PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dimana semakin berkembang dengan pesatnya ilmu
pengetahuan, namun ada suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan atau disembunyikan
keberadaannya terutama di Indonesia yaitu keanekaragaman budaya yang tidak dapat dimiliki
oleh negara lain. Saat ini kebudayaan Indonesia semakin tenggelam dengan kehadiran teknologi-
teknologi yang semakin canggih. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan drama di televisi.
Di sekolah-sekolah, Drama merupakan karya sastra paling tidak diminati. Hal ini disebabkan
karena menghayati naskah drama yang berupa dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Dengan
pementasan atau pembacaan oleh orang yang terlatih, hambatan tersebut kiranya dapat diatasi.
Penghayatan naskah drama lebih sulit dari pada penghayatan naskah prosa dan puisi.
Istilah drama berasal dari bahasa yunani droomai yang berarti berbuat. Pengertian drama
adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama ialah aksi
mimetic (peniruan), yaitu aksi yang meniru atau mewakilkan perlakuan manusia.
. Menurut Aristotle, drama ialah peniruan kehidupan, sebuah cermin budaya dan suatu
bayangan kebenaran. Dalam buku The American College Dictionary, drama didefinisikan
sebagai karangan prosa dan puisi yang menyajikan dialog, pantomin atau cereka yang
mengandungi konflik untuk dipentaskan. Mengikut Oxford Dictionary, drama sebagai komposisi
prosa boleh disesuaikan untuk disaksikan di atas pentas yang ceritanya disampaikan melalui
dialog dan aksi, dan dipersembahkan dengan bantuan gerak, kostum dan latar hiasan seperti
kehidupan yang sebenar. Bagi Aristotle, plot merupakan penggerak utama sesebuah drama dan
drama harus dibina dari tiga kesatuan, yaitu aksi, tempat dan masa. Elemen-elemen inilah yang
menyebabkan drama menjadi sebagian dari cabang sastra. Selain elemen sastra, drama juga
merangkumi elemen-elemen seni yang lain seperti lakon, seni musik, seni busana dan seni tari.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui ciri ciri drama
2. dapat mengetahui unsur-unsur drama
3. dapat mengetahui perbedaan jenis - jenis drama berdasarkan isi cerita, cara penyajian,
bentuk dan masanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Drama
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :
Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan
dipentskan.
Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan.
Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh watak-watak dalam
Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik.
Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting kerana ia menunjukkan latar masa dan
B. Unsur-unsur Drama
Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur
dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah
unsur yang tidak tampak.
Unsur intrinsik (unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau
pemain drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau drama
berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh
dalam drama diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh protagonist yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
2. Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang
menetang cerita.
3. Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonist maupun tokoh
antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral
merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan
tokoh antagonis.
2. Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai
perantara tokoh sentral atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
3. Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam
mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Jadi
tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.
Contoh:
Dalam cerita Romeo dan Juliet tokoh protagonist yang sekaligus juga tokoh sentral adalah
Romeo dan Juliet. Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah pendeta Lorenso dan
wakil keluarga Capulet. Tokoh-tokoh lain, seperti tentara pangeran, inang, wakil-wakil
Montage, dan wakil-wakil Capulet yang lain adalah tokoh-tokoh pembantu.
2. Perwatakan atau Penokohan
D. Jeni-jenis Drama
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Berdasarkan isi ceritanya.
a. Drama tragedy (drama duka)
Tragedy atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung.
Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy menceritakan
pertentangan antara tokoh protagonist dengan kekuatan dari luar atau tokoh lainya. Pertentangan
ini berakhir dengan keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh protagonis.
Contoh: Drama Romeo dan Juliet, film Ttitanic.
b. Melodrama
Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh perasaan (sentimental), mendebarkan hati,
dan mengharukan. Ceritanya dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton. Tokoh-
tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam putih dan bersifat tetap (stereotip).
Seorang tokoh jahat adalah seluruh wataknya jahat, tidak ada sisi baik sedikkitpun, sebaliknya,
tokoh hero atau tokoh protagonist adalah tokoh pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan,
dan tindak kejahatan. Tokoh hero ini pada akhirnya akan memenagkan peperangan, masalah,
atau persaingan yang ada. Tokoh-tokoh dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima
nasibnya terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film Indonesia merupakan
melodrama.
Contoh: Film Ada Apa Dengan Cinta, sinetron Cinta Fitri.
c. Komedi (drama ria)
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak
yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi
menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Penilaian penonton terhadap
drama komedi dapat berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama komedi, ada juga
yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengalaman.
Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang diceritakan dalam drama komedi akan tertawa
jika melihat drama tersebut.
Contoh: Film Mister Bean, sinetron Bajaj Bajuri
d. Dagelan
Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar.
Dalam dagelan tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melantur dan
ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan mempunyai watak yang berubah-
ubah dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak.
Dagelan disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan.
Contoh: Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan Opera Anak
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Drama merupakan pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan.
Yang mempunyai ciri-ciri diantaranya drama merupakan prosa modern, naskah drama berbentuk
prosa atau puisi, drama terdiri dari dialog, pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan
melalui dialog watak-wataknya, konflik, sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak
dianggap sebuah drama yang baik, dan gaya bahasa.
Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yaitu unsur intrinsik (unsur dalam)
dan unsur ektrinsik (unsur luar).
Unsur-unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atau plot, dan amanat.
Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog atau
percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti
panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya (drama tragedy,
melodrama, komedi dagelan). Berdasarkan cara penyajiannya (closed drama, drama treatikal,
drama radio, drama televisi). Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teater rakyat, opera, sendratari,
pantomim, operet, tableau, passie, wayang, minikata). Dan menurut masanya drama ada drama
baru dan drama lama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu prolog, epilog, monolog, dan dialog. Selain itu juga
ada tata panggung, pemeran, kostum, dan suara yang perlu diperhatikan.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memaklumi dan memberikan saran yang membangun apabila
di dalam makalah ini terdapat kekurangan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisan-
naskah-drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-
bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/