Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 KEADAAN GEOLOGI

Secara umum sifat-sifat kenampakan yang dicirikan oleh

batugamping menyerupai bentuk kerucut dengan ketinggian

berkisar antara 65 m 500 m di atas permukaan laut, kompak,

keras, berwarna abu-abu dan putih, ketebalan batugamping

diperkirakan 135 meter.

Kenampakan topografi yang tersusun oleh tanah liat

(clay) relatif mendatar diantara perbukitan batugamping yang

merupakan endapan alluvial, ketebalan kira-kira antara 3 7

meter. Endapan ini berwarna kemerah-merahan, sifatnya lunak,

plastis, dan lembab.

2.1.1 Kondisi Geomorfologi

Kondisi geomorfologi di PT. Bosowa Semen Maros, terdiri

atas dua satuan morfologi yaitu :

a. Satuan Morfologi Dataran Rendah

Satuan morfologi ini merupakan satuan dataran

rendah yang relatif bergelombang. Batuan pembentuk

5
dataran ini berupa endapan sungai dan lempung. Sungai

yang mengalir adalah Sungai Pangkajene dengan satu anak

sungai.

b. Satuan Morfologi Perbukitan Karst

Satuan morfologi ini terdiri atas batugamping dengan ciri-

ciri morfologi karst seperti gua, lubang, rekahan, sungai

bawah tanah. Ketinggian satuan ini berkisar antara 65 500

meter dari permukaan laut. Umumnya batugamping daerah

ini bersifat keras dan kompak, sehingga satuan ini terdiri atas

dinding perbukitan curam dan tegak.

2.1.2 Stratigrafi

Stratigrafi daerah ini dapat dibagi menjadi 3 satuan batuan yaitu:

a. Satuan Batugamping

Satuan ini umumnya dicirikan oleh batugamping yang

tidak berlapis, kristalin, keras dan kompak, umumnya

berwarna abu-abu kekuningan.

b. Satuan Lempung

Satuan ini umumnya dicirikan oleh batuan berwarna

coklat kemerahan bersifat pasiran. Penyebarannya terletak

pada dataran rendah dan menyebar luas hingga ke lokasi

persawahan.

6
c. Satuan Endapan Sungai

Satuan ini merupakan hasil pengendapan dari Sungai

Pangkajene, terdiri dari lempung pasiran, andesit, kuarsa dan

skiss mika.

2.1.3 Iklim dan Curah Hujan

Daerah praktek beriklim tropis dengan dua musim, yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Berdasarkan perolehan data

dari badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah IV Stasiun

Klimatologi Kelas I Panakukang Maros, jumlah curah hujan

tertinggi pada bulan Maret 2006 yaitu 857 mm. sedangkan

curah hujan terendah pada Bulan Oktober 2006, yaitu 25 mm.

Tabel 2.1
Data Curah Hujan

TAHUN
BULAN
2015 2016
Januari 583,07 972,04
Februari 58,67 x
Maret 51,63 x
April 110,48 x
Mei 95,58 x
Juni 65,57 x
Juli 51,63 x
Agustus - x
September - x
Oktober - x
November 303,53 x
Desember 284,44 x

7
Sumber: Badan meteorologi dan geofisika balai wilayah iv
stasiun. Klimatologi Kelas i Panakkukang Maros

Pegunungan yang terdapat disebelah timur relatif lebih

sempit dan lebih rendah dengan ketinggian puncak rata-rata 700

meter dpl. Bagian Selatan melebar 20 km dan lebih

2.2 KEGIATAN PENAMBANGAN BATU GAMPING

2.2.1 Perintisan (Pioneering)

Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang

dilakukan untuk meratakan, membuat jalan untuk dilalui oleh

alat-alat mekanis serta penyediaan lokasi penambangan agar

memudahkan dalam pengambilan material.

2.2.2 Pembongkaran (Loosening)

Pembongkaran dimaksudkan untuk membebaskan

batugamping dari batuan induknya yang umumnya keras dan

kompak (massive). Pembongkaran dilakukan dengan cara

pemboran dan peledakan (drilling and blasting). Tujuan

pemboran adalah menyiapkan lubang-lubang tembak untuk

keperluan peledakan, sedangkan peledakan adalah serangkaian

pekerjaan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari

batuan induknya menjadi fragmen-fragmen dengan ukuran yang

dikehendaki dengan menggunakan bahan peledak.

8
2.2.3 Pemuatan (Loading)

Pemuatan yang dilakukan bertujuan untuk memuat

material ke alat angkut. Batu Gamping yang telah menumpuk di

loading area.

2.2.4 Pengangkutan (Hauling)

Proses pengangkutan dilakukan dari loading area ke

crushing plant dengan menggunakan alat angkut.

9
Gambar 2.1

Bagan Alir Proses Penambangan

10
2.3 PRODUKSI ALAT

2.3.1 Alat Muat


Alat muat adalah suatu alat yang digunakan memuat

material dari permukaan tanah ke alat angkut.


