Artikel
Artikel
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan gambaran umum proses
kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02
Batu. (2) Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses
kegiatan masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (3) Mendeskripsikan
pola pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (4) Mendeskripsikan efektifitas kegiatan ekstrakurikuler
sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik
analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Kegiatan ekstrakurikuler di
SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB.
Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa,
sehingga mereka memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis
kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2) Secara
umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter siswa yang
disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat digambarkan nilai nilai
karakter yang terkandung pada setiap kegiatan ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang
dikembangkan adalah Peduli Sosial dan lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab,
Religius dan Berjiwa Qurani. Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta
Ilmu, Rasa Ingin Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif,
Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang dihasilkan
adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas, tanggung jawab,
kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah Mengharagai karya orang
lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah air, cinta teknologi. (3) Secara
Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan nilai karakter adalah dengan
cara pemberian sanksi bagi siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak
kompak, hal ini sejatinya tidak relevan dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang
menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan
formal dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4)
pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai nilai
pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi pambiasaan
dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara langsung sudah sesuai
dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai
instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu dilihat dari faktor adanya
kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan
faktor individu siswa yang mendukung adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh
pada hari Sabtu. Ketidak effektifan kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen
pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan
prasarana yang digunakan dalam kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang,
kesadaran beberapa pelatih dan siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis
ekstrakurikuler yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian
yang data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka, yang berasal dari
wawancara, catatan laporan,dokumen, dan lain-lain). Berdasarkan penjelasan di atas,
maka pendekatan deskriptif kualitatif ini adalah suatu pendekatan dalam memahami
gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masing masing kelompok
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, memahami nilai pendidikan karakter yang
terkandung di dalam proses kegiatan masing masing kelompok ekstrakurikuler di
SMAN 02 Batu, memahami pola pengembangan nilai nilai pendidikan karakter
pada masing masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, dan memahami
efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan
Karakter di SMAN 02 Batu.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan,
disamping sebagai pengamat peneliti juga berperan sebagai partisipan yang berfungsi
sebagai pengumpul data. Agar peneliti memperoleh kepercayaan dari informan dan
subyek penelitian maka peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada
perangkat sekolah di SMAN 02 Batu. Langkah ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperoleh data yang diperlukan.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 2 Kota Batu yang beralamatkan di
Jalan Hassanudin, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Hal ini dikarenakan dalam rangka
mewujudkan SMA Negeri 2 Batu sebagai lembaga pendidikan yang professional,
maka dalam aktivitas sehari-hari gerak langkah komponen-komponen pendukung
SMA Negeri 2 Kota Batu dibingkai dalam sebuah tata kerja yang harmonis mulai dari
pimpinan sekolah, dewan sekolah, guru-karyawan hingga siswa dengan struktur
organisasi. Dalam upaya melayani siswa dengan sebaik-baiknya ekstrakurikuler
merupakan salah satu kegiatan yang dikembangkan secara baik oleh SMAN 02 Kota
Batu, setiap hari sabtu merupakan hari yang penuh dengan kegiatan ekstrakurikuler,
sehingga pada hari itu sering disebut dengan istilah Full Day Ekskul. Prestasi yang
diukir siswa siswi SMAN 02 Kota Batu diberbagai bidang ekstrakurikuler juga
sudah banyak di torehkan, salah satunya adalah meraih juara 1 kompetisi futsal antar
SMA se Kota Batu ini pada tahun 2011.
Sumber Data
Menurut Lofland yang dikutip oleh Moeloeng ( 2010:157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini, sumber data primer
yang dijadikan informan oleh peneliti adalah hasil observasi di lapangan, wawancara
mendalam dengan Bapak Suprayitno selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota
Batu, Bapak Sudjoko selaku Waka Kesiswaan SMAN 02 Kota Batu, Bapak Budi
Santoso selaku Koordinator Ekstrakurikuler SMAN 02 Kota Batu, para pembina
ekstrakurikuler ( Mas Heru, Mas Safari, Ibu Sti Sondari, Ibu Dwi, Ibu Aries, Bapak
Judi Wibowo, Bapak Pierno, Bapak Ghozali, Bapak Ayub, Bapak Saerodji, Bapak
Bandri, Bapak Maman) dan beberapa murid SMA Negeri 2 Kota Batu (Anggit, Vivi,
Kalfia, Nurhayati, Dian, Helena, Rosi, Kiki, Arijun, Febri, Lena, Sinta). Sumber data
sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang
berkaitan berupa data-data sekolah SMAN 02 Kota Batu, contoh draft rencana kerja
dan hasil dokumentasi yang dilakukan oleh sekolah mengenai kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Pemeriksaan keabshan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri
atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan,dan kepastian.
Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri.
Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan,
Teknik perpanjangan pengamatan
Teknik ini digunakan untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap
pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti
dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Dengan
memperpanjang keikutsertaan berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Penelitian ini memakan waktu selama
tiga setengah bulan, sedangkan izin penelitian yang diberikan oleh
BAKESBANGPOLINMAS Kota batu hanya selama tiga bulan yaitu bulan Februari
sampai dengan Maret, sehingga penelitian ini membutuhkan perpanjangan waktu
selama limabelas hari. Untuk dapat melakukan penelitian kembali maka peneliti
meminta izin secara lisan kepada sekolah.
