3. Electrical combustio
6. Luka bakar akibat trauma inhalasi (syarat min 3 dari 10 ciri terpenuhi ; rambut alis
CO kulit pink takikardia pusing kabur halusianasi ataksia kolaps sampai koma
1. Luka bakar sembuh , tidak terdapat tanda infeksi pada luka, sisa epitelisasi 2%
2. ADL mampu sendiri tanpa bantuan dan dapat beradaptasi dengan kondisi setelah
Airway : Observasi ketat tanda obstruksi jalan nafas dan pemberian O2 pada pasien
curiga trauma inhalasi. Bila terjadi obstruksi dilakukan intubasi ETT atau
tracheostomi.
Breathing : Analgetik yang adekuat bila terdapat luka bakar area dada dan perut,
Circulation : Shock luka bakar diatasi dengan pemasangan infus double line, IV line
Exposure : Buka seluruh baju dan aksesoris yang menempel pada tubuh pasien,
Untuk anak-anak :
Untuk dewasa:
Maintenance anak-anak :
BB 1-10 kg 100ml/kg BB
Luka bakar dngan cedera inhalasi target urin 0,5 ml/kg BB/jam
b. Luka bakar >25 % pasang NGT 6-8 jam paska trauma,untuk NED (nutrisi
Elektrolit).
EKG pada pasien luka bakar listrik, CT Scan bila diperlukan untuk
g. MONITOR :
Produksi urin tiap jam selama 24 jam pertama
CVP hari I diupayakan:5cmH2O hari II upayakan max:10cmH2O
Pantau pulse oxymetri
DL(Hemodilusi,Hemokonsentrasi)
AGD,Elektrolit (BE: -3s/d+3)serial tiap 6 jam pada trauma inhalasi
Thorax Ro@hari pada trauma inhalasiatelektasis,oedema paru ARDS
meningkat: berikan terapi pertama dengan Manitol 100 ml dan NaBic 8,4%
25 ml. Kebutuhan cairan 2x kebutuhan cairan N dengan target urin
2ml/kgBB/jam.
Bila terjadi keadaan anuria atau oligouria lakukan force diuresis dengan
dilakukan HD(hemodialisa).
CPWP
diberikan bolus manittol 100 ml dan NaBic 8,4% 25 ml, kemudian monitor:
1. Produksi urin setiap jam selama 24 jam pertama
2. CVP hari 1 diupayakan 5 cm H2O
3. Pantau pulse oxymetri
4. DL (Hemodilusi, Hemokonsentrasi)
5. AGD, Elektrolit (BE: -3 s/d +3)
6. BUN/SC
j. Pada combus regio facial dengan susp trauma inhalasi, pikirkan segera
penghangatan.
Berikan cairan hipertonik atau colloid dengan Na Cl 3% 500cc (1 hari saja) dan
Albumin 20% 100cc (dilanjutkan bila albumin <2,5) hiperonkotik. Setelah 48 jam
diberikan D5%-10%, NaCl 0,9% dan NaCl 3% (Cairan hipertonis) ditambah albumin
hipertonik (20%).
Perawatan luka:
Menggunakan saline, dikondisikan lembab, diberikan tulle dan silver sulfadiazine lalu
skin graft.
a. Chest fisioterapi untuk pasien luka bakar yang disertai trauma inhalasi atau
post op.
c. Usahakan pemberian analgetika intra vena atau jika perlu konsul dengan
VIII JIKA TERJADI KONDISI YANG MEMERLUKAN ALAT BANTU NAFAS DILAKUKAN
LUKA BAKAR
Pemasangan ETT adalah memastikan pipa jalan nafas buatan ke dalam trakhea
melalui mulut. Dilakukan jika: cara lain untuk membebaskan jalan nafas gagal,
perlu memberikan nafas buatan dalam jangka panjang, ada resiko besar terjadi
aspirasi ke paru.
1. Tujuan:
a. Membebaskan jalan nafas
b. Memberikan pernafasan mekanis
X KULTUR
a. Waktu : Hari I dan ke V kultur dasar luka dan kultur darah dua sisi.
b. Bahan : Darah,jaringan kateter tip atau alat infasive,swab.
c. Interpretasi kultur :
Kultur darah
1. Bila secara klinis tidak menun jukkan adanya tanda infeksi maka
Kultur jaringan
1. Jika ditemukan hasil adanya kolonisasi kuman, dan hasil lab tidak
PEMBERIAN ANTIBIOTIKA
Berdasarkan hasil kultur. Bila tidak ada hasil antibiotika yang sensitif (S)
diberikan yang intermediate (I). Lapor senior (DPJP) untuk konfirmasi pemberian
antibiotik
TITRASI OBAT
XI. KOMPLIKASI :
a. CEDERA INHALASI
Perawatan trakheostomy + Nebulizer (mukolitik,bronkhodilator) minimun
tiap 6 jam.
b. ATN
Pasien dengan electric injury high voltage; pasien dengan keterlambatan
sukralfat.
d. SIRS SEPSIS
Hilangkan kemungkinan sumber infeksi (infuse,kateter,CVP,atau alat invasive
lain)
Cegah syok septic : volume vascular hasus cukup.
PELAYANAN PASIEN DI KAMAR OPERASI
Dikhususkan untuk pelayanan khusus yang berkaitan dengan luka bakar seperti
Catatan:
cairan tetap dimulai dari jam 1 jangan dihitung sejak jam kejadian.
naikkan cairan 50% dari target cairan per jam evaluasi ulang 1
(antibiotik,acetaminophen,antalgin,salisilat,paracetamol dll)
4. Antibiotik sesuain protokol luka bakar dan bila bukti infeksi jelas.
5. Cegah sespsis dengan rawat luka menggunakan bahan netral tanpa mengandung
dengan NaCl sebanyak mungkin. Crusta pada genetalia dioleskan vaselin atau
dalam seminggu.
6. Cukupkan nutrisi,diet cair atau lunak.Luka pada bibir rawat dengan madu,lindungi
Dr.dr.Nym Pt Riasa,SpBP-RE(K)
Up dated 20-2-2016-LUC-
Updated 8-1-2017-Adhi-
Jenis cairan KH (Kkal/L) Prot (cc) Na (mEq/L) K (mEq/L) Osm
RL - - 130 4 273
KH
Jenis Nutrisi Prot Ket
(Kkal/hr)
(gr/hr)
Nasi TKTP I 2.225 65 Susu 1x
TKTP II 2.722 90,7 Susu 2x
B Kasar TKTP I 2.258 78
TKTP II 2.765 99
B Halus TKTP 1.589 52
Gurih 1.609 44
Sonde PE TKTP I 1.700 67 2x650cc
Susu 150 7 250c
Telur 7 Per butir
Kebutuhan Faal
Dewasa 30=50cc/KgBB/hr
Anak2
a. 0-1 thn : 100 cc/KgBB/hr
b. 1-3thn : 75 cc/KgBB/hr
c. >3thn : 50 cc/KgBB/hr
d. 10 kg :100 cc/KgBB/hr
e. 10-20kg : d ditambah 50 cc/KgBB/hr
f. >20kg :e ditambah 25 cc/KgBB/hr
Kebutuhan kalori
Dewasa (Curreri)
(25 x BB + (40 x % Luka Bakar )) kkal/hr
Anak2 (Sutherland)
(60 x BB + (35x%Luka Bakar))kkal/hr
Baxter
Dewasa : 4cc x BB x %LB (Cairan RL)
1/2 diberikan 8 jam I
1/2 diberikan 16 jam berikutnya
Dextran 500-1000cc pada jam ke 16/24 jam
Koreksi
1) Hb PRC: 2,5xBBx
WB: 5xBBx
(Max 10cc/BB/hr)
2) Alb 0,8xBBx
(Max 1gr/BB/hr)
3) K (<2) 0,4xBBx
(Max 20mEq/jam, 100mEq/hr)
4) Na (<125) 0,6xBBx
(Max 10mEq/hr)