Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Batuan merupakan bahan penyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat atau
kumpulan mineral yang telah mengablur atau mengkristal.
Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis
batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan
yang berbeda pula yang dapat dibedakan menjadi tiga:
1. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku.
Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik.
2. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses
penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis
serta proses penguapan/ evaporasi.
3. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih
dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup
tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature
magma.
Batuan memiliki simbolnya masing-masing untuk mempermudah mengenal
batuan, berikut akan djelaskan simbol batuan dan penjelasannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Untuk mengetahui simbol - simbol Lapisan Batuan

1.3. TUJUAN

Tujuan agar kita dapat mengetahui simbol simbol Batuan yang biasa digunakan pada
gambar penampang dua dimensi Lapisan Batuan dan dapat membedakan Batuan tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

1
2.1. Macam Macam Batuan

2.1.1. Batu Pasir ( Sandstone )

Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama
terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir
terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak
terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis
warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan
putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan
daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika
Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.

2.1.2. Konglomerat ( Conglomerate )

2
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari
2 mm dengan bentuk butiran yang membudar

2.1.3. Batu Serpih ( Shale )

Serpih, atau dalam Bahasa Inggris shale merupakan nama untuk suatu
kelompok batuan sedimen klastik yang berukuran butir halus, meliputi batulempung
dan mudstone. (Potter, 1984). Namun Tucker (1981) dalam bukunya menyebutkan
serpih sebagai suatu definisi yang lebih spesifik lagi. Serpih merupakan batuan
dengan ukuran butir halus yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu. Pengertian menurut

3
Tucker ini yang sekarang lebih banyak dipakai dan lebih umum digunakan untuk
menjelaskan mengenai serpih. Secara deskriptif, dan lebih spesifik lagi, serpih
merupakan batuan dengan ukuran butir halus, berlapis halus (biasanya membentuk
laminasi dengan tebal 0,1 0,4 mm) dan/atau mudah membelah yang umumnya
tersusun oleh partikel berukuran lanau dan lempung

2.1.4. Batubara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur
utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan
organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui
dalam berbagai bentuk.

2.1.5. Batu Granit ( Granite )

4
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak
digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75
gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin
granum.

2.1.6. Diorit ( Diorite )

Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (Batuan Plutonis), bertekstur
feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap. Batuan diorit
mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe
sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi
mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit.

2.1.7. Andesit

5
Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi
mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya
menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit
yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang
banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun
yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.

2.1.8. Granodiorite

6
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam
bentuk batolit, stock, sill dan retas.

2.1.9. Gabro

Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau
pelapis dinding.

2.1.10. Basalt

7
Basalt adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk
lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat
bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.

2.1.11. Obsidian

Obsidian ( Batukaca ) adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan


bangun kristal (metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan
banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu,

8
kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan
dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat dibuat granit buatan. Di
zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat mata lembing, mata
panah, dan lain-lain.

2.1.12. Peridotite

Peridotit adalah batuan beku ultra basa plutonik yang terjadi akibat dari
pembekuan magma berkomposisi ultra basa pada kedalaman jauh dibawah permukaan
bumi. Dapat diketahui apabila peridotit adalah batuan plutonik yaitu dari ukuran
kristalnya yang besar-besar. Batu ini berwarna gelap agak kehijauan karena Olivin
sebagai mineral mayoritas yang menyusun batuan ini. Kunci untuk mengetahui bahwa
suatu batuan adalah peridotit yaitu apabila perbandingan komposisi antara mineral
Olivin dan Piroksen pada batuan tersebut adalah sekitar 70% : 30%. Apabila
kandungan Olivinnya > 90% maka batuan itu sudah digolongkan sebagai Dunite.

2.1.13. Gneiss

9
Genes (geneiss) adalah batuan metamorf yang terutama disusun oleh mineral
butiran. Mineral yang umum terdapat pada genes adalah kuarsa, potas feldspar,
sodium feldspar. Sedang mineral tambahan yang sering dijumpai adalah muskovit,
biotit dan horblende. Segregasi dari mineral terang dan gelap memberikan
kenampakan tekstur foliasi yang khas pada genes. Kebanyakan genes terdiri dari
selang seling antara mineral yang kaya feldspar yang berwarna putih atau kemerahan
dengan lapisan mineral feromagnesian yang berwarna gelap.

2.1.14. Schist

Sekis (bahasa Inggris: schist) adalah typical dari jenis batuan metamorf,
batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada
tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi, yang mengalami
tekanan dari dua arah sehingga batuan ini mengalami lipatan.

2.1.15. Breksi

10
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut

2.1.16. Batu Lanau ( Silt )

Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm

2.1.17. Batu Lempung ( Clay )

11
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur
yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah
terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya.
Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida
aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida
silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis
golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat
basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan
atau "pecah-pecah" bila kering.

2.1.18. Batu Gamping ( Limestone )

12
Batu gamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh
mineralkalsium karbonat (CaCo3). Bahan tambang ini biasa digunakan untuk bahan
baku terutamadalam pembuatan semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat
untuk memplester),industri keramik, obat-obatan, dll. Batugamping (limestone)
merupakan batuan sedimenorganik klastik. Secara umum batugamping
dikelompokkan berdasarkan mineral utama pembentuk batugamping yaitu kalsit
(calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2).

2.1.19. Anglomerate

Agglomerate adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material material


dengan kandungannya didominasi dengan bom gunung api dimana kandungan lapili
dan abu kurang dari 25%.

2.1.20. Quarzite

13
Kuarsit termasuk jenis batuan metamorfosa yang kaya akan mineral-mineral
kuarsa. Dapat terbentuk dari urat-urat kuarsa, batu pasir kuarsa atau batu pasir yang
tersemen oleh silika dan kemudian mengalami proses metamorfosa akibat tekanan dan
temperatur yang tinggi selama jangka waktu tertentu. Kuarsit bersifat sangat keras,
kompak, masif dan kristalin. Dapat juga mempunyai laminasi yang sangat halus
sampai kasar dan bahkan dapat berukuran kerikil. Warnanya bervariasi dari putih,
kelabu, hijau, kemerahan sampai kecoklatan atau campuran dari warna terang.
Sifatnya transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata, konkoidal atau menyuban
(splintery).
Kuarsit lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Kuarsit
juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur digunakan dalam konstruksi
jalan dan perbaikan. Batu hias dapat berasal dari batuan beku seperti granit yang
karena sifat-sifat fisiknya dapat dipotong dan dipoles maupun diukir.

2.2. Simbol Simbol Lapisan Batuan

14
15
16
17
18
BAB III
19
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Batuan terbagi atas 3 yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf.
Ketiga batuan ini saling berhubungan satu sama lain dalam proses siklus pembentukan
batuan. Batuan batuan tersebut memiliki warna, struktur dan tekstur. Dalam dunia
geologi untuk mempelajari batuan batuan tersebut diberikan simbol pada masing
masing batuan. Simbol simbol ini mempermudah kita untuk mengenali sebuah batuan
dengan hanya melihat simbol saja.

20

Anda mungkin juga menyukai