Ketekunan/keajegan pengamatan,
Teknik ketekunan ini diharapkan agar peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat
dan sistematis tentang apa yang diamati.
Triangulasi
Moleong (2010: 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding dan penguat terhadap data tersebut.Teknik triangulasi yang
paling penting banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Kecukupan bahan referensi
Bahan refrensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung
dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran
suatu keadaan perlu didukung oleh foto foto. Alat alat bantu perekam data dalam
penelitian ini meliputi camera dan alat perekam suara.
Pengecekan anggota
Penelitian ini telah menggunakan beberapa kriteria pemeriksaan keabsahan
data dengan menggunakan teknik pemeriksaan sebagaimana yang telah tersebut di
atas,untuk membuktikan kepastian data. Yakni dengan kehadiran peneliti sebagai
instrumen itu sendiri, mencari tema atau penjelasan pembanding, membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari
beberapa orang yang berbeda dengan tema yang sama kemudian dilakukan
pengecekan dan perbandingan agar informasi menjadi lebih kuat hasilnya, dan
menyediakan data deskriptif secukupnya.
Kreatif,Mandiri
Dari dampak yang bisa dirasakan oleh siswa maka ini sudah relevan dengan
apa yang dijelskan oleh Budimansyah (2010:2) yang menjelaskan mengenai sejumlah
konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik,
dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil
keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa
Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan menghasilkan karakter
jujur dan bertanggung jawab. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari
dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan
pribadi cerdas. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan dan
penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas menghasilkan sikap bersih, sehat, dan
menarik. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreatifitas
menghasilkan kepedulian dan kreatifitas.
Mengenai jenis ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu belum
sepenuhnya effektif untuk pengembangan pendidikan karakter, hal ini disebabkan
masih kurangnya ekstrakurikuler ekstrakurikuler yang mengandung nilai
nasionalisme Indonesia seperti Ekstrakurikuler Pramuka atu PASKIBRAKA.
Ketidak effektifan juga terjadi pada faktor kesadaran siswa yang masih terbilang
rendah, kemudian sarana dan prasarana yang mulai tidak layak pakai, serta pembina
ekstrakurikuler yang kurang maksimal di dalam memberikan pembinaan pada siswa.
Kendala ini juga ada pada penelitian yang dilakukan oleh Tasripin (2010:165)
menyatakan kendala yang sering muncul dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka mengembangkan pendidikan karakter adalah faktor sarana prasarana dan
faktor finansial yang kurang.
PENUTUP
Kesimpulan
Bertolak dari hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut (1) Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan
pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka
memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2)
Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter
siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat
digambarkan nilai nilai karakter yang terkandung pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang dikembangkan adalah Peduli Sosial dan
lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab, Religius dan Berjiwa Qurani.
Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin
Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif,
Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang
dihasilkan adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas,
tanggung jawab, kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah
Mengharagai karya orang lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah
air, cinta teknologi. (3) Secara Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk
mengembangkan nilai karakter adalah dengan cara pemberian sanksi bagi siswa yang
tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak, hal ini sejatinya tidak relevan
dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang menyatakan bahwa penciptaan
pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan nonformal
dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran,
5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai nilai
pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi
pambiasaan dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara
langsung sudah sesuai dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan
ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02
Batu dilihat dari faktor adanya kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan faktor individu siswa yang mendukung adanya
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh pada hari Sabtu. Ketidak effektifan
kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di
SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang, kesadaran beberapa pelatih dan
siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis ekstrakurikuler yang
mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
Saran
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka ada beberapa
rekomendasi yang berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter pada
kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (1) Perlu adanya penambahan
ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme Indonesia. Misalnya
Ekstrakurikuler Pramuka dan PASKIBRAKA. (2) Pemenuhan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh masing masing ekstrakurikuler. (3) Pola pengembangan
pendidikan karakter yang dilakukan sekolah harus sesuai dengan pola yang
diamantkan dalam desain induk pendidikan karakter. (4) Ketegasan sekolah pada
peserta didik maupun pelatih yang melanggar aturan perlu ditingkatkan demi
optimalnya upaya pembentukan karakter pada siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad., dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Pedagogiana Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Nasional.
Budimansyah, Dasim. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional HIMNAS PKn,
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan UNJ, Jakarta, 22 November 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Panduan Model Pengembangan Diri Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.(online).
(http//www.gooogle.com/Panduan model pengembangan diri), diakses 5 Juni
2012)
Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional 2010. (Online),
(http://www.google.com/Desain Induk Pendidikan Karakter 2010), diakses 15
November 2011.
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. 2011. Pendidikan Karakter
Kajian Teori Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari
Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar
Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Online),
(http//www.google.com/Permendiknas No 22 Tahun 2006), diakses 15
November 2011.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan. (Online), (http//www.google.com/Permendiknas No
39 Tahun 2008), diakses 15 November 2011.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahrul, Ahan. 2011. Intelektual dan Peradaban Masyarakat. Malang: Intrans
Publishing.
Tasripin, 2010. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan di SDN Sukorame 01, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Garut. (Online). Thesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI
Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. (Online), (http://www.google.com/UU Sindiknas), diakses pada 15
November 2011.