Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR ABDOMEN

DI RUANG B. 19 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG


PROVINSI JAWA TIMUR

DI SUSUN OLEH :
MOCHAMMAD AKHIYANTO RISMAWAN
NIM. 16143149011030

DEPARTEMEN BEDAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2016
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR ABDOMEN DI RUANG B. 19
RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PROVINSI JAWA TIMUR

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Bedah

Telah Disahkan Dan Disetujui Pada:

Hari :
Tanggal:

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Klinik


KONSEP TUMOR ABDOMEN
1. Definisi
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh bentuknya lonjong dan meluas dari atas
diafragma sampai pelvis di bawah. Isi abdomen sebagian besar dari saluran pencernaan yaitu
lambung, usus halus, dan usus besar. Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang
dapat mekar paling banyak. Terletak di epigastrik, dan sebagian sebelah kiri hipokhodriak
dan umbilical (Mansjoer, 2010).
Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus. Hati menempati bagian kanan atas terletak di bawah diafragma, dan
menutupi lambung bagian pertama usus halus, kandung empedu terletak di dekat ujung
pankreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dnding posterior abdomen dari ginjal.
Aorta abdominalis, vena cava interior, reseptakulum khili dan sebagian dari saluran torasika
terletak di dalam abdomen. Pembuluh limfe dan kelenjar, urat saraf, peritoneum dan lemak
juga di jumpai di dalam rongga ini ( Brunner, 2010).

Abdomen dibagi secara topografi menjadi 5 kuadran, yaitu :


a. Kuadran kanan atas/Right Upper Quadrant (RUQ).
b. Kuadran kanan bawzh/Right Lower Quadrant (RLQ)
c. Kuadran kiri atas/Left Upper Quadrant (LUQ)
d. Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadrant (LLQ)
e. Garis tengah/Midline yang terdiri dari epigastrik, periumbilikal dan suprapubik

Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan di sekitarnya serta tidak
berguna bagi tubuh (Kusuma Budi 2011 ). Tumor Abdomen merupakan massa yang padat
dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara uotonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berbeda dengan sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara
patologi kelainan ini mudah meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau
vena cava interior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di
bentuknya tetapi tidak menginvasinya ( Elizabet. j. Corwin. 2010).

2. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Secara garis besar, keadaan tersebut dapat dikelompokkan dalam lima hal yaitu:
a. Proses peradangan bacterial kimiawi
b. Obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia atau pelengketan.
c. Neoplasma/tumor : karsinoma, polypus atau kehamilan ektopik.
d. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi dan fibrosis.
e. Kelainan kongenital.
Adapun penyebab tumor abdomen akut antara lain:
a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendicitis, infeksi usus
halus dan usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus peptic, perforasi usus,
diverticulitis meckel, sindrom boerhaeve, kelainan inflamasi usus, indrom Mallory
weiss, gatroienteritis, gastritis akut, adenitis mesenterika.
b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.
c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut, sistisis akut,
infark renal.
d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis akut, abses
hati, ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier, hepatitis akut.
e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium, salpingitis
akut, dismenorea, endometriosis.
f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis akut,
trombosis mesenterika.
g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.
h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal.

3. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA selular. Sel abormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara
abnormal, mengatakan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut.Sel-sel eoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena kemanpuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap atau oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi
dengan jalan katabolisme.Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel ormsl dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma, Budi drg.
2011)
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pebuluh darah tersebut
sel-sel dapat terbawa ke arah lain alam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran
tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum
seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab
tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab,
metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2010).

4. Manifestasi Klinis
a. Hiperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
e. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi epembuluh limfe.
f. Nyeri
g. Anoreksia, mual, muntah.
h. Penurunan berat badan.
5. Pemeriksaan Diganostik
a. Marer tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk meminai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan ketebalan antar jaringan, dapat
mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam didalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukkan suatu
kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh, memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikn intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menkaji tempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer,
Suzanne C.2001).

6. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gastereksoni subtotal
atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan
tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani
laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus
menjalani prosedur kuratif atau faliatif. Konflikasi yang berkaitan dengan tindakan
adalah injeksi, pendarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne
C.2010).
b. Radioterapi
Penggunaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk
energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy
tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
c. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
d. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun (biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.
(Danielle Gale. 2009).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkuasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengrahan kerja.
c. Kebiasaan : perubahan pada TD
d. Integritas ego
Gejala : alopesia. Lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
e. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri tau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
f. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah.
g. Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya massa
Tanda : perubahan pada kelembapan/turgor kulit edema.
h. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit).
j. Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, hidup denagn serumah dengan yang merokok)
k. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik Karsinogen
l. Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.

