Oleh :
1| P a g e
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah Pemanfaatan limbah kaca terhadap
bahan kontruksi Beton ini dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Semoga
Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan terutama bidang green
technology
2| P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.2
DAFTAR ISI....3
I. BAB I : PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah...4
I.2 Identifikasi, Rumusan dan Pembatasan Masalah
I.2.1 Identifikasi Masalah...5
I.2.2 Rumusan Masalah...6
I.2.3 Pembatasan Masalah...6
I.2.4 Tujuan Penulisan....6
I.3 Kegunaan Penulisan
I.3.1 Kegunaan Teoritis...6
I.3.2 Kegunaan Praktis....6
II. BAB II : KAJIAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Kaca7
II.1.1 Pengaruh Sifat Reaktif Silika pada Kaca Terhadap Beton.8
II.2. Pengertian Beton...9
II.2.1. Perilaku Kuat Tekan dan slump test..10
II.2.2. Material Penyusun Beton...11
II.3. Modifikasi Mix Design...15
III. BAB III : ANALISI DAN PEMBAHASAN MASALAH
III.1. Pendahuluan...16
III.2 Pengujian Material...16
III.2.1. Pemeriksaan Material agregat halus dan agregat kasar....16
III.2.2 Pembuatan Serbuk Kaca....18
III.3 Pemeriksaan nilai Slum test dan nilai FAS..18
III.4 Kuat tekan beton dan berat..19
III.4.1. Berat dan volume...19
III.4.2. Kuat Tekan....20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan..25
IV.2. Saran....25
DAFTAR PUSTAKA26
3| P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Limbah merupakan suatu masalah besar yang sedang dihadapi semua umat
manusia. Berbagai upaya pengelolaan sudah dilakukan manusia untuk melakukan
pencegahan bahkan penanganan agar lingkungan ini aman dari limbah. Sebagian besar
limbah disumbangkan melalui pabrik,rumah tangga,dan indrustri-indrustri kecil lainnya.
Tidak adanya penampungan akan sisa hasil produksi ini yang kemudian akan menjadi
limbah kemudian mencemari tanah, air, udara, dan suara.
Salah satu limbah yang cukup sulit diolah adalah limbah kaca. Limbah kaca
selama ini dikenal sebagai hal yang berbahaya karena tajam dan cenderung runcing
sehingga ditakutkan membuat terluka. Limbah kaca juga merupakan jenis limbah padat
yang tidak bisa terurai oleh alam. Karena kaca merupakan material anorganik. Kegiatan
daur ulang sampah kaca perlu dilakukan karena jenis sampah ini tidak terbakar,
membusuk, maupun terurai. Cullet(pecahan kaca) mencakup bagian yang cukup besar
dalam limbah domestic.
Pengunaan kaca sendiri yang sangat banyak diberbagai keperluan manusia
menuntut produksi bahan ini dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah produksi yang
besar tersebut menimbulkan dampak pada lingkungan sebab kaca tidak bersifat korosif
(Malla\wany, 2002). Kaca-kaca bekas (disebut cult) yang sudah tidak terpakai lagi
merupakan limbah yang tidak akan terurai secara alami oleh zat organic. Dengan
demikian diperlukan berbagai penanganan alternative untuk menjadikan limbah kaca
dalam pemanfaatan bahan campuran penyusun beton.
Limbah kaca khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Semarang,dan Yogyakarta terus menerus meningkat. Hal ini disebabkan terus
meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap minuman yang menggunakan kaca sebagai
bahan kemasan. Belum lagi limbah kaca yang dihasilkan oleh industry dan perusahaan
komersial seperti toko-toko kaca yang memotong serta menghaluskan kaca setiap harinya
Pada pembuatan gedung-gedung tinggi di Jakarta kaca banyak digunakan, karena dari
segi arsitektur terlihat lebih indah. Selain itu kaca mempunyai harga jual yang murah
sebagai bahan kontruksi.
Selama beberapa tahun terakhir ini, telah diadakan penelitian untuk
mengembangkan penggunaan limbah-limbah yang masih digunakan untuk bahan
campuran dalam adukan beton. Pemanfaatan limbah berupa serbuk kaca untuk digunakan
kembali (re-fuse) merupakan salah satu solusi penanganan limbah yang tepat. Salah satu
usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah memanfaatkan limbah serbuk kaca
sebagai powder.
4| P a g e
Serbuk kaca merupakan bahan yang ramah lingkungan dan memiliki kandungan
SiO2 diatas 60%, yang dapat meningkatkan kuat desak beton sehingga dapat berpengaruh
baik terhadap structural bangunan. Bubuk kaca atau fritz adalah serpihan kaca yang
dihancurkan dan biasa digunakan untuk campuran pembuatan keramik di pabrik keramik.
Bubuk kaca ini berupa butiran halus dengan ukuran butiran 0,075mm-0,015mm, tidak
porous serta bersifat pozzolanik. Bubuk kaca mempunyai kandungan SiO2, Al2O3, Fe2O3
dan CaO yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pengganti semen dan
diharapkan menambah kuat desak beton karena butirannya yang sangat kecil dan mampu
mengisi lubang pori pada beton (Hanafiah,2011).
Salah satu arternatif dalam pengendalian sampah limbah kaca dengan dilakukan daur ulang
atau dengan memanfaatkan limbah kaca sebagai campuran adukan beton,.
5| P a g e
1. Bagaimana pengaruh penambahan serbuk kaca (limbah kaca) terhadap kuat
tekan Beton ?
2. Berapa komposisi optimum pengunaan serbuk kaca yang di anjurkan pada
pembuatan Beton?
3. Bagaimana pengaruh penambahan serbuk kaca terhadap workabilitas
campuran beton?
4. Apa pengaruh pengunaan serbuk kaca (limbah kaca) dalam campuran beton
hingga dapat menghasilkan beton yang rama lingkungan dengan mutu tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6| P a g e
Kaca merupakan substansi yang keras dan rapuh, serta merupakan padatan amorf.
Yang mana dapat meleleh dengan mudah. Kaca merupakan hasil penguraian senyawa-
senyawa inorganic yang mana telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Salah satu
Komponen utama kaca adalak silica.
7| P a g e
II.1. 1 Pengaruh Sifat Reaktif Silika pada Kaca Terhadap Beton
Penggunaan agregat halus kaca yang dibuat dari jenis kaca leburan soda
line. Mulai dikembangkan untuk membuat beton kinerja tinggk. Agregat halus kaca
ini dibuat dalam bentuk bubuk dengan ukuran dan distribusi yang serupa agregat
halus/pasir alam. Penggunaannya diharapkan dapat memanfaatkan limbah dari hasil
limbah samping indrustri dan rumah tangga untuk komponen kontruksi,dan untuk
mengatasi kekurangan pasir alam yang tersedia. Berdasarkan ASTM C289-87
dilakukan tes kimia dan tes kereaktifan agregat didapat bahwa bubuk kaca masih
layak digunakan sebagai agregat walaupun memiliki sifat merugikan karena
mengandung silica reaktif yang dapat bereaksi dengan alkali semen, sehingga
mengakibatkan terjadinya ekspansi beton (Noor,1995)
Beton merupakan salah satu bahan utama yang paling sering digunakan dalam
pembangunan fisik dewasa ini. Beton dapat didefinisikan sebagai campuran dari agregat
halus dan agregat kasar dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan
tertentu. Karena sifatnya yang khas, maka diperlukan pengetahuan yang cukup luas,
antara lain mengenai sifat bahan dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasinya, dan
variasi bahan tambahannya.
8| P a g e
Tingkat mutu beton atau sifat-sifat lain yang hendak dicapai, dapat dihasilkan
dengan perencanaan yang baik dalam pemilihan bahan-bahan pembentuk serta
komposisinya. Beton yang dihasilkan diharapkan memenuhi ketentuan-ketentuan seperti
kelecakan dan konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton dengan mudah tanpa
menimbulkan segresi atau pemisahan agregat dan bleeding. Ketahanan terhadap kondisi
khusus yang diinginkan, memenuhi kekuatan yang hendak dicapai serta ekonomis dari
segi biaya
9| P a g e
beton mutu tinggi antara lain untuk bangunan bertingkat banyak, jembatan,
terowongan dan lain sebagainya. Kelemahan yang terdapat pada beton mutu
tinggi antara lain pengerjaannya yang memerlukan pengawasan yang ketat
(pengendalian mutu),dan pengadaan bahan-bahan dengan mutu yang sangat
baik high quality yang sukar diperoleh harganya relative mahal.
Dibandingkan dengan beton mutu normal, beton mutu tinggi lebih mudah
rusak pada daerah sesmik (sering terjadi gempa) karena sifatnya yang sangat
getas (Mindess and Young,1981)
1. Kuat Tekan
Kekuatan tekan merupakan kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Berdasarkan SNI Kuat
tekan didefinisikan sebagai besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin
tekan. Menurut SNI 03-1974-1990 kekuatan tekan benda uji beton dapat dihitung
dengan rumus :
c= P/A
Dimana :
c = Kuat tekan beton (Kg/cm2)
2. Kuat Lentur
Kuat lentur adalah kekuatan Tarik beton dalam keadaan lentur akibat momen,
kekuatan yang dikenal sebagai modulus runtuh adalah hal yang cukup penting untuk
menentukan retak-retak dan lendutan dari suatu balok yang dibebani. Kuat lentur
pada beton dapat ditentukan dari balok beton yang mengalami pembebanan
transversal. Kuat lentur maksimum dialami oleh serat bawah balok beton yang
disebut dengan modulus of rupture, yang besarnya bergantung dari panjang balok dan
jenis pembebanan
b = 5PI/2bh2
Dimana :
b = Kuat lentur beton (kg/cm2)
10| P a g e
h = tinggi contoh beton (cm)
3. Slump test
Slum adalah selisih perbedaan penurunan beton sebelum dan sesudah slump test
diangkat. Langkah-langkah penentuan slump :
Slump test diisi beton segar
Perojokan sebanyak 25 kali sampai slump terisi penuh beton segar
Pengangkatan slumptest
Catat penurunan yang terjadi
Sifat beton yang baik adalah jika beton tersebut memiliki kuat tekan tinggi (antara
20-50 Mpa, pada umur 28 hari). Dengan kata lain dapat di asumsikan bahwa mutu
beton ditinjau hanya dari kuat tekannya saja ( Tjokrodimuljo,1996).
11| P a g e
2,36 mm 80-100 90
150 m 0-10 5
1.2 Agregat kasar (kerikil batu pecah,atau pecahan dari blast furnance)
Menurut ASTM C 33 - 03 dan ASTM C 125 - 06, agregat kasar adalah
agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 4,75 mm. Ketentuan
mengenai agregat kasar antara lain :
12,50 - -
12| P a g e
satu factor yang mempengaruhi kuat tekan beton, dalam hal ini perlu diketahui
tipe semen yang distandartisasi di Indonesia. Menurut ASTM C150, semen
Portland dibagi menjadi lima tipe, yaitu :
Tipe III : High Early Strength Cement, semen untuk beton dengan
kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)
Selain semen Portland di atas, juga terdapat beberapa jenis semen lain :
1.1 Blended Cement (Semen Campur)
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang
tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus
tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur. Jenis semen
campur :
a) Portland Pozzolan Cement (PPC)
b) Portland Blast Furnace Slag Cement
c) Semen Mosonry
d) Portland Composite Cement (PCC)
1.2 Water Proofed Cement
Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen
Portland dengan Water proofing agent, dalam jumlah yang kecil.
1.3 White Cement (Semen Putih)
Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan
konstruktif.
1.4 High Alumina Cement
High alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan
pengerasan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan
tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali.
1.5 Semen Anti Bakteri
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen
Portland dengan anti bacterial agent seperti germicide.
(Sumber : http://en.wikipedia.org)
13| P a g e
3. Air
Fungsi air disini antara lain adalah sebagai bahan percampuran dengan
pengaduk antara semen dan agregat. Pada umumnya air yang didapat
diminimum memenuhi persyaratan sebagai pencampuran beton, air ini harus
bebas dari padatan tersuspensi ataupun pada terlarut yang terlalu banyak, dan
bebas dari material organic (Mindess et al,2003)
Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan penggunaannya
harus memenuhi syarat menurut persyaratan umum Bahan Bangunan Di
Indonesia (PUBI-1982), antara lain :
1. Air harus bersih
2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang
dapat dilihat secara visual
3. Tidak boleh mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2
gram/liter
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam,zat organic dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan klorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3
5. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi.
14| P a g e
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat beton adalah untuk perancangan campuran
(mix design), yaitu pemilihan bahan-bahan beton yang memadai, serta menentukan
proporsi masing-masing bahan untuk menghasilkan beton ekonomis dengan kualitas yang
baik (Antoni-p.Nugraha,2007). Dalam penelitian ini mix design dilaksanakan
mengunakan beberapa metode salah satunya adalah DOE, Pemakaian metode ini dipilih
karena metode ini adalah metode yang paling sederhana dan memiliki tingkat akurat yang
bias terbilang baik.
BAB III
III.1. Pendahuluan
Didalam bab ini akan diuraikan hasil dari uji coba beton yang di campurkan dengan
bubuk kaca yang telah dilakukan oleh Handy Yohanes Karwur, FT UNSRAT,2013.
Hasil desain beton beserta analisa yang didapat selama penelitian percobaan juga akan diberikan
dalam bab ini. Adapun pengujian terhadap beton tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uji sieve analysis ; karakter agregat halus, karakter agregat kasar,dan matrial serbuk
kaca. Antara lain :
a. Agregat kasar batu pecah ( SK SNI M-10-1989-F dan SK SNI M-11-1989-F)
b. Agregat halus pasir Amurang (SK SNI M-10-1989-F dan SK SNI M-11-1989-F)
c. Serbuk kaca ( ketetapan oleh peneliti yang dipilih )
2. Slump test
Dalam penelitian ini sampel beton mengunakan kerucut Abram,dengan slump tes
10cm
15| P a g e
a. Uji kekuatan tekan beton untuk usia 7,14,dan 28 hari dengan mengunakan
standart SKSNI M141989F
b. Berat volume beton
16| P a g e
III.2.2 Pembuatan Serbuk Kaca
Pecahan kaca diambil dari sisa-sisa potongan kaca di toko (limbah), kemudian
dihancurkan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Pengayakan pada mesin dengan
ukuran ayakan paling kecil yaitu sampai ayakan no.200. Serbuk kaca yang digunakan
adalah yang lolos ayakan no. 200
17| P a g e
III.3 Pemeriksaan nilai Slum test dan nilai FAS
Pengujian nilai slump test merupakan salah satu metode yang dugunakan untuk
mengetahui tingkat workabilitas campuran beton. Nilai slump diukur dengan mengunakan
kerucut Abram. Hasil pemeriksaan slump untuk masing-masing campuran beton dapat dilihat
pada table dibawah ini.
Nilai uji slum bervariasi antara 77mm sampai 85 mm. Nilai slump yang bervariasi dikarenakan
kondisi kadar air dan absorbs agregat yang tidak seragam. Untuk mempertahankan nilai slump
test sesuai slump rencana, dilakukan koreksi terhadap pemakain air saat pencampuran
Faktor air semen (fas) dinyatakan dalam perbandingan berat air terhadap berat semen
dalam campuran. Faktor air semen (fas) merupakan salah satu factor paling penting dalam
menentukan mutu beton. Semakin rendah fas maka kekuatan mutu beton semakin tinggi dan
sebaliknya, namun dengan semakin rendah fas semakin sulit pengerjaannya.
18| P a g e
III.4.1. Berat dan volume
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa semakin besar kandungan serbuk kaca maka
berat benda dan berat volume mengecil ini sangat berguna dalam bangunan gedung karna beton
tersebut memiliki beban yang lebih kecil.
Dari hasil nilai diatas,berat volume beton pada umur satu hari berkisar 2056,808 sampai
2149,117 kg/m3. Sesuai klasifikasi ACI. FIP dan SNI , maka semua jenis beton dalam penelitian
ini termasuk beton dalam jenis beton berbobot normal
Pada table diatas. Menunjukan Kuat tekan maksimum untuk umur 7 dan 14 hari dicapai oleh
kaca 0% sedangkan untuk umur beton 28 hari dicapai oleh kaca 10%
19| P a g e
*Grafik perkembangan Kuat Tekan Beton dengan persentase campuran serbuk kaca
terhadap umur beton
Dapat kita lihat dengan jelas perkembangan kuat tekan dari setiap umur 7 dan 14 hari
titik maksimum berada pada kaca 0% namun pada umur 28 hari berada pada kaca dengan
kandungan serbuk kaca 10%. Perbadingan persentase laju peningkatan kuat tekan beton terhadap
kuat tekan beton umur 28 hari dapat dilihat pada table dibawah :
Dapat dilihat kuat tekan maksimum berada pada kaca 10% yaitu sebesar 31.07 MPa. Dibawah ini
adalah grafik perbandingan antara kaca 0% sampai 15% untuk mengetahui persentase tertinggi
dan terendah kuat tekan beton umur 28 hari.
