Anda di halaman 1dari 18

SISTEM INFORMASI JARINGAN JALAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BERBASIS GIS
Oleh :
1) Aril Mudianto
2) Andi Chairunnas
3) Foni Agus Setiawan

Abstrak
Kebutuhan pra sarana jalan di Provinsi Sumatera Barat mengalami perkembangan cukuo pesat
seiring dengan pembangunan pembangunan dan makin meningkatnya perkembangan
penduduk. Pembangunan dan peningkatan jaringan jalan perlu dikuti dengan kegiatan evaluasi
dan jaringan monitoring terhadap kebutuhan jalan dan pemeliharaanya. Selain itu
pembangunan jaringan jalan juga harus terpadu dan selaras dengan kegiatan pembangunan
sarana lainnya. Menghadapi kenyataan tersebut maka dibutuhkan suatu data jaringan jalan
yang selalu terbaru, kontinyu dan siap pakai. Pemutakhiran data, pengolahan dan penyajian
data serta integrasi dengan data lain akan menjadi kesulitan tersendiri pada peta dalam bentuk
analog. Untuk itu kiranya perlu suatu system yang mampu mengolah dan menyusun data
jaringan jalan dalam suatu basis data.
Teknologi informasi yang mampu mengolah dan mengelola basis data dari berbagai sumber
(peta,sensor dan data lapangan yang lain) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG), yang
mutlak memanfaatkan teknologi komputer sebagai komponen utama. GIS merupakan salah
satu sarana yang dapat dipergunakan menampilkan informasi spasial dan non
spasial/keterangan secara terpadu dan sistematis yang output/hasilnya dapat dalam bentuk
peta, tabel dan divisualisasi di perangkat komputer.
Pembuatan Sistem Informasi Jaringan Jalan Sumatera Barat database pada lingkup Dinasn
Prasarjana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Barat menghasilkan suatu
system berbasis GIS serta system komputer yang memugkinkan untuk diinstalasi pada
komputer berbasis windows, Program ini merupakan hasil keluaran utama dimana system
tersebut merupakan program interaktif yang akan menjadi tools untuk memudahkan
monitoring kegiatan yang sedang berlangsung pada Dinsa Prasarana Jalan, Tata Ruang dan
Pemukiman Provinsi Sumatera Barat.

Kata-kata Kunci : IRI (International Raughness Index), SDI (Surface Distress Index), PCI
(Pavement Condition Index), Sistem Informasi Jalan (SIJ), (GIS) Geografis Informasi
System, IRMS (Inter Urban Road Management System), spasial.