2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a.Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Tumor Adomen)
b. Cemas berhubungan dengan proses operasi
Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan post pembedahan.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan post pembedahan.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi.

3.RencanaKeperawatan
Pre Operasi
No Dignosa NOC NIC

1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Kaji nyeri klien (P,Q,R,S,T)
agen cidera keperawatan selama 3 x 24 jam, Ajarkan tehnik

fisik diharapkan nyeri pasien dapat nonfarmakologi /tehnik


berkurang dengan kriteria hasil : relaksasi(tarik nafas dalam)
Skala nyeri berkurang menjadi 4 Kolaborasi dengan dokter
Klien mampu mengontrol nyeri pemberian analgetik
dengan tehnik nonfarmakologi Tingkatkan istirahat
TTV dalam batas normal

2 Cemas Setelah dilakukan tindakan Kaji faktor penyebab kecemasan


berhubungan keperawatan selama 1 x 30 pasien.
dengan menit, diharapkan cemas pasien Berikan dukungan kepada

kurangnya dapat teratasi dengan kriteria pasien.


Jelaskan prosedur operasi
informasi hasil :
Observasi reaksi nonverbal
Kontak mata baik
(prosedur
Pasien terlihat tenang pasien.
operasi) Pasien tidak gelisah Temani pasien dan dengarkan
TD normal keluhan pasien
Pasien dapat mengungkapkan Tunjukkan sikap empati kepada
keluhannya pasien
Post Operasi
No Dignosa NOC NIC

1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Kaji nyeri klien (P,Q,R,S,T)
post keperawatan selama 3 x 24 jam, Tingkatkan istirahat Kaji lokasi
pembedahan diharapkan nyeri pasien dapat dan intensitas nyeri.
Pertahankan imobilisasi bagian
berkurang dengan kriteria hasil :
Intensitas nyeri 0-2. yang sakit.
Ekspresi wajah rileks. Tinggikan ekstremitas yang
fraktur.
Anjurkan teknik relaksasi nafas
dalam.
Kolaborasi dalam memberikan
terapi analgetik.
2 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Kaji kulit pada luka terbuka,
integritas kulit keperawatan selama 3 x 24 jam, benda asing, kemerahan,
berhubungan di harapkan penyembuhan luka perdarahan, perubahan warna,
dengan trauma sesuai waktu/penyembuhan lesi kelabu, memutih.
post terjadi. Observasi tanda-tanda vital.
Masase kulit dan penonjolan
pembedahan
tulang. Pertahankan tempat
tidur kering dan bebas kerutan.
Letakkan bantalan pelindung di
bawah kaki dan di atas
tonjolan tulang.
Ubah posisi tidur secara periodik
tiap 2 jam.
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan Observasi TTV terutama suhu
infeksi keperawatan selama 3 x 24 jam, Jaga daerah luka tetap bersih dan
berhubungan diharapkan nyeri pasien dapat kering.
Tutup daerah yang luka dengan
dengan luka berkurang dengan kriteria
kasa steril/balutan bersih.
operasi. hasil :Tidak ada tanda-tanda
Rawat luka dengan teknik
infeksi ditandai dengan:
aseptik.
- Suhu normal 36-37oC
- Tidak ada kemerahan, tidak Kolaborasi dengan medik untuk

ada edema, luka bersih. pemberian antibiotik.

4. Evaluasi
a. Hasil pre opersi :
Klien dapat menunjukkan perubahan perilaku yang diharapkan dalam
pernyataan tujuan.
Rasa nyeri yang dirasakan klien hilang
b. Hasil post operasi :
Tidak terdapat rasa nyeri
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Tidak terdapat gangguan integritas kulit

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth , 2010. BukuAjarBedah, Ed. 6, EGC, Jakarta.


Mansjoer, A. dkk .2010 .KapitaSelektaKedokteran. Jilid 3.Edisi 4. Jakarta: Media
Aesculopius
North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnosis : Definition and
Classification 2011-2012. NANDA International. Philadelphia.
Scwartz, William. 2010. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC
Smelster, Suzanne C. 2010. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 9, Vol. 2. Jakarta : EGC.
Volvick, Linda. 2012. Abdominal Mass.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003274.htm. Diakses tanggal 23
Oktober 2016 pukul 19.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai