4983 1 10297 1 10 20150416
4983 1 10297 1 10 20150416
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej
Abstract
___________________________________________________________________
Implementation of Curriculum 2013 requires schools either SMP / MTs intregated apply science learning in science. IPA is
essentially the study of material related to everyday life. The success of students in a learning also influenced the magnitude of
students' interest in learning the material presented. This study aims to determine the increase in students' interest towards
learning using contextual learning-based science magazine on global warming material for students of class VII SMP / MTs.
The collection of data obtained through the method of documentation, observation, and questionnaires. Science magazine
tested first before being used in the feasibility study. Due diligence includes 2 stages of phase I and phase II by 9 experts on the
feasibility of using the instrument according BSNP textbook (2006). Measurement increase student interest ARCS performed
using a questionnaire developed by Keller (1987), which is given at the beginning and end of the study. Learning is done for 4
meetings. Interest in learning as measured includes four aspects namely, attention, relevance, confidence, and satisfaction. The
results of the data analysis showed that the increase for each aspect of obtaining a score of 0.23 for attention, 0.20 for relevance,
0.16 for confidence, and 0.16 for satisfaction. So that the mean score of 0.19 with a low criteria.
739
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)
penyampaian materi secara menarik (Prawiro, proses pembelajaran yang didasarkan pada
2012). Media dapat berupa audio, visual atau penemuan dan pencarian dari proses berpikir, 3)
gabungan dari keduanya yakni audio-visual. Questioning (bertanya), mendorong dan
Umumnya penggunaan media visual berbasis membimbing siswa untuk berpikir kritis melalui
teks masih diminati karena lebih praktis, mudah pertanyaan-pertanyaan, 4) Learning community
dibawa kemana-mana tanpa memerlukan (komunitas belajar), siswa tidak hanya belajar
bantuan perangkat lain untuk menggunakannya. sendiri tetapi bekerja sama dengan orang lain
Dalam penelitian ini sendiri, dikembangkan untuk saling bertukar pengalaman dan ide, 5)
media pembelajaran berupa majalah sains atau Modelling (permodelan), menghadirkan model
majalah ilmiah. atau contoh agar merangsang siswa untuk
Majalah sains merupakan media berpikir, bekerja dan belajar, 6) Reflection
informasi dengan tujuan untuk menyampaikan (refleksi), siswa memikirkan kembali apa yang
berita aktual yang berkaitan dengan konsep- telah dipelajari, 7) Authenthic assessment
konsep sains atau Ilmu Pengetahuan Alam. (penilaian autentik), pengukuran yang bermakna
Majalah sains berisi 4 konsep bidang kajian atas hasil belajar siswa dalam ranah
utama yakni energi dan perubahannya, materi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
dan sifatnya, bumi antariksa serta makhluk Menurut Jong et al. (2008) media
hidup dan proses kehidupannya yang pembelajaran yang dikembangkan berbasis
diintegrasikan dengan pengetahuan umum contextual memungkin siswa untuk menciptakan,
berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan dan menggunakan media tersebut yang relevan
teknologi yang bersifat aplikatif dalam dengan kehidupan nyata seperti
kehidupan sehari-hari. mendokumentasikan, memecahkan masalah,
Kelebihan majalah sains sebagai media merefleksi, berkomunikasi dan tercermin dalam
pembelajaran (Ali, 2009), yakni; 1) Siswa dapat berbagai aktivitas belajar lainnya. Selain itu
belajar dan maju sesuai dengan kecepatan siswa akan terdorong untuk bertanya,
masing-masing. Meskipun pada akhirnya semua berinteraksi secara aktif, berdiskusi, mengamati,
siswa diharapkan dapat menguasai topik yang berlatih, mempraktikkan dan
disajikan, 2) Siswa akan mengikuti urutan mendemonstrasikan sehingga pembelajaran
pikiran secara logis melalui pengulangan materi, menjadi lebih bermakna dan riil (Saputri, 2013).
3) Perpaduan teks dan gambar dapat menambah Hal ini sejalan dengan prinsip dasar contextual
daya tarik dan memperlancar pemahaman learning.
informasi yang disajikan dalam dua format, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
verbal dan visual, 4) Berisi informasi yang mengetahui peningkatan minat belajar siswa
bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan melalui pembelajaran menggunakan majalah
dan temuan-temuan baru, sehingga dapat sains berbasis contextual learning. Manfaat dari
dijadikan sebagai suplemen pembelajaran siswa. penelitian ini adalah meningkatkan minat
Majalah sains ini disajikan dengan belajar siswa sehingga diharapkan dapat
memperhatikan 7 komponen utama contextual meningkatkan pula hasil belajar kognitif siswa.
learning. Jika dipandang dari aspek siswa,
contextual learning atau pembelajaran kontekstual METODE
baru dapat terjadi apabila siswa telah dapat
mengaplikasikan atau mengalami apa yang Penelitian dilakukan di MTs Nurul Huda
sedang diajarkan atau dipelajari (Hudson, 2008). Banyuputih Juni-Agustus 2014. Sampel yang
Komponen utama contextual learning digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive
(Andarini, 2012) meliputi; 1) Konstruktivisme, sample, didapatkan VII A yang terdiri dari 36
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, siswa sebagai kelas implementasi, kelas IX B
kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan sejumlah 10 anak untuk uji skala kecil, dan 35
terdahulu dan belajar bermakna, 2) Inquiry, anak untuk uji skala besar.
741
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)
743
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)
Aspek attention yang merujuk pada peningkatan kedua aspek ini paling rendah
perhatian siswa mempunyai kenaikan tertinggi dibanding kedua aspek lainnya yakni sebesar
dibanding ketiga aspek lainnya, hal ini 0,16. Aspek confidence yang merujuk pada
menunjukkan bahwa perhatian siswa lebih keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri,
mendominasi dalam minat belajar dan aspek satisfaction yang merujuk pada
menggunakan majalah sains ini. Hal ini kepuasaan siswa belum dapat meningkat secara
dimungkinkan karena contextual learning yang signifikan.
pada dasarnya berpusat pada siswa, menuntut Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
siswa untuk lebih berkonsentrasi saat hal tersebut seperti, perbedaan karakter siswa
pembelajaran sehingga perhatian siswa menjadi dalam menentukan tolak ukur keyakinan dan
meningkat. Keadaan yang berbeda terjadi pasa kepuasaan masing-masing berbeda, sehingga
aspek confidence, dan satisfaction dimana memicu kemampuan majalah sains untuk
744
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)
meningkatkan keyakinan dan kepuasan siswa berdasarkan hasil pengisian angket minat ARCS
tidaklah sama (Keller, 1987). Waktu pengisian tergolong rendah.
angket juga turut andil dalam mempengaruhi Saran yang dapat diberikan adalah perlu
hasil pengisian angket. Dimungkinkan pengisian adanya penelitian lebih lanajut yang bertujuan
angket setelah postes memicu siswa tergesa-gesa untuk mengetahui minat belajar siswa pada
dalam menentukan jawaban untuk setiap jangka waktu yang lebih lama agar dapat
pernyataan dalam angket sehingga hasil diketahui besarnya pengaruh pembelajaran
pengisian angket tidak benar-benar terhadap peningkatan minat belajar siswa.
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Perbandingan hasil pengisian angket minat DAFTAR PUSTAKA
sebelum dan sesudah pembelajaran dapat dilihat
pada Gambar 3. Ali, M. 2009. Pemgembangan Media
Menurut Keller, banyak hal yang secara Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah
umum mempengaruhi hasil meningkat atau Meda Elektromagnetik. Jurnal Edukasi,
tidaknya minat belajar siswa selain beberapa hal 5(1): 11-18.
di atas, seperti kemampuan guru dan media Andarini, T., Masykuri, M., dan Sudarisman, S.
dalam mengorganisasi kelas, keaktifan siswa, 2012. Pembelajaran Biologi
maupun kurangnya kebebasan berpikir bagi Menggunakan Pendekatan CTL
siswa yang tersedia dalam pembelajaran (Contextual Teaching and Learning)
maupun media yang digunakan (Maidiyah, Melalui Media Flipchart dan Video
2013). Siswa yang merasa terkekang dalam Ditinjau Dari Kemampuan Verbal dan
suatu pembelajaran yang terikat, dan penuh Gaya Belajar. Jurnal Inkuiri, 1(2): 93-104.
tuntutan dapat mempengaruhi peningkatan yang Aritonang, K. T. 2008. Minat dan Motivasi
tidak begitu besar. Begitu pula jika kemampuan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
guru maupun media kurang dalam Jurnal Pendidikan Penabur, 10 (7): 11-21.
mengorganisasi kelas, maka kemampuan, dan Hudson, C. C. dan Whisler, V. R. 2008.
keingintahuan siswa tidak dapat tercapai dengan Contextual Teaching And Learning Of
maksimal. Hal ini sekaligus menjelaskan adanya Practitioners Valdosta State University. E-
sedikit peningkatan pada keempat aspek minat journal Valdosta State University, 6 (4): 7-
secara langsung. 11.
Jong, T. D., Specht, M., & Koper, R. 2008.
Contextualised Media for Learning.
Educational Technology & Society, 11
(2):41-53.
Keller, J. 1987. Development and Use of The
ARSC Model of Instructional Design.
Gambar 3. Perbandingan Hasil Pengisian Journal of Instrustional Development, 10
Angket Minat ARCS Sebelum (3):2-10.
dan Sesudah Pembelajaran Maidiyah, E. 2013. Penerapan Model
Pembelajaran ARCS Pada Materi
SIMPULAN Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI
Banda Aceh. Jurnal Peluang, 1 (02):12-21.
Majalah sains berbasis contextual learning Prawiro, S. A., dan Irawan, A. H. 2012.
tema pemanasan global yang dikembangkan Perencanaan Media Pembelajaran
telah berhasil diterapkan, dan layak digunakan Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam untuk
sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa kelas Siswa Kelas 4 dengan Metode Learning
VII SMP/MTs untuk meningkatkan minat The Actual Object. Jurnal Sains dan Seni
belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa ITS, 1 (1):28-33.
745
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)
746