1. PENDAHULUAN Kemampuan SIG adalah menghubungkan


atau merealisasikan sekumpulan unsur-
Teknologi SIG mamou menjawab kesulitan
unsur peta yang merupakan spasial dengan
yang terjadi pada data peta analog yaitu
data non spasal/keterangannya . Secara
pemuktahiran data, pengolahan data ,
sederhana bila kita memilih salah satu
penyajian data serta integrasi data.
unsur peta maka akan muncul pula data non 2. METEDOLOGI
spasial/keterangan dari unsur peta tersebut .
Secara garis besar tahapan pelaksanaan
Data jaringan jalan yang tersusun dalam
studi Pekerjaan Pengembangan Sistem
basis data SIG dapat membantu dalam
Informasi Jaringan Jalan Provinsi Sumatera
pengambilan keputusan khususnya
Barat ini disajikan, dengan menggunakan
perencanaan, evaluasi dan monitoring
metodologi yang mencakup tahapan
jaringan jalan.
sebagai berikut.
Tujuan dari pekerjaan Pengembangan
1) Persiapan
Sistem Informasi Jaringan Jalan Sumatera
2) Pengumpulan Data
Barat adalah antara lain :
3) Penyusunan Program dan Pembuatan
(a)Membangun peta dasar Sumatera Barat Database
digital berbasis GIS yang berasal dari peta 4) Uji Coba
tematik citra satelit SPOT-5, menampilkan 5) Implementasi
sebaran jaringan jalan system primer yang
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya
ada (Nasional/Provinsi) di seluruh wilayah
dilakukan pengolahan. Tahap pengolahan
Provinsi Sumatera Barat baik jalan arteri,
data merupakan tahap pembangunan
kolektor, berstatus nasional dan provinsi.
system yang mencakup analisis kebutuhan
(b)Menghimpun data base jalan dan
informasi, perencaaan system dan
dilanjutkan tahapan sreening data base
pemograman.
tersebut ke dalam suatu file yang berisi
informasi pemograman tahunan, Budjeting 2.1 Survei Titik Referensi
serta data teknis lainnya yang diperlukan
untuk keperluan pemograman sesuai kaidah Tujuan penetapan titik referensi ruas dalam
IRMS. (c) Menggabungkan/ combine peta pekerjaan ini adalah menentukan referensi
berbasis GIS . (d) Menyiapkan Peta Digital titik awal dan akhir dari suatu ruas jalan,
yang memiliki muatan informasi seperti : lokasi patok kilometer . Titik referensi ini
Peta Status dan Fungsi, Peta Kondisi (SDI), akan dijadikan acuan lokasi untuk
Peta Kekasaran (IRI), Peta Penanganan/ pelaksanaan survei berikutnya.
Pemograman tahunan perpanjang jalan, Survei titik referensi meliputi kegiatan-
serta data teknis lainnya. (e)Melakukan kegiatan, antara lain :
training pengoperasian Pengembangan
Sistem Informasi Jaringan Jalan yang 1) Mempersiapkan peta jaringan jalan antar
berisikan informasi pemograman jalan dan kota dan dalam kota serta pendukung
data teknis lainnya. lainnya sebagai bahan untuk
menentukan rencana route survei titik
Adapun sasaran pekerjaan Pengembangan referensi dan perkiraan lokasi titik
Sistem Informasi Jaringan Jalan referensi.
Nasional/Provinsi adalah menapilkan suatu 2) Melaksanakan konfirmasi dan
bank data/informasi tentang pemograman koordinasi dengan instansi terkait di
dalam bentuk peta/analog dan/atau dalam daerah sehingga titik referensi awal dan
bentuk numeric. Sehingga resume akhir ruas adalah titik referensi yang
pemograman tahunan dapat ditampilkan dimaksud.
secara komperhensif serta dapat di update
dari tahun ke tahun sesuai dengan input Survei Data Titik Referensi (STR)
data base jalan yang bersifat dinamis. dimaksudkan untuk menentukan titik-titik
referensi pada suatu ruas jalan yang
digunakan sebagai pedoman dalam Data Pengamatan :
pelaksanaan survey jalan.
Pengamatan kuantitatif, menggambarkan
Dari survei titik referensi dapat ditentukan sketsa peta jalan, simpangan dan sekitarnya
jarak titik referensi terhadap kota awal dengan menggunakan skala tertentu,
kilometer, serta dapat pula ditentukan pengamatan kualitatif dengan tingkat
panjang sebenarnya dari suatu ruas jalan. keseriusannya. Skala 5 angka biasa
Disamping itu survei data titik referensi digunakan , yaitu :
dimaksudkan pula sebagai masukan data
1. = Buruk
untuk leger jalan dan database jalan, baik
2. = Tidak Begitu Baik
ditingkatkan pusat maupun tingkat
3. = Sedang
provinsi.
4. = Baik
Survei data titik referensi dilaksanakan 5. = Memuaskan
sesuai dengan panduan Survei Data Titik
Data pengukuran : Mengukur jarak dengan
Referensi, Direktorat Jendral Bina Marga,
menggunakan pita ukur (meteran) atau
Departemen Pekerjaan Umum Republik
menggunakan odometer pada kendaraan,
Indonesia.
alat ukur theodolite, peta/gambar teknik.
2.2 Survei Inventaris Jalan Prakiraan jarak dapat dilaksanakan selain
dari peta, juga dapat dilakukan langsung
Tujuan survei inventarisasi jalan adalah
dari lapangan dengan menggunakan
untuk mengumpulkan informasi mengenai
meteran atau dari dalam kendaraan. Objek
prasarana transportasi jalan yang meliputi
yang diamati dicatat pada sketsa peta
kondisi fisik dari jalan dan kualitas
dengan menunjukan koordinat (X,Y)
permukaan jalan dalam kaitannya dengan
terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan.
kenyamanan berkendaraan. Ketelitian
Skala yang disarankan untuk ini adalah 1 :
pengukuran diusahakan setinggi mungkin.
1.000. Hal ini berarti bahwa kertas
Informasi yang dikumpulkan dalam survei berukuran A4 dapat mencatat data untuk
inventarisasi jalan meliputi : jalan sepanjang 250 meter.

