Anda di halaman 1dari 29

POLA ALIARAN

Memahami Pola Aliran Sungai

Indonesia dihuni banyak sungai. Bahkan ada yang panjangnya mencapai ribuan kilometer.
Sungai-sungai merupakan serangkaian jalan air menuju danau, samudera atau ke sungai yang
lain. Dalam memahami sungai, penting untuk mencermati pola alirannya. Apa itu pola aliran
sungai? Secara sederhana, ia bisa diartikan sebagai suatu pola dari sebuah organisasi atau
korelasi keruangan antara lembah-lembah yang dialiri sungai dan juga yang tidak dialiri
sungai atau rawa kering.

Pola aliran sungai ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain lereng atau kemiringan,
struktur, kekerasan bebatuan, sejarah geologi, sejarah diastrofisme, topografi, litologi
bebatuan dasar serta gemorfologi. Oleh karena faktor tersebut, maka pola aliran sungai juga
bermanfaat digunakan dalam menginterpretasi kenampakan batuan, geomorfologis dan juga
struktur geologi.

Macam-macam Pola Aliran Sungai

Pada dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola yang
dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai berikut:
1. Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan
batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang
beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak
melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya
dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.

2. Pola aliran paralel merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah
perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan
terjal.

3. Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial
dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk
selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.

4. Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang
sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang
tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan
oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini
bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.

5. Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut
dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di
bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola
ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang
sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen.

6. Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri
utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru
baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah
pegunungan dengan bentuk kerucut.

7. Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran sungai
memusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada suatu
lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan yang
mirip seperti dolina di wilayah krast.
Jenis dan Pola Aliran Sungai
Advertisement

Pola sungai di Indonesia mempunyai sifat yang berbeda dengan sungai yang
terdapat di negara lain. Sifat tersebut adalah sebagai berikut.

Sungainya sungai hujan; pada musim penghujan volum air besar dan pada
musim kemarau kecil.

Banyak mengandung lumpur karena terdapat di daerah tropis yang


banyak hujan.

Sungai di Pulau Jawa alirannya deras, sungainya pendek, daya erosi besar,
banyak mengangkut hasil erosi, dan tidak berfungsi untuk lalu lintas air.

Sungai di Sumatera dan Kalimantan alirannya tenang, sungainya panjang,


daya erosi kecil, dan muara sungai berbentuk estuarium (corong).

Jenis-jenis Sungai

Sungai dibedakan berdasarkan sebagai berikut.

a. Menurut Sumber Airnya

1. Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair.
Contoh: bagian hulu Sungai Memberamo (Irian)

2. Sungai hujan, yaitu sungai yang mendapatkan air dari hujan. Sebagian
besar sungai-sungai di Indonesia adalah sungai hujan.

3. Sungai campuran, yaitu sungai gletser yang alirannya mendapat


campuran air hujan. Contoh: bagian hilir Sungai Memberamo dan Sungai
Digul.

b. Menurut Kesinambungan Aliran Airnya


1. Sungai episodik adalah sungai yang airnya tetap mengalir sepanjang
tahun, antara lain terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Irian (Papua).

2. Sungai periodik adalah sungai yang hanya berair pada musim penghujan.
Sungai ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

c. Menurut Struktur Lapisan Batuan Tempat Mengalirnya Air

1. Sungai konsekuen adalah sungai yang mengalir searah dengan kemiringan


batuan daerah yang dilaluinya.

2. Sungai subsekuen adalah sungai yang mengalir tegak lurus pada sungai
konsekuen.

3. Sungai obsekuen adalah sungai yang alirannya berlawanan dengan


kemiringan lapisan batuan daerah itu, merupakan anak sungai subsekuen.

4. Sungai resekuen adalah sungai yang alirannya ke bawah, arahnya sama


dengan sungai konsekuen yang asli.

5. Sungai anteseden adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan


daerah yang dilaluinya. Setiap terjadi pengangkatan, sungai tersebut
berhasil mengikisnya.

6. Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir di atas batuan kristalin


pada batuan sedimen yang datar atau di atas formasi aluvial.

7. Sungai anaklinal adalah sungai anteseden yang mengalir di permukaan,


kemudian diangkat miring berlawanan dengan arah alirannya.

8. Sungai reserved adalah sungai anaklinal yang sudah berubah arah


alirannya untuk mendapatkan kondisi semula.

9. Sungai epirogenesa adalah sungai yang terus-menerus mengikis batuan


yang dilaluinya sehingga mencapai batuan induk daerah yang dilalui.

