Oleh :
Nursani Liamanu
MIM : 1514314901029
1. Pengertian
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai
diri sendiri yang dapatmengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan
kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk mengakhiri
kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping
yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu
mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak
dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan
marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri,
cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
2. Tanda Dan Gejala
a. Mempunyai ide unutk bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan unutk mati
c. Mengungkapkan rasa bersaah dan keputusasaan
d. Impulsif
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( menjasi sangat patuh)
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g. Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
h. Menanyakan tentang obat dosis mematikan
i. Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah,
mengasibngkan diri)
j. Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis, dam
menyalahginakan alkohol)
k. Kesehatan fisik ( biasanya pada kliemn dengan penyakit kronis atau
terminal)
l. Pengangguran
m. Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir
n. Umur 15- 19 tahun atau di atas 45 tahun
o. Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)
p. Pekerjaan
q. Konflik interpersonal
r. Latar belakang keluarga
s. Orientasi seksual
t. Sumber-sumber personal
u. Sumber-sumber sosial
v. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil
w. Mandi / hygiene
3. Rentang Respon
Respon adaptif respon maladaptif
peningkatan pengambilan perilaku pencederaan bunuh
diri resiko yang destruktif-diri diri diri
meningkatkan tidak langsung
pertumbuhan
Objektif :
Impulsif.
Menunujukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh).
Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis,
dan penyalahgunaan alcohol).
Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau
penyakit terminal).
Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan, atau kegagalan dalam karier).
Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
Status perkawinan yang tidak harmonis
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Risiko bunuh diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet,
gunting, tali, kaca, dan lain lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh
perawat
c. Awasi klien secara ketat setiap saat
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan
dan keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapannya
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,
kematian, dan lain lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan
keinginan untuk hidup.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya
b. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar
sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang
menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku
favorit, menulis surat dll).
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan social
Tindakan:
a. Kaji dan manfaatkan sumber sumber ekstemal individu (orang orang
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang
dianut).
b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat).
b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
POHON MASALAH
effect bunuh diri
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2000
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998