1) Panjang , lebar ruas jalan 2.3 Survei Kondisi Jalan


2) Fasilitas pejalan kaki, bahu jalan dan
Maksud dan tujuan Survei Kondisi Jalan
drainase
(SKJ), Road Condition Survay (RCS)
3) Kondisi permukaan jalan
adalah untuk mendapatkan data kondisi
4) Kondisi jalan
dari bagian-bagian jalan yang mudah
Adapun acuan yang digunakan untuk berubah, baik untuk jalan aspal, maupun
pelaksanaan survei didasarkan padaTata jalan kerikil/tanah, sesuai kebutuhan dalam
Cara Pelaksanaan Survei Invemtarisasi penyusunan rencana dan program
Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal pembinaan jaringan jalan.
Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
Hasil survei kondisi jalan bersama dengan
Republik Indonesia. Secara umum, data
hasil survei jalan lainnya serta perhitungan
hasil survei inventarisasi jalan dapat berupa
lalu lintas digunakan untuk penyusunan
hasil dari pengamatan atau pengukuran
rencana dan program pembinaan jaringan
sebagai berikut :
jalan, dan sebagai masukan dalam sistem
perencanaan teknis jalan.
Disamping itu, survei kondisi jalan Very Poor 10-25
dimaksudkan pula untuk dapat memberikan Failed 0-10
masukan data pada leger jalan dan bank Sumber : a Guide the Visual ASESSMENT
data jalan, baik di tingkat Pusat, ditingkat of Pavement Condition. Austroad National
Provinsi, serta ditingkatkan Office, Sydney 1987
Kabupaten/Kota. 2.4 Survei Kekasaran Permukaan
Survei kondisi jalan dilakukan berdasarkan Maksud dan tujuan dari pekerjaan adalah
data titik referensi yang dilakukan memberikan kejelasan mengenai
sebelumnya. Untuk pelaksanaan survei pelaksanaan survei kekasaran permukaan
kondisi jalan pada jalan aspal agar jalan dengan alat ukur NAASRA. Data yang
diusahakan bersmaan waktunya dengan diperoleh dari survei ini akan menjadi salah
survei kekasaran permukaan jalan, satu masukan dalam penyusunan rencana
sehingga hasil keduannya dapat saling dan program pembinaan jalan.
melengkapi.
Survei kekasaran permukaan jalan dengan
Acuan yang dipergunakan untuk alat NAASRA hanya dilakukan pada jalan
pelaksanaan survei ini berdasarkan aspal/beton semen dengan kondisi rusak
Panduan Survei Kondisi Jalan, Direktorat ringan, baik dan baik sekali. Survei ini tidak
Jenderal Bina Marga, Departemen dilakukan pada jalan tanah, kerikil dan
Pekerjaan Umum Republik Indonesia. jalan aspal/beton semen dengan kondisi
Ada 2 (dua) macam formulir yang rusak berat.
digunakan dalam pelaksanaan survei Sebagai acuan pelaksanaan survei adalah
kondisi jalan, yaitu : panduan survei kekasaran permukaan jalan
1) Formulir survei kondisi jalan untuk secara visual, Direktorat Jenderal Bina
jalan aspal dan untuk jalan kerikil/tanah. Marga, Departemen Pekerjaan Umun
2) Formulir penunjangan, yaitu formulir Republik Indonesia.
yang digunakan oleh petugas untuk 2.5 Survei Lalu Lintas
mencatat hasil pengmatan kondisi secara
visual dari dalam kendaraan, baik pada Tujuan dari survei adalah untuk
jalan aspal maupun pada jalan mengetahui besaran volume lalu lintas dari
kerikil/tanah. masing-masing jenis kendaraan yang
melalui atau melewati ruas jalan tertentu.
Adapun nilai kondisi kerusakan perkerasan Pada pekerjaan ini, survei dilakukan pada
menurut PCI (Pavement Condition Index) 36 ruas jalan provinsi di wilayah studi.
adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
Berikut : Metode survei yang digunakan adalah
dengan melakukan perhitungan volume lalu
Tabel.1. Nilai Kondisi Kerusakan lintas kendaraan menurut jenis kendaraan,
Perkerasan Lentur Berdasarkan PCI yang dilaksanakan dengan menggunakan
(Pavement Condition Index) alat hitung manual terhadap kendaraan
Rating PCI (Pavement Condition yang melewati titik observasi. Survei
Index) dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu yang
Exellent 85-100 mewakili hari kerja dan hari libur untuk
Very Good 70-85
kedua jurusan masing-masing selama 24
Good 55-70
Fair 40-55 jam.
Poor 25-40
Peralatan survei yang digunakan antara lain j = Hari ke j
form survei, alat-alat tulis , hand board,
N = Jumlah hari pengamatan
lampu, kamera, dan counter. Untuk masing-
masing lokasi survei dilakukan selama 3 Fi = Faktor koreksi untuk jenis kendaraan.
(tiga) hari selama 24 jam yang dibagi dalam
3 (tiga) hari selama 24 jam yang dibagi
dalam 3 (tiga) shift survei masing-masing 8 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH
jam. Pembagian shift tersebut diatur
sebagai berikut : Wilayah administrasi Provinsi Sumatera
Barat yang terdiri dari 12 Kabupaten dan 7
1) Shift Kesatu : jam 06.00 14.00 Kota dengan luas total 4.229.730 Ha seperti
2) Shift Kedua : jam 14.00 22.00 tampak pada Gambar 1. Luas wilayah
3) Shift Ketiga : jam 22.00 06.00 masing-masing Kabupaten/Kota dapat
Jenis kendaraan yang di survei terbagi dilihat pada Tabel 2.
dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kendaraan Tabel .2. Luas Wilayah Administrasi
pribadi, kendaraan umum dan kendaraan Menurut Kabupaten Kota
angkutan barang.
No Kabupaten/Kota Luas Daerah Persentase
(Ha) (%)
Terdapat 10 (sepuluh) jenis kendaraan yang
1. Kab. Agam 223.230 5.28
harus dihitung, yaitu : 2. Kab. Lima Puluh 335.430 7.93
Kota
1) Sepeda Motor 3. Kab. Tanah Datar 133.600 3.16
2) Mobil Pribadi (sedan, van, jeep) 4. Kab. 313.080 7.40
Sawahlunto/Sijunju
3) Bis Kecil (angkot, angkutan pedesaan) ng
4) Bis Sedang 5. Kab. Solok 373.800 8.84
6. Kab. Padang 132.879 3.14
5) Bis Besar Parlaman
6) Pick-up 7. Kab. Pesisir Selatan 579.495 13.70
7) Truk 34 ton 2 as
8. Kab. Dharmasraya 296.113 7.00
9. Kab. Pasaman 444.763 10.52
8) Truk Sedang 2 as 10. Kab. Pasaman Barat 338.777 8.01
11. Kab. Solok Selatan 334.620 7.91
9) Truk Besar 3 as 12. Kab. Kepulauan 601.135 14.21
10) Truk gandengan, kintainer, trailer Mentawai
13. Kab. Padang 69.496 1.64
Formula perhitungan nilau LHR yang 14. Kab. Bukittinggi 2.524 0.06
15. Kab. Padang 2.300 0.05
digunakan mengikuti Petunjuk. Teknis Panjang
Perancangan dan Penyusunan Program 16. Kab. Payakumbuh 8.043 0.19
Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga dan 17. Kab. Solok 5.764 0.14
18. Kab. Sawahlunto 27.345 0.65
Direktorat Bina Program Jalan, 19. Kab. Pariaman 7.336 0.17
Departemen Pekerjaan Umum. Jumlah 4.229.730 100.00
Sumber : Sumatera Barat dalam Angka
2006. BPS Prov. Sumatera Barat
= =1
LHR = Sampai tahun 1979 satuan pemerintah