2.3.1.1 Produksi Alat Muat
Kemampuan produksi alat muat dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Kb x FF x EU x 60 (menit / jam)
Pm = CT (menit )
Dimana :
Pm : Produksi alat muat (m3/jam)
Kb : Kapasitas bucket (m3)
FF : Fill Factor (%)
EU : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
2.3.1.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Muat
Waktu edar (Cycle Time) alat muat adalah kegiatan yang

dilakukan alat muat untuk melayani alat angkut, dimana

gerakan-gerakan yang dimaksud adalah terdiri dari :

a. Waktu mengisi bucket, yaitu waktu yang dihitung dari


bucket menyentuh tanah sampai bucket tersebut penuh.
b. Waktu swing terisi, yaitu waktu yang dihitung dari mulai
terisinya bucket dan memutar untuk mengambil posisi
menumpah
c. Waktu menumpah, yaitu waktu yang dihitung mulai dari
bucket mencurahkan muatannya sampai material tersebut
habis dari bucket.
d. Waktu swing kosong, yaitu waktu yang dihitung mulai dari
saat bucket kosong dan memutar kembali untuk
mengambil posisi siap menggali.

11
Rumus :

Tm1+Tm2+Tm 3+Tm4
CT m =
60
Keterangan :

CTm : Waktu edar excavator, menit

Tm1 : Waktu menggali material, detik


Tm2 : Waktu berputar (swing) dengan bucket terisi

muatan, detik
Tm3 : Waktu menumpahkan muatan, detik
Tm4 : Waktu berputar (swing) dengan bucket kosong,

detik
2.3.2 Alat Angkut
Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk

mengangkut batugamping dari loading area ke crusher .

2.3.2.1 Produksi Alat Angkut


Kemampuan produksi alat angkut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

KB x EU x 60 (menit / jam)
Pa = CT (menit )
Dimana :
Pa : Produksi alat angkut (m3/jam)
KB : Kapasitas bak = (Kb x n x FF )
Kb : Kapasitas bucket (m3)
n : Jumlah pengisian
FF : Fill Factor (%)
EU : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)

12
2.3.2.2 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut
Waktu edar (Cycle Time) alat angkut adalah kegiatan
yang dilakukan alat angkut yang terdiri dari :
a. Waktu pengambilan posisi pemuatan, yaitu waktu yang
dihitung ketika dump truck tiba di lokasi pemuatan sampai
dump truk siap untuk diisi material.
b. Waktu Pemuatan, yaitu waktu yang dihitung mulai dari
pengisian pertama oleh alat muat hingga bak dump truck
penuh.
c. Waktu pengangkutan, yaitu waktu yang dihitung dari
mulai dump truck meninggalkan lokasi pengisian sampai
pada lokasi dumping.
d. Waktu untuk mengambil posisi dumping, yaitu waktu yang
dihitung ketika dump truck tiba di lokasi dumping sampai
damp truck siap untuk menumpahkan matrial.
e. Waktu dumping, yaitu waktu yang dihitung pada saat alat
angkut menumpahkan material sampai habis.
f. Waktu Kembali kosong, yaitu waktu yang dihitung mulai
dari dump truck meninggalkan lokasi dumping dan tiba di
lokasi pemuatan.
Rumus :

Ta1+Ta2+Ta 3+Ta4 +Ta5+Ta 6


Ct a=
60
Keterangan :

Cta : Waktu edar alat angkut, menit

Ta1 : Waktu mengambil posisi pemuatan, detik

Ta2 : Waktu pemuatan, detik

Ta3 : Waktu pengangkutan, detik

Ta4 : Waktu mengambil posisi dumping, detik

Ta5 : Waktu muatan ditumpahkan (dumping), detik

13
Ta6 : Waktu kembali kosong, detik

2.3.3 Efisiensi Kerja


Tingkat efisiensi alat sangat diperlukan guna mengetahui

sejauh mana kemampuan dari alat agar dapat bekerja dengan

baik. Dari hasil pengamatan waktu kerja, maka dapat diketahui

kondisi alat dan efektivitas kerja alat yang digunakan dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :


1. Mechanichal Availability (MA)
Yaitu untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya

dari suatu alat yang digunakan.


W
x100%
MA = W R
2. Physical Availability (PA)
Yaitu untuk mengetahui kondisi fisik dari suatu alat yang

digunakan.
W S
x100%
PA = T
3. Use Of Availability (UA)
Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh

suatu alat untuk beroperasi.


W
x100%
UA = W S
4. Efektif Utilization (EU)
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang

tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif.


W
x100%
EU = T
Dimana :
W = Jumlah jam kerja yang digunakan oleh seorang operator

pada saat mengoperasikan alat yang ada dalam kondisi

14
dapat dioperasikan, atau biasa disebut sebagai waktu

produktif.
R =Waktu perbaikan, yaitu waktu yang digunakan

untuk memperbaiki alat yang rusak, perawatan dan waktu

untuk menunggu penyediaan suku cadang.


S =Waktu Standby, yaitu waktu dari suatu alat yang tidak

dioperasikan sedangkan alat tersebut dalam keadaan baik

dan siap untuk beroperasi.


We =Waktu efektif yang tersedia
T =Total waktu atau total jam kerja.

15

Anda mungkin juga menyukai