Disusun oleh:
Nomor Urut :
Kelas :
Skala Suhu
Dari gambar skala di atas dapat menghasilkan perbandingan seperti di bawah ini.
a. Perbandingan Celcius-Fahrenheit
maka tC = (9/5tC+32)O F
dan tF = 5/9(tF-32)O C
b. Perbandingan Celcius-Reamur
c. Perbandingan Celcius-Kelvin
maka tC = (tC+273,15)O K
dan tK = (tK-273,15)O C
d. Perbandingan Fahrenheit-Rankine
Bab I
1.2 Tujuan
Bab II
Konstruksi umum RTD terdiri dari elemen RTD yang ditempatkan pada
bagian ujung,dikelilingi material mineral insulated dan dilindungi oleh perisai logam
(metallic sheath (thermo well)).
R1 R3
VS B A
R2 RTD
VA=VB=1/2VS
VA=VRTD=IA*RTD=(VS/R3+RTD).RTD
VB=VR2=IB*R2=(VS/R1+R2).R2
Vout=VA-VB
1. Diketahui RTD Pt100 mengukur saat 0OC mengeluarkan tahanan RTD = 100 dengan
Vs=12VDC. Berapakah Vout RTD?
VA=(VS/R3+RTD).RTD
VA=(12VDC/100+100).100=6VDC
VB=(12VDC/100+100).100=6VDC
2. Diketahui RTD Pt100 mengukur saat 200 OC mengeluarkan tahanan RTD = 126,4
dengan Vs=12VDC.Berapakah Vout RTD ?
VA=(VS/R3+RTD).RTD
VA=(12VDC/100+126,4 ). 126,4=6,7VDC
VB=(VS/R1+R2).R2
VB=(12VDC/100+100).100=6VDC
a. 2 wires RTD
Jenis 2 wires adalah sambungan yang amat sederhana hanya terdiri dari 2
kabel namun hanya dapat dipakai bila hambatan kabel rendah dibandingkan perubahan
hambatan dari RTD. Jenis ini amat rentan terhadap kesalahan akibat efek suhu lingkungan
yang dihasilkan dari kabel ekstensi. Akurasi yang dimiliki buruk & harus dikalibrasi dalam
jarak yang amat dekat <100m untuk meminimalisir kesalahan akibat hambatan kabel
ekstensi.
b. 3 wires RTD
c. 4 wires RTD
Tipe ini yang amat mahal sebab akurasi yang begitu baik daripada yang
jenis lainnya. Kabel ke-4 menambah kompensasi kabel ekstensi sehingga akurasi paling
tinggi.
Diketahui RTD Pt100 mengukur saat suhu 150 OC dan saat itu suhu awal benda 0
O
C.Berapakah Rout RTD?
=100 (1+0,55)=155
Kelebihan:
Kekurangan:
a. Open Loop
keinginan Kontroler mv
FCE /
Actuator Output
Input proses Proses proses
keinginaKontroler kesalaha
n n
Kenyata FCE /
an Actuator
Proses Sensor Output
Input proses
proses
Elemen
feedback/
Transmitter
Transmitt
er
keinginan Kontroler
Proses Output
proses
FCE /
Actuator
Input proses 2
a. On-Off
b. Proportional
Proportional Band (PB) adalah tingkat kesebandingan antara error dengan keluaran
pengendali proporsional dengan satuan persen. Dicari dengan persamaan: PB=1/GP*100% &
GP=1/PB*100% (Hubungan PB dengan GP berbanding terbalik,apabila PB=0% maka
menghasilkan On/Off Controller & GP berbanding lurus dengan waktu respon). Maka
persamaan keluaran pengendali proporsional MVP=Gp.e
Kelemahan proportional controller selain timbulnya offset (tak pernah mencapai set point)
ada juga bila e = 0 maka MVP=0 berarti pengendali tak bekerja. Ini adalah error yang tak bisa
ditanggulangi oleh controller. Untuk menanggulangi ditambah komponen bias (b) atau
manual reset terdapat di atas pada gambar rangkaian elektronika operational amplifier
proportional controller yang besarnya 50 % dari PB. Maka dengan penambahan bias
persamaan keluaran pengendali menjadi MVP=(Gp.e)+Bias
ofs
Sp et VP
c. Proportional Integral
Guna dari penambahan integral pada proportional controller adalah untuk menghilangkan
offset. Sifat dari integral ialah akan terus berubah selama masih ada error (offset) & memberi
laju perubahan keluaran pengendali integral yang sebanding dengan error. Bila pengendali
integral (automatic reset) digabungkan dengan pengendali proportional maka keluaran
pengendali menjadi:
MVPI=Gp.e+(1/Ti)0Tie.dt+SP
Sp
VP
d. Proportional Derivative
MVD=Td.de/dt
MVPD=Gp.e+Td.de/dt+SP
Gabungan ketiga pengendali ini dianggap yang paling baik untuk jenis pengendalian close
loop feedback sebab menghasilkan aksi pengendalian dengan respon cepat & error yang
relatif sedikit. Persamaan keluaran pengendali ini adalah
MVPID=Gp.e+(1/Ti)0Tie.dt+Td.de/dt+SP atau MVPID=PB.e+(1/Ti)0Tie.dt+Td.de/dt .