terkecil di Sumatera Barat adalah Nagari,
Dimana : sudah ada sebelum kemerdekaan republic
Kij = Jumlah kendaraan jenis I yang diamati Indonesia. Dengan diberlakukannya
pada hari ke j Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979
tentang Pemerintahan Desa, status Nagari
i = Jenis Kendaraan dihilangkan, dan jorong-jorong
Jumlah
ditingkatkan statusnya menjadi desa. No
Kabupat
Jumlah Jumala
Kecamata h
Jumla
h
Jorong /
en/Kota Korong /
n Nagari Desa
Kedudukan Wali Nagari dihapus dan Kampung
Kab. 15 81 461 Jorong
1
administrasi pemerintahan dijalankan oleh Agam
Kab. 13 76 383 Jorong
para Kepala Desa. 2
Lima
Puluh
Kota
Kab. 14 75 280 Jorong
Dengan berlakunya Otonomi Daerah pada 3 Tanah

tahun 2001, istilah selain Nagari beserta Datar


Kab. 8 46 219 Jorong
Sawahlun
keistimewaanya kembali digunakan di 4
to/Sijunju
ng
Sumatera Barat. Nagari dipimpin oleh 5
Kab. 14 74 403 Jorong
Solok
seorang Wali Nagari, dan dalam Kab. 17 46 363 Jorong
6 Padang
menjalankan pemerintahannya, Wali Parlaman
Kab. 12 37 341 Kampun
Nagari dibantu oleh beberapa orang Kepala 7 Pesisir
Selatan
g

