Anda di halaman 1dari 1

PENJELASAN :

Slide 4

Dampak Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah yang terjadi sejak awal tahun ini telah berdampak kepada sektor riil.

Ketua Himpunan Pengusaha Peribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang


mengungkapkan, pengusaha tahu tempe mulai gelisah dikarenakan bahan baku mereka yang
berupa kedelai mayoritas masih impor.

"Pengusaha tahu tempe mengeluh karena bahan baku mereka tergantung kedelai, ini
merupakan pukulan," kata Sarman.

Pukulan tersebut dikarenakan, saat rupiah terus melemah terhadap dolar AS mengakibatkan
harga kedelai semakin melonjak. Harga kedelai yang tinggi inilah yang secara langsung
mempengaruhi tingkat produksi para pengusaha tahu dan tempe.

Mahalnya harga kedelai tersebut diperparah dengan menurunnya daya beli masyarakat yang
menurun akibat perlambatan ekonomi Indonesia yang pada kuartal II 2015 hanya 4,6 persen.

Selain itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia, Aziz Pane mengakui bahwa industri ban
juga tengah terpuruk akibat pelemahan nilai tukar rupiah mengingat porsi komponen lokal
dari sebuah produksi ban hanya 15 persen, sementara sisanya impor yang harus dibeli dalam
dolar AS.

"Kalau begini terus, bisnis bisa anjlok. Sekarang ini sudah hampir anjlok, bagaikan di ujung
tanduk. Padahal industri ini menyerap 80 persen karet alam, menciptakan lapangan kerja buat
petani dan ada multiplier effect," ujar dia.

Gambaran Aziz terhadap prospek industri ban nasional di tengah sulitnya kondisi ekonomi
domestik dan global buram. Dia sulit memperkirakannya, meski saat krisis moneter 1998,
perusahaan ban mampu lolos dari badai besar tersebut. "Saat krismon 1998, industri ini tahan
banting. Semua masih bisa lolos. Tapi tidak tahu kalau sekarang," kata dia

Anda mungkin juga menyukai