Introduksi A. PENGERTIAN
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat ginjal dengan Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tube, stent, atau
atau tanpa kelenjar getah bening regional. kateter melalui insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal dan berakhir di bagian pelvis
b. Ruang lingkup
renalis atau kaliks. Nefrostomi biasanya dilakukan pada keadaan obstruksi urine akut
Semua penderita yang datang dengan keluhan nyeri pada
daerah pinggang dan hematuria serta dalam pemeriksaan yang terjadi pada sistem saluran kemih bagian atas, yaitu ketika terjadi obstruksi ureter
penunjang (foto polos abdomen, pyelografi intravena dan atau ginjal. Nefrostomi dapat pula digunakan sebagai prosedur endourologi, yaitu
ultrasonografi, CT scan) diketahui penyebabnya adalah
intracorporeal lithotripsy, pelarutan batu kimia, pemeriksaan radiologi antegrade ureter,
tumor ginjal atau ruptur ginjal.
c. Indikasi operasi dan pemasangan double J stent (DJ stent) (Robert R. Cirillo, 2008).
Pasang drain redon pada fosa renalis. Memiliki masalah/komorbiditas yang potensial membahayakan jiwa
Status performance dengan scoring ecog/zubord >2, atau karlnofsky <60
Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Tidak ada terapi yang efektif
Menurut Robert R. Cillio tahun 2012, komplikasi utama akibat penempatan tabung
nefrostomi perkutan adalah sebagai berikut:
Perdarahan
Sepsis
Cedera pada organ yang berdekatan
Komplikasi utama lainnya, meskipun agak jarang, telah dilaporkan terjadi pada 5%
pasien. Komplikasi dari neftostomi perkutan beserta frekuensi terjadinya adalah sebagai
berikut:
Perdarahan masiv yang memburuhkan transfusi, operasi, atau embolisasi (1-
3%)
Pneumothoraks (<1%)
Hematuria mikroskopis (umum)
Nyeri (umum)
Ekstravasasi urine (<2%)
Ketidakmampuan untuk melepas tabung nefrostomi karena terjadi kristalisasi
disekitar tabung
Kematian (0.2%)
Sepsis (1.3%)
Catheter dislodgement selama satu bulan pertama (<1%)
b. Nefrostomi Perkutan
Penderita posisi telengkup
Daerah ginjal yang akan di punksi boleh diberi ganjal
Tim pakai apron, cuci tangan secara Fuhrbringer dan pakai gaun steril
Desinfeksi daerah operasi : ke kranial sampai ujung scapula, ke kaudal sampai
sakrum yang menonjol, ke lateral sampai linea axilaris anterior.
Persempit lapangan operasi dengan linen steril
C arm yang telah di tutup linen steril, iatur dan dipasang posisinya.
Bila terdapat bayangan batu opaque bertanda silang dengan spidol.
Tentukan daerah yang akan di punksi/insisi kulit yaitu titik temu antar garis 2 cm
sejajar dan dibawah kosta XII dengan garis aksila posterior. Beri tanda dengan spidol.
Berikan anestesi lokal sampai fascia pada titik 7.
Insisi kulit di titik 7, sepanjang 1 - 1 cm.
Punksi melalui insisi kulit tadi dengan tujuan kaliks inferior berpedoman :
Bayangan batu
Pyelografi retrograd (RPG)
Pyelografi interna (IVP)
Ultrasonografi
Imaginasi berdasarkan bayangan tulang-tulang
Punksi ke arah kutub bawah ginjal dengan sudut 30- 45. Bila jarum telah
masuk/menusuk ginjal biasanya akan bergerak seirama dengan pernafasan penderita.
Tarik mandrin pelan-pelan sambil dorong sedikit jarum luar, perhatikan cairan yang
keluar dari jarum setelah mandrin terlepas, Bila yang keluar bukan urin/pus: segera
tutup dengan jari dan masukkan kontras pelan-pelan dengan perenceran 1:1, sambil
dilakukan fluoroskopi dan diperhatikan apakah jarum telah betul masuk kalik inferior
atau kaliks yang dituju. Bila kontras ternyata tidak masuk kaliks / pyelum, penyuntikan
jangan diteruskan. Lakukan punksi ulangan.
Bila punksi sudah tepat segera masukan guide wire sampai ke pyelum dan jangan
sampai melingkar di jalur nefrostomi.
Cabut jarum punksi pelan-pelan dengan mempertahankan guide wire tetap pada
tempatnya.
Masukan delator teflon melalui guide wire, mulai ch. 6 bergantian sampai no. 10 atau
12 F, sampai bagian yang datar dari delator masuk kedalam kaliks: kontrol dengan
fluoroskopi.
Masukkan Rigit Guide Wire = antena melalui fleksibel guide wire.
Lakukan delatasi traktus dengan cara memasukan Telescopy Delator pada antena
secara berturutan dari yang terkecil sampai ukuran ch. 22.
Cara :
Tetap pertahankan antena pada tempatnya.
Kontrol dengan fluoroskopi pada saat manipulasi.
Bila terdapat tahanan dari fascia, delator dapat diputar2 sedikit.
Lepaskan delator yang Ch. 22 dan ganti dengan slotted canulla.
Cabutlah antena, pertahankan guide wire fleksibel dan slotted canulla. Semua delator
akan tercabut bersama antenna.
Masukkan Folley kateter Ch. 18 atau 20 yang telah dipotong ujungnya dengan
tuntunan guide wire dan slotted canulla. Bagian baloon kateter harus berada dalam
kaliks. Cabut slotted canulla dan kembangkan baloon kateter dengan H2O atau PZ 25
ml. Lepaskan guide wire, kontrol dengan memasukkan kontras melalui kateter.
Fiksasi kateter dengan jahitan benang sutera. Hubungkan dengan kantong urin.
V. Perawatan Nefrostomi
1) Untuk nefrostomi dengan indikasi 1 & 2 (infeksi) maka pemberian antibiotika sejak
sebelum tindakan diteruskan.
Pedoman:
a. Jenis antibiotika berdasarkan kultur dan antibiogram
b. Bila belum ada kultur dan antibiogram :
Kombinasi ampicillin atau derifatnya dan aminoglikosida
Cephalosporin generasi III, untuk kasus gagal ginjal berat
Bila tidak infeksi cukup diberikan obat golongan nitrofurantorin atau asam nalidisat
peri operatif.
2) Perhatikan kateter / pipa drainage, jangan sampai buntu karena terlibat, dll.
3) Perhatikan dan catat secara terpisah produksi cairan dari nefrostomi.
4) Usahakan diuresis yang cukup.
5) Periksa kultur urin dari nefrostomi secara berkala.
6) Bila ada boleh spoelling dengan larutan asam asetat 1% seminggu 2x
7) Kateter diganti setiap lebih kurang 2 minggu. Bila nefrostomi untuk jangka lama
pertimbangkan memakai kateter silikon.
8) Pelepasan kateter sesuai indikasi.
9) Pelepasan drain bila dalam 2 hari berturut-turut setelah pelepasan kateter
produksinya < 20 cc/24 jam.
10) Pelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.