Jorong. Rincian pembagian administrasi 8


Kab.
Dharmasr
4 21 109 Jorong

pemerintahan dapat dilihat pada Tabel.3. aya


Kab. 12 32 204 Jorong
9
dan Peta 1 Pasaman
Kab. 11 19 202 Jorong
1
Pasaman
0
Barat
Kab. 5 12 129 Jorong
11 Solok
Selatan
Kab. 4 43 202 Dusun
Kepulaua
12
n
Mentawai
Kab. 11 23 104 Kelurah
13
Padang an
Kab. 3 5 24 Kelurah
14 Bukitting an
gi
Kab. 2 16 Kelurah
15 Padang an
Panjang
Kab. 3 73 Kelurah
Tabel .3. Jumlah Kecamatan, Nagari, Desa 16 Payakum an
buh
dan Jorong di Provinsi Sumatera Barat 17
Kab. 2 1 13 Kelurah
Solok an
Kab. 4 10 27 10 Kelurah
18 Sawahlun an
to
Kab. 3 13 55 16 Kelurah
19
Pariaman an
Jumlah 157 571 125 3.552

Sumber : Buku tentang Nama


Kecamatan, Kelurahan, Desa, Nagari
Beserta Jorong/Korong/Dusun pada
Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. Biro
Pemerintah Nagari-Pemda Prov.Sumatera
Barat 2005
3) Tampilan data (Data Predentation),
merupakan tahap akhir dan
kelanjutan dari tahap sebelumnya
dengan menampilkan hasil analisa
sehingga mudah
dimengerti.Tahapan sistem
informasi geografis disajikan pada

