PEMBAHASAN
Kasus
Ny.W (37 tahun) datang ke rumah sakit pada tanggal 4 Maret 2009 diantar oleh
suaminya Tn.M (40 tahun) dengan keluhan keluar air melalui vagina. Cairan berwarna
putih, keruh, dan berbau anyir sejak jam 10.00 WIB tanggal 4 Maret 2009, setelah
sebelumnya mengalami trauma akibat jatuh saat ke kamar mandi. Usia kehamilan Ny.W
30 minggu 3 hari dengan keterangan GIP0001. Pasien mengatakan perutnya terasa
kencang, dirasakan sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit, disertai lendir darah dan
gerakan janin masih ada.
Selama hamil pasien sering memeriksakan kehamilannya di bidan. Pasien tidak
mengeluh sakit selama hamil, pasien juga tidak pernah mengeluh tensi tinggi, pusing,
maupun gangguan lain selama hamil.
Agama: Islam
Agama: Islam
Pendidikan: SMA
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: -
Pekerjaan: Swasta
Suku/Bangsa: Jawa/ Indonesia
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Alamat: Surabaya
Alamat: Surabaya
Riwayat Riwayat Sakit dan
Keluhan Utama: pasien mengeluh keluar cairan melalui vagina. Cairan berwarna
putih, keruh, dan berbau anyir
Riwayat penyakit/prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saat ini:
Ny.W Usia kehamilan Ny.W 30 minggu 3 hari dengan keterangan GIIP1001.
Pasien mengatakan perutnya terasa kencang, dirasakan sejak 7 jam sebelum masuk
rumah sakit, disertai lendir darah dan gerakan janin masih ada. Selama hamil pasien
sering memeriksakan kehamilannya di bidan. Pasien tidak mengeluh sakit selama
MenstruasiKesehatan
G.II P 0
Hamil Usia Jenis Penolo Penyulit BB/PB Usia KB/ Jenis/
ke-
2 kehamilan
30 mgg 3 persalinan
pervaginam ng
Bidan Tidak 75/158 anak
4 tahun Lama
Tidak KB
Riwayat Obstetri
hr ada
Keterangan: Pasien :
Laki-laki :
Genogram
Perempuan
Meninggal
Tinggal serumah
Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; benjolan: ada / tidak, area: mammae
Ascites: ada / tidak ; Peristaltik: 8 ; Nyeri tekan: ada
Luka: ada
Lain-lain: keluar cairan putih, keruh, dan berbau anyir dari vagina secara terus
menerus
Prenatal dan Intranatal:
Keputihan: ada ; Perdarahan: ada
Laserasi: __________________________ ; VT: 2 cm; eff: ___________
Genitalia
Miksi: ____________________________ ; Defekasi:
_________________________
Lain-lain:
Masalah keperawatan:
Resiko infeksi maternal
Kemampuan pergerakan: bebas / terbatas ; Kekuatan otot:
Tangan dan kaki
Lain-lain:-
Masalah keperawatan:
Tidak ada
<3,5-10.0>
dan TerapiPemeriksaan Penunjang
RBC : 3,75 L
106/mm3
<3,80-5,80>
HCT : 35,9 L%
<35,0-50,0>
PLT : 416 H
103/mm3
<150-390>
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi maternal b.d ruptur membran amniotik
2. Resiko tinggi gawat janin b.d partus yang tidak segera
3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d melahirkan bayi prematur/tidak matur
4. Resiko hipotermi b.d bayi lahir prematur
5. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada diri sendiri/janin
Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa : Resiko tinggi infeksi maternal b.d ruptur membran amniotik
Tujuan : Infeksi maternal tidak terjadi
Kriteria hasil :
a. Ibu bebas dari tanda- tanda infeksi (tidak demam (suhu : 36,5-37,5oC), cairan
amnion jernih, hampir tidak berwarna, dan tidak berbau)
b. Leukosit normal 6000-10.000/mm3
Intervensi Rasional
Kolaborasi
1. Berikan cairan parenteral sesuai 1. Meski tidak boleh sering dilakukan,
indikasi. Berikan enema pembersih namun evaluasi usus dapat
bila sesuai indikasi meningkatkan kemajuan persalinan
dan menurunkan resiko infeksi
