U
saha mempertahankan kedaulatan negara dan kehormatan bangsa yang
dilakukan para tokoh pejuang adalah sumbangan terbesar bagi bangsa ini
sehingga NKRI tetap berdiri tegak hingga saat ini. Salah satu tokoh yang
telah berkorban untuk kejayaan NKRI adalah Sersan KKO Janatin alias Usman bin
Haji Muhamad Ali dan Kopral KKO Tohir alias Harun bin Said. Usman adalah prajurit
KKO kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, tanggal 18 Maret 1943 dan Harun adalah
kelahiran Pulau Bawean, 4 April 1947.
Mereka adalah para prajurit yang telah menjadi martir dalam perjuangan
Dwikora ketika konfrontasi dengan Malaysia. Pada bulan Maret 1965, Usman,
Harun dan Gani bin Arup, mendapat tugas khusus dari Komando Operasi Tertinggi
(KOTI) untuk memasuki Singapura sebagai bagian dari perkuatan militer Indonesia
untuk membantu para sukarelawan Indonesia di wilayah musuh. Dengan
menggunakan perahu karet, ketiganya berangkat tanggal 8 Maret 1965 dengan
membawa 12,5 kilogram bahan peledak. Mereka mendapat perintah untuk
melakukan sabotase ke sasaran-sasaran penting di kota Singapura. Sasaran tidak
ditentukan dengan pasti, jadi harus ditentukan sendiri.
Tanggal 10 Maret 1965 mereka berhasil meledakkan bangunan Mac Donald
House yang terletak di pusat kota. Peristiwa itu menimbulkan kegemparan dan
kekacauan bagi masyarakat Singapura. Setelah melakukan aksinya, Harun dan
Usman melarikan diri dan berhasil mencapai daerah pelabuhan, sedangkan Gani bin
Arup mencari jalan lain. Sebuah motorboat berhasil mereka rampas untuk kembali
ke Pulau Sambu.
Namun di tengah jalan, motorboat mengalami kerusakan mesin. Mereka
akhirnya ditangkap patroli musuh pada 13 Maret 1965. Keduanya dibawa kembali ke
Singapura untuk diadili. Pengadilan Singapura akhirnya menjatuhkan vonis hukuman
mati. Pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai usaha untuk meminta
pengampunan atau keringanan hukuman, namun tidak berhasil.
Akhirnya pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 1968, tepatnya pukul 06.00
pagi, keduanya menjalani hukuman gantung di dalam penjara Changi, Singapura.
Jenazahnya kemudian dibawa ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pada hari yang sama di mana Usman dan Harun
digantung untuk kejayaan bangsa ini, Pemerintah RI di bawah kepemimpinan
Presiden RI Soeharto menganugerahi keduanya dengan gelar Pahlawan Nasional
berdasarkan SK Presiden RI No.050/TK/Tahun 1968, tanggal 17 Oktober 1968.
Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menaburkan bunga pada Makam
Usman dan Harun di TMP Kalibata Jakarta pada tanggal 28 Mei 1973
PUISI 17 AGUSTUS 1945
Majuah indonesiaku
17 agustus 1945
Jaya Lah
Indonesi aku