Gambar .1. Peta Administrasi Provinsi


Sumatera Barat
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Objek utama sistem informasi ini adalah
data inventarisasi kondisi jala/ruas,
parameter kinerja jaringan, ruas jalan dan
data daerah ruas jalan. Berdasarkan objek
Gambar 3 di bawah (de By, 2000)
utama yang menjadi sumber pengamatan
dapat dikembangkan sistem informasi
jarungan jalan nasional, provinsi dan
4.2 Pemasukan Data (Data Entry)
kabupaten.
Pemasukan data meliputi pengumpulan
4.1 Tahapan sistem informasi Jaringan
data dari berbagai sumber lain dan
Jalan
mengubahnya menjadi format digital
Pengelolaan informasi geografis Jaringan (digital form). Sumber data geografi dapat
jalan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) diperoleh dari hasil survey, pengamatan,
tahapan (de By,2000)yaitu : dan penginderaan jauh (remote sensing).
Pemasukan data juga dapat berupa
1) Pemasukan data (Data Entry) ,
memindahkan informasi menjadi bentuk
merupakan tahap awal yaitu
digital menggunakan metode, yakni :
mengumpulkan dan menyiapkan
data untuk dimasukan ke dalam 1) Digitasi On Screen atau
sistem. 2) Digitasi dengan menggunakan meja
2) Analisis data (Data Analasist) , digitizer.
pada tahap ini data yang
Proses pemasukan data seperi disajikan
dikumpulkan diolah dan dianalisis
pada Gambar 4. Di bawah ini (Pelatihan
untuk menghasilkan pola-pola
Dasar Sistem Informasi Geografis MIT
tertentu.
Seameo Biotrop, 2004)
keputusan (decision making). Manajemen
dan pengelolaan data dapat dilakukan
dengan sistem basis data, sedangkan
analisis spasial dialkukan dengan bantuan
perangkat lunak sistem informasi geografis.
4.5.1. Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan adalah:
Sistem Operasi Windows XP
Profesional
Microsoft Office Windows 2003
Microsoft Visual Basic 6.0
ArcView GIS 3.2
MapObjects 2.2
Gambar 4. Proses Pemasukan Data 4.5.2. Arsitektur ArcView
4.3 Analisis Data (Data Analysist) ArcView mengorganisasikan sistem
perangkat lunaknya sedemikian rupa
Setelah data diolah dan dianalisis, tahapan
sehingga dapat dikelompokan ke dalam
selanjutnya adalah analisis data. Data
beberapa komponen komponen penting
diolah dan dianalisis untuk memberikan
sebagai berikut (Prahasta, 2002) :
pola dan hasil yang diharapkan. Analisis
sitem informasi jaringan jalan merupakan 1) Project
salah satu hal yang membedakan sistem Project dalam arti visual adal kumpulan
informasi ini dengan sistem informasi darai berbagai dokumen yang saling
lainya. Fungsi ini menggunakan data berhubungan dan bekerja pada suat
spasial dan non-spasial session. Project secara fisik akan
disimpan dalam bentuk file dengan
4.4 Tampilan Data (Data Presentation)
format *.apr, berisikan pointer
Setelah data diolah dan dianalisis, tahapan (petunjuk) yang mengatur tampilan
selanjtunya adalah membuat tampilan data. lingkungan kerja, alamat dokumen-
Tampilan data dapat berupa peta, grafik, dokumen terkait di dalam media
table, ataupun di simpan dalam media penyimpanan dan sebagainya.
kertas atau media elektronik seperti 2) Theme,
multimedia CD Theme adalah himpunan data spasial,
terkait dengan data atribut yang
4.5 Hasil Analisis Dan Pembahasan
memiliki komponen posisi. Sumber data
Inti dari implementasi sistem informasi (data source) yang dapat
jaringan jalan adalah dalam hal manajemen dipresentasikan sebagai theme adalah
data spasial dan non-spasial serta analisis shapefile (*.shp), coverage file
spasial yang dilakukan untuk menjawab (ArcInfo), dan citra satelit
permasalahan yang dihadapi sehingga
dapat dijadikan dasar bagi pengambilan
3) View berhubungan dengan event (procedure
event) akan dieksekusi (Kusumo 2010).
View merupakan represntasi data
Struktur aplikasi pada Visual Basic terdiri
grafis informasi spasial dan
dari (Pramono, 1999) :
dapat menampung beberapa
layer atau theme informasi spasial. 1) Form
Window atau jendela yang akan
4) Table
digunakan untuk membuat user
Table merupakan representasi
interface atau tampilan.
data atribut atau informasi
2) Control
deskriptif feature tertentu dalam
Tampilan berbasis grafis yang
suatu theme.
dimaksud pada form untuk membuat
interaksi dengan pengguna (missal :
5) Chart
text, box, label, scroll bar, dan lain-
Chart merupakan represntasi
lain).
grafis dan resume dari sumber
3) Properties
data tertentu. Sumber data
Nilai atau karakteristik yang dimiliki
berupa table atribut atau table
sebuah objek Visual Basic
hasil query
(missal : Name, Caption, Color,
Position, dan Text).
6) Layout
4) Methods
Layout merupakan dokumen
Serangkaian perintah yang sudah
yang berisikan komposisi peta
tersedia pada suatu objek yang dapat
ataupun tempat untuk
difungsikan guna tugas khusus.
merancang peta, sebagai produk akhir dari
5) Event Procedure
aplikasi
Kode berhubungan dengan suatu
objek, kode ini harus diminta aplikasi.
7) Script
6) Module
Script dalam ArcView Kumpulan dari prosedur umum,
merupakan dokumen yang deklarasi variable, dan definisi
berisikan kumpulan kode-kode konstanta yang digunakan oleh
yang ditulis dalam bahasa aplikasi.
pemrograman Avenue yang dapat mengatur
automatisasi kerja atau tampilan ArcView. 4.5.4 Kebutuhan Perangkat Keras
4.5.3. Microsoft Visual Basic Kebutuhan dan alat yang digunakan adalah
Microsoft Visual Basic adalah bahasa sebagai daftar perangkat keras yang
pemrograman yang digunakan untuk digunakan adalah:
membuat aplikasi windows yang berbasis Prosessor Intel Pentium IV 1.7 Ghz
grafis (Graphical User Interface). Visual Harddisk 40GB
Basic merupakan event-driven Memori SDRAM 256Mb
programming (pemrograman terkendali Monitor
kejadian) artinya program menunggu Printer
sampai adanya respon dari pengguna
berupa event (kejadian) tertentu (missal ;
tombol di klik, pilih menu, dan lain lain).
Ketika event terdeteksi, kode yang
4.5.5 Data Tabular dapat masuk ke dalam sistem utama, dan
dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:
Rancangan data tabular ditujukan untuk
memahami basis data yang akan digunakan
sistem. Proses perancangan data tabular
menggunakan perangkat lunak Microsoft
Access dan disimpan dalam format *.mdb.
Struktur data tabular yang dipergunakan
sistem disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Struktur Data Tabular
Gambar 5. Jendela pembuka sistem untuk
login
Selanjutnya pilihan menu. Pilihan menu
tersebut adalah menu Setting, SIG, Help.
Menu Setting akan berisikan sub-sub menu
yakni menu Wallpaper, User dan menu
Exit. Dan jika Anda memilih menu
Wallpaper, maka akan tampil seperti
Gambar 6 di bawah ini:

4.6 Implementasi Pembangunan


Database Sistem Informasi Jaringan
Jalan
Program aplikasi sistem informasi Gambar 6. Wallpaper Pada Menu Setting
geografis jaringan jalan Provinsi Sumatera
Barat dimulai dengan jendela pembuka. Agar Submenu Wallpaper berfungsi dapat
Jendela pembuka sistem disajikan pada mengganti tampilan cover dengan berisikan
Gambar 4. di bawah ini. file jpg. Jika user ingin mengubah dapat
dengan mudah klik settings, pilih
Wallpapers dan pilih file yang diinginkan
berupa jpg. Sedangkan untuk submenu
User dapat dilihat pada gambar dengan
mengklik dan akan tampil sebagai Gambar
7.

Gambar 4. Jendela Pembuka Sistem


Setelah jendela pembuka, maka tampil
menu utama yang berisi menu login untuk
program. Berikut Gambar 9. Tampilan
masih terdapat pada menu settings.

Gambar 7. User yang terdapat pada menu


Setting.
Dan jika ingin menambahkan user baru
maka dipersilahkan Anda klik tanda Plus
(+) dan untuk menghapus user klik tanda
minus (-), berikut Gambar 8. Tampilan dari Gambar 9. Keluar dari program.
sistemnya jika akan menambah user.
Pada menu SIG terdiri dari submenu PETA
dan dapat dilihat pada Gambar 10 berikut :

Gambar 8. Untuk menambah User Baru


Selanjutnya menu Exit dimana user dapat Gambar 10. Menu SIG
mengakhiri semua event yang telah
dilakukan pada program atau keluar dari
Pada menu analisis tedapat 3 (tiga) 1) Pewarnaan jalan berdasarkan lebar
submenu yang saling terhubung dimana perkerasan. Dan dapat ditampilkan
masing-masing submenu akan berfungsi sebagaimana Gambar 11 dan Tabel
sebagai proses pengidentifikasian, 4 berikut:
perhitungan, dan proses dimana mencetak Tabel 4. Pewarnaan Jalan Berdasarkan
serangkaian proses hasil. Submenu tersebut Lebar Perkerasan
yakni: Lebar Perkerasan Warna
< 6m Merah
>= 6m Biru

Gambar 11. Pewarnaan Jalan Berdasarkan Lebar Perkerasan


Untuk memilih agar sesuai dengan data memproses seusai dengan data yang telah
yang diharapkan dari hasil rancangan dirancang dalam database dan dapat dilihat
sistem ini maka user harus memilih dan pada tampilan Gambar 12 berikut :

Gambar 12. Hasil Data yang Telah diproses Pada Pewarnaan Jalan berdasarkan Lebar
Perkerasan
Untuk mengetahui hasil dari pemasukan megklik pada kolom kategori pencarian
data maka akan menghasilkan nilai yang lalu klik kode ruas dan pilih string
relevan dan sistem akan secara otomatis pencarian misalnya iser memilih 007 maka
melakukan proses perhitungan dengan akan tampil pilihan fiturnya kemudian user
mengklik pada kolom value. Guna AADR (smp)
memberikan gambaran sebagaimana IRI (nilai kekerasan permukaan)
Gambar 13. Mengenai: SDI (Tingkat kerusakan jalan
Kode Ruas Tahun Program
Nama Ruas Biaya (Juta)
Panjang Jalan (km) Kode Penanganan
Lebar Perkerasan (m)

Gambar 13. Hasil Dari Pemasukan Data Pewarnaan Jalan Berdasarkan IRI

2) Untuk mengetahui hasil dari maka user dapat memilih kode ruas
pemasukan data pewarnaan jalan dan string pencarian dan setalah itu
berdasarkan IRI berukut ini akan klik value misalnya datanya 010,
disajikan dalam bentuk prosesnya maka akan terlihat seperti hasil IRI
sebagaimana Gambar 14. Dan pada layer dengan memperhatikan
Gambar 15 berikut: Gambar 15. Dan Tabel 5 berikut
Klik analysis pilih pewarnaan
jalan berdasarkan IRI klik Find

