Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi

Perkembangan pubertas prekoks dapat digolongkan sebagai tergantung gonadotropin,


juga disebut pubertas prekoks sejati atau sentral, dan tidak tergantung gonadotropin, juga
disebut pubertas prekoks perifer atau pseudopubertas prekoks.

Pubertas prekoks sejati selalu isoseksual dan melibatkan aktivasi hipotalamus-


pituitaria-gonad; prekositas melibatkan ciri-ciri seksual sekunder dan kenaikan ukuran dan
aktivitas gonad yang diperantarai gonadotropin. Pada pseudopubertas prekoks, beberapa ciri
kelamin sekunder nampak, tetapi tidak ada aktivasi yang saling mempengaruhi hipotalamus-
pituitaria-gonad normal. Pada kelompok terakhir ini ciri-ciri kelamin dapat isoseksual atau
heteroseksual.

Pseudopubertas prekoks dapat merangsang terjadinya maturasi aksis hipotalamus-


pituitaria-gonad dan memicu mulainya prekositas seksual sejati. Tipe campuran pubertas
prekoks ini sering terjadi pada keadaan-keadaan seperti hyperplasia adrenal congenital dan
sindrom McCune-Albright, bila usia tulang mencapai kisaran pubertas (10.5-12.5 tahun).

Kliegman, et al. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics, 19th Ed. Philadelphia : Elsevier Saunders.

Patofisiologi

Pubertas Prekoks Sentral

Pubertas prekoks sentral terjadi akibat aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis-


gonad. Seperti dengan anak dengan perkembangan pubertas normal, perubahan fisiologik
yang pertama berupa peningkatan amplitude dan frekuensi pulsasi GnRH (Gonadotropin
Releasing-Hormone) hipotalamus. Keadaan ini menyebabkan peningkatan sekresi FSH dan
LH dari kelenjar hipofisis, maturasi gonad, dan peningkatan pelepasan steroid seks.

Pada sebagian besar kasus pubertas prekoks sentral, terutama pada anak perempuan,
tidak ditemukan adanya penyebab (pubertas prekoks idiopatik). Sebagian besar kasus yang
lain melibatkan berbagai bentuk patologi sistem saraf pusat, termasuk malformasi dan tumor
jinak atau ganas. Hamartoma tuber cinereum adalah tumor SSP yang diketahui paling sering
menyebabkan pubertas prekoks. Tumor-tumor ini mengandung sel-sel neurosekretorik GnRH
ektopik yang menunjukkan lepasnya pulsasi GnRH yang merangsang kelenjar hipofisis.

Schwartz, M.W. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC.


Abnormalitas SSP yang terkait dengan pubertas prekoks sentral diantaranya adalah :

Tumor (astrositoma, glioma, tumor sel germ yang mensekresi HCG (Human
Chorionic Gonadotropin).
Hamartoma hipotalamus
Cedera SSP yang disebabkan oleh inflamasi, bedah, trauma kepala, terapi radiasi,
ataupun abses)
Anomali kongenital (hidrosefalus, kista arakhnoid, kista suprasellar).

Meningkatnya LH (Luteinizing Hormone) menstimulasi produksi steroid sex oleh sel


Leydig testicular atau sel granulose ovary. Level pubertas dari androgen atau estrogen
menyebabkan perubahan fisik pubertas, termasuk pembesaran penis dan rambut pubik pada
laki-laki dan perkembangan payudara pada perempuan. Sedangkan peningkatan FSH
(Folicle-Stimulating Hormone) menyebabkan pembesaran gonad pada kedua jenis kelamin
dan mendorong maturasi folikel pada perempuan serta spermatogenesis pada laki-laki.

Kaplowitz, et al. 2012. Precocious Puberty. Medscape Reference.

Pubertas Prekoks Perifer

Penyebab pseudopubertas prekoks dapat berupa hiperplasi adrenal congenital, tumor


kelenjar adrenal, ovary, atau testis, genetik pada penderita laki-laki, Sindrom McCune-
Albright, sindrom kelebihan aromatase, dan pajanan terhadap hormone sex steroid.

