Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN CVA INTRA CRANIAL HEMORAGHEA

DI RUANG M. 27 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG


PROVINSI JAWA TIMUR

DI SUSUN OLEH :
MOCHAMMAD AKHIYANTO RISMAWAN
NIM. 16143149011030

DEPARTEMEN MEDIKAL
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2016
LAPORAN PENDAHULUAN CVA INTRA CRANIAL HEMORAGHEA
DI RUANG M. 27 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PROVINSI JAWA TIMUR

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Medikal

Telah Disahkan Dan Disetujui Pada:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Klinik


LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK

A. DEFINISI
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2010).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2011).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
merusaknya (M. Adib, 2010).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat
mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir
dengan kelumpuhan.
B. ETIOLOGI
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding
arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol

C. PATOFISIOLOGI
Ada dua bentuk Cvstroke hemoragik :
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke
dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral
sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah
berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.

2. Perdarahan sub arachnoid


Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering didapat
pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada
jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak
dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid
mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-
tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga
mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan
subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini
seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9,
dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena
interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan
serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat
mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika
kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf
hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan,
kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak
boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak
25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh
berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan
dilatasi pembuluh darah otak.

D. MANIFESTASI KLINIS
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke
1. Daerah a. serebri media
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah Karotis interna serupa dengan bila mengenai serebri media
3. Daerah Serebri anterior
a. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b. Incontinentia urinae
c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah Posterior
a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b. Daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
c. Nyeri talamik spontan
d. Hemibalisme
e. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah vertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)

E. KOMPLIKASI
Stroke hemoragik dapat menyebabkan :
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah
itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk
menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan
aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan
frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi,
diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran
Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan
umum.
Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
Hipertensi arterial
Disritmia, perubahan EKG
Pulsasi : kemungkinan bervariasi
Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
Nafsu makan hilang
Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman
tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
Wajah : paralisis / parese ( ipsilateral )
Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan
berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari
keduanya.
Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
Perokok ( faktor resiko )

Tanda:
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
9. Keamanan
Data Obyektif:
Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang
kesadaran diri
10.Interaksi sosial
Data Obyektif:
Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11.Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
Riwayat hipertensi keluarga, stroke
Penggunaan kontrasepsi oral
12.Pertimbangan rencana pulang
Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan
pekerjaan rumah

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut North American Nursing Diagnosis Association 2012:
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran
J. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakefektifan Perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitorang neurologis
jaringan serebral b.d aliran selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
darah ke otak terhambat. aliran darah keotak lancar dengan kriteria bentuk pupil
hasil: 2. Monitor tingkat kesadaran klien
Nyeri kepala / vertigo berkurang 3. Monitir tanda-tanda vital
sampai dengan hilang 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
Berfungsinya saraf dengan baik 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan\

Tanda-tanda vital stabil 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat


7. Observasi kondisi fisik klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan nafas dari sekret
2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai intruksi
4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier
5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
2 Kerusakan komunikasi verbal Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Libatkan keluarga untuk membantu
b.d penurunan sirkulasi ke selama 3 x 24 jam, diharapkan klien memahami / memahamkan informasi dari /
otak mampu untuk berkomunikasi lagi dengan ke klien
kriteria hasil: 2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan
Dapat menjawab pertanyaan yang penuh perhatian
diajukan perawat 3. Gunakan kata-kata sederhana dan pendek
Dapat mengerti dan memahami pesan- dalam komunikasi dengan klien

pesan melalui gambar 4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata

Dapat mengekspresikan perasaannya 5. Berikan arahan / perintah yang sederhana

secara verbal maupun nonverbal setiap interaksi dengan klien


6. Programkan speech-language teraphy
7. Lakukan speech-language teraphy setiap
interaksi dengan klien

3 Kerusakan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak
kerusakan neurovaskuler selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
melakukan pergerakan fisik dengan 2. Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi
kriteria hasil : ekstrimitas yang parese / plegi dalam
Tidak terjadi kontraktur otot dan toleransi nyeri
footdrop 3. Topang ekstrimitas dengan bantal untuk
Pasien berpartisipasi dalam program mencegah atau mangurangi bengkak

latihan 4. Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan

Pasien mencapai keseimbangan saat kemampuan klien

duduk 5. Motivasi klien untuk melakukan latihan


sendi seperti yang disarankan
Pasien mampu menggunakan sisi
6. Libatkan keluarga untuk membantu klien
tubuh yang tidak sakit untuk
latihan sendi
kompensasi hilangnya fungsi pada sisi
yang parese/plegi
4 Resiko kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan perawatan 1. Beri penjelasan pada klien tentang: resiko
kulit b.d immobilisasi fisik selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien adanya luka tekan, tanda dan gejala luka
mampu mengetahui dan mengontrol tekan, tindakan pencegahan agar tidak terjadi
resiko dengan kriteria hasil : luka tekan
Klien mampu mengenali tanda dan 2. Berikan masase sederhana, ciptakan
gejala adanya resiko luka tekan lingkungan yang nyaman
Klien mampu berpartisi-pasi dalam 3. Gunakan lotion, minyak atau bedak untuk

pencegahan resiko luka tekan (masase pelicin


4. Lakukan masase secara teratur
sederhana, alih baring, manajemen 5. Anjurkan klien untuk rileks selama masase
nutrisi, manajemen tekanan). 6. Jangan masase pada area kemerahan utk
menghindari kerusakan kapiler
7. Evaluasi respon klien terhadap masase
8. Lakukan alih baring
9. Ubah posisi klien setiap 30 menit- 2 jam
Berikan manajemen nutrisi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
2. Monitor intake nutrisi
3. Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat
untuk memelihara ke-seimbangan nitrogen
positif
Berikan manajemen tekanan
1. Monitor kulit adanya kemerahan dan pecah-
pecah
2. Beri pelembab pada kulit yang kering dan
pecah-pecah
3. Jaga sprei dalam keadaan bersih dan kering
4. Monitor aktivitas dan mobilitas klien
5. Beri bedak atau kamper spritus pada area
yang tertekan

5 Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan perawatan Respiratori Status Management
penurunan kesadaran selama 3 x 24 jam, diharapkan pola nafas 1. Pertahankan jalan nafas yang paten
pasien efektif dengan kriteria hasil : 2. Observasi tanda-tanda hipoventilasi
Menujukkan jalan nafas paten ( tidak 3. Berikan terapi O2
merasa tercekik, irama nafas normal, 4. Dengarkan adanya kelainan suara tambahan
frekuensi nafas normal,tidak ada suara 5. Monitor vital sign
nafas tambahan
Tanda-tanda vital dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, EGC.
Artiani, Ria. 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan,
Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnosis :
Definition and Classification 2011-2012, http://www.wordpress.com. diunduh
tanggal 16 Oktober 2016, jam 16.00 WIB.
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 16
Oktober 2016. http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 16 Oktober
2016.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/

Anda mungkin juga menyukai