan pengukuran Rancangan penelitian dalam
kinerja membantu pemerintah untuk penelitian ini menggunakan penelitian
mengukur tingkat keberhasilan yang kuantitatif. Adapun variabel dalam
dicapai (Verbeeten, 2008). penelitian ini yaitu tujuan yang jelas dan
H3 : Sistem pengukuran kinerja terukur, motivasi kerja, sistem pengukuran
berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja, insentif, dan desentralisasi sebagai
organisasi sektor publik. variabel bebas dan kinerja organisasi
Hubungan agensi terjadi pada saat sektor publik sebagai variabel terikat.
terjadi kontrak antara principal dengan Populasi dalam penelitian ini adalah
agent, dimana principal mendelegasikan seluruh pegawai negeri sipil pada Kantor
wewenangnya kepada agent untuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mengelola organisasi. Agency theory Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan
berasumsi bahwa manusia adalah makhluk sampel yang digunakan adalah purpossive
yang rasional dan berusaha untuk sampling.
memaksimalkan kebutuhannya dibanding Penyusunan struktur pernyataan yang
kepentingan organisasi. Oleh karena itu, memuat tentang variabel kinerja organisasi
agency theory menduga bahwa insentif sektor publik, tujuan yang jelas dan terukur,
memiliki peran fundamental dalam motivasi motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja,
dan pengendalian kinerja karena individu insentif, dan desentralisasi yang merujuk
memiliki kepentingan untuk meningkatkan pada skala ordinal. Teknik ini menentukan
kesejahteraannya (Indudewi, 2012) scorring untuk masing-masing item
H4 : Insentif berpengaruh signifikan pernyataan dengan lima alternatif jawaban
terhadap kinerja organisasi sektor publik. yaitu setuju, tidak setuju, netral , sangat
PP 58 tahun 2005 mengatakan bahwa setuju dan sangat tidak setuju dengan
pengelolaan keuangan daerah yang rentang nilai diantara 1 sampai 5.
mengatur desentralisasi dari kepala daerah Dalam menguji kebenaran hipotesis
kepada pejabat di bawahnya untuk yang telah dirumuskan dan diajukan maka
mengelola keuangan dan melaksanakan teknik analisis yang digunakan adalah
program-program sesuai dengan tujuan analisis regresi linier namun terlebih dahulu
organisasi (Indudewi, 2009). Desentralisasi akan diuji validitas dan reabilitas kemudian
berupa pelimpahan wewenang (dalam hal Uji asumsi klasik ada beberapa asumsi
ini adalah pengambilan keputusan) terkait yang harus di penuhi dalam penyusunan
dengan alokasi sumber daya dan model regresi linier berganda agar hasilnya
pelayanan jasa terhadap masyarakat. tidak bias. Pada penelitian ini uji asumsi
Desentralisasi menjaring partisipasi dari klasik yang digunakan yaitu : Uji
seluruh unit kerja yang ada dalam tubuh Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji
pemerintahan daerah (Indudewi, 2012). Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji
H5 : Desentralisasi berpengaruh Parsial (uji t), Uji Koefisien Determinasi (R2)
signifikan terhadap kinerja organisasi sektor dan Uji Simultan (uji F)
publik. Teknik analisis linier berganda
Berdasarkan dari uraian diatas, digunakan untuk menentukan hubungan
penulis menduga hubungan signifikan variabel dependen (Y) dan variabel
antara tujuan yang jelas dan terukur, independen (X) Sugiyono (2009) rumus :
motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja, Y= + 1 X1+ 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 +
insentif, dan desentralisasi dengan kinerja 5 X5 + (1)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar


Responden dalam penelitian adalah dari 0.60. melihat hasil perhitungan
para pegawai Kantor Dinas Tenaga Kerja menggunakan SPSS versi 19.0 dapat
dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng. dinyatakan bahwa seluruh variabel telah
Waktu yang digunakan untuk menyebarkan memenuhi syarat reabilitas yang dapat
kuesioner sampai kuesioner terkumpul dilihat dari nilai Cronbach Alpha kinerja
adalah kurang lebih 1 minggu. organisasi 0,695, tujuan yang jelas dan
Distribusi responden menurut jenis terukur 0,703, motivasi kerja 0,614, sistem
kelamin pada Kantor Dinas Tenaga Kerja pengukuran kinerja 0,693, insentif 0,654,
dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng dan desentralisasi 0,618.
bahwa dari 46 orang responden dengan Pada hasil uji normalitas
presentase 65% adalah laki-laki sebanyak menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig yaitu
30 orang dan dengan presentase 16% 0.755 karena Asymp. Sig lebih besar dari
adalah wanita sebanyak 16 orang. = 5% maka dapat dinyatakan bahwa data
Distribusi responden menurut jabatan telah memenuhi syarat normalitas.
pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Pada hasil uji multikolinieritas dapat
Transmigrasi Kabupaten Buleleng bahwa dilihat bahwa nilai tolerence untuk ketiga
dari 46 orang responden adalah Kepala variabel bebas lebih besar dari 0,1
Dinas sebanyak 1 orang (2%), Sekretaris 1 sedangkan nilai VIF kurang dari 10. Jadi
orang (2%), Kepala Bidang 4 orang (9%), dapat dinyatakan bahwa model regresi ini
Kasubag 3 orang (6,5%), Kepala Seksi 12 tidak terdeteksi masalah multikolinieritas.
orang (26%), Kepala UPTD LLK UKM 1 Pada hasil uji heterokedastisitas bisa
orang (2%), Kepala Sub Seksi Tata Usaha terjadi karena terdapat variansi di residual
1 orang (2%), Jabatan Fungsional 4 orang yang tidak konsisten pada model regresi.
(9%), dan Staf 19 orang (41,5%). Pengujian heterokedastisitas penelitian ini
Distribusi responden menurut masa menyimpulkan bahwa model regresi
kerja pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan berganda bebas dari gejala
Transmigrasi Kabupaten Buleleng dari 46 heterokedastisitas.
orang responden yaitu kurang dari 5 tahun Dari hasil uji normalitas dengan
(<5 tahun) sebanyak 16 orang (34,6%), metode Kolmogorov-Smirnov pada tabel 1
lebih dari 10 tahun (>10 tahun) sebanyak dapat diketahui nilai P value model regresi
12 orang (26,2%), dan 5-10 tahun sebesar 0.755. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 18 orang (39,2%). P value > nilai signifikan (5%), sehingga
Distribusi responden menurut jenjang data dikatakan berdistribusi normal.
pendidikan pada Kantor Dinas Tenaga Pada hasil uji autokorelasi dengan uji
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai
Buleleng dari 46 orang responden yaitu D3 dw 1,819 , nilai ini akan dibandingkan
sebanyak 23 orang (50%), S1 sebanyak 19 dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah
orang (41,3%), dan S2 sebanyak 4 orang sampel N=46, dengan jumlah variabel
(8,7%). independen 5, maka diperoleh nilai du
Syarat minimum suatu kuesioner sebesar 1,7780. Nilai DW lebih besar dari
untuk memenuhi validitas adalah jika batas atas (du) yakni 1,819 > 1,7780 dan
korelasi antara butir dengan skor total nilai dw kurang dari (4-du) 4-1,7780 = 2,222
tersebut positif dan nilainya lebih besar dari jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
rtabel pada 46 responden yaitu sebesar autokorelasi.
0,291. Berdasarkan pada hasil pengolahan Pengujian selanjutnya yaitu pengujian
uji validitas terhadap 46 responden hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
menggunakan SPSS versi 19.0 setiap item dengan melakukan uji parsial (uji t), uji
pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari determinasi (R2) dan uji simultan (uji F).
rtabel sehingga setiap item pernyataan Dari tabel 2, 3 dan 4 di bawah maka dapat
adalah valid. diketahui persamaan regresi dalam
Hasil uji reabilitas dapat dilihat dari penelitian ini sebagai berikut :
nilai Cronbach Alpha untuk setiap setiap Y=7,643+0,224X1+0,214X2+0,473X3+
variabel instrumen dikatakan reliable 0,508X4+0,215X5
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Dari tabel 3 dapat diketahui Adjusted berpengaruh signifikan terhadap kinerja