Pada pseudopubertas prekoks, keberadaan testosterone pada laki-laki ataupun


estrogen pada perempuan tidak berperan pada aktivasi aksis hipotalamus-pituitari-gonad.
Konsentrasi LH dan FSH rendah, serta respon GnRH dari luar juga ditekan (prapubertas).

Ferry Jr, R.J. 2011. Precocious Pseudopuberty. Medscape Reference.

Studi Kasus

1. Caf au lait
Merupakan lesi hiperpigmentasi kulit yang berwarna coklat terang hingga coklat
gelap. Tanda ini adalah salah satu bentuk gambaran klinis dari Sindrom McCune-Albright
yang dapat dijadikan salah satu karakteristik terjadinya pseudopubertas prekoks. Sindrom
ini merupakan sindrom disfungsi endokrin yang berkaitan dengan bercak pigmentasi kulit
dan dysplasia fibrosa sistem skeleton. Penyakit ini merupakan model bentuk asli
hiperfungsi autonom banyak kelenjar, dimana terjadi mutasi missense pada gena yang
mengkode subunit -Gs, protein G yang menstimulasi cAMP. Gangguan kelenjar endokrin
ini bisa mengindikasikan adanya perkembangan abnormal diluar aksis H-P-G.
2. Riwayat Kehamilan, Trauma Kepala, dan Pajanan Radioterapi
Pada pubertas prekoks sentral, selain persentase besar etiologinya masih
idiopatik, namun lesi pada SSP dapat mempengaruhi aktivasi GnRH terlalu dini.
Bagaimana lesi ini mengaktivasi mekanisme hipotalamus yang mengawali pubertas belum
diketahui, tetapi mekanisme ini biasanya melibatkan hipotalamus dengan pembentukan
jaringan parut, invasi, atau tekanan. Misalnya hamartoma hipotalamus merupakan salah
satu malformasi congenital SSP yang paling sering menyebabkan pubertas prekoks sentral,
sehingga riwayat kelahiran pasien juga perlu diketahui.
3. Usia Ibu Menarche
Menarche merupakan mensturasi pertama kali yang terjadi pada wanita yang
memasuki masa pubertas, lazimnya terjadi antara usia 9-17 tahun, walaupun seiring
perkembangan jaman, pubertas pada anak memang terjadi lebih cepat. Pada kasus
dikatakan ibu pasien menarche pada usia 12 tahun sehingga fakor genetic pubertas
prekoks dapat diabaikan, lagi pula anak perempuan tidak mungkin mengalami pubertas
prekoks yang familial, seperti halnya kasus tersebut terjadi pada anak laki-laki.
4. Tinggi Badan dan Berat Badan Aktual
Pubertas prekoks dapat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, dimana banyak
penelitian menunjukkan anak yang obesitas dan overweight mengalami pubertas lebih
awal daripada mereka yang memiliki berat badan normal. Pada kasus dikatakan bahwa
pasien memiliki TB 123cm dan BB 29kg pada usia 7 tahun. Menurut perhitungan status
gizi dengan kurva CDC NCHS 2000, persentase pasien sebesar 123% yang berarti dapat
dikatakan memiliki status gizi overweight. Sehingga pubertas dini bisa saja terjadi.
5. Status Pubertas
Pengukuran dengan skala Tanner, dimana A menunjukkan pertumbuhan rambut
ketiak, M untuk payudara, dan P untuk rambut pubik digunakan untuk menegakkan
diagnose pubertas prekoks pada pasien. Skala pubertas A1M2P1 menunjukkan bahwa
belum terjadi pertumbuhan rambut di ketiak maupun pubik, namun payudara dan papilla
telah menonjol sebagai gundukan kecil bersama dengan peningkatan diameter aerolae
(stadium 2) yang seharusnya belum terjadi pada anak perempuan usia 7 tahun.

Kliegman, et al. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics, 19th Ed. Philadelphia : Elsevier Saunders.

Anda mungkin juga menyukai