S V
p P
t
Bab IV
PRAKTIKUM
4.1 Pengukuran (Kalibrasi) Resistor Temperature Detector Pt100
Tujuan:
Mampu memahami kegunaan penting dari pengukuran & kalibrasi dalam suatu
pengendalian proses.
Teori:
b. Kawat penghubung
h. Heater 220VAC
Langkah Kerja:
4. Apabila tiada kesalahan maka menghubungkan heater & power supply 24 VDC ke
sumber jala-jala PLN 220 VAC.
6. Yang itu adalah untuk proses kenaikan suhu & untuk proses penurunan suhu,
melepaskan heater dari sumber 220 VAC setelah itu disimpan di ruang terbuka.
(proses penurunan suhu lama).
7. Mencatat segala hasil pengukuran di buku tulis dengan membuat suatu tabel.
8. Apabila praktikum sudah selesai, memeriksa hasilnya kepada guru untuk dikoreksi.
9. Merapikan kembali tempat praktikum juga menyimpan kembali peralatan yang sudah
dipakai.
a. Penaikan Suhu
Kesimpulan Praktikum:
Tujuan:
Teori:
Arus listrik searah standar yang bisa dihasilkan dari RTD Pt100 bila
diterapkan di industri dipakai untuk masukan ke controller untuk dibandingkan,dihitung &
dikoreksi lalu setelah itu dipakai untuk masukan transducer I/P ((4-20)mADC to (0,2-1)bar)
b. Kabel NYM
c. Stopkontak 1 outlet
1. Membangun instalasi pengendalian mengikuti gambar yang sudah disahkan oleh guru.
Menekan tombol MODE agak lama lalu ada tampilan SET 0 tekan tombol UP (arah
panah ke atas) menuju SET 2 (untuk memilih menu ke-9 dari SET 2) kemudian tekan
lagi MODE beberapa kali agar menemukan auto tuning PID. Bila menu sudah
ditemukan maka yang mesti diatur:
5. Untuk kembali ke tampilan awal dari SET 2 tekan agak lama tombol MODE maka
display telah kembali ke tampilan awal.
6. Apabila telah melakukan praktikum tuning parameter secara coba-coba sampai
menemukan nilai yang dianggap cocok untuk nilai PID-nya. Maka tinggal membuat
laporan & kesimpulan. Matikan pula sumber listrik instalasi itu.
MVPID=P+I+D
=1/100.0,2+01,830,2.0,26+0,43.0,13/0,26
=0,002+(0,052.1,83-0,052.0)+0,215
=(0,002+0,1+0,215)%
=0,317%
Bab V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan Laporan:
Penulis berharap semoga isi informasi dalam laporan ini dapat bermanfaat
khususnya diri pribadi penulis & pembaca siapa saja.
Bab VI
KRITIK & SARAN
Sensing Element.pptx
http://baskarapunya.blogspot.com/instrumentasipengukuransuhu
Tekanan (Pressure)
Tekanan atau pressure adalah sebuah istilah untuk besaran gaya yang diberikan /
diterapkan ke suatu area permukaan tertentu.
