Kelas : 2c
Mata kuliah : ASKEB 2
1. Pengertian Persalinan
A. Persalinan adalah Serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
di sesuai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari uterus.
1) Partus biasa ( normal )disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Partus luar biasa ( abnormal ) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui
dinding perut dengan operasi caesarea
1) Abortus ( keguguran )adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup ( viable )- berat
janin di bawah 1000gr- tua kehamilan di bawah 28 minggu.
2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu, janin
dapat hidup tetapi prematur berat janin antara 1000-2500gr.
3) Partus maturus atau aterm ( cukup bulan ) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur berat badan diatas 2500gr.
4) Partus post maturus ( serotinus ) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
partus yang di taksir, janin disebut post matur.
5) Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak
dan sebagainya.
6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang
ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.
a. Abortus ialah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau
sebelum plasentasi selesai.
b. Partus imaturus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari
1000gr atau kehmailan di bawah 28 minggu.
d. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali( sampai
5 kali ).
g. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup atau mati.
( Mochtar, 1998 : 91-92 )
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori
yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan
pada syaraf dan nutrisi.Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
1. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
2. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
3. Teori iritasi nekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
4. Induksi partus ( Induction of labour ), partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang fleksus frankenhauser.
c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus. ( Mochtar, 1998 : 93 )
Dengan turunnya hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot
rahim menyebabkan :
a) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke -36 dapat
menimbulkan sesak bagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering ingin kencing karena kandung
kemih tertekan kepala.
c) Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya
fleksus frankenhuser yang terletak sekitar serviks ( tanda persalinan palsu-false labour
e) Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim. ( Manuaba, 1998 : 160 )
3. Tahapan Persalinan
1. Kala I
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit ).
4. Adanya HIS.
- intensitas makin kuat kalau penderita berjalan. - tak ada perubahan walaupun penderita berjalan
3. Serviks membuka dan meni pis. 3. Serviks tertutup dan tak ada pembukaan.
Fase-fase dalam persalinan kala I :
1.Fase Laten
1. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2. Fase Aktif
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).
2. Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).
1. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur, makin sering,
makin nyeri; disertaipengeluaran darah-lendir (tidak lebih banyak dari darah haid).
2. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam bibir porsio tidak dapat
diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir kala I.
4. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen atas uterus dan retraksi
(regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah
uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin menebal.
5. His
Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I.
Lamanya : kurang lebih satu menit. Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka. Terjadi
kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar
ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya
terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau
tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,
terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.
6. Darah lendir
Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput ketuban dengan
dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.
4. Kala II
1 Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan serviks yang
membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah :
7. Mekanismus persalinan.
5. Kala III
4. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari Retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang
akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak
memanjang lagi ototnya).
Talipusat menjulur keluar, atau kalu ditarik tidak ada tahanan. Segumpal darah keluar dari vagina.
Dengan menekan korpus uteri ke atas (ke arah kepala ibu), tidak lagi menarik talipusat ke atas.
6. Suntikan oksitosika
6. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru
saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama
ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan
yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika
kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan per-darahan. Hal ini dapat mengurangi
kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua.
6. dan kering.
11. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI.
Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
12. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
13. dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
14. persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
15. pascapersalinan.
Gurita atau sejenisnya Selama dua jam pertama segera setelah pasca-persalinan, adanya
gurita akan menyulitkan petugas pada saat memeriksa fundus
apakah berkontraksi dengan baik.
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama setelah kelahiran.
Hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi saling
berhubungan. Berikan kesempatan bagi keduanya untuk
pemberian ASI.
Menduduki sesuatu yang panas Duduk di atas bara yang panas dapat menyebabkan vaso-dilatasi,
menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan. Juga
dapat menyebabkan dehidrasi.
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan
persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Banyak penyulit atau komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi dapat dihindarkan jika
persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu dihadiri oleh petugas yang terlatih
serta kompeten dengan secara cepat mendiagnosa dan menangani penyulit.
Pendekatan komprehensif merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan persalinan dan bayi baru
lahir.
a. Pengumpulan data
b. Diagnosis kerja
c. Penatalaksanaan klinik
d. Tidak asing, bersahabat, rasa saling percaya, tahu dan siap membantu kebutuhan klien, memberi
dukungan moril, dan kerjasama semua pihak (penolong-klien-keluarga)
3. Pencegahan infeksi
a. Kewaspadaan standar
d. Barier protektif
b. Anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan uji atau penapisan tambahan
lainnya
c. Tatalaksana rujukan
Sebagai bidan, klien akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan
yang kita lakukan untuk :
1. Mendukung ibu dan keluarganya secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran
2. Membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi
dini selama persalinan dan kelahiran
3. Merujuk ibu untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu
4. Memberikan asuhan yang akurat kepada ibu, dengan intervensi minimal, sesuai dengan tahap
persalinannya
6. Selalu memberitahukan pada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya penyulit maupun
intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan
5. TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Adanya Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul. Gambaran Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan antara
ketiga P, yaitu ; power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal), passanger (janinnya dan
plasenta).
a. Rasa nyeri r
b. ingan di bagian bawah
d. Durasinya pendek
b. Tanda Persalinan
Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan.
Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat
ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim
pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat
diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan aterm pertama, effacement biasanya terjadi lebih
dahulu dari pada dilatasi.. Pada kehamilan berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung bersamaan.
Tingkat effacement dinyatakan dalam persentase dari 0% sampai 100%. Dilatasi serviks adalah
pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter
meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat
dilahirkan. Apabila dilatasi serviks lengkap, serviks tidak lagi dapat di raba. Dilatasi serviks lengkap
menandai akhir tahap pertama persalinan
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit)
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya
persalinan. Kekuatan primer membuat serviks menipis, berdilatasi dan janin turun. Segera setelah
bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakin bersifat mendorong keluar.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap,
kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina
Blood show adalah pengeluaran dari mukus plug tersebut. Blood show merupakan tanda dari
persalinan yang sudah dekat, yang biasanya terjadi dalam jangka waktu 24-48 jam terakhir, asalkan
belum dilakukan pemeriksaan vaginal dalam 48 jam sebelumnya karena pemecahan mukus darah
selama waktu tersebut mungkin hanya efek trauma minor atau pecahnya mukus plug selama
pemeriksaan. Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes, perdarahan yang lebih banyak
menunjukan penyebab yang abnormal.