Pola Aliran Sungai

Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geologi dan permukaan daerah yang
dilalui. Macam pola aliran sungai sebagai berikut.

1. Radial adalah pola aliran sungai menyebar (sentripetal) yang terletak di


daerah dataran tinggi.

2. Pinante adalah pola aliran sungai yang muara anak sungainya berbentuk
sudut lancip.
3. Anular adalah pola aliran sungai semula radial sentrifugal, kemudian
timbul sungai-sungai subsekuen yang sejajar kontur. Biasanya terdapat di
daerah dome stadium dewasa.

4. Dendritik merupakan pola sungai yang arah alirannya tidak teratur


biasanya terdapat di daerah pantai.

5. Rectangular merupakan pola sungai yang aliran sungainya melalui daerah


patahan yang membentuk sudut siku-siku.

6. Trellis adalah pola aliran sungai yang menyirip daun dan mempunyai
kombinasi antara sungai resekuen, obsekuen, dan konsekuen.

POLA ALIRAN SUNGAI


Posted on Januari 23, 2015 by Skeptical Inquirer

Rate This

Dalam interpretasi pola aliran dapat mudah dilakukan dengan pemanfaatan data penginderaan
jauh baik citra foto ataupun non foto sangat terlebih lagi apabila data penginderaan jauh yang
stereoskopis (foto udara) dengan menampakkan 3 dimensional, sehingga hasil yang
didapatkan akan maksimal. Citra satelit yang paling baik digunakan untuk mengetahui pola
aliran adalah citra radar (ifsar) yang menghasilkan kenampakan tiga dimensi yang paling
baik. Pola aliran mempunyai berbagai jenis pola, diantaranya ialah dendritic, paralel, radial,
trelis, rectangular, centripetal, angular dan multibasinal.

Gambar 3. merupakan jenis-jenis pola aliran sungai dalam DAS.

Pola Aliran Sungai

1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan


arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan
tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan
perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang
homogen.
2. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan
antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola
aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.

3. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara
pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara
ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan
monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek)
atau dekat pantai.

4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus,
sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan
sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling
antara yang lunak dan resisten.

5. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai
pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah
mencirikan daerah glacial bagian bawah.

6. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
Berkembang pada vulkan atau dome.

7. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.


Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.

8. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk


sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang
berseling antara lunak dan keras.

9. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya
terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.

10.Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai


utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada
topografi karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan
karaktersitiknya.

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan jaringannya
adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan).
Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan kegiatan
vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif mempengaruhi arah
dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan dapat mempengaruhi
morfologi sungai dan jaringan topologi yang memudahkan terjadinya pelapukan dan
ketahanan batuan terhadap erosi. Tabel 2. merupakan tabel kontrol struktur terhadap bentuk
sungai

Tabel 2. Kontrol Struktur Terhadap Bentuk Sungai


(Morisawa, 1985)
Pola Pengaliran dan Karakteristiknya (van Zuidam, 1985)

Pola Aliran Sungai


Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh
perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Beberapa pola aliran
sungai yang sering dijumpai adalah

1.Dendritik

2.Radial Sentrifugal

3.Rectangular

4.Trellis

5.Radial Sentripetal

6.Annular

7.Pararel

8. Pinnate

Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan struktur
batuan homogen.

Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api

Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh
struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular
dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya, biasanya
berada di wilayah patahan.

Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir
ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).

Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.

Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang
curam/terjal.

Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut
lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola
pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan
pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola
pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya.
Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur
geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air
permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten
terhadap erosi.

Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan


pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan
cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi.
Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah
lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan
litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai
berikut :

1. Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya


menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol
oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya.

Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten
terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan
pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar
(renggang).

Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa
demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi
sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang
tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai.

Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak
resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus),
sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur
kasar.

2. Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari
suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial
juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang
alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan
annular.

3. Pola Aliran Rectangular

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap


erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua
arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten
terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui
kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-
lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang
wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten
dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak.
Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola
aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar
(rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran
air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk
pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan
oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya
berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan
cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk
pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis)
dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai
trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah
kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama
berarah searah dengan sumbu lipatan.

5. Pola Aliran Sentripetal

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial,
di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan
(depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di
bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada
mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi
danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air
danau mengering.

6. Pola Aliran Annular


Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi
loccolith.

7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng
yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-
aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan
cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada
morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel
kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong
daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua
bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

Macam-Macam Pola Aliran Sungai


Written By Lulut Nugroho on Friday, 26 September 2014 | 07:43

Pola aliran merupakan hasil proses geomorfologi pada permukaan bumi dengan
struktur geologi tertentu. Ada beberapa pola aliran sungai, antara lain sebagai
berikut.