26 |Teknik Pengendalian Proses
Standar satuan tekanan internasional adalah N/m2 (newton per meter persegi) atau bisa di
sebut Pascal. Rumus tekanan sebagai berikut:
P=F/A
P = tekanan (pressure) dalam (N/m2) atau Pascal (Pa) atau dalam satuan dasar (kg/ms2)
F = gaya (force) dalam Newton (N) atau dalam satuan dasar (kgm/s2)
Penjelasan :
Pada gambar di atas kedua benda tersebut memiliki berat (bukan massa) yang sama yaitu
100 lb (pounds force) dan berbentuk prisma segiempat. Pada gambar pertama alas yang besar
dengan luas 100 square inch menempel pada sebuah permukaan berapakah tekanan yang
terjadi pada permukaan tersebut?
Sedangkan pada benda sebelahnya alas yang terbesar dibalik sehingga alas yang terkecil yang
menyetuh permukaan dengan luas alas 1 square inch,maka berapakah tekanan yang terjadi
pada permukaan benda ini??
P=F/A=100/1=100 lb/in2
Sehingga kita dapat menarik kesimpulan pada ilustrasi gambar di atas tekanan dipengaruhi
oleh gaya tekan benda dan permukaan alas suatu benda.
a. Semakin kecil luas bidang tekan, semakin besar tekanan yang dihasilkan.
b. Semakin besar gaya tekan yang diberikan, semakin besar tekanan yang dihasilkan.
Penerapan persamaan P=F/A dipakai dalam wujud atau fisik tekanan yang
terdapat 3 macam yakni sebagai berikut:
Tekanan pada gas berbeda untuk ruangan terbuka dan ruangan tertutup. Tekanan
udara adalah gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh gaya berat kolom
udara yang berbeda di atasnya. Berdasar teknik meteorologi dijelaskan bahwa tekanan udara
di pegunungan lebih rendah dibanding di daerah pantai.
Tekanan pada gas dalam ruang terbuka lebih akrab disebut dengan tekanan
udara yang didefinisikan sebagai gaya per satuan luas yang bekerja pada suatu bidang oleh
gaya berat kolom udara yang berada di atasnya. Tekanan udara terbuka diukur menggunakan
alat yang disebut barometer. Alat ini pertama kali dibuat secara sederhana oleh Evangista
Torricelli (1608-1647)
1 atm = 105 Pa
Besar tekanan udara luar di suatu tempat digunakan ketentuan sebagai berikut:
Persamaan untuk mencari tekanan udara suatu tempat & ketinggian suatu tempat
ialah:
b. DP=(76-Px)cmHg
hx=(DP/1)cmHg.100 meter
Pudara=76 cmHg 8
29 |Teknik Pengendalian Proses
Pudara=68 cmHg
b. Berapa ketinggian h kota B bila barometer air raksa dalam menunjukkan nilai
70cmHg?
DP=(76-Px)cmHg
DP=(76-70)cmHg
DP=6cmHg
hB=(DP/1)cmHg.100 meter
hB=(6/1)cmHg.100 meter
hB=6.100 meter
P.V=C
Keterangan:
P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cmHg, N/m2, Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cmHg, N/m2, Pa)
V1 = volume gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volume gas akhir (m3, cm3)
Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 200 ml. Jika tekanan ruangan
tersebut adalah 60 cmHg, hitunglah tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 ml?
Ditanya : P2 ?
Jawab :
Jadi, tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 ml berdasarkan Hukum Boyle adalah 80
cmHg.
Alat-alat teknik dengan penerapan Hukum Boyle dalam pengukuran tekanan udara ruang
tertutup antara lain:
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara atau gas di dalam
ruang tertutup. Ada tiga jenis manometer:
Manometer raksa terbuka di pakai untuk mengukur tekanan gas yang besarnya kurang lebih 1
atmosfer.
Jika permukaan raksa dalam kaki terbuka lebih rendah daripada permukaan kaki
lainnya maka tekanan gas:
pgas=(pu-h)cmHg
Keterangan:
Manometer raksa tertutup biasanya di pakai untuk mengukur tekanan gas yang besarnya lebih
tinggi dari 1 atm.