20| P a g e
*Hubungan Kuat tekan beton terhadap persentase pemakain serbuk kaca pada umur 28 hari
Merupakan grafik perkembangan kuat tekan beton pada umur 28 hari untuk setiap variasi
serbuk kaca. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa beton memakai serbuk kaca paling
banyak memiliki hasil kuat tekan yang paling rendah dibandingkan dengan variasi lainnya. Nilai
maksimum dari kuat tekan beton kita lihat pada serbuk kaca 10%
21| P a g e
*Persentase Kuat Tekan Beton rata-rata terhadap kaca 0%
Kuat tekan beton dengan persentase pemakain serbuk kaca terhadap kuat tekan tanpa
serbuk kaca. Untuk kaca 6% berada diantara 82.51%-105.58% sementara untuk kaca 8%
terdapat pada 69.33%-111.17%. untuk kaca 10% antara 75.12%-118.45%.kaca 12% pada kisaran
72.41%-103.4% dan untuk kaca 15% pada kisaran 55.17%-91.99%
22| P a g e
*Grafik perkembangan kuat tekan beton dengan umur beton dari setiap persentase
pemakaian serbuk kaca
23| P a g e
pengujian kuat tekan beton, pola retak yang dihasilkan oleh presentase kaca 12% dan 15%
berbeda dengan presentase lainnya, dimana pada presentase 12% dan 15% beton menjadi lebih
getas.
24| P a g e
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
1. Penambahan serbuk kaca sebagai subsitusi agregat halus tidak memenusi syarat
standar ASTM karena pada praktiknya dapat menurunkan kuat tekan pada beton
2. Penambahan serbuk kaca pada beton hanya sebagai tambahan admixture beton hal ini
dibuktikan pada hasil penelitian dimana pada kandungan serbuk kaca 8% beton
memiliki kekuatan tekan lebih besar 18.45% dibandingkan beton dengan kandungan
serbuk kaca 0%
3. Berdasarkan hasil analisa dari penelitian terhadap beton dengan campuran serbuk
kaca menunjukan adanya perbedaan workbilitas slum test hal ini karena serbuk kaca
merupakan material pengisi sehinnga campuran beton lebih padat
4. Pemanfaatan limbah kaca menjadi bahan campuran dalam beton bisa dikatakan beton
ramah lingkungan karena dapat mengurang limbah sampah Indonesia sebesar
0.7Ton/tahun
5. Berdasarkan hasil analisa berat jenis beton, dapat dikatakan beton dengan komposisi
serbuk kaca yang semakin besar memiliki berat jenis yang lebih kecil hal ini karena
masa jenis serbuk kaca(1290-1940kg/m3) lebih kecil dibandingkan masa jenis
pasir(agregat halus) (1442kg/m3)
6. Bahan baku serbuk kaca dapat mengambat reaksi kimia yang terjadi pada semen hal
ini yang membuktikan bahwa semakin besar penambahan serbuk kaca pada
komposisi beton makan nilai kekuatan tekannya semakin turun hal ini berlaku hingga
penambahan serbuk kaca mencapai 100%
7. Penggunaan optimum serbuk kaca pada komposisi pembuatan beton adalah 8%
IV.2. Saran
1. Dalam pembuatan beton dengan campuran serbuk kaca sebagai subsitusi perlu dikaji
kembali,karena selain menghambat laju reaksi semen juga dapat menyebabkan
kekuatan tekan beton
2. Penggunaan serbuk kaca pada komposisi beton bisa membantu dalam penerapan Eco-
technologi karena selain lebih kuat beton juga semakin ringan,hal ini sangat berguna
untuk bangunan gedung bertingkat
3. Dalam pembuatan beton dengan campuran serbuk kaca perlu dilakukan pengawasan
yang ketat hal ini dikarenakan penambahan serbuk kaca harus optimum agar tidak
terjadi kesalahan desain
DAFTAR PUSTAKA
25| P a g e
ACI Committee 201, 1994, Guide to Durable Concrete (ACI Manual of Concrete Practise) Part
I, American Concrete Institute, Detroit Michigan.
ACI Committee 211,1993, Guide for Selecting Proportions for Normal Heavyweight, and Mass
Concrete (ACI 211.1-91), American Concrete Institute, Detroit Michigan.
Departemen PU,1989,Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A(SK SNI S-04-1989-F), Yayasan
LPMB, Bandung.
Mindess.S dan Young. J. Francis,1981 Concrete Prentice-Hall,.
Murdock L.J, Brook K.M,1986,Bahan dan Praktek Beton, Erlangga,.
Puja, A dan Rachmat, P.2010, Pengendalian Mutu Beton sesuai SNI, ACI dan ASTM, ITS
Press Surabaya.
Anonim, 2008, SNI 1972:2008 (Medote Pengujian Kuat Tekan Beton), Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
26| P a g e