R Square sebesar 0,852. Hal ini organisasi sektor publik. Dengan demikian
menunjukkan bahwa variabel tujuan yang hipotesis H1 dapat diterima.
jelas dan terukur, motivasi kerja, sistem Dilihat dari motivasi kerja memiliki
pengukuran kinerja, insentif, dan thitung > ttabel sebesar 1,850 > 1,685 dan
desentralisasi terhadap kinerja organisasi nilai probabilitas yaitu 0,041 < 0,05. Ini
sektor publik berpengaruh sebesar 85,2% menunjukkan bahwa motivasi kerja
dan sisanya 14,8% dijelaskan oleh faktor berpengaruh signifikan terhadap kinerja
lain yang tidak diikutsertakan dalam organisasi sektor publik. Dengan demikian
penelitian ini. Dari tabel 1.4 dapat diketahui hipotesis H2 dapat diterima.
uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung Dilihat dari sistem pengukuran kinerja
sebesar 45,886 dengan tingkat signifikansi memiliki thitung > ttabel sebesar 3,558 >
0,000. Tingkat signifikansi 0,000 1,685 dan nilai probabilitas yaitu 0,001 <
mengindikasikan bahwa koefesien regresi 0,05. Ini menunjukkan bahwa sistem
signifikan, karena nilai Probabilitas < 0,05. pengukuran kinerja berpengaruh signifikan
Selain itu, nilai Fhitung > Ftabel terhadap kinerja organisasi sektor publik.
(45,886 > 2,42) sehingga hipotesis Dengan demikian hipotesis H3 dapat
penelitian H6 diterima. Sehingga dapat diterima.
diambil kesimpulan bahwa tujuan yang Dilihat dari insentif memiliki thitung >
jelas dan terukur, motivasi kerja, sistem ttabel sebesar 3,565 > 1,685 dan nilai
pengukuran kinerja, insentif, dan probabilitas yaitu 0,001 < 0,05. Ini
desentralisasi berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa insentif berpengaruh
terhadap kinerja organisasi sektor publik signifikan terhadap kinerja organisasi sektor
pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan publik. Dengan demikian hipotesis H4
Transmigrasi Kabupaten Buleleng dan dapat diterima
model regresi yang digunakan dianggap Dilihat dari desentralisasi memiliki
layak uji. thitung > ttabel sebesar 2,656 > 1,685 dan nilai
Dilihat dari tujuan yang jelas dan probabilitas yaitu 0,045 < 0,05. Ini
terukur memiliki thitung > ttabel sebesar menunjukkan bahwa desentralisasi
2,311 > 1,685 dan nilai probabilitas yaitu berpengaruh signifikan terhadap kinerja
0,026 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa organisasi sektor publik. Dengan demikian
variabel tujuan yang jelas dan terukur hipotesis H5 dapat diterima

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Model Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan


Regresi 0,755 Normal

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardize


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1. (Constant) -7,643 2,711 -2,820 0,007
Tujuan yang jelas dan terukur 0,224 0,097 0,213 2,311 0,026
Motivasi Kerja 0,214 0,104 0,280 1,850 0,041
Sistem Pengukuran Kinerja 0,473 0,133 0,424 3,558 0,001
Insentif 0,508 0,140 0,397 3,565 0,001
Desentralisasi 0,215 0,203 0,277 2,656 0,045
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R
Model
R R Square Square Std. Error
a
1 0,923 0,852 0,833 1,015

Tabel 4. Hail Uji F

Model Sum of Suquares df Mean Square F Sig.


