Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program
pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan
masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan
swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan
pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan
usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah
maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan
pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung
pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka
pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang
kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan
nasional,khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar
pembangunan nasional.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat
dilaksanakan hanya oleh pemerintah melaikan perlu peran serta
masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan tersebut diperlukan
keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan
dasar. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi
dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya
pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang
posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk
mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi
terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga
dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari
pihak luar seperti dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya
kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun dari petugas kesehatan
setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader kepelatihan-
pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam
memberikan pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang
kader posyandu. Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-
seminar kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul-modul panduan
kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kader
mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap
kegiatan posyandu.

B. Rumusan masalah
Pembahasan mengenai posyandu balita dan posyandu lansia.

C. Tujuan
Mampu mengetahui tentang posyandu balita dan posyandu lansia.

D.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian NKKBS.

B. Bentuk Kegiatan Posyandu


Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan
Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan
tambahan vitamin dan mineral
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
2. Keluarga Berencana
a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
b. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3. Immunisasi
a. munisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio
3x, dan campak 1x pada bayi.
4. Peningkatan gizi
a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui
c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
5. Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan
Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

a. Kesehatan Ibu dan Anak


b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan Diare
f. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan
air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman
g. Penyediaan Obat essensial.

C. Pembentukan Posyandu

Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti (system 5 meja)

1. Pos/ meja 1 pendaftaran.


2. Pos/meja 2 penimbangan balita.
3. Pos/meja 3 pengisian KMS.
4. Pos/meja 4 penyuluhan kesehatan.
5. Pos / meja 5 pelayanan kesehatan.

D. Alasan Pendirian Posyandu

Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:

a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya


pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

E. Penyelenggara Posyandu
1. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
2. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang
berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader
kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

F. Lokasi / Letak Posyandu


Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
1. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3. Dapat merupakan lokal tersendiri
4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai
rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

G. Pelayanan Kesehatan Di Posyandu

Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita


a. Penimbangan bulanan
b. Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
c. Immunisasi bayi 3-14 bulan
d. Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare
e. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi
d. Immunisasi TT untuk ibu hamil
e. Penyuluhan kesehatan dan KB
f. Pemberian alat kontrasespsi KB
g. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i. Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi


oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader
menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan
yang ada, masalah tersebut dapat berupa:

1. Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.


2. Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
4. Balita yang mencret.
5. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
6. Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.
7. Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
8. Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus
(Depkes RI-Unicef, 2000).

Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa :

1. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya


balok SKDN.
2. Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
3. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.

Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:

1. Melaksanakan kunjungan rumah.


2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
UPGK.
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan
ketrampilan (DepkesRI-Unicef, 2000).

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam


posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai
upaya untuk mencari jalan keluar:

1. Bidan desa.
2. Kepala Desa.
3. Tokoh masyarakat / tokoh agama.
4. Petugas LKMD, RT, RW.
5. Tim Penggerak PKK.
6. Petugas PLKB.
7. Petugas pertanian ( PPL ).
8. Tutor dari P dan K.

H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas Kesehatan

Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:


1. Aspek komunikasi.
2. Tehnik berpidato.
3. Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4. Proses pengembangan.
5. Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
6. Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:
c. Cara melakukan pendataan / pencatatan.
d. Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan
kesehatan pada masyarakat.
7. Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu

I. Dukungan dari Masyarakat / LKMD


LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap
kesehatan masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya
penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran,
khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya. Peranan
LKMD dalam pembentukan Posyandu :
1. Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk
membentuk posyandu di wilayahnya.
2. Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara
pembentukannya.
3. Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah
masyarakat dalam rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal,
pemilihan kader dan lain-lainnya.

Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu :

1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu


melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.
2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta
ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu :

1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara


teratur setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.
2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap
(KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).
3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar
Posyandu dapat berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal,
melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan
anak balita serta ibu usia subur).
4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat
melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita
secara swadaya.
5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu
(kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.
6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan
melaksanakan tugas dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan
pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.
7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD
Kecamatan cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.
8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini
dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan
yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD

POSYANDU BALITA

A. Pengertian

Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilakukan


oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak
pada khususnya.

B. Tujuan
1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
C. Kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan
Posyandu antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak


a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta
bayi, anak balita dan anak prasekolah.
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral.
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimilasiny.
d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.
2. Keluarga Berencana
a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya
karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko
tinggi.
b. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya.
3. Immunisasi

Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x,
polio 3x, dan campak 1x pada bayi.

4. Peningkatan gizi
a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada
ibu yang menyusui.
c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5
tahun
5. Penanggulangan Diare
D. Sasaran Posyandu
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
6. Wanita usia subur
E. Syarat terbentuknya Posyandu
1. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
a. Pos penimbangan balita
b. Pos immunisasi
c. Pos keluarga berencana desa
d. Pos kesehatan
e. Pos lainnya yang dibentuk baru.
2. Alasan Pendirian Posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai
berikut:
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya
dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan
pelayanan KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
3. Penyelenggara Posyandu
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih
menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas.
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua
RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan
informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

POSYANDU LANSIA

A. Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah


melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu


bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM
yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu
sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah
mereka yang telah berusia 60tahun keatas.

B. Tujuan
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
C. Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c. Masyarakat luas
D. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja,
pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada
mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten
maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia
sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan
sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan
dan atau tinggi badan
2. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana
dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga
bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
E. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu antara lain :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau
masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman
ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka
untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik
karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan
dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau
merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini
dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal
dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga
sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator
kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi
atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan
dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk
selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia.
Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
suatu respons.

F. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan


Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di


Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota adalah:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar


dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua )
menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9. Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi


setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga
seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan
kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia,


dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku
pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan,
stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer,
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat,
dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum.
Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang
telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai
pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut
maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas
oleh kader posyandu baik untuk posyandu balita maunpun posyandu
lansia.

B. Saran
Sebaiknya pelayanan ini harus di gerakkan dengan sebaik-baiknya agar
mendapat hasil semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan kesehatan di
desa setempat. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan kami
juga berharap semoga angka kesakitan dan kematian di Indonesia dapat
menurun dan diturunkan.
Daftar pustaka

Behram. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC

Depkes. 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan

Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Depkes

Depkes. 2006. Manajement Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Depkes

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-
health/2137489- pengertian-tujuan-dan-sasaran (disunting tgl 3/2/2017)

Anda mungkin juga menyukai