Gambar 14. Hasil Data Yang Telah Diproses Pada Pewarnaan Jalan Berdasarkan Nilai
Kekerasan Permukaan Jalan (IRI)
Tabel 5. Pewarnaan jalan berdasarkan Nilai Kekerasan Permuaan Jalan
IRI
Warna
(Nilai Kekasaran Permukaan Jalan
<4 Kuning

>4 < 8 Biru

>= 8 Merah

Gambar 15. Hasil Dari Pewarnaan Jalan Berdasarkan Tingkat Kerusakan Jalan (SDI)

3) Selanjutnya user dapat mengklik memerhatikan langkah yang tertera


Find untuk meneruskan dan melihat pada Gambar 16 dan Gambar 17 di
hasil pewarnaan jalan berdasarkan bawah ini.
tingkat kerusakan jalan dan dapat
Gambar 16. Hasil Dari Pengolahan Data Pewarnaan Jalan Berdasarkan Tingkat Kerusakan
Jalan (SDI)

Tabel 6. Pewarnaan Jalan BerdasarkanTingkat Kerusakan Jalan (SDI)


Tingkat Kerusakan Warna
55-100 Kuning
25-55 Biru
0-25 Merah

Gambar 17. Hasil Pewarnaan Jalan Berdasarkan Kode penanganan


4) Selanjutnya ketika user ingin dapat mengikuti langkah seperti
menampilkan pewarnaan jalan yang terlihat pada Gambar. 18 dan
berdasrkan kode pananganan maka Tabel 7 Berikut:

Gambar 18. Hasil pengolahan data pewarnaan jalan berdasarkan kode penanganan

Tabel 7. Pewarnaan jalan berdasarkan kode penanganan


5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembuatan Sistem Informasi Jaringan Jalan Sumatera barat databse pada lingkup Dinas
Prasarana Jalan, tata ruang dan pemukiman Provinsi Sumatera barat menghasilkan suatu sistem
berbasis GIS serta sistem komputer yang memungkinkan untuk diinstal pada komputer
berbasis windows. Program ini merupakan hasil keluaran utama dimana sistem tersebut
merupakan program interaktif yang akan menjadi tools untuk memudahkan monitoring
kegiatan yang sedang berlangsung pada Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman
Provinsi Sumatera Barat.
5.2 Saran
Sebagaimana layaknya program komputer, program Sistem Informasi Jaringan Jalan Provinsi
Sumatera barat hanya merupakan tools monitoring yang akan memproses masukan dan
mengahasilkan keluaran data, tergantung pada data yang diinput oleh user. Untuk itu pengguna
sistem ini harus ditangani oleh user yang tepat dan mempunyai kegiatan pada lingkup Dinas
Pra saraba Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman khususnya di wilayah Provinsi Sumatera barat.
Sehingga data perhitungan ataupun konversi melalui perangkat lunak diperoleh sesuai dengan
hasil yang diharapkan

PUSTAKA
1) A Guide to the Visual ASESSMENT of Pavement Condition:. Austroad National Office,
Sydney 1987
2) Buku tentang Nama Kecamatan,Kelurahan, Desa, Nagari, Beserta Jorong / Korong /
Kampung / Dusun pada Kbupaten / Kota seluruh wilayah Sumatera Barat.
Biro Pemerintahan Nagari-Pemda Prov. Sumatera Barat
3) Chandra, Pemrograman database menggunakan Visual Basic dan Crystal Report, maxikom,
2007
4) MC Guire, David J, Geographical Information System, Longman Scientific and Technical,
1991
5) MKJI, (Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota, - No.36/T/BM/1997, Februaru, 1997
6) Nugroho, B, php dan MySQL menggunakan dreamweaver, Gramedia 2008.
7) Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, (Rancangan Akhir),
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Perencanaan Teknis Jalan, Bipran Bina Marga,
Desember, 2990
RIWAYAT PENULIS
1. IR. Arif Mudianto, MT.
Kertua Tim Studi Sistem Informasi Jaringan Jalan Provinsi Sumatera Barat Berbasis
GIS Tahun 2008
Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - UNPAK
2. Andi chairunnas, S.Kom.
Anggota Tim Studi Sistem Informasi Jaringan Jalan Provinsi Sumatera Barat Berbasis
GIS Tahun 2008
Pengajar Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA - UNPAK
3. Foni Agus Setiawan,S.Kom.
Anggota Tim Studi Sistem Informasi Jaringan Jalan Provinsi Sumatera Barat Berbasis
GIS Tahun 2008
Pengajar Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA - UNPAK

Anda mungkin juga menyukai