Anda di halaman 1dari 8

SOP/ PROTAP

Puskesmas MELAKUKAN SUNTIKAN INTRAVENA


Kendit No Dokumen No Revisi Halaman

04 ... 1/2
PROTAP Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Kendit
RAWAT 01 Januari 2014
JALAN

drg. DINA FITRYA, M.Kes


Nip. 19731026 200501 2 006
Pengertian Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar
mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena
Kebijakan Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik dilakukan
dengan berpedoman pada protap
Prosedur PERSIAPAN :
1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Obat suntik (siap pakai)
4. Kapas desinfektan
5. Alas/perlak
6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting

PROSEDUR :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu diplester/band aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien

Unit terkait KIA, UGD, RAWAT INAP


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Standar Operational Prosedure (SOP) Universal Precaution / Kewaspadaan
Umum

Pengertian Kewaspadaan dini adalah suatu keadaan yang harus dilakukan


secepatnya tentang adanya kasus/tersangka agar dapat segera
dilakukan tindakan atau langkah untuk membatasi kasus
kejadian/penyakit yang terkait.

Tujuan 1. Pencegahan infeksi di rumah sakit


2. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
3. Salah satu bagian inti dari teknik isolasi
4. Suatu bentuk upaya pencegahan penularan atau meningkatnya
angka penyakit di rumah sakit terkait
Kebijakan 1. Standart rumah sakit yang tidak punya pengelolaan kewaspadaan
dini akan diturunkan levelnya.
2. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan
paramedis
3. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan
dilakukan strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur
sterilisasi alat penanganan jenazah
4. Petugas Rumah Sakit melakukan untuk penanganan yang
dilakukan oleh rs dibawah tanggung jawab RS yang bersangkutan
penyakit penyakit dalam tingkatan ini adalah HIV-AIDS dan
FLU burung tetapi tidak menutup penyakit lain yang punya
kategori hampir sama.
Prosedur DISIAPKAN alat :
1. Antiseptik : alkohol 60- 90%,klorheksidin 2-4 %, povidon iodin
+ alkohol 3 %
2. Air dari kran yang mengalir
3. Alat pelindung diri diantaranya : sarung tangan, kaca mata,
pelindung muka (masker dan kaca mata), gaun/jubah/apron dan
pelindung kaki

Penatalaksanaan
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik
bisa pilih salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci
tangan kembali dengan air mengalir selam 2-5 menit
2. Semua petugas memakai alat pelindung semua alat haru dipakai
pada saat menangani jenazah penyakit dalam kewaspadaan dini
untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah
3. Setelah proses penatalaksanaan jenazah (sesuai protap
penalaksanaan jenazah) petugas melepasakan semua peralatan.
4. Pengelolaan alkes bekas pakai (dekoytaminasi, streilisasi ,
diinfeksi sesuia protap penatalaksanaan pengelolaan alkes bekas
pakai
5. Pengelolaan benda tajam : untuk benda habi paki yang berupa
benda tajam pengelolaan sampah dengan dibakar di incenerator
6. Selanjutnya pengelaolaan limbah ruangan di RS sesuai prosedur
di Rumah Sakit masing-masing
Unit terkait RS Bersangkutan

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS
SOP
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Puskesmas Selatbaru
H. LAMIN, SKM
NIP 19701121 199202 1
001
Terbitan :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
1. Pengertia
n
Penolakan tertulis yang ditandatangani oleh pasien/ keluarga pasien atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medik yg akan dilakukan terhadap
pasien tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang menolak
tindakan medis dan tindak lanjut pengobatan yang direncanakan serta resiko dan
alternatif pelayanan dan pengobatan yang diberikan
3. Kebijakan
4. Refrensi Buku
5. Prosedur
Petugas menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang tindakan medis atau
pengobatan yang akan dilakukan serta kemungkinan resiko yang dapat
ditimbulkan.
Petugas menanyakan apakah pasien bersedia atau menolak untuk dilakukan
tindakan medis atau pengobatan setelah dilakukan penjelasan.
Apabila pasien / keluarga menolak dilakukan tindakan medis atau pengobatan,
petugas meminta pasien untuk menendatangani blangko penolakan tindakan atau
pengobatan.
Petugas mendokumentasikan pernyataan penolakan tindakan medis atau menolak
pengobatan yang sudah ditanda tangani pasien/ keluarga ke dalam rekam medis
1. Waktu 30 menit
2. Unit Terkait Poned
Rawat inap
Rekam medis
3. Dokumen
terkait
Buku rekam medis /
PERSETUJUAN / PENOLAKAN
TINDAKAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT CAMATHA SAHIDYA
No. Dokumen: No. Revisi :
02
Halaman :
1/2
PROSEDUR TETAP
ADMINISTRASI
Tanggal terbit :
Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Camatha Sahidya
( DR.dr. IBRAHIM,SH,MSc)
Pengertian
Suatu tata cara pengisian Persetujuan / Penolakan Tindakan
Kedokteran bagi pasien yang akan mendapatkan tindakan
kedokteran
Tujuan
1. Bagi Rumah Sakit : Agar Prosedur Administrasi pengisian
persetujuan / penolakan tindakan kedokteran dapat berjalan
dengan baik, teratur sesuai dengan tata cara yang telah
ditentukan.
2. Bagi Dokter : Agar mengetahui kewajiban dan
melaksanakan pemberian informasi kepada pasien / keluarga
sebelum dilakukannya tindakan kedokteran.
3. Bagi Pasien / Keluarga : Agar pasien / keluarga
mendapatkan hak informasi yang jelas dan lengkap sebelum
mendapatkan tindakan kedokteran.
Kebijakan
1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004
2. Permenkes Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
3. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran (KKI, 2006)
Prosedur 1. Setiap pasien yang akan mendapatkan tindakan
kedokteran berhak mendapatkan penjelasan yang jelas dan
lengkap
2. Penjelasan diberikan oleh dokter yang akan melakukan
tindakan kedokteran dan dokter anastesi serta dokter lain
yang terkait dengan cara sendiri-sendiri
3. Penjelasan mencakup Diagnosis (WD & DD), Dasar
Diagnosis, Tindakan Kedokteran, Indikasi Tindakan, Tata
Cara, Tujuan, Resiko, Komplikasi, Prognosis, Alternatif &
Resiko, Biaya.
4. Setelah pemberian informasi, kepada pasien / keluarga
diberikan kesempatan untuk berdiskusi.
5. Setelah penjelasan / informasi yang diberikan dimengerti,
maka pasien atas kemauan dan kemampuannya berhak untuk
menentukan pilihan menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran yang akan diberikan.
6. Dokter pemberi informasi cukup membubuhkan tanda
tangan pada kolom yang telah tersedia
7. Pasien / penerima informasi / pemberi persetujuan/
penolakan tindakan kedokteran membutuhkan tanda tangan
setelah mendapat penjelasan dengan menandai (v) pada
kolom yang tersedia
8. Setelah mendapat penjelasan dan memutuskan pilihan
setuju atau menolak, maka pasien / keluarga/ pemberi
persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran membubuhkan
tanda tangan beserta seorang saksi dari pihak keluarga dan
seorang saksi dari pihak rumah sakit.
9. Pernyataan persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
tidak memerlukan materai.
10. Pada keadaan emergency/ gawat darurat, pernyataan
persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan
setelah diberikannya tindakan kedokteran dalam rangka
upaya penyelamatan jiwa.
11. Pernyataan persetujuan / penolakan dapat berubah sesuai
kemauan pasien / keluarga
12. Pernyataan persetujuan / penolakan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari rekam medik. Tata cara
penyimpanan sesuai dengan peraturan yang beralaku.
Unit terkait
Ruang Perawatan / Rawat Inap, Poliklinik, IGD, Instalasi
Radiologi,instalasi rekam medik
Sop tentang layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan
PENGERTIAN
Menghindari pengulangan yang tidak perlu adalah mengulangi tindakanyang sudah
dilaksanakan, semua jenis pelayanan yang sudah dilakukan h a r u s d i m a s u k a n
d a l a m d o k u m e n r e k a m m e d i s s u p a y a t i d a k t e r j a d i pengulangan yang tidak perlu.
Pelaksana pelayanan dilaksanakan olehsemua petugas.Dilaksanakan setiap hari kerja didalam
gedung.
TUJUAN
Untuk memberikan asuhan pelayanan klinis yang efektif dan efisien
KEBIJAKANREFERENSIPROSEDUR
1.Perawat/ Bidan pelayanan klinis menerima rekam medis dari petugas
pendaftaran, .Perawat/ bidan memanggil pasien dan mempersilahkan pasien
masuk,!.Perawat/ bidan menganamnesa atau mengkaji keluhan
pasien," . P e r a w a t / b i d a n m e n g u k u r t a n d a # t a n d a $ i t a l , %.Perawat/ bidan
menuliskan hasil anamnesa dan tanda # tanda $ital pasien di dalam &M
pasien,' . P e r a w a t / b i d a n m e n y e r a h k a n & M k e p a d a d o k t e r, (.Perawat/ bidan
mempersilahkan pasien untuk duduk di depan meja dokter,).Dokter memba*a hasil
anamnesa dan tanda # tanda $ital pasien yang sudah tertutis di dalam &M pasien,
+.Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien, 1.Dokter mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien,11.Dokter menentukan ren*ana tindakan untuk pasien sesuai dengan
masalah yang dialami pasien,1.Dokter menjelaskan kepada pasien mengenai masalah
kesehatan yang sedang dialami pasien dan menjelaskan mengenai ren*ana terapi,1!.Dokter/
perawat/ bidan melakukan pendidikan kesehatan jika diperlukan,

Anda mungkin juga menyukai