1. Regresion 236,154 5 47,231 45,886 0,000a
Residual 41,172 40 1,029
Total 277,326 45

PEMBAHASAN dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai


Pengaruh Tujuan yang Jelas dan dari masing-masing program baik dalam
Terukur Terhadap Kinerja Organisasi penyusunan maupun pelaksanaan program
Sektor Publik secara jelas dengan ukuran dan jumlah
Hasil penelitian ini sesuai dan sasaran yang sesuai dalam bidang
konsisten dengan teori, literatur maupun ketenagakerjaan dan transmigrasi tanpa
penelitian sebelumnya (Verbeeten, 2008; mengesampingkan unsur budaya, agama,
Indudewi, 2009; Betsy, 2010; Agripa, 2011; dan adat istiadat di Kabupaten Buleleng.
Ariyadi, 2013) bahwa penetapan tujuan Selain dari uraian di atas, tujuan yang
yang jelas dan terukur berhubungan positif jelas dan terukur dari suatu organisasi juga
dan signifikan terhadap kinerja. sangat mempengaruhi kinerja organisasi itu
Penetapan tujuan yang jelas dan sendiri. Semakin jelas dan terukur
terukur merupakan elemen penting dalam penjabaran tujuan organisasi tersebut,
menyusun Rencana Kerja Pemerintah maka dalam melaksanakan pekerjaannya,
Daerah (RKPD). Penetapan sasaran jelas seorang pegawai akan sangat
dan terukur membantu pemerintah dalam memperhatikan aspek-aspek yang
menjaga kesinambungan antara terkandung dalam tujuan organisasi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan tersebut. Apabila pegawai mampu
dan pencapaian kinerja. Goal setting theory melaksanakan tugasnya dengan baik,
menyatakan bahwa tujuan yang jelas dan maka akan menghasilkan kinerja organisasi
terukur mendorong orang untuk berkinerja yang sesuai dengan tujuan yang sudah
lebih baik. dicanangkan dari awal tanpa adanya
Hasil pengujian ini didukung dengan penyimpangan tujuan dan fungsi
data responden dari Kantor Dinas Tenaga organisasi.
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Berdasarkan uraian diatas dapat
Buleleng, dimana baik kepala unit kerja pria disimpulkan bahwa tujuan yang jelas dan
wanita, maupun kepala unit kerja yang terukur sangat mempengaruhi kinerja
telah lama menjabat maupun yang baru organisasi sektor publik dalam menjalankan
menunjukkan bahwa, tujuan telah fungsi organisasinya.
ditetapkan secara jelas dan terukur dalam
unit kerja mereka. Disamping itu, hasil Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
statistik deskriptif menunjukkan bahwa Kinerja Organisasi Sektor Publik
pemahaman responden terhadap daftar Hasil penelitian ini sesuai dan
pernyataan terkait dengan penetapan konsisten dengan teori, literatur maupun
tujuan yang jelas dan terukur sudah baik. penelitian sebelumnya (Verbeeten, 2008)
Pada kantor Kantor Dinas Tenaga bahwa penetapan motivasi kerja yang tinggi
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten berhubungan positif dan signifikan terhadap
Buleleng, tujuan yang jelas dan terukur kinerja.
berupa visi, misi, dan sasaran tiap-tiap unit Motivasi kerja merupakan elemen
kerja yang ditetapkan organisasi sudah baik penting yang harus dimiliki oleh pegawai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

sebagai suatu dorongan kebutuhan dalam Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja


diri pegawai atau karyawan yang perlu Terhadap Kinerja Organisasi Sektor
dipenuhi agar pegawai tersebut dapat Publik
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya Hasil penelitian sesuai dengan teori
untuk mencapai tujuan yang hendak maupun penelitian sebelumnya (Verbeeten,
dicapai dalam bekerja dan menyelesaikan 2008; Indudewi, 2009) bahwa pengukuran
tugas organisasi dengan efektif. Memiliki kinerja berhubungan positif dan signifikan
motivasi kerja yang tinggi dan bersifat dengan kinerja.
positif dapat membantu para pegawai Pengukuran kinerja ditetapkan melalui
dalam menyelesaikan tugas baik secara indikator-indikator kinerja. Indikator
kualitas maupun kuantitas. indikator kinerja tersebut berupa standar
Hasil pengujian ini didukung pula untuk mengukur kinerja input, kinerja
dengan data responden dari Kantor Dinas operasional, kinerja pelayanan, kepuasan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten komunitas maupun untuk perbandingan
Buleleng, dimana baik kepala unit kerja pria kinerja antar instansi. Dengan adanya
wanita, maupun kepala unit kerja yang pengukuran kinerja, pemerintah daerah
telah lama menjabat maupun yang baru dapat mengetahui sejauh mana dan sebaik
menunjukkan bahwa memiliki motivasi kerja apa kinerja yang telah dicapai.
yang tinggi akan sangat berpengaruh Hasil pengujian didukung pula dengan
dalam menyelesaikan tugas mereka secara jawaban responden dari Kantor Dinas
efektif dan efisien. Disamping itu, hasil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
statistik deskriptif menunjukkan bahwa Buleleng yang cenderung menyatakan
pemahaman responden terhadap daftar bahwa pengukuran kinerja merupakan
pernyataan terkait dengan motivasi kerja elemen penting sebagai bahan
sudah baik. pertimbangan dalam hasil tiap-tiap program
Pada kantor Kantor Dinas Tenaga yang sudah direncanakan dan sebagai
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten acuan dalam pembelajaran terhadap
Buleleng, motivasi kerja yang dimiliki tingkat kesesuaian pencapaian program
pegawai sudah baik dimana terdapat yang telah dilaksanakan.
keinginan untuk melakukan yang terbaik Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
dan bekerja sama dalam rangka Transmigrasi Kabupaten Buleleng,
penyelesaian tugas agar mendapatkan pengukuran kinerja instansi organisasi
hasil terbaik dari tiap-tiap tugas yang sudah baik dan cenderung menyatakan
dikerjakan. Adanya keinginan untuk bahwa unit kerja mereka telah memiliki
melakukan sesuatu dengan lebih baik dari indikator pengukuran kinerja. Berdasarkan
rekan secara positif dapat memberikan data responden dapat dilihat bahwa nilai
dorongan motivasi kepada diri sendiri agar pernyataan indikator kinerja yang
memperoleh hasil yang lebih baik. menyatakan tingkat kepuasan masyarakat
Selain dari uraian diatas, memiliki dan standar kualitas pelayanan mendapat
motivasi kerja sebagai suatu dorongan nilai yang tinggi dibandingkan pernyataan
kebutuhan dalam diri pegawai dapat terhadap indikator yang lain. Hasil dari
memberikan dorongan untuk berusaha dan jawaban ini disebabkan Kantor Dinas
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
dengan baik, efektif dan efisien. Dengan Buleleng dalam menjalankan tujuan dan
menggabungkan motivasi kerja yang tinggi, fungsi organisasi selalu mengutamakan
pengetahuan dan keahlian dalam kepentingan instansi dibandingkan
melakukan tugas dan persepsi peran positif kepentingan individu, sehingga instansi
yang dimiliki seorang pegawai, maka mendapatkan penilaian tinggi dari
kinerja dapat ditingkatkan. masyarakat terkait pelayanan publik.
Berdasarkan uraian diatas dapat Selain dari uraian diatas, Pengukuran
disimpulkan bahwa motivasi kerja sangat Kinerja yang mengacu pada konsep value
mempengaruhi kinerja organisasi sektor for money (VFM), menekankan pada hasil
publik dalam menjalankan fungsi atau pelayanan terhadap publik yang tidak
organisasinya. hanya berfokus pada pendapatan saja,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

tetapi bagaimana meningkatkan pelayanan maka akan dapat memberikan motivasi


terhadap publik dengan menekankan tiga kepada para pegawai untuk bekerja dengan
elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi dan baik yang tentunya akan berpengaruh
efektifitas dengan tujuan organisasi langsung terhadap kinerja organisasi,
tersebut mampu mengetahui tingkat karena individu merupakan makhluk homo
ketercapaian tujuan organisasi, economicus yang berusaha untuk
menyediakan sarana pembelajaran memaksimalkan kesejahteraannya.
organisasi, memperbaiki kinerja periode- Selain dari uraian diatas, menurut
periode sebelumnya, memberikan Agency theory dalam Bonner dan Sprinkle,
pertimbangan yang sistematik dalam (2002) yang menyatakan bahwa individu
pembuatan keputusan pemberian reward akan melalaikan pekerjaannya apabila dia
dan punishment, memotivasi pegawai, dan tidak mendapatkan insentif yang
menciptakan akuntabilitas publik menambah manfaat ekonomi bagi mereka.
Berdasarkan uraian diatas dapat Hal ini menjelaskan bahwa insentif jelas
disimpulkan bahwa sistem pengukuran memiliki peran penting dalam memotivasi
kinerja sangat mempengaruhi kinerja dan mengontrol kinerja individu karena
organisasi sektor publik dalam menjalankan individu memiliki kepentingan untuk
fungsi organisasinya. meningkatkan kesejahteraannya. Dengan
mendapatkan insentif yang sesuai dengan
Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja tingkat pekerjaan yang diselesaikan oleh
Organisasi Sektor Publik individu tersebut, maka tingkat kepuasan
Hasil penelitian ini selaras dan kerja akan semakin meningkat dan akan
konsisten dengan teori, literatur maupun berdampak langsung terhadap kinerja
penelitian sebelumnya (Verbeeten, 2008; organisasi.
Indudewi, 2009) bahwa insentif Berdasarkan uraian diatas dapat
berhubungan positif signifikan terhadap disimpulkan bahwa insentif sangat
kinerja. mempengaruhi kinerja organisasi sektor
Insentif yang diperoleh berupa publik dalam menjalankan fungsi
tambahan penghasilan PNS berdasar organisasinya.
prestasi kerja (Permendagri 13/2006) yang
dapat memotivasi individu untuk berkinerja Pengaruh Desentralisasi Terhadap
lebih baik. Tambahan penghasilan berdasar Kinerja Organisasi Sektor Publik
prestasi kerja diberikan apabila kinerja Desentralisasi yang dimaksud dalam
pemerintahan daerah telah tercapai dengan pemerintahan daerah adalah adanya
baik. Agency theory menduga bahwa pelimpahan wewenang dari kepala daerah
insentif memiliki peran fundamental dalam kepada pejabat dibawahnya untuk
motivasi dan pengendalian kinerja individu, mengelola keuangan dan melaksanakan
karena individu memiliki kepentingan untuk program-program sesuai dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraannya. dan sasaran masing-masing satuan kerja.
Hasil ini didukung pula dengan Dengan adanya pelimpahan wewenang
jawaban responden dari Kantor Dinas diharapkan kinerja masing-masing satuan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten kerja dapat meningkat karena mereka
Buleleng, baik kepala unit kerja pria dan dapat melaksanakan program dan kegiatan
wanita, maupun kepala unit kerja yang yang tepat sasaran.
lama maupun yang masih baru menjabat, Desentralisasi memberikan
yang cenderung menyatakan bahwa kewenangan dari pejabat pusat kepada
insentif berhubungan dengan kinerja unit pejabat yang ada di daerah untuk
kerja mereka. mengelola keuangan dan melaksanakan
Pada kantor Kantor Dinas Tenaga program-program sesuai dengan tujuan
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten organisasi. Desentralisasi dimaksudkan
Buleleng, insentif yang diterima oleh tiap agar instansi dapat meningkatkan kinerja
pegawai sudah sesuai dengan tingkat karena mereka mengetahui kondisi
pencapaian hasil kerja yang dilakukan. masyarakat dan dapat menetapkan
Dengan memperoleh insentif yang sesuai, program-program yang tepat sasaran
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

pengambilan keputusan, pengelolaan Berdasarkan hasil analisis regresi


keuangan maupun pelaksanaan program- linier berganda, maka dapat diambil suatu
program untuk meningkatkan justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang
kesejahteraan masyarakat. Hal ini signifikan tujuan yang jelas dan terukur,
dikarenakan satuan-satuan kerja lebih motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja,
mengetahui kebutuhan masyarakat dan insentif, dan desentralisasi secara
lebih peka terhadap perubahan-perubahan signifikan terhadap kinerja organisasi.
yang ada. Justifikasi diambil dengan
Hasil ini didukung pula dengan mempertimbangkan kajian teori dan
jawaban responden dari Kantor Dinas emperis. Secara teori, menurut Locke dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Latham (2002) dalam Nadhiroh (2010)
Buleleng, baik kepala unit kerja pria dan mendefinisikan Teori penetapan tujuan
wanita, maupun kepala unit kerja yang mengasumsikan bahwa ada suatu
lama maupun yang masih baru menjabat, hubungan langsung antara definisi dari
yang cenderung menyatakan bahwa tujuan yang spesifik dan terukur dengan
Pelimpahan wewenang dan tanggung kinerja. Mangkunegara (2001) dalam
jawab dari dari pusat ke daerah dapat Tarigan (2011) mendefenisikan motivasi
mempermudah dalam penyusunan sebagai suatu dorongan kebutuhan dalam
anggaran. diri pegawai atau karyawan yang perlu
Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan dipenuhi agar pegawai tersebut dapat
Transmigrasi, desentralisasi dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
mempermudah dalam penyusunan untuk mencapai tujuan yang hendak
anggaran yang mencerminkan pelaksanaan dicapai seorang pegawai dalam bekerja.
tupoksi tiap-tiap unit kerja. Kewenangan Greiling (2005) mengasumsikan Konsep
penyusunan anggaran tersebut meliputi pengukuran kinerja di sektor publik
kewenangan dalam masalah keuangan, mengacu pada konsep value for money
operasional kantor, peningkatan mutu yang menekankan pada hasil atau
pegawai, pergeseran dana maupun pelayanan terhadap publik dan tidak hanya
perputaran pegawai. Dengan adanya berfokus pada pendapatan saja, tetapi
pelimpahan wewenang dan tanggung bagaimana meningkatkan pelayanan
jawab, maka organisasi dapat terhadap publik. Bonner dan Sprinkle
mengutamakan apa yang benar-benar (2002) mengasumsikan Agency theory
diperlukan dalam menjalankan peran dan menjelaskan bahwa insentif memiliki peran
fungsi organisasi sesuai dengan tugas penting dalam memotivasi dan mengontrol
pokok dan fungsi organisasi. kinerja individu karena individu memiliki
Berdasarkan uraian diatas dapat kepentingan untuk meningkatkan
disimpulkan bahwa desentralisasi sangat kesejahteraannya. Tarigan (2011)
mempengaruhi kinerja organisasi sektor mengasumsikan pelimpahan wewenang
publik dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawab dari kepala daerah
organisasinya. kepada pejabat dibawahnya berupa
kewenangan dalam menyusun anggaran
Pengaruh Tujuan yang Jelas dan tersebut mencerminkan pelaksanaan
Terukur, Motivasi Kerja, Sistem tupoksi tiap-tiap unit kerja yang meliputi
Pengukuran Kinerja, Insentif, dan kewenangan dalam masalah keuangan,
Desentralisasi Terhadap Kinerja operasional kantor, peningkatan mutu
Organisasi Sektor Publik pegawai, pergeseran dana maupun
Dari hasil pengujian secara simultan perputaran pegawai
diketahui bahwa variabel tujuan yang jelas Sesuai dengan konsep organisasi
dan terukur, motivasi kerja, sistem yang bekerja tinggi, yang diartikan sebagai
pengukuran kinerja, insentif, dan kelompok pekerja yang mampu
desentralisasi memiliki pengaruh signifikan menghasilkan barang atau jasa yang
terhadap kinerja organisasi sektor publik diinginkan pada kualitas yang tinggi dengan
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggunakan sumber daya yang
Kabupaten Buleleng. seminimal mungkin. Organisasi yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