Sebelum dipakai permukaan raksa pada kedua kaki sama tinggi, ujung pipa yang terbuka
dihubungkan ke ruang yang akan di ukur tekanan gasnya.Dengan demikian dapat disusun
persamaan:
Pgas = h + h1/h2.pu
3. Manometer logam
Manometer logam digunakan untuk mengukur gas atau uap tekanan tinggi, misalnya tekanan
dalam ketel uap. Manometer yang banyak dipakai ialah Manometer Bourdon. Cara kerja
manometer ini didasarkan pada plat logam yang bergerak naik turun (gerakan sensor tekanan
tabung bourdon yang menegang) bila ada perubahan tekanan. Gerak ujung plat logam
diteruskan oleh jarum jam penunjuk skala.
Banyak satuan ukuran tekanan , namun pada prinsipnya adalah sama seperti yang dijelaskan
di atas.Secara mendasar ada tiga jenis cara pengukuran tekanan zat gas, yaitu:
Dengan tekanan mutlak dimaksudkan tekanan berpangkal dari titik nol (titik
acuan) di mana titik nol itu tiada tekanan udara. Titik nol adalah kondisi yang ditunjukkan
oleh vakum sempurna (hampa udara mutlak). Vakum sempurna samasekali tidak mampu
menimbulkan kolom zat cair sekecil apa pun. Maka tekanan yang sesungguhnya adalah
tekanan mutlak. Bila kita menilai suatu tekanan maka yang dimaksud tekanan mutlak.
Berbeda dengan gauge pressure dan absolute pressure, differential pressure tidak
mempergunakan referensi tekanan tertentu. Yang terpenting pada prosesnya adalah terlihat
ada sebuah perubahan peningkatan selisih dari meningkatnya salah satu tekanan atau
turunnya salah satu tekanan. Peningkatan tekanan selisih akan terjadi jika P1 menjadi lebih
kecil atau P2 menjadi semakin besar. Dengan cara yang mirip, penurunan tekanan selisih
akan terjadi jika P1 menjadi lebih besar atau jika P2 menjadi lebih kecil. Pengukuran
differential pressure tidak memperhitungkan apakah lebih rendah dari dua tekanan vakum,
atmosfer atau tekanan lainnya. Yang dibaca olehnya adalah selisih perbedaan di antara dua
tekanan.
Jadi:
Tekanan mutlak = tekanan atmosfer+tekanan melebihi atau Tekanan melebihi = tekanan
mutlak-tekanan atmosfer. Maka boleh jadi tekanan melebihi dapat disebut tekanan selisih.
Dari ketiga cara pengukuran tekanan di atas semua saling berhubungan.
1. Sensor Cairan
Seperti yang sudah disebutkan tekanan udara terbuka diukur memakai
barometer sedangkan tekanan udara tertutup diukur memakai manometer.
Barometer & manometer memakai sensor cairan kimia yaitu air raksa.
1.1 Manometer Pipa U & Manometer Bak Air Raksa
Manometer pipa U dan manometer bak air raksa adalah contoh sederhana
pengukuran tekanan yang menggunakan kolom zat cair. Prinsip yang
terjadi pada tabung U adalah bahwa tekanan diberikan pada salah satu
ujung pipa akan menghasilkan perbedaan ketinggian air raksa. Perbedaan
tinggi air raksa itulah menunjukkan adanya perbedaan tekanan yang dicari
dengan persamaan
P1 P2 = .g.h
Keterangan:
Hg : 13600 kg/m3
2.2 Bellow
Pada gambar 6.d terlihat bellow yang dipakai untuk mengukur
tekanan dengan sensitivitas lebih tinggi. Terbuat dari logam-logam sama
seperti sensor tekanan diafragma. Daerah pengukuran tekanan bellow lebih
tinggi daripada diafragma sebab mampu mengukur tekanan paling rendah.
Elemen perasa tabung lurus dalam gambar 6.e dipakai dalam
desain tertentu pengukuran tekanan. Tabung lurus dengan salah satu ujung
disegel maka akan menyebabkan perubahan-perubahan yang akan
dikirimkan ke ujung lain yang terbuka. Pergeseran ini ditransduksikan
sebagai regangan maupun sebagai perubahan dalam frekuensi resonan
tabung.
6.d. bellow