Pola aliran sungai dendritik


P.A Dendritik

Pola aliran dendritik memiliki bentuk yang tidak teratur

Berkembang pada daerah dengan curah hujan tinggi serta tidak ada
kenampakan struktur geologi yang dominan & komposisi batuan sama

Bentuk pola aliran ini menyerupai percabangan pohon.

Pola aliran sungai rectangular

P.A Rectangular

Pola aliran ini terdapat pada daerah dengan struktur patahan (fault) atau
mempunyai banyak retakan (joint)

Pola aliran ini ditandai oleh pertemuan aliran sungai utama dengan anak sungai
membentuk pola saling tegak lurus

Pola aliran sungai trelis

P.A Trelis

Pola aliran ini berbentuk seperti teralis atau menyirip seperti daun
Terdapat pada daerah dengan struktur lipatan, biasanya juga didukung oleh
adanya patahan atau retakan

Pola aliran ini terbentuk ketika lembah sempit berbatuan lunak dipisahkan oleh
perbukitan paralel berbatuan resisten

Pola aliran sungai paralel

P.A Paralel

Pola aliran ini memiliki arah yang saling sejajar, terkendali oleh proses dan
struktur geologi

Pola ini terbentuk pada daerah yang kemiringan lerengnya dapat menghambat
kerja angin atau faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembengkokan
alur

Pola aliran sungai radial sentrifugal

P.A Radial Sentrifugal

Pola aliran ini memiliki arah menyebar dari satu titik puncak ke segala arah,
dijumpai pada daerah berbentuk kerucut

Pola aliran sungai radial sentripetal

P.A Radial Sentripetal

Pola aliran ini memiliki arah mengumpul/memusat ke satu titik pusat dengan
elevasi terendah,

Dijumpai pada daerah berbentuk cekungan/basin atau pada daerah


bertopografi karst.

Pola aliran sungai annular

P.A Annular

Pola aliran ini hampir sama dengan pola aliran radial


Tetapi pada pola aliran anular aliran yang menyebar tadi kemudian masuk ke
sungai subsekuen

Pola ini terbentuk pada daerah dengan struktur kubah/dome

What is a glacier?

Agpat Glacier is one of many outlet glaciers


draining the Greenland Ice Sheet. Credit: U.S. Coast Guard. 1969. Agpat
Glacier: From the Glacier Photograph Collection. Boulder, Colorado USA: National
Snow and Ice Data Center. Digital media.

Glaciers are made up of fallen snow that, over many years, compresses into large, thickened
ice masses. Glaciers form when snow remains in one location long enough to transform into
ice. What makes glaciers unique is their ability to move. Due to sheer mass, glaciers flow like
very slow rivers. Some glaciers are as small as football fields, while others grow to be dozens
or even hundreds of kilometers long.

Presently, glaciers occupy about 10 percent of the world's total land area, with most located in
polar regions like Antarctica, Greenland, and the Canadian Arctic. Glaciers can be thought of
as remnants from the last Ice Age, when ice covered nearly 32 percent of the land, and 30
percent of the oceans. Most glaciers lie within mountain ranges that show evidence of a much
greater extent during the ice ages of the past two million years, and more recent indications of
retreat in the past few centuries.
This photo was taken during a flight over the
Antarctic Ice Sheet. Bird Glacier is visible in the background, with Darwin Glacier
in the foreground. Credit: Courtesy Ted Scambos and Rob Bauer, NSIDC
Megadunes Web site

An Ice Age occurs when cool temperatures endure for extended periods of time, allowing
polar ice to advance into lower latitudes. For example, during the last Ice Age, giant glacial
ice sheets extended from the poles to cover most of Canada, all of New England, much of the
upper Midwestern United States, large areas of Alaska, most of Greenland, Iceland, Svalbard
and other Arctic islands, Scandinavia, much of Great Britain and Ireland, and northwestern
Russia.

Within the past 750,000 years, scientists know that there have been eight Ice Age cycles,
separated by warmer periods called interglacial periods. Currently, the Earth is nearing the
end of an interglacial, meaning that another Ice Age is due in a few thousand years. This is
part of the normal climate variation cycle. Scientists still have many questions to answer
about climate change. Although glaciers change very slowly over long periods, they may
provide important global climate change signals.

Screen-reader users, click here to turn off Google Instant.

Sign in
glacier park

Search Results

1.

1.

Anda mungkin juga menyukai