Buku Guru
2
Hitam ii Orange
Penulis : - Sunardi
- Siti Zenab
Desain Cover : W. Abdul Aziz
Lay Out : M. Syabani
Diterbitkan oleh Penerbit Yrama Widya
Jl. Permai 28 No. 100
Margahayu Permai, Bandung (40218)
Telp. (022) 5403533 (Hunting), 5403518, 5426845
Fax. (022) 5403512
ANGGOTA IKAPI
email : yrama.redaksi@gmail.com (Redaksi)
yramawidya@indo.net.id (Penjualan)
http://www.yramawidya.co.id
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Buku Guru Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Buku Guru
Fisika ini dipergunakan sebagai pegangan guru untuk memberikan atau mentransfer ilmu fisika
dan menghubungkan penerapan konsep Fisika tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Materi dalam Buku Guru Fisika ini disajikan dengan bahasa yang sederhana, lugas, dan
penyajiannya dilengkapi dengan ilustrasi yang mendukung materi yang akan dibahas sehingga
mambantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi.
Selain itu, buku ini juga menjadi pedoman untuk guru menyampaikan contoh-contoh sikap
yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia, misalnya bertanggung jawab dengan segala
tindakan yang dilakukan dan membangun sikap kritis yang konstruktif pada siswa agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan siswa
yang diberi pembekalan materi ini dapat berjalan selaras dengan perannya sebagai seorang
pelajar.
Penulis
Daftar Isi
H. Pengayaan Materi.................................................................................................. 66
I. Media Pembelajaran.............................................................................................. 67
J. Bentuk Evaluasi.................................................................................................... 67
K. Remedial............................................................................................................... 68
L. Rangkuman........................................................................................................... 69
M. Penutup.................................................................................................................. 70
Daftar Isi v
Hitam vi Orange
E. Impuls.................................................................................................................... 98
F. Hubungan Momentum dengan Impuls.................................................................. 98
G. Hukum Kekekalan Momentum............................................................................. 99
H. Tumbukan.............................................................................................................. 99
I. Penerapan Konsep Momentum............................................................................. 100
J. Sikap dalam Pembelajaran tentang Impuls dan Momentum................................. 102
K. Pengayaan Materi.................................................................................................. 103
L. Media Pembelajaran.............................................................................................. 103
M. Bentuk Penilaian................................................................................................... 104
N. Remedial............................................................................................................... 104
O. Rangkuman........................................................................................................... 106
P. Penutup.................................................................................................................. 106
Glosarium............................................................................................................................................ 190
Indeks................................................................................................................................................... 192
Bagian 1
Petunjuk Umum
Petunjuk Umum 1
Hitam 2 Orange
A Pendahuluan
1. Gambaran Umum
Buku Guru untuk Mata Pelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI disusun untuk memudahkan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian
pertama berisi tentang petunjuk umum pembelajaran fisika, keterampilan proses dalam
pembelajaran fisika, serta penilaian dalam pembelajaran fisika. Bagian kedua menguraikan
strategi pembelajaran fisika pada tiap materi.
Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dan
pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya.
Serta, guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar
(terutama untuk KD pada KI III dan KI IV). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran Fisika
ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan kesempatan peserta didik untuk
belajar secara optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) pada satuan pendidikan tertentu.
SB
B
sikap
C sikap
K
1 2 3 4 5
Minggu ke-
Petunjuk Umum 3
Hitam 4 Orange
Komentar
Aktivitas
Orang Tua
Ranah peserta didik
Guru Telah Akan di rumah
dilakukan dilakukan
Pengetahuan Dean memiliki kemampuan
yang baik dalam hal
menerapkan suatu konsep
akan tetapi kemampuan
dalam menganalisis pada
materi keseimbangan benda
tegar masih kurang.
Keterampilan Kemampuan Dean dalam
membuat grafik, membuat
hipotesis, dan mengolah data
sudah baik akan tetapi dalam
proses pengambilan data
kemampuannya cukup.
Sikap Sikap Dean sejauh ini sudah
cukup baik dalam proses
belajar di dalam kelas.
Akan tetapi dalam kegiatan
praktikum Dean belum
mengikutinya dengan baik,
khususnya dalam proses
pengambilan data. Proses
pengambilan data ini erat
kaitannya dengan sikap kerja
sama dan tanggung jawab.
(.........................) (.........................)
Catatan:
Diharapkan orang tua mengisi kolom yang telah disediakan.
Format Interaksi guru dan orang tua sebaiknya dibuat oleh sekolah agar setiap guru mata
pelajaran tinggal mengisinya saja sehingga akan lebih meringankan beban guru. Selain itu, bisa
juga dalam proses pembuatannya ada komunikasi antara guru bimbingan konseling dengan guru
mata pelajaran.
4. SKL dan KI
Standar Kompetensi Lulusan
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.
KI (Kompetensi Inti)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Petunjuk Umum 5
Hitam 6 Orange
Mata pelajaran fisika merupakan varian dari mata pelajaran peminatan yang diberikan pada
jenjang pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK). Mata pelajaran fisika memiliki arti
yang strategis dalam pembentukan sikap positif terhadap fisika dengan cara menyadari keteraturan
dan keindahan alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan pembentukan sikap ilmiah
(seperti jujur, disiplin, objektif, komunikatif, santun, dan lain sebagainya).
Ruang lingkup mata pelajaran Fisika kelas XI akan membahas materi-materi sebagai
berikut.
1. Gerak Dua Dimensi
2. Hukum Newton tentang Gravitasi
3. Usaha dan Energi
4. Getaran Harmonis
5. Momentum dan Impuls
6. Dinamika Rotasi
7. Dinamika Fluida
8. Teori Kinetik Gas
9. Efek Rumah Kaca
10. Gelombang
Petunjuk Umum 7
Hitam 8 Orange
2. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran yang diterapkan mengikuti 5 komponen utama model
pembelajaran yang dijabarkan sebagai berikut.
a. Sintak
Pengelolaan pembelajaran terdiri atas empat tahapan pembelajaran, yaitu:
1) Apersepsi
Tahap apersepsi diawali dengan menginformasikan kompetensi dasar (KD)
kepada peserta didik melalui pembelajaran yang akan diajarkan. Kemudian, guru
menumbuhkan persepsi positif dan motivasi belajar pada diri peserta didik melalui
pemaparan manfaat materi fisika yang dipelajari dalam penyelesaian masalah
kehidupan. Dengan demikian, peserta didik akan lebih baik menguasai materi
yang diajarkan, informasi baru berupa pengetahuan lebih bertahan lama di dalam
ingatan peserta didik, dan pembelajaran lebih bermakna sebab setiap informasi baru
dikaitkan dengan apa yang diketahui peserta didik dan menunjukkan secara nyata
kegunaan konsep dan prinsip fisika yang dipelajari dalam kehidupan.
2) Interaksi Sosial di antara Peserta Didik, Guru, dan Masalah
Pada tahap orientasi masalah dan penyelesaian masalah, guru meminta
peserta didik mencoba memahami masalah dan mendiskusikan hasil pemikiran
melalui belajar kelompok. Kelompok belajar dibentuk secara heterogen, hal ini
Petunjuk Umum 9
Hitam 10 Orange
bertujuan agar peserta didik senantiasa terlatih untuk bekerja sama, berkomunikasi,
menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan, saling berkontribusi memberikan
ide atau gagasan masing-masing peserta didik dalam menyelesaikan masalah, saling
membantu dan berbagi informasi dengan tujuan untuk keberhasilan bersama. Pada
saat pembelajaran berlangsung guru memfasilitasi peserta didik dengan buku siswa,
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan asesmen autentik. Selanjutnya guru mengajukan
permasalahan fisika yang bersumber dari lingkungan kehidupan peserta didik yang
sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Guru menanamkan nilai-nilai sikap
ilmiah (jujur, kritis, mempunyai rasa ingin tahu, objektif, berani, santun, disiplin,
tekun, peduli terhadap lingkungan, dan bisa bekerja sama secara tim) dan nilai-
nilai budaya agar para peserta didik dapat saling berinteraksi secara sosio-kultural,
memotivasi dan mengarahkan jalannya diskusi agar lebih efektif, serta mendorong
peserta didik untuk bekerja sama dengan baik.
Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, guru
memusatkan pembelajaran pada peserta didik dalam kelompok belajar. Guru
meminta peserta didik untuk memahami masalah secara individu, kemudian
mendiskusikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan mempresentasikannya
dengan cara membuat seperti diskusi panel kecil di depan kelas dengan arahan guru.
Di sini akan terjadi suatu interaksi peserta didik, seperti saling berkontribusi dengan
kelompok lain untuk bertukar ide, gagasan, saling berdebat mengemukakan pendapat,
bertanya, mencari ide dan jalan keluar penyelesaian masalah. Setiap kelompok akan
menuangkan hasil pemikirannya pada sebuah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
sudah dipersiapkan oleh guru. Jika ada suatu hal yang tidak dimengerti oleh semua
anggota kelompok, maka perwakilan dari kelompok tersebut dapat mengajukan
pertanyaan kepada guru. Selanjutnya, guru akan memberikan arahan dan petunjuk
sederhana agar peserta didik dapat dengan mudah memahami maksud dan tujuan
pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengambil alih tugas-tugas penyelesaian
masalah yang mereka hadapi.
3) Mempresentasikan dan Mengembangkan Hasil Kerja
Pada tahap ini, guru meminta salah satu kelompok peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi atau hasil penelitian (praktikum) di depan
kelas. Pada saat presentasi berlangsung, kelompok penyaji memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan berupa kritikan yang disertai
dengan alasan-alasan yang jelas, serta memberikan masukan sebagai pembanding
pemikiran. Selain itu, sesekali guru pun dapat mengajukan beberapa pertanyaan
untuk menguji pemahaman dan penguasaan atas apa yang disajikan oleh kelompok
penyaji dan dapat ditanggapi oleh kelompok lain. Selama presentasi berlangsung,
guru sebaiknya mendorong peserta didik untuk mengajukan ide-ide secara terbuka
sehingga berlangsung diskusi kelas.
Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui keefektifan hasil diskusi dan hasil
kerja kelompok pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini seluruh peserta didik akan
mendapatkan pemikiran-pemikiran baru dan informasi baru. Selain itu, peserta didik
akan lebih terampil menyajikan hasil karyanya serta lebih terampil dan komunikatif
untuk mengomunikasikan ide dan gagasan tersebut.
Petunjuk Umum 11
Hitam 12 Orange
Dalam hal ini dikembangkan buku model yang berisikan teori-teori pendukung dalam
melaksanakan pembelajaran, komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan,
dan seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan seperti rencana pembelajaran,
buku guru, buku peserta didik, Lembar Kerja Siswa (LKS), objek-objek abstraksi dari
lingkungan budaya, dan media pembelajaran yang diperlukan.
e. Dampak Intruksional dan Pengiring yang Diharapkan
Dampak langsung dari penerapan model pembelajaran ini adalah mampu merekonstruksi
konsep dan prinsip fisika melalui penyelesaian masalah dan terbiasa menyelesaikan masalah
nyata di lingkungan peserta didik. Pemahaman terhadap objek-objek fisika dibangun
berdasarkan pengalaman budaya dan pengalaman belajar yang telah dimiliki peserta didik
sebelumya. Peserta didik juga akan terbiasa menganalisis secara logis dan kritis memberikan
pendapat atas apa saja yang telah ia pelajari menggunakan pengalaman belajar yang dimiliki
sebelumnya.
Dampak pengiring yang akan terjadi dengan penerapan model pembelajaran ini
adalah sebagai berikut.
1) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa
peserta didik sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong peserta
didik memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan
dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik atau rancangan kegiatan disesuaikan
dengan gagasan awal untuk merangkai fenomena, sehingga peserta didik terdorong
untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang
peserta didik.
3) Pembelajaran konstruktivisme memberi peserta didik kesempatan untuk berpikir
tentang pengalamannya. Hal ini dapat mendorong peserta didik berpikir kreatif,
imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, dan mengenalkan gagasan-
gagasan pada saat yang tepat.
4) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong untuk memperoleh
kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal
maupun yang baru dan akhirnya memotivasi peserta didik untuk menggunakan
berbagai strategi belajar.
5) Pembelajaran konstruktivisme mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan peserta
didik untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6) Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif
yang mendukung peserta didik mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan
menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
Petunjuk Umum 13
Hitam 14 Orange
uji coba
analisis soal
soal baik
kalibrasi
bank soal
1) mengamati;
2) menanya;
3) mengumpulkan informasi;
4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 1
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah
Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan
Pembelajaran
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan, ketelitian,
menyimak, melihat (tanpa mencari informasi.
atau dengan alat).
Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan kreativitas, rasa
tentang informasi yang tidak ingin tahu, kemampuan merumuskan
dipahami dari apa yang pertanyaan untuk membentuk pikiran
diamati atau pertanyaan kritis yang diperlukan untuk hidup
untuk mendapatkan informasi cerdas dan belajar sepanjang hayat.
tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik).
Mengumpulkan - Melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ - Membaca sumber lain jujur,sopan, menghargai pendapat
eksperimen selain buku teks orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
- Mengamati objek/
mengumpulkan informasi melalui
kejadian/aktivitas
berbagai cara yang dipelajari,
- Wawancara dengan mengembangkan kebiasaan belajar dan
narasumber belajar sepanjang hayat.
Petunjuk Umum 15
Hitam 16 Orange
Jadi, dengan menerapkan pendekatan ilmiah ini, secara tidak langsung, peserta didik
pun dididik untuk memiliki sikap ilmiah seperti kritis, objektif, jujur, proaktif, responsif,
teliti, ulet, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif.
d. Panduan Praktikum
Untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor tidak cukup hanya
mengandalkan pembelajaran di kelas, tetapi perlu ditunjang dengan pembelajaran di luar
kelas, baik dalam bentuk aktivitas proyek maupun aktivitas terarah berupa praktikum
maupun eksperimen.
Dalam mempersiapkan pelaksanaan praktikum di laboratorium, berbagai hal perlu
dipersiapkan untuk menjaga keakuratan percobaan seperti alat-alat dan bahan-bahan
fisika, perlengkapan praktikum, buku petunjuk praktikum, jadwal pelaksanaan, dan
kesiapan guru. Mengingat jumlah peserta didik yang akan melakukan praktikum di
suatu sekolah relatif banyak, sedangkan alat-alat dan bahan-bahan fisika yang tersedia
jumlahnya terbatas (tidak memadai), serta waktu dan tempat yang juga terbatas, maka
perlu dipikirkan berbagai kemungkinan agar kegiatan praktikum dapat dilakukan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang paling memungkinkan. Guru sebaiknya mencoba
terlebih dahulu sebelum melakukan demonstrasi untuk mengantisipasi kemungkinan
kegagalan percobaan. Guru pun perlu memberikan beberapa panduan kepada peserta didik
agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
1) Keterampilan praktik (mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, menerangkan,
dan menarik kesimpulan).
2) Bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran
laboratorium.
3) Ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.
4) Berpikir kritis analitis melalui penafsiran percobaan.
5) Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggung jawab.
6) Merencanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat dan bahan-
bahan yang ada.
7) Mengolah data dengan benar, menalar, dan menyajikan hasil percobaan
Secara umum, peran guru dalam praktikum terutama menilai keterampilan peserta
didik dalam menggunakan alat/bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan pemilihan
alat, pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan
pengujiannya, serta penyimpulan berdasarkan data yang diperoleh, dan ketelitian
Petunjuk Umum 17
Hitam 18 Orange
f. Hasil belajar yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran antara lain sebagai
berikut.
Produk : Konsep dan prinsip-prinsip terkait dengan materi pokok.
Proses : Apersepsi, interaksi sosial dalam penyelesaian masalah, merencanakan
penyelesaian masalah, menyajikan hasil kerja, dan menganalisis serta
mengevaluasi kembali hasil penyelesaian masalah.
Kognitif : Kemampuan fisika, kemampuan abstraksi, pola pikir deduktif, berpikir
tingkat tinggi (berpikir kritis, objektif, dan berpikir kreatif).
Psikomotor : Keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan berkolaborasi, dan
kemampuan berkomunikasi.
Afektif : Menghargai pendapat orang lain, dapat menerima perbedaan setiap
individu, bekerja sama, jujur mengungkapkan pendapat, senang belajar
fisika, dan tangguh menghadapi suatu permasalahan.
Sintaksis pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dan
dihasilkan dari kajian teori yang melandasi model pembelajaran berbasis konstruktivistik.
Adapun rencana pembelajaran adalah operasional dari sintaks. Oleh karena itu, skenario
pembelajaran yang terdapat pada rencana pembelajaran disusun mengikuti setiap
langkah-langkah pembelajaran (sintaks). Sintaks model pembelajaran terdiri dari lima
langkah pokok, yaitu: (1) apersepsi budaya, (2) orientasi dan penyelesaian masalah,
(3) persentase dan mengembangkan hasil kerja, (4) menganalisis dan (5) mengevaluasi
proses dan hasil penyelesaian masalah. Kegiatan yang dilakukan untuk setiap tahapan
pembelajaran dijabarkan sebagai berikut.
1. Kegiatan guru pada tahap apersepsi budaya antara lain sebagai berikut.
a. Menginformasikan kompetensi dasar.
b. Menciptakan persepsi positif dalam diri peserta didik terhadap budayanya dan
Fisika sebagai hasil konstruksi sosial.
c. Menjelaskan pola interaksi sosial, menjelaskan peranan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah.
d. Memberikan motivasi belajar pada peserta didik melalui penanaman nilai-nilai
positif dari pembelajaran Fisika, soft skill dan kebergunaan Fisika.
e. Memberi kesempatan pada peserta didik menanyakan hal-hal yang sulit
dimengerti pada materi sebelumnya.
2. Kegiatan guru pada tahap penyelesaian masalah dengan pola interaksi edukatif
yaitu sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok.
b. Mengajukan masalah yang bersumber dari fakta dan lingkungan budaya peserta
didik.
c. Meminta peserta didik memahami masalah secara individual dan kelompok.
d. Mendorong peserta didik bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas.
e. Membantu peserta didik merumuskan hipotesis (dugaan).
f. Membimbing, mendorong/mengarahkan peserta didik menyelesaikan dan
mengerjakan LKS.
g. Memberikan scaffolding pada kelompok atau individu yang mengalami kesulitan.
Petunjuk Umum 19
Hitam 20 Orange
2. Prinsip-prinsip Evaluasi
Prinsip-prinsip evaluasi dalam mata pelajaran Fisika kelas XI, yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan aspek dari hasil belajar fisika yang sudah dan belum dikuasai peserta didik
setelah satu proses pembelajaran.
b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum
dikuasai.
c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang mengalami
masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap.
d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya.
e. Aspek-aspek yang dievaluasi mencakup hal-hal berikut.
1) Produk: konsep dan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi pokok.
2) Proses: apersepsi, interaksi sosial dalam penyelesaian masalah, merencanakan
penyelesaian masalah, menyajikan hasil kerja, dan menganalisis serta mengevaluasi
kembali hasil penyelesaian masalah.
3) Kognitif: kemampuan fisika, kemampuan abstraksi, pola pikir deduktif, berpikir
tingkat tinggi (berpikir kritis, objektif, dan berpikir kreatif).
4) Psikomotor: keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan berkolaborasi, dan
kemampuan berkomunikasi.
5) Afektif: menghargai pendapat orang lain, dapat menerima perbedaan setiap individu,
bekerja sama, jujur mengungkapkan pendapat, senang belajar fisika, dan tangguh
menghadapi suatu permasalahan.
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran
berlangsung. Penilaian dapat berupa tes tertulis, lisan, uraian, produk, observasi, dan lain
sebagainya. Apabila nilai peserta didik tidak memenuhi kompetensi yang diharapkan, Bapak/
Ibu guru dapat melakukan remedial kepada peserta didik
Petunjuk Umum 21
Hitam 22 Orange
1. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan mengamati perilaku atau sikap yang terlihat
dan dicatat secara sistematis dari objek yang dijadikan sasaran pengamatan. Instrumen
yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala
penilaian.
2. Wawancara adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Instrumen yang digunakan adalah
pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
3. Angket adalah bentuk lain dari wawancara yang penyajiannya dilakukan secara tertulis.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik atau diberikan pada orang tua.
4. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun
dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan
nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Norman E. Gronlund (1985) menyatakan jika dalam evaluasi akan digunakan teknik tes
maka langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaannya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan tes.
2. Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur melalui tes.
3. Merumuskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang spesifik dan dapat diamati.
4. Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur melalui tes.
5. Menyiapkan suatu tabel yang spesifik atau kisi-kisi.
6. Menggunakan tabel spesifik sebagai dasar untuk persiapan tes.
Dalam kebutuhan pembelajaran di dalam atau di luar kelas sebaiknya kedua teknik tes ini
digabungkan dalam menilai kemampuan peserta didik baik dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai instrumen evaluasi untuk domain-domain
tersebut.
Contoh,
KD Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan
momentum. Serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Indikator Menghitung besar momentum suatu benda.
Pembelajaran
Soal Sebuah benda dengan massa 2 kg jatuh bebas dari suatu
ketinggian 80 m di atas permukaan tanah. Tentukanlah
besar momentum benda, ketika benda tersebut sampai di
permukaan tanah! (percepatan gravitasi g = 10 m/s2).
Jawaban Diketahui : m = 2 kg
vo = 0 m/s (benda jatuh bebas)
Pada gerak jatuh bebas
vt2 = v02 + 2gh
vt2 = 0 + 2 (10) (80)
vt2 = 1600
vt = 1600 = 40 m/s
p = m. vt
= 2 kg . 40m/s
= 80 kg m/s
Rubrik Penilaian Skor 4:
Peserta didik menjawab dengan lengkap sesuai dengan
langkah-langkahnya
Skor 3:
Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan
langkah-langkahnya (1 langkah terlewat)
Skor 2:
Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan
langkah-langkahnya (2 langkah terlewat)
Skor 1:
Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan
langkah-langkahnya (lebih dari 3 langkah terlewat)
Skor 0:
Peserta didik tidak menjawab pertanyaan sama sekali
Untuk pemberian nilai akhir dapat menggunakan persamaan di bawah ini.
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = 100
Jumlah skor total
Pedoman penilaian ini digunakan untuk mengurangi risiko adanya unsur-unsur subjektif
dalam penilaian.
Petunjuk Umum 23
Hitam 24 Orange
b. Tes Objektif
Menurut Arikunto S. (2009), tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif mempunyai karakteristik lebih mudah
untuk diperiksa dan tidak ada unsur subjektifnya. Berikut adalah penjelasan dari macam-
macam tes objektif. Untuk tes objektif penskoran biasanya hanya dilihat dari jawaban
benar atau salah. Jika jawaban benar maka diberikan skor 1, sedangkan untuk jawaban
salah diberikan skor 0.
1) Tes benar salah (true-false)
Umumnya bentuk soal dari tes benar salah berupa pernyataan-pernyataan.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat terdiri atas pernyataan yang salah dan benar.
Pada praktiknya peserta didik menilai apakah pernyataan dalam soal tersebut
benar atau salah, dengan melingkari huruf B jika benar atau huruf S jika salah.
Jika penilaian peserta didik terhadap pernyataan benar maka diberi skor 1,
sedangkan jika salah diberi skor 0. Untuk nilai peserta didik dapat diperoleh dengan
persamaan:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = 100
Jumlah skor total
Contoh pembuatan kisi-kisi bisa dilihat pada submateri tes pilihan ganda.
2) Tes pilihan ganda
Tes pilhan ganda atau multiple choice terdiri atas suatu keterangan atau
pemberitahuan tentang suatu konsep, analisis, atau penerapan yang belum lengkap.
Untuk melengkapinya harus memilih salah satu kemungkinan jawaban yang telah
disediakan.
Untuk penskorannya, untuk soal yang dijawab benar diberi skor 1 sedangkan
untuk jawaban salah diberi skor 0. Contoh penyusunan tes pilihan ganda.
Indikator Rubrik
No. KD Soal Jawaban
Pembelajaran Penilaian
1. 3.1 Menganalisis Menentukan Sebuah benda bergerak C Skor 1:
gerak besaran fisis melingkar dengan persamaan jika benar
parabola pada gerak = (t2 + 2t + 5) rad/s. Skor 0:
dan gerak melingkar. Percepatan sudut rata-rata jika salah
melingkar benda tersebut dari t =0
dengan sampai t = 1 sekon adalah .
menggunakan A. 1 rad/s2 D. 4 rad/s2
vektor. B. 2 rad/s2 E. 5 rad/s2
C. 3 rad/s2
Nilai yang diperoleh peserta didik dapat diperoleh dengan persamaan:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = 100
Jumlah skor total
Petunjuk Umum 25
Hitam 26 Orange
Catatan:
5) Laporan Praktikum
Laporan praktikum digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam
hal melakukan pengamatan, mengumpulkan dan mencatat data, menganalisis data,
dan menarik kesimpulan dari data ketika diadakannya kegiatan praktikum di dalam
kelas maupun di laboratorium sekolah.
Contoh instrumen penilaian laporan praktikum
Lembar Penilaian Laporan Praktikum
Kelompok :
Kelas :
Tugas :
Tanggal :
Skor Skor yang diperoleh
No. Aspek yang dinilai
maksimal peserta didik
1. Sistematika laporan 4
2. Kelengkapan laporan 4
3. Kejelasan dan keruntutan penulisan 4
4. Kebenaran konsep ide yang dipaparkan 4
5. Ketepatan pemilihan kosakata 4
6. Kemampuan peserta didik menjelaskan 4
isi laporan
7. Usaha peserta didik dalam menyusun 4
laporan
8. Presentasi laporan praktikum
Skor maksimal = 32/32 100 = 100
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
1. Sistematika laporan
4 = laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas, dan benar
3 = laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas
2 = laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas
1 = laporan dibuat dengan sistematika yang salah
2. Kelengkapan laporan
4 = laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pembuatan laporan
3 = laporan dibuat tanpa kesimpulan
2 = laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan, daftar pustaka
1 = laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3 unsur saja)
3. Kejelasan laporan
4 = laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut
3 = laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut
2 = laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan
1 = laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan
4. Kebenaran konsep
4 = konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori
3 = konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas
2 = konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat
1 = konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat
5. Ketepatan pemilihan kosakata
4 = menggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan kalimat aktif
3 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, menggunakan kalimat aktif
2 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, tidak menggunakan kalimat aktif
1 = menggunakan kosakata yang salah
6. Kemampuan peserta didik menjelaskan isi laporan
4 = menguasai latar belakang, metode, diskusi, kesimpulan
3 = menguasai latar belakang, metode, dan diskusi
2 = menguasai latar belakang dan metode
1 = menguasai latar belakang saja
7. Usaha peserta didik dalam menyusun laporan
4 = berusaha melengkapi isi laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha
memperbaiki isi, tulisan rapi, mudah dibaca
3 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 4, kecuali ada 1 aspek yang tidak
dilakukan
2 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 4, kecuali ada 2 aspek yang tidak
dilakukan
1 = tidak berusaha melengkapi dan memperbaiki isi laporan
8. Presentasi laporan praktikum
4 = semua anggota kelompok aktif dan berusaha menjawab pertanyaan dengan
benar
3 = semua anggota kelompok aktif akan tetapi kurang berusaha menjawab
pertanyaan dengan benar
2 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun ada usaha untuk
menjawab pertanyaan dengan benar
1 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun kurang berusaha untuk
menjawab pertanyaan dengan benar
6) Mind Map
Tugas mind map digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal
kemampuan memilah, mengingat, berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan
kreatif dalam pembelajaran.
Petunjuk Umum 27
Hitam 28 Orange
Nama :
NIS :
Kelas :
Skor
No. Kriteria
1 2 3 4
1. Kata kunci
2. Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya
3. Desain (warna dan gambar)
8) Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Petunjuk Umum 29
Hitam 30 Orange
Kriteria Penilaian:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = 100
Jumlah skor total
Petunjuk Umum 31
Hitam 32 Orange
Jenis-jenis skala sikap tersebut hanya sebagai panduan dan dasar teori saja. Sebaiknya
dalam penentuan skala sikap disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan guru dalam
menilai peserta didik secara autentik. Bisa jadi jenis-jenis skala di atas dapat diambil
keuntungan dan kemudahannya untuk keperluan pembuatan skala yang sesuai dengan
situasi dan kondisi serta tuntutan kurikulum, proses pembelajaran, peserta didik, sarana dan
prasarana di sekolah.
Berikut adalah contoh kisi-kisi format penilaian sikap dalam suatu pembelajaran
berbentuk praktikum.
Aspek yang dinilai
No. Jumlah skor
Kerja sama Kejujuran Tanggung jawab
Rubrik:
Aspek yang
Indikator Kriteria Skors
dinilai
Kerja sama Bekerja sama dalam Semua anggota kelompok aktif bekerja sama 3
melakukan percobaan Hanya beberapa orang yang bekerja sama 2
Hanya satu orang yang bekerja 1
Semua anggota kelompok tidak bekerja sama 0
Kejujuran Jujur dalam mengo Peserta didik menuliskan seluruh data 3
munikasikan data sesuai dengan hasil percobaan
Peserta didik menuliskan seluruh data, 2
tetapi sebagian data didapat berdasarkan
hasil interpretasi beberapa data
Peserta didik sama sekali tidak menuliskan 1
data yang sesuai
Peserta didik tidak melakukan percobaan 0
tapi mendapatkan data.
Tanggung Bertanggung jawab Peserta didik mengerjakan LKS seperti 3
jawab atas semua tugas prosedur yang telah disediakan
yang diberikan Peserta didik hanya mengerjakan 2/3 2
pertanyaan yang ada dalam LKS
Peserta didik hanya mengerjakan 1/3 1
pertanyaan yang ada dalam LKS
Peserta didik tidak mengerjakan LKS 0
Sebaiknya penilaian ini dilakukan saat peserta didik sibuk beraktivitas dan guru
mengamati jalannya aktivitas tersebut.
Tuntutan kurikulum 2013 untuk penilaian sikap tidak hanya pada penilaian autentik
yang dilakukan oleh guru, akan tetapi, peserta didik harus mampu untuk melakukan penilaian
sikap pada diri sendiri dan lingkungannya. Penilaian terhadap diri sendiri bisa menggunakan
self evaluation yang berisi beberapa indikator yang disesuaikan dengan penilaian autentik
yang dilakukan oleh guru. Skor evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik ini kemudian
digabung dengan skor yang diperoleh dari penilaian autentik. Kemudian, gabungan dari skor
penilaian tersebut digunakan sebagai nilai akhir untuk buku rapor. Berikut adalah contoh
rubrik self evaluation.
Nama : ..................................
Kelas : ..................................
Untuk setiap item, berilah tanda centang () pada kolom skor yang merefleksikan usaha dan
sikap Anda pada saat pembelajaran tadi! Jika Anda merasa:
Selalu melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 3
Sering melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 2
Kadang-kadang melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 1
Sama sekali tidak pernah melakukannya atau mengerjakannya, pilih skor 0
Sikap 0 1 2 3
Bekerja sama dalam setiap proses atau langkah-langkah
percobaan
Menuliskan data apa adanya dan sesuai dengan data yang
diperoleh dari percobaan
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
Nilai akhir yang peserta didik dapatkan diperoleh dari gabungan penilaian autentik guru
dan penilaian diri sendiri oleh peserta didik, nilai akhir dapat diperoleh dengan persamaan:
G +S
Nilai = 100
T
Keterangan:
G : skor yang diperoleh peserta didik dari penilaian autentik oleh guru
S : skor yang diperoleh peserta didik dari self evaluation
T : jumlah skor total sempurna dari penilaian autentik oleh guru dengan penilaian self
evaluation peserta didik.
Penilaian di dalam rapot untuk domain afektif atau sikap dituliskan dalam bentuk
keterangan melalui huruf SB (sangat baik), B (baik), C (cukup), K (kurang) maka nilai yang
diperoleh dalam bentuk angka sebaiknya diubah dalam bentuk huruf yang telah ditentukan.
Misalnya,
Rentang Nilai Huruf
0-25 K
26-50 C
51-75 B
76 - 100 SB
Petunjuk Umum 33
Hitam 34 Orange
1. Pembelajaran Remedial
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pembelajaran remedial diselenggarakan jika
ada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar atau dengan kata lain dapat dikatakan
lambat dalam belajar. Informasi mengenai kecepatan peserta didik dalam belajar didapat dari
hasil evaluasi pembelajaran atau yang sering digunakan adalah istilah ulangan harian. Jika
peserta didik memiliki nilai yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka akan
mendapatkan pembelajaran remedial.
Dalam pengadaannya, ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi, dimana prinsip-prinsip
ini harus sesuai dengan sifat dan karakteristik dari peserta didik. Prinsip tersebut, yaitu
Petunjuk Umum 35
Hitam 36 Orange
2. Pembelajaran Pengayaan
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pembelajaran pengayaan diselenggarakan
karena adanya peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih cepat. Untuk mengetahui
apakah peserta didik memiliki sifat pebelajar cepat atau tidak dapat digunakan tes. Tes yang
dapat digunakan misalnya tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan (observasi), dll.
Selain tes-tes tersebut, cara mudah yang dapat digunakan adalah mengetahui nilai ulangan
harian. Jika peserta didik memiliki nilai di atas KKM atau di atas rata-rata orang lain, maka
peserta didik tersebut berhak mengikuti kegiatan pembelajaran pengayaan.
Selain diketahui dari nilai, peserta didik yang berhak mendapatkan pembelajaran
pengayaan biasanya memiliki kemampuan belajar lebih cepat, memiliki kemampuan yang
mudah untuk menyimpan informasi, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dapat berpikir
mandiri, superior dalam berpikir abstrak, dan memiliki minat yang banyak serta mudah untuk
termotivasi dalam melakukan hal-hal yang baru. Ada tiga jenis kegiatan pengayaan yang
dapat dilakukan, yaitu kegiatan eksploratori, pembelajaran mandiri, dan kegiatan pemecahan
masalah.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan secara nyata dapat dilakukan dengan
kegiatan berikut ini.
a. Belajar kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran
bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa atau dapat dilakukan sambil menunggu
peserta didik lain yang sedang melaksanakan pembelajaran remedial.
b. Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c. Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
d. Pemadatan kurikulum
Pemberian materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian, tersedia
waktu bagi peserta didik untuk memperoleh materi baru, atau bekerja dalam proyek
secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Bagian 2
Petunjuk Khusus
Petunjuk Khusus 37
Hitam 38 Orange
Bab I
a = 9,8 m/s2
Vy = 0
v = vx2 + v y2 Vx
v
vy
Vy
vx
tan = vy/vx
= tan1 (vy/vx)
Pada KD 3.1 dan 4.1 kedalaman materi ditekankan pada gerak dua dimensi dengan analisis
vektor khususnya gerak parabola dan gerak melingkar. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada gerak
parabola dan gerak melingkar serta mengolah dan menganalisis data hasil percobaan gerak
parabola dan gerak melingkar. Kajian tentang Gerak dua dimensi dapat ditinjau dari gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan pada gerak parabola dan gerak melingkar. Peserta
didik diharapkan dapat mendeskripsikan hubungan gerak linier dengan gerak melingkar. Peserta
didik juga diharapkan dapat menerapkan konsep integral untuk menentukan fungsi posisi partikel
yang diperoleh dari fungsi kecepatan, fungsi kecepatan yang diperoleh dari fungsi percepatan serta
fungsi posisi sudut partikel yang diperoleh dari fungsi kecepatan sudut, dan fungsi kecepatan sudut
yang diperoleh dari fungsi percepatan sudut. Alangkah baiknya jika dalam membahas Gerak dua
dimensi dengan analisis vektor ini menggunakan pendekatan sainstifik dan model pembelajaran
inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah konsep dasar vektor, kinematika gerak lurus,
dan gerak melingkar yang telah dipelajari ketika kelas X SMA/MA.
Petunjuk Khusus 39
Hitam 40 Orange
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang gerak dua dimensi (gerak dalam bidang),
peserta didik dapat menentukan posisi suatu partikel, kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat,
percepatan rata-rata, dan percepatan sesaat suatu partikel pada bidang dengan analisis
vektor.
2. Setelah melakukan kajian literatur tentang gerak dua dimensi (gerak dalam bidang), peserta
didik dapat merumuskan posisi suatu partikel, kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat, percepatan
rata-rata, dan percepatan sesaat suatu partikel pada bidang dengan analisis vektor.
3. Setelah melakukan kajian literatur kecepatan partikel pada suatu bidang, peserta didik dapat
menentukan posisi dari fungsi kecepatan.
4. Setelah melakukan kajian literatur tentang percepatan partikel pada suatu bidang, peserta
didik dapat menentukan kecepatan dari fungsi percepatan.
5. Setelah melakukan praktikum tentang gerak parabola, peserta didik dapat menjelaskan gerak
parabola.
6. Setelah melakukan kajian literatur tentang gerak parabola, peserta didik dapat merumuskan
besaran fisis pada gerak parabola.
7. Setelah melakukan kajian literatur tentang gerak melingkar, peserta didik dapat menentukan
persamaan posisi sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut suatu partikel pada gerak
melingkar.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada siswa antara lain sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan vektor?
2. Bagaimanakah penulisan notasi vektor?
3. Apa yang Anda ketahui tentang perpindahan?
4. Apa yang dimaksud dengan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat?
5. Bagaimanakah rumus untuk menghitung kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat?
6. Apa saja yang termasuk ke dalam besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar?
7. Bagaimanakah rumus untuk menghitung besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar?
Sebelum masuk ke dalam pembahasan pada bab ini, alangkah baiknya jika guru mengingatkan
kembali peserta didik tentang konsep dasar vektor yang telah dipelajari di kelas X. Guru
dapat meminta beberapa peserta didik untuk mengemukakan tentang pengertian vektor, notasi
vektor, serta penjumlahan dan pengurangan vektor. Berikan pengarahan kepada peserta didik
bahwa ke depannya konsep vektor akan lebih sering digunakan dalam mempelajari materi
ini.
Agar peserta didik dapat mengeksplorasi tentang besaran-besaran fisis dalam gerak dua
dimensi, tuntunlah peserta didik untuk melakukan Kegiatan 1.1 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 3. Setelah itu mintalah peserta didik untuk membuat laporan
sederhana dari hasil kegiatannya tersebut dan mempresentasikannya di depan kelas. Bukalah
sesi tanya jawab agar seluruh peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Petunjuk Khusus 41
Hitam 42 Orange
Posisi partikel yang bergerak pada bidang dua dimensi dapat ditentukan dengan
menggunakan vektor satuan. Pada bidang dua dimensi, dalam koordinat kartesius terdapat
dua buah vektor satuan, yaitu yang menyatakan vektor satuan pada sumbu X dan j yang
menyatakan vektor satuan pada sumbu Y. Apabila pada saat t posisi partikel berada pada
titik (X, Y), maka posisi partikel pada bidang X-O-Y dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.
r = xi + yj
Perpindahan suatu partikel dari titik satu ke titik yang lainnya dapat dinyatakan sebagai
vektor perpindahan r dan dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
r = r2 r1
Bila dinyatakan dalam satuan vektor, maka dapat dituliskan sebagai berikut.
r = (x2 + y2 ) (x1 + y1 )
r = x2 x1 + y2 y1
r = (x2 x1) + (y2 y1)
r = x + y
Tekankan kepada peserta didik bahwa besar perpindahan dapat ditentukan dengan menggunakan
teorema phytagoras dan arah vektor perpindahan dapat ditentukan dengan menggunakan konsep
trigonometri.
dengan:
r = besar perpindahan partikel
x = x2 x1 = besar perpindahan dalam arah sumbu x (m)
y = y2 y1 = besar perpindahan dalam arah sumbu y (m)
= Arah vektor perpindahan (sudut vektor perpindahan terhadap sumbu x positif).
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami cara menentukan vektor
posisi dan perpindahan partikel, berikanlah Masalah 1.1 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 5. Sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta didik untuk
mengerjakan Evaluasi 1.1 yang terdapat pada halaman 6.
Untuk meningkatkan keaktifan serta pemahaman peserta didik terkait materi yang telah dibahas,
mintalah peserta didik untuk memerhatikan kembali Masalah 1.1 dan Evaluasi 1.1 (soal
nomor 3 dan 4). Berdasarkan soal-soal tersebut mintalah peserta didik untuk mendiskusikan
komponen x dan y dari masing-masing vektor posisi dalam soal-soal tersebut. Bimbinglah
peserta didik untuk membuat kesimpulan. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan diskusi, sehingga peserta didik memperoleh jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yaitu sebagai berikut.
1. x dan y dari Masalah 1.1 x = t 3 + t ; y = 2t 2
2. x dan y dari Evaluasi 1.1 nomor 3 x = 2 + 4t + 4t 2 ; y = 1 + 6t + 3t 2
3. x dan y dari Evaluasi 1.1 nomor 4 x = t 2 + t ; y = 3t
4. Variabel t pada x dan y dari ketiga soal tersebut menunjukkan bahwa posisi benda selalu
berubah terhadap waktu.
Alangkah baiknya jika guru mengingatkan kembali peserta didik tentang konsep kecepatan
rata-rata dan kecepatan sesaat pada garis lurus yang telah dipelajari pada kelas X. Sebagai bahan
pengingat, mintalah perwakilan peserta didik untuk menjelaskan dan menuliskan persamaan
konsep tersebut. Dalam pembahasan materi ini, guru hanya menambahkan penjelasan tentang
keterkaitan penggunaan vektor untuk menentukan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
suatu partikel pada suatu bidang.
2. Kecepatan
Untuk menentukan kecepatan rata-rata suatu partikel atau benda pada suatu bidang dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut.
r r2 r1
v = t =
t2 t1
dengan:
v = kecepatan rata-rata
r = vektor perpindahan partikel
r1 = vektor posisi pada t1
r2 = vektor posisi pada t2
Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan kedalam bentuk komponen-komponen vektor,
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
x y
v= i+ j
t t
Petunjuk Khusus 43
Hitam 44 Orange
v = vx i + vy j
Tuntunlah peserta didik untuk menurunkan persamaan kecepatan sesaat suatu partikel atau
benda yang bergerak pada suatu bidang.
Kecepatan sesaat untuk gerak partikel pada bidang adalah turunan pertama dari
fungsi r terhadap waktu t. Secara matematis dapat dituliskan sabagai berikut.
dr
v=
dt
Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan kedalam bentuk komponen-komponen vektor,
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
v=
(
d x i + y j ) v = dx i + dy j
dt dt dt
Tekankan kepada peserta didik bahwa besar kecepatan sesaat partikel yang bergerak pada suatu
bidang, analog dengan perpindahan partikel pada suatu bidang. Sehingga dapat ditentukan
dengan menggunakan teorema phytagoras dan arah vektor perpindahan dapat ditentukan
dengan menggunakan konsep trigonometri.
Besar dan arah kecepatan sesaat partikel yang bergerak pada suatu bidang dapat
ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut.
v
v = vx2 + v y2 = tan 1 y
vx
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami cara menentukan kecepatan
rata-rata dan sesaat partikel yang bergerak pada suatu bidang, berikanlah Masalah 1.2 yang
terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 8. Kemudian mintalah peserta didik untuk
mengerjakan Evaluasi 1.2 yang terdapat pada halaman 9.
3. Percepatan
Alangkah baiknya jika guru mengingatkan kembali peserta didik tentang konsep percepatan
rata-rata dan percepatan sesaat pada garis lurus, yang telah dipelajari pada kelas X. Sebagai
bahan pengingat, mintalah perwakilan peserta didik untuk menjelaskan dan menuliskan
persamaan konsep tersebut. Dalam pembahasan materi ini, guru hanya menambahkan
penjelasan tentang keterkaitan penggunaan vektor untuk menentukan percepatan rata-rata dan
percepatan sesaat suatu partikel pada suatu bidang.
Analog dengan kecepatan rata-rata, percepatan rata-rata pada suatu bidang dinyatakan
dalam bentuk vektor dengan persamaan sebagai berikut.
vx v y
ar = i+ j sehingga ar = arx i + ary j
t t
dengan:
a = percepatan rata-rata dalam arah x (m/s2)
rx
a = percepatan rata-rata dalam arah y (m/s2)
ry
Percepatan sesaat pada suatu bidang dapat dinyatakan dalam bentuk komponen vektor
dengan persamaan sebagai berikut.
dv dv y
a = dv = d (vx i + v y j ) a = x i + j
dt dt dt dt
Besar dan arah percepatan sesaat dapat ditentukan menggunakan rumus berikut.
ay ay
a = ax 2 + a y 2 tan = = tan 1
ax ax
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami cara menentukan percepatan
rata-rata dan pencerminan sesaat partikel yang bergerak pada suatu bidang, berikanlah
Masalah 1.3 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 1113. Setelah itu,
mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 1.3 yang terdapat pada halaman 13.
Untuk menentukan posisi partikel pada bidang yang fungsi kecepatannya diketahui dapat
ditentukan dengan metode integral dengan menggunakan persamaan berikut.
t t
r = ( x0 + vx dt ) i + ( y0 + v y dt ) j
0 0
Tekankan kepada peserta didik bahwa fungsi kecepatan suatu partikel dapat ditentukan dari
suatu fungsi percepatan, dengan menerapkan konsep integral. Jelaskan dan bimbinglah peserta
didik untuk memperoleh fungsi kecepatan suatu partikel dari suatu fungsi percepatan yang
telah diketahui.
Petunjuk Khusus 45
Hitam 46 Orange
Sama halnya dengan menentukan posisi dari fungsi kecepatan, menentukan kecepatan
dari fungsi percepatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode integral.
v t
dv = a dt
v0 0
t
v v0 = a dt
0
t
v = v0 + a dt
0
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami cara menentukan fungsi
kecepatan partikel berdasarkan fungsi percepatannya, guru dapat memberikan Masalah 1.4 yang
terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 1516. Sebagai bahan evaluasi bagi guru,
mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 1.4 yang terdapat pada halaman 16.
F Gerak Parabola
Untuk memotivasi peserta didik tampilkanlah gambar seorang atlet yang melakukan lompat
jauh ataupun gambar sebuah bola yang ditendang. Kemudian, berikan peserta didik pertanyaan
yang mengarah kepada konsep gerak parabola. Misalnya, "gerakan apa yang terjadi pada
gambar tersebut?" Jawaban yang diharapkan: "gerakan pada gambar tersebut merupakan salah
satu contoh gerak parabola, karena lintasan gerak tersebut berbentuk setengah lingkaran."
Sebelum Bapak/Ibu guru membahas materi ini, alangkah baiknya jika peserta didik melakukan
Kegiatan 1.2 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 17. Mintalah peserta
didik untuk mempresentasikan hasil kegiatan tersebut. Bukalah sesi tanya jawab agar peserta
didik dapat saling bertukar pendapat. Guru membimbing peserta didik untuk bersama-sama
menyimpulkan hasil percobaan tersebut.
Bimbinglah peserta didik untuk menganalisis Gambar 1.7 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI halaman 18, sehingga peserta didik dapat memahami persamaan-persamaan
yang memengaruhi gerak parabola.
y vy = 0
H v
vtx
vy v
vx
yH
x vy
P(x, y) vx
v0 ay = g v
v0y
y
vx
A
O(0, 0) v0x v = v0 x
xA
vy
v
Gambar 1.1 Lintasan gerak parabola suatu benda yang dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal V0 dan
membentuk sudut 0
Berdasarkan gambar tersebut, dapat diperoleh persamaan sumbu x dan sumbu y sebagai
berikut.
vx= v0x = v0 cos v y = v0 y gt = v0 sin gt
dan
x = v0x t = v0 cos t y = v0 y t 12 gt 2 = (v0 sin )t 12 gt 2
Tekankan kepada peserta didik bahwa gerak parabola pada sumbu x merupakan gerak lurus
beraturan dan gerak pada sumbu y merupakan gerak lurus berubah beraturan.
Untuk mengetahui besar kecepatan dan arah kecepatan benda dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis berikut ini.
vy
v = vx 2 + v y 2 ; tan =
vx
Komponen kecepatan benda pada saat di titik tertinggi (titik H) dapat dituliskan sebagai
berikut.
vy = 0
vx = v0x = v0 cos
Agar peserta didik lebih memahami pembahasan di atas, mintalah peserta didik untuk
melakukan diskusi tentang penyebab terjadinya GLBB dalam arah sumbu Y pada gerak
parabola. Setelah itu mintalah peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi yang
telah dilakukan di depan kelas. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan dapat memfasilitasi dan
membimbing diskusi peserta didik, sehingga peserta didik memperoleh kesimpulan bahwa
GLBB pada gerak parabola terjadi karena adanya gaya gravitasi pada benda dan semua
gerakan pada benda diabaikan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertinggi H (tinggi maksimum) dapat ditentukan
sebagai berikut.
Petunjuk Khusus 47
Hitam 48 Orange
v0 sin
tH =
g
dengan:
tH = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
Koordinat titik tertinggi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis berikut ini.
v02 v02
xH = sin 2 yH = sin 2
2g 2g
Untuk mencapai titik terjauh (titik A) diperlukan waktu dua kali dari waktu untuk mencapai
titik tertinggi (titik H), maka untuk titik terjauh berlaku persamaan sebagai berikut.
2v0 sin 0
tA =
g
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami pemecahan masalah dalam
gerak parabola, guru dapat memberikan Masalah 1.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 22.
Sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 1.5
yang terdapat pada halaman 2223.
Guru dapat memberikan ilustrasi seorang anak yang berada di atas kerata api yang bergerak
dengan kecepatan tetap menjatuhkan uang logam ke bawah. Mintalah peserta didik untuk
menggambarkan bentuk lintasan uang logam tersebut bila dilihat oleh anak tersebut dan bila
dilihat oleh orang yang berdiri di atas dekat rel kereta api. Mintalah perwakilan peserta didik
untuk menggambarkan lintasan tersebut di depan kelas. Dalam kegiatan ini guru diharapkan
dapat memfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk berpikir kritis terhadap permasalahan
yang diajukan, sehingga peserta didik mampu menggambarkan lintasan uang logam sebagai
berikut.
dilihat oleh orang yang
dilihat berdiri di atas tanah dekat rel
oleh kereta api
anak
G Gerak Melingkar
Bapak/Ibu guru dapat mengingatkan kembali peserta didik tentang materi gerak melingkar yang
telah dipelajari di kelas X, dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Misalnya,
"apa yang menjadi ciri dari gerak melingkar dan apa saja contoh gerak melingkar dalam
kehidupan sehari-hari?" Jawaban yang diharapkan: "ciri gerak melingkar adalah lintasannya
berupa lingkaran. Contohnya adalah gerakan jarum jam, gerak roda sepeda, dan gerak kipas
angin." Selain itu, guru dapat memberi penekanan kepada peserta didik bahwa besar kecepatan
di posisi lintasan gerak melingkar selalu konstan, hanya arahnya yang berubah.
Sebelum Bapak/Ibu guru membahas materi ini, alangkah baiknya jika peserta didik melakukan
Kegiatan 1.3 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 2324. Mintalah
peserta didik untuk mempresentasikan hasil kegiatan tersebut. Bukalah sesi tanya jawab
untuk melibatkan seluruh peserta didik agar proses pembelajaran dapat berpusat pada peserta
didik. Guru membimbing peserta didik untuk bersama-sama menyimpulkan hasil percobaan
tersebut.
Bapak/Ibu guru dapat mengingatkan kembali peserta didik tentang besaran-besaran fisika
dalam gerak melingkar dengan meminta perwakilan peserta didik untuk mengemukakan
besaran-besaran tersebut.
Petunjuk Khusus 49
Hitam 50 Orange
1 0
= =
t1 t0 t
Sedangkan untuk kecepatan sudut sesaatnya, dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis berikut ini.
d
= lim = =
t 0 t dt
Hubungan kecepatan sudut dengan kecepatan linear, dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis berikut ini.
s .r
s = r = = = v= r
t t
dengan:
v = laju linear (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
r = jari-jari lintasan (m)
dengan:
0 = posisi sudut awal ( pada t = 0)
Percepatan sudut sesaat adalah turunan kedua dari fungsi posisi sudut terhadap waktu
yang dinyatakan dalam persamaan berikut.
d d 2
dt dt
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami pemecahan masalah dalam
gerak melingkar guru dapat memberikan Masalah 1.7 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 3132. Sebagai bahan evaluasi, mintalah peserta didik untuk mengerjakan
Evaluasi 1.7. yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI halaman 32.
Petunjuk Khusus 51
Hitam 52 Orange
3. Individual
Saat mempelajari gerak dalam bidang dua dimensi melalui buku ini, kita menggunakan
simulator untuk mempelajari karakteristik geraknya. Simulator-simulator ini merupakan
teknologi yang dapat mempermudah kita untuk memahami materi. Akan tetapi, kita terlebih
dahulu harus mengetahui mekanisme kerja simulator tersebut. Dalam mempelajari mekanisme
kerja simulator ini setidaknya kita bertanya mengenai bagaimana cara menggunakannya.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini merupakan langkah awal yang baik dalam mengembangkan
rasa ingin tahu.
Gerak benda pada lintasan yang berbentuk parabola dan melingkar memiliki karakteristik
yang berbeda di setiap titik atau posisi pada lintasannya. Untuk itu, dalam mengamati gerak
dalam setiap posisi pada kedua jenis gerak tersebut kita harus teliti dan cermat agar tidak
terjadi miskonsepsi. Jadi, secara tidak langsung kita sedang melatih sikap teliti dan cermat
melalui materi ini.
Sikap-sikap tadi sebaiknya Anda terapkan di lingkungan sekitar Anda, baik lingkungan
alam maupun lingkungan sosial, sehingga lingkungan dapat merasakan manfaat dari keberadaan
Anda.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Gerak Dua Dimensi.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk
merefleksikan hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini
sehingga berguna untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
I Pengayaan Materi
Vektor Posisi untuk Gerak Tiga Dimensi
Sebuah objek/benda yang berada di sebuah titik tertentu, y
1
z
Gambar 1.2 Contoh vektor pada
bidang 3 dimensi
Contoh Soal
Sebuah CD (Compact Disc) berputar dengan percepatan sudut = 14t rad/s2, dengan t dalam
sekon. Pada saat t = 0 sebuah titik berada pada sudut 0 = 3 rad dengan kecepatan sudut awal
0 = 2 rad/s. Nyatakanlah:
a. kecepatan sudut sebagai fungsi waktu (t),
b. posisi sudut sebagai fungsi waktu (t).
Penyelesaian:
a. Persamaan (t) ditentukan dengan mengintegralkan fungsi percepatan sudut.
t t
(t) = 0 + (t) dt = 2 + 14t dt = 2 + 7t2 rad/s
0 0
J Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada bab I adalah sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum
K Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi yang terdapat dalam bab I ini, terdapat
beberapa bentuk evaluasi yang dapat dipergunakan sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku bekerja sama, saling
menghargai, cermat, teliti, memiliki rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan
sekitarnya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku siswa Fisika, halaman 42)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya dalam konteks pencapaian diri. (Format tabel refleksi
tertera pada buku siswa Fisika, halaman 38)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik untuk dapat saling bertukar pikiran atau pendapat
untuk mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
Petunjuk Khusus 53
Hitam 54 Orange
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum
halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa ketika
melakukan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman
29-30)
L Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial bab adalah sebagai berikut.
1. Sebuah partikel bergerak dalam lintasan lurus dengan vektor posisi 3t2 2t + 24, x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata partikel tersebut antara t = 0 dan t = 2
sekon.
Pembahasan:
Saat t = 0 sekon x1 = 3(0)2 2(0) + 24 = 24 meter
Saat t = 2 sekon x2 = 3(2)2 2(2) + 24 = 32 meter
Kecepatan rata-rata partikel:
x x2 x1 32 24 8
v= = = = = 4 m/s
t t2 t1 20 2
2. Sebuah kincir berputar memiliki kecepatan sudut = 6t2 8t + 30, dalam rad/s dan t dalam
sekon. Tentukan:
a. persamaan posisi sudutnya;
b. persamaan percepatan sudutnya;
c. hitung percepatan sudut pada t = 2 sekon.
Pembahasan:
a. persamaan posisi sudut
= (6t2 8t + 30) dt
= 2t3 4t2 + 30t
M Rangkuman
1. Vektor posisi r mempunyai arah dari titik asal ke posisi partikel. Vektor posisi partikel pada
bidang x-O-y dinyatakan sebagai r = xi + yj
Vektor perpindahan r dinyatakan sebagai r = r2 r1
Besar perpindahan dinyatakan sebagai:
r = x 2 + y 2
2. Kecepatan rata-rata
v = v i + v j
x y
Kecepatan sesaat
v = lim v r = dr = vx i + v y j
t 0 dt
Kecepatan sesaat suatu benda dapat diperoleh dari garis singgung pada kurva lintasan.
Besar kecepatan dinyatakan sebagai:
v = vx 2 + v y 2
3. Percepatan rata-rata
a = a i + a j
x y
Percepatan sesaat
a = lim ar = dv = ax i + a y j
t 0 dt
Percepatan sesaat dapat diperoleh dari garis singgung pada kurva kecepatan. Jika garis
singgung terhadap kurva kecepatan membentuk sudut terhadap sumbu t, maka berlaku:
a = tan
4. Gerak parabola dapat ditinjau dalam dua arah, yaitu arah horizontal (sumbu x) dan arah
vertikal (sumbu y).
a. Gerak pada sumbu x (horizontal) adalah gerak lurus beraturan, sehingga berlaku
persamaan-persamaan:
vx = v0x = v0 cos
x = vx t = v0 t cos
Petunjuk Khusus 55
Hitam 56 Orange
b. Gerak pada sumbu y (vertikal) adalah gerak lurus berubah beraturan. Jika ditetapkan
arah ke atas adalah positif maka percepatan vertikal ay = g, dan berlaku persamaan-
persamaan:
v0 y v0 sin
v y v0 y a y t
v y v0 y gt
1
y v0 y t a y t 2
2
1
y v0 y t gt 2
2
1
y v0 sin t gt 2
2
5. Besar kecepatan benda pada saat t ditentukan sebagai berikut.
v = vx 2 + v y 2
Arah kecepatan benda terhadap sumbu mendatar (sumbu x) dirumuskan sebagai berikut.
vy
tan =
vx
6. Pada gerak parabola dengan lintasan dari tanah kembali ke tanah berlaku persamaan-persamaan
berikut.
a. Tinggi maksimum (yH) yang dapat dicapai dalam gerak parabola.
v02 sin 2 0
yH =
2g
b. Waktu untuk mencapai titik tertinggi (H)
v0 sin 0 2 yH
tH = =
g g
Waktu untuk mencapai titik terjauh (titik A) sama dengan dua kali waktu untuk mencapai
titik tertinggi (tA = 2 tH).
c. Jarak horizontal dari titik tertinggi (H):
v02 sin 2 0
xH =
2g
Jarak terjauh yang dapat dicapai dalam gerak parabola.
v02 sin 2 0
x A = 2 xH =
g
7. Kecepatan sudut rata-rata
2 1
= =
t t2 t1
Petunjuk Khusus 57
Hitam 58 Orange
N Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar
mengenai hukum Newton tentang gravitasi. Materi mengenai gerak dua dimensi sangat
bermanfaat dalam mempelajari konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep hukum
Newton tentang gravitasi. Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi
yang telah dipelajari masih terhubung dengan materi yang lain sehingga peserta didik
mendapatkan suatu motivasi, yaitu khususnya dalam Fisika suatu konsep atau materi saling
terkait satu sama lain. Pada umumnya, peserta didik akan merasakan bahwa hidup seorang
manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup ciptaan Tuhan dimana semuanya
saling membutuhkan.
Bab II
Sumber: http://www.digaleri.com/2013/01/gambar-planet-di-tata-surya.html
Pada KD 3.2 dan 4.2 kedalaman materi ditekankan pada hukum Newton tentang gravitasi. Selain
itu, peserta didik diharapkan dapat menjelaskan penemuan fenomena gravitasi, merumuskan
persamaan gaya gravitasi umum Newton, merumuskan nilai percepatan gravitasi, dan merumuskan
hubungan gravitasi Newton dengan hukum Kepler yang berkaitan dengan hukum gravitasi umum
Newton. Kajian tentang hukum Newton tentang gravitasi dapat ditinjau dari gaya gravitasi dan
medan gravitasi serta hukum Kepler yang berkaitan dengan hukum gravitasi umum Newton.
Peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan gaya gravitasi di antara dua benda. Peserta didik
juga diharapkan dapat menjelaskan keteraturan gerak planet dalam tata surya dan gerak satelit
mengelilingi planet berdasarkan hukum Newton dan hukum Kepler. Alangkah baiknya jika dalam
mempelajari hukum Newton tentang gravitasi ini menggunakan pendekatan sainstifik dan model
pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah dinamika, hukum Newton, dan
gerak melingkar.
Petunjuk Khusus 59
Hitam 60 Orange
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan diskusi ilustrasi Gunung Newton, peserta didik dapat mendeskripsikan
penemuan fenomena gaya gravitasi.
2. Setelah melakukan kajian literatur tentang gaya gravitasi, peserta didik dapat merumuskan
hukum gravitasi Newton.
3. Setelah melakukan praktikum tentang gaya gravitasi pada benda, peserta didik dapat
merumuskan nilai percepatan gravitasi.
4. Setelah menganalisis grafik hubungan percepatan jarak dari pusat bumi, peserta didik dapat
memahami hubungan percepatan gravitasi dengan jarak dari pusat bumi.
5. Setelah melakukan kajian literatur tentang hukum Kepler, peserta didik dapat mengidentifikasi
gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum Kepler.
6. Setelah melakukan kajian literatur tentang hubungan hukum gravitasi Newton dengan hukum
Kepler, peserta didik dapat menganalisis hubungan hukum gravitasi Newton dengan hukum
Kepler.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada peserta didik antara lain sebagai
berikut.
Untuk menjelaskan materi ini, alangkah baiknya sebelum masuk ke dalam pembelajaran, guru
mempersiapkan sebuah benda yang dapat merangsang serta mengingatkan kembali peserta
didik tentang gaya gravitasi. Contoh, benda yang ada di sekitar ruangan kelas misalnya
spidol. Peserta didik diminta untuk mengamati faktor yang memengaruhi spidol tersebut
dapat jatuh ke bawah bila dijatuhkan. Selanjutnya guru meminta beberapa peserta didik untuk
mengungkapkan hasil pengamatannya tersebut. Kalimat yang diharapkan keluar dari peserta
didik yakni, spidol tersebut dapat jatuh ke bawah diakibatkan tarikan gaya gravitasi bumi.
Gaya gravitasi merupakan gaya tarik yang berasal dari pusat bumi yang bekerja pada benda
sehingga benda tersebut akan selalu jatuh menuju pusat bumi.
Mintalah peserta didik untuk memerhatikan Gambar 2.1 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 45. Setelah itu arahkan peserta didik untuk menginterpretasikan
maksud dari gambar tersebut. Kemudian guru dapat meminta peserta didik untuk melakukan
diskusi. Guru dapat mengajukan pertanyaan untuk menjadi bahan diskusi bagi peserta didik.
Misalnya Apa yang akan terjadi pada peluru meriam pada Gambar 2.1, jika tidak ada gaya
gravitasi yang bekerja padanya? Mintalah peserta didik untuk mendiskusikannya. Dalam
kegiatan ini, guru diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh kesimpulan
hasil diskusi, yaitu gaya gravitasi menjaga peluru meriam untuk tetap berada dalam lintasan
melingkarnya. Tanpa adanya gaya gravitasi peluru meriam yang ditembakkan akan bergerak
mengikuti lintasan yang lurus seperti gambar di bawah ini.
Petunjuk Khusus 61
Hitam 62 Orange
m m dengan:
Fg = G 1 2 2
r G = tetapan gravitasi umum
Untuk meningkatkan penguasaan konsep peserta didik, guru dapat mengajukan beberapa
pertanyaan misalnya Apa yang terjadi pada gaya gravitasi di antara dua buah benda jika jarak
kedua benda diperbesar menjadi dua kali semula? dan Apa yang terjadi jika pada gaya gravitasi
di antara dua benda jika massa salah satu benda diperbesar menjadi 8 kali semula? Mintalah
peserta didik melakukan simulasi perhitungan sederhana untuk menjawab pertanyaan yang
Bapak/Ibu ajukan. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, yaitu:
m1m2
G
F1 r12 m1m2
1. = G
F2 G m1m2 F r12
2r12 2. 1 =
F2 G m1 (8m1 )
F1 4r12 F r12
= 2 F2 = 1
F2 r1 4 F2 = 8 F1
Gaya gravitasi di antara kedua benda Gaya gravitasi di antara kedua benda
seperempat lebih kecil dari gaya gravitasi menjadi delapan kali lebih besar dari gaya
mula-mula. gravitasi mula-mula.
Sebaiknya, sebelum guru menjelaskan materi kuat medan gravitasi dan percepatan gravitasi
guru mengingatkan kembali akan peristiwa jatuhnya buah kelapa dari pohonnya akibat tarikan
gaya gravitasi bumi. Jelaskan pula kepada siswa bahwa daerah di sekitar bumi yang masih
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi ini disebut dengan medan gravitasi bumi.
Tekankan kepada peserta didik bahwa gaya gravitasi bukanlah merupakan gaya kontak,
melainkan gaya yang bekerja melalui suatu jarak dalam ruang.
Daerah di sekitar bumi yang masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi disebut medan
gravitasi. Medan gravitasi dapat divisualisasikan dalam bentuk garis-garis berarah serta dapat
menggunakan garis-garis medan yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
M 3M
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Garis-garis medan gravitasi di sekitar benda bermassa M
(b) dan di sekitar sebuah benda bermassa 3M
Agar peserta didik lebih memahami lagi tentang garis-garis medan gravitasi, mintalah peserta
didik untuk mengamati kembali Gambar 2.1 di atas, kemudian arahkan peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya Mengapa arah medan gravitasi radial menuju ke benda sumber? dan Coba
jelaskan mengapa garis medan gravitasi benda bermassa 3M lebih rapat daripada garis medan
gravitasi benda bermassa M? Mintalah beberapa perwakilan peserta didik untuk membacakan
hasil kegiatannya di depan kelas.
2. Gaya gravitasi sebanding dengan massa benda, sehingga semakin kuat besar massa benda
semakin besar gaya gravitasi dan juga semakin besar medan gravitasi.
GM
g = 2 Gambar 2.1 a
r
G 3M
g
r2
Gambar 2.1 b
Besaran yang menyatakan medan gravitasi disebut dengan kuat medan gravitasi. Kuat medan
gravitasi g disebut juga percepatan gravitasi. Persamaan kuat medan gravitasi dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Mm
G
g = r 2 = GM
m r2
dengan:
M = massa benda sumber (kg)
r = jarak suatu titik ke benda sumber (m)
Petunjuk Khusus 63
Hitam 64 Orange
Jelaskan kepada peserta didik berdasarkan persamaan tersebut, dapat terlihat bahwa percepatan
gravitasi bergantung pada massa bumi dan jarak benda dari pusat bumi (lokasi benda).
Agar dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik, guru dapat mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik. Misalnya bagaimana perbedaan percepatan gravitasi atau kuat medan
gravitasi bumi di bagian kutub dan khatulistiwa?. Mintalah peserta didik untuk membuat
jawaban dari pertanyaan tadi pada kertas terpisah. Mintalah perwakilan peserta didik untuk
membacakannya di depan kelas. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan dapat memfasilitasi
GM
peserta didik untuk menggunakan konsep percepatan gravitasi, yaitu g = 2 . Karena
r
rkutub < rkhatulistiwa, maka peserta didik diharapkan memperoleh kesimpulan g di kutub > g di
khatulistiwa.
Sebagai aplikasi dari materi pelajaran yang telah disampaikan kepada peserta didik, alangkah
baiknya jika Bapak/ibu guru dapat memberikan contoh soal yang berkaitan dengan kuat medan
gravitasi dan percepatan gravitasi seperti Masalah 2.2 yang ada pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 53-54.
F Hukum Kepler
Sebelum guru memberikan penjelasan mengenai materi hukum Kepler, alangkah baiknya bila
guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat kembali tentang materi periode benda yang
melingkar.
1. Hukum I Kepler
Hukum ini menjelaskan bahwa planet-planet yang mengitari lintasannya digambarkan
sebagai elips (hukum lintasan elips).
Untuk mempermudah peserta didik dalam memahami periode orbit dan jarak rata-rata antara
T2
matahari ke Bumi dan matahari ke Mars, gunakanlah tabel perbandingan 3 Bumi dan Mars
T2 R
serta perbandingan 3 beberapa planet.
R
2
Tabel 2.2 Perbandingan T beberapa planet
R3
T2
Planet T (tahun) R (sa)
R3
Merkurius 0,241 0,39 0,98
Venus 0,615 0,72 1,01
Bumi 1,00 1,00 1,00
Mars 1,88 1,52 1,01
Jupiter 11,8 5,20 0,99
Saturnus 29,5 9,54 1,00
Uranus 84,0 19,18 1,00
Neptunus 164,8 30,6 1,00
1 sa ( sa = satuan astronomi) = 1,4957 10 m
11
Petunjuk Khusus 65
Hitam 66 Orange
Sebagai bahan evaluasi, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 2.2, yang
terdapat pada buku siswa Fisika Kelas XI, halaman 56.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Hukum Newton tentang Gravitasi.
Pada akhir bab alangkah baiknya jika Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk
merefleksikan hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini
sehingga berguna untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
H Pengayaan Materi
Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial gravitasi Newton adalah energi potensial gravitasi antara dua benda angkasa.
Energi ini dirumuskan sebagai berikut:
Mm
Ep = G
r
Ketarangan:
Ep : energi potensial gravitasi Newton (joule)
M : massa planet (kg)
m : massa benda (kg)
r : jarak benda ke pusat planet (m)
G : tetapan gravitasi universal = 6,673 1011 N.m2/kg2
Dari rumus di atas terlihat bahwa Ep bernilai negatif. Artinya, untuk memindahkan benda
dari posisi tertentu ke posisi lain yang jaraknya lebih jauh dari pusat planet diperlukan sejumlah
energi. Selain itu, tanda negatif pada Ep juga menunjukkan bahwa suatu planet akan tetap terikat
pada medan gravitasi matahari, sehingga planet tetap berada pada orbitnya.
I Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada bab II adalah sebagai berikut.
1. Media Visual : buku Fisika kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
J Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi yang terdapat dalam bab II ini,
terdapat beberapa bentuk evaluasi yang dapat dipergunakan, sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri terdiri
atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku bekerja sama, saling
menghargai, cermat, teliti, memiliki rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan
sekitaranya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku siswa Fisika, halaman 62)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format tabel
refleksi tertera pada buku siswa Fisika, halaman 59)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
Petunjuk Khusus 67
Hitam 68 Orange
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa ketika melakukan
kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta didik
melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 29-30)
K Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial, kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan yang diremedi.
Contoh soal remedial:
1. Dua buah benda bermassa 6 kg dan 8 kg terpisah sejauh 60 cm. Tentukan gaya tarik menarik
yang bekerja antara kedua benda tersebut!
Pembahasan:
m1 = 6 kg r = 60 cm = 0,6 m
m2 = 8 kg G = 6,67 1011 N m2/kg2
Gaya gravitasi yang bekerja antara kedua benda adalah
m m
F = G 1 2 2 = 6, 67 1011 N m 2 /kg 2
( 6 kg )(8 kg ) = 8, 89 109 N
( 0, 6 m )
2
r
2. Tentukan gaya gravitasi yang bekerja di antara bumi (M = 5,98 1024 kg) dan orang bermassa
70 kg yang berdiri di permukaan bumi yang jaraknya 6,38 106 m dari pusat bumi.
Pembahasan:
G = 6,67 1011 N m2/kg2 m2 = 70 kg
M = m1 = 5,98 10 kg
24
r = 6,38 106 m
Gaya gravitasi yang bekerja di antara bumi dan orang adalah
2 (
m1 m2 5, 98 1024 kg ) ( 70 kg )
F = G 2 = ( 6, 67 10 N m /kg )
11 2
= 685, 94 N
( 6, 38 106 m )
2
r
3. Tentukan gravitasi yang dialami suatu pesawat yang berada pada ketinggian setengah dari
jari-jari Bumi. (jari-jari Bumi = 6400 km, gravitasi bumi = 9,8 m/s2)
Pembahasan:
1 3
gA = gravitasi bumi = 9,8 m/s2 rB = R + R = R
2 2
r = R = 6400 km
A
maka, gravitasi yang dialami pesawat adalah
GM
2 2 2 2
g B rB
= = rA = R = 2 = 4
g A GM rB 32 R 3 9
2
rB
4 4
g B = g A = ( 9, 8 m/s 2 ) = 4, 4 m/s 2
9 9
L Rangkuman
1. Hukum gravitasi umum Newton menyatakan bahwa gaya gravitasi antara dua buah benda
merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua pusat benda tersebut. Secara
matematis ditulis sebagai berikut.
m m
Fg = G 1 2 2
r
2. Nilai tetapan gravitasi umum (G) pertama kali ditentukan oleh Henry Cavendish dengan
menggunakan neraca Cavendish, yaitu G = 6,6754 1011 Nm2/kg2.
3. Kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi adalah gaya gravitasi per satuan massa suatu
benda. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
F GM
g = =
m r2
4. Kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu dari permukaan bumi
dapat dirumuskan sebagai berikut.
2
g'= R 2 g
( R + h)
5. Perbandingan percepatan gravitasi dua buah planet adalah sebagai berikut.
2
gB mB rA
=
gA mA rB
6. Hukum pertama Kepler atau hukum lintasan elips berbunyi: Lintasan planet-planet yang
mengitari matahari berbentuk elips dengan pusat matahari berada pada salah satu titik
fokusnya.
Hukum kedua Kepler atau hukum luas yang sama berbunyi Suatu garis khayal yang dilukis
dari pusat matahari ke pusat planet akