Si
Mata Kuliah : Akustik Perairan
LAPORAN PRAKTEK
LAPANG AKUSTIK KELAUTAN
DISUSUN OLEH
STEVEN BASA LEWAR
ANDRIANUS OPE
ROMANUS ABON
EPRISON DELU
APOLONARIS AKE
ILMU KELAUTAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi akustik merupakan salah satu metode yang sangat efektif dan
berguna untuk eksplorasi dasar laut. Pengambilan data dasar perairan sering kali
memiliki kendala, misalnya dengan metode grab, yang hanya dapat digunakan
pada wilayah kedalaman yang terbatas dengan waktu yang tidak singkat. Dengan
dasar perairan menjadi lebih mudah. Dengan metode ini kita dapat mengetahui
tipe dasar dari suatu perairan dengan menggunakan nilai Backscattering volume
dasar perairan/substrat.
di suatu medium dalam hal ini mediumnya adalah air. Akustik kelautan
pada frekuensi tertentu ke kolom perairan. Gelombang suara tersebut melintasi air
hingga membentur obyek baik di kolom air maupun dasar laut kemudian
(FAO, 1984).
Pendugaan survei akustik terhadap sekelompok ikan, biasanya didasarkan
pada asumsi mengenai intensitas nilai total echo dari sekelompok target sama ke
perhitungan aritmatik pada kontribusi echo dari ikan tunggal (Johannesson dan
Mitson,1983).
Echo counting dapat menghitung densitas ikan pada saat volume yang disampling
rendah, dimana nilai echo dari ikan tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dan
kelimpahan ikan yang bergerombol. Hal ini disebabkan karena densitas ikan tidak
overlap dari echo ikan. Echo dari ikan yang berada di dasar perairan memiliki
sinyal yang lebih kuat dibandingkan dengan ikan yang berada di seabed
(MacLennan dan Simmonds, 1992). Pada metode echo integrator, dapat diketahui
jumlah kumpulan ikan dan volume sampel yang relevan dengan ikan. Kelimpahan
total dapat diperkirakan dari densitas rata -rata dikalikan dengan volume air di
merupakan sumber dari reflected sound wave, jadi output dari integrasi akan
biomassa dari ikan tunggal dan ganda dapat dipisahkan, sehingga kemungkinan
terjadinya overlap akan semakin rendah. Pada dasarnya echo integrator berguna
untuk mengubah energi total dari echo ikan menjadi densitas ikan dalam ikan/m3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akustik Kelautan
suara dan perambatannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan
merupakan satu bidang kelautan yang mendeteksi target di kolom perairan dan
mempelajari akustik kelautan adalah laut yang begitu luas dan dalam (dinamis),
manusia sudah pernah ke planet terjauh tetapi belum pernah ke laut terdalam,
dan dasar laut, dan saat ini metode yang paling baik adalah dengan menggunakan
akustik.
1. Echosounder
Echosounder adalah suatu alat navigasi elektronik dengan
menggunakan sistem gema yang dipasang pada dasar kapal yang berfungsi
secara vertical.
Gambar. Echosounder
Berdasarkan jumlah pancaran gelombang suaranya, ada beberapa
luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar
(Subbottom Profilers).
Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
Pencarian kapal-kapal karam di dalam laut.
Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Analisa Dampak Lingkungan di Dasar laut.
satelit yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini.
ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima GPS Anda
dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS Anda dan hasilnya
beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada
orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3
buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit
arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini
pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti
saat ini.
Pemantauan Gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa
ataupun tektonik.
C. Penerapan Akustik Dalam Dunia Kelautan dan Perikanan
Secara garis besar pengunaan akustik bawah air dalam kelautan dan
tingkah laku ikan dapat digunakan untuk pergerakan/migrasi ikan (vertical dan
tewrhadap gerak kapal dan alat penangkapan ikan, respon terhadap rangsangan
ikan terutama dalam studi pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan
terhadap yang terdeteksi didepan mulut trawl atau didalam lingkaran purse seine).
Kegiatan lain yang dapat dikaji dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat
sifat-sifat akustik dari air laut dan obyek bawah air, pendeteksian kapal selam dan
obyek-obyek lainya.
BAB III
METODE PRAKTEK
Sulawesi Selatan pada hari Minggu tanggal 27 november 2016. Metode praktek
adalah metode pemgumpulan data dengan menggunakan echosounder dan
C. Prosedur Praktek
1. Prosedur Praktek Dilapangan
Untuk pengukuran kedalaman di gunakan echosounder yang
dilakukan pencatatan koordinat yang ada di GPS dan arah layang arus
dengan menggunakan kompas serta pencatatan waktu dan jarak tali layang
Lalu save as dan jika warning muncul klik ok. Setelah itu klik plot lalu
klik grid > data dan buka hasil yang di save sebelumnya.
dan jika ada dialog box yang muncul klik OK. Dan tutup dialog
griddatareport
Dan bila muncul dialog save griddatareport klik NO. lalu klik tool New Countour
Map dan pilih data yang berekstensi .grd dan klik open
Kemudian pada pada general centang Fill countours dan Colour Scale
Lalu pada tab levels ubah warna pada fill counter dengan warna Bathymetry
Surface dan pilih data yang berekstensi .grd dan klik open
Kemudian pada pada general centang Show Colour Scale
vector arus
Gambar...Data Arah dan Kecepatan Arus di Ms. Excel
Kemudian data dicopy dan pastekan kedalam worksheet ( ) yang
klik grid > data dan buka hasil yang di save sebelumnya.
dan jika ada dialog box yang muncul klik OK. Dan tutup dialog
griddatareport
Dan bila muncul dialog save griddatareport klik NO. lalu klik Map > New
> 2-Grid Map dan pilih data yang berekstensi .grd dan klik open
warna kontur. Semakin terang warna semakin dalam. Hasil sounding pada sekitar
perairan pulau lae-lae menunjukan kedalam sekitar 0 - 15 meter dari pantai pulau
lae-lae.
perairan pulau lae . Warna biru yang berada diatas menunjukan daerah kedalaman
meter.
Karena bentuk topografi yang landai maka mempengaruhi arah datang
berada pada zona litoral dan limnetik yaitu kedalaman sekitar 0-20 m yang
berbentuk landai. Dimana tingkat penetrasi cahaya cenderung masih bersifat fotik
biota laut masih sangat tinggi terutama organisme laut yang bersifat pelagic.
Gerakan air di permukaan cenderung stabil, dimana air yan bertiup tidak
cenderung mengikuti topografi garis pantai. Hal ini disebabkan karena adanya
barier berupa pulau kecil yang berada pada bagian utara dan Barat daya pulau
sehingga pergerakan massa air cenderung lemah dan juga dipengaruhi oleh gaya
A. Kesimpulan
Komponen komponen dari echosounder
1. Transmiter
2. Transducer
3. Receiver
4. Recorder/Display Unit
Pola Arus di pulau lae-lae cenderung stabil, dimana air yan bertiup tidak
(Subbottom Profilers).
2. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
3. Pencarian kapal-kapal karam di dalam laut.
4. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Tingkat kedalaman di laut maka kedalaman perairan lae-lae yang berada
pada zona litoral dan limnetik yaitu kedalaman sekitar 0-20 m yang
DAFTAR PUSTAKA
Arnaya, I.N. 1991. Dasar-dasar Akustik. Diktat Kuliah Program Studi Ilmu dan
New Jersey.
Indonesia. Jakarta.
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramitha. Jakarta.