2. Pemeriksaan spesimen vagina 2. Mengetahui ada tidaknya invasi
bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi
3. Berikan drip oksitosin 3. Dapat meningkatkan kontraksi/his
sehingga dapat membantu
persalinan
4. Pemberian antibiotik sebelum dan 4. Mencegah dan meminimalkan
sesudah persalinan sesuai indikasi terjadinya infeksi
5. Lakukan induksi pada janin bila 5. Janin harus dikeluarkan karena
janin sudah cukup umur dapat terjadi fetal death
(persalinan normal atau seksio
sesaria)
Mandiri
1. Memantau keadaan umum klien, 1. Setelah membran ruptur, insiden
seperti kesadaran klien, cairan yg korioamnionitis menigkat secara
keluar dari vagina klien, TTV progresif sesuai dengan waktu yang
(terutama suhu) ditunjukkan melalui TTV (suhu
dapat menunjukkan tanda-tanda
infeksi)
2. Lakukan perawatan perineum dan 2. Mengurangi resiko terjadinya
personal hygiene dengan benar infeksi
3. Monitoring DJJ tiap 5-10 menit 3. Mengontrol keadaan janin
4. Evaluasi cairan yang keluar dari 4. Mengetahui cairan ketuban masih
vagina keluar atau tidak, terjadinya
perdarahan
2. Diagnosa : Resiko tinggi gawat janin b.d partus yang tidak segera
Tujuan : Gawat janin tidak terjadi
Kriteria hasil :
a. Janin dapat diinduksi
b. Tidak keluar cairan berwarna putih dan keruh dari vagina
Intervensi Rasional
Mandiri
Kolaborasi
1. Berikan drip oksitosin 1. Dapat meningkatkan kontraksi/his
sehingga dapat membantu
persalinan
2. Lakukan induksi persalinan sesuai 2. Mencegah terjadinya fetal death
indikasi
Resiko tinggi cedera pada janin yang berhubungan dengan melahirkan bayi
prematur/tidak matur
Tujuan : Tidak terjadi cedera pada janin
Kriteria hasil :
Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda cedera (kondisi fisik normal, RR normal,
tidak ada tanda-tanda infeksi)
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Monitor DJJ sesuai indikasi 1. Mengontrol keadaan janin
2. Pantau tentang pertumbuhan janin
2. Mengetahui perkembangan janin
dan tinggi fundus uteri janin
sehingga dapat menentukan waktu
Kolaborasi persalinan
1. Pantau pemeriksaan USG
2. Berikan drip oksitosin
1. Memantau keadaan janin
2. Dapat meningkatkan kontraksi/his
3. Lakukan induksi persalinan sesuai
sehingga dapat membantu
indikasi
persalinan
3. Mencegah terjadinya fetal death
5.1 Kesimpulan
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan/sebelum partus, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi
pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Etiologi KPD antara
lain, infeksi, trauma saat hubungan seksual, servik yang inkompetensia, tekanan intra
uterin yang meninggi, kelainan letak/sungsang. Tanda yang terjadi adalah keluarnya
cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis, biasanya agak
keruh dan bercampur dengan lanugo (rambut halus pada janin) serta mengandung verniks
caseosa (lemak pada kulit bayi). Sebagian besar penatalaksanaan yang dilakukan untuk
KPD adalah induksi persalinan, namun bila kehamilan belum cukup umur dilakukan
pemberian kortikosteroid untuk mematangkan organ janin, sehingga dapat segera
dilakukan induksi persalinan.
5.2 Saran
Perawat dalam membuat asuhan keperawatan sebaiknya benar-benar
memperhatikan setiap keluhan dari pasien sehingga nantinya tidak akan melewatkan hal-
hal penting yang mungkin dapat berakibat buruk bagi janin. Selain itu, perawat juga
harus berkolaborasi dengan tim medis lain untuk memberi terapi pada ibu dan janin serta
keluarga sehingga akan dapat memperbaiki kualitas hidup dari ibu maupun janinnya.