berkinerja tinggi adalah organisasi yang Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


memiliki misi yang jelas, mengetahui Buleleng.
outcome-nya, dan berfokus pada hasil 2. Motivasi kerja (X2) mempunyai
(result), memberdayakan pekerjanya, pengaruh signifikan terhadap kinerja
memotivasi dan mendorong pegawai untuk organisasi sektor publik pada Kantor
sukses, fleksibel terhadap situasi baru, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
kompetitif dalam hal kinerja, Kabupaten Buleleng.
merestrukturkan proses kerja untuk 3. Sistem pengukuran kinerja (X 3)
memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mempunyai pengaruh signifikan
menjaga komunikasinya dengan para terhadap kinerja organisasi sektor
pemangku kepentingan. publik pada Kantor Dinas Tenaga
Berdasarkan hal tersebut, secara Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
teoritis Tujuan yang jelas dan terukur, Buleleng.
motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja, 4. Insentif (X4) mempunyai pengaruh
insentif, dan desentralisasi, secara signifikan terhadap kinerja organisasi
bersama-sama memberikan pengaruh sektor publik pada Kantor Dinas
terhadap kinerja organisasi. Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Terkait dengan masih banyak jumlah Kabupaten Buleleng.
pengangguran di Kabupaten Buleleng, 5. Desentralisasi (X5) mempunyai
faktor tersedianya lapangan kerja yang pengaruh signifikan terhadap kinerja
belum mampu menyerap sepenuhnya organisasi sektor publik pada Kantor
tenaga kerja adalah faktor utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
terciptanya angka pengangguran. Pihak Kabupaten Buleleng.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6. Secara simultan variabel tujuan yang
Kabupaten Buleleng mengklaim sudah jelas dan terukur, motivasi kerja,
melakukan upaya semaksimal mungkin sistem pengukuran kinerja, insentif,
untuk mengurangi jumlah tersebut. Terbukti dan desentralisasi mempunyai
dengan diadakannya pelatihan-pelatihan pengaruh signifikan terhadap kinerja
UKM dan industri rumah tangga, serta organisasi sektor publik pada Kantor
pelatihan-pelatihan untuk tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
indonesia yang akan disalurkan ke negara- Kabupaten Buleleng.
negara asia lainnya salah satunya adalah
Negara Jepang. Pihak pemerintah Saran
Kabupaten Buleleng juga seharusnya Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
mencari solusi dengan menggandeng peneliti dapat mengajukan saran sebagai
sektor swasta maupun investor untuk berikut:
berinvestasi di Kabupaten buleleng dimana 1. Penelitian selanjutnya perlu
nantinya akan mampu menciptakan memperbanyak sampel yang
lapangan pekerjaan baru dan mampu digunakan agar arah penelitian
menyerap para angkatan kerja yang menjadi lebih luas, seperti
menganggur sehingga jumlah angka mengunakan SKPD dalam satu
pengangguran di Kabupaten Buleleng kabupaten dan memberikan kriteria-
semakin menurun. kriteria yang lebih spesifik dalam
pemilihan responden.
SIMPULAN DAN SARAN 2. Variabel lain yang kemungkinan
Simpulan berpengaruh terhadap kinerja
Berdasarkan hasil pengolahan data organisasi sektor publik juga
serta hasil uji hipotesis yang dilakukan sebaiknya ditambahkan untuk
pada bab sebelumnya dapat disusun penelitian selanjutnya.
simpulan sebagai berikut : 3. Adanya penilaian kinerja SKPD dari
1. Tujuan yang jelas dan terukur (X 1) sudut pandang masyarakat sebagai
mempunyai pengaruh signifikan stakeholders sehingga dapat
terhadap kinerja organisasi sektor memberikan masukan dan kritik
publik pada Kantor Dinas Tenaga membangun bagi SKPD tersebut.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

DAFTAR PUSTAKA Organisasi (Studi Kasus Pada


Ariyadi, Yuli. 2013. Praktik-Praktik Fakultas-Fakultas Di Lingkungan
Manajemen Kinerja Pada Organisasi Universitas Semarang). Jurnal
Sektor Publik dan Hubungannya Dinamika Sosial Budaya ISSN
dengan Kinerja Organisasi (Studi 1410-9859 vol. 14 no. 1, pp. 53-
pada Satuan Kerja Pengelola Dana 62.
APBN di Indonesia). Skripsi S1
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Lembaga Administrasi Negara Republik
Universitas Diponegoro. Semarang. Indonesia. 2004. Modul Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Betsy, Josephine. 2009. Faktor-faktor yang Pemerintah, Edisi ke-2. Jakarta: LAN.
Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Sektor Publik (Studi pada Pemerintah Nadhiroh, Siti. 2010. Pengaruh
Daerah Kabupaten Demak). Skripsi Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan
Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Self-Efficacy Terhadap Kinerja
Universitas Diponergoro. Semarang. Auditor Pembuatan Audit Judgment
(Studi pada Kantor Akuntan Publik di
Bonner, S. E. and G. B. Sprinkle. 2002. The Semarang). Skripsi S1 Program
effects of monetary incentives on Reguler 1 Jurusan Akuntansi.
effort and task performance: Fakultas Ekonomi Universitas
Theories, evidence, and a framework Diponergoro. Semarang.
for research. Accounting,
Organizations and Society, Vol.27, Propper, C. dan Wilson, D. 2003. The use
No.4, pp.303-345. and usefulness of performance
measures in the public sector. Oxford
Herminingsih. 2009. Pengaruh partisipasi Review of Economic Policy, Vol. 19
dalam penganggaran Dan peran No. 2, pp. 250-265.
manajerial pengelola keuangan
daerah Terhadap kinerja pemerintah Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
daerah (Studi Empiris pada Cetakan ke-12. Bandung: CV
Pemerintah Kabupaten Demak). Alfabeta.
Tesis Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro. Semarang. Tarigan, Agripa Fernando. 2011. Analisis
faktor-faktor yang Mempengaruhi
Greiling, D., 2005, Performance Kinerja Pegawai Dalam Organisasi
measurement in the public sector: the Sektor Publik (Studi pada Kantor
German experience. International Pelayanan Pajak Pratama Semarang
Journal of Productivity and Tengah Satu. Skripsi S1 Jurusan
Performance Management, Vol.54 Akuntansi Fakultas Ekonomi
No.7, pp. 551-567. Universitas Diponegoro. Semarang.
Indudewi, Dian. 2009. Pengaruh Sasaran Verbeeten, Frank H.M. 2008. Performance
Jelas dan Terukur, Insentif, management practices in public
Desentralisasi, dan Pengukuran sector organizations: Impact on
Kinerja Terhadap Kinerja Organisasi performance. Accounting, Auditing &
(Studi Empiris pada SKPD dan BUMD Accountability Journal, Vol. 21 Iss: 3,
Kota Semarang). Tesis Magister pp.427 454.
Akuntansi Universitas Diponegoro.
Semarang.

Indudewi, Dian. 2012. Pengaruh Insentif,


Desentralisasi, Ukuran Kinerja Dan
Kejelasan Sasaran Terhadap Kinerja

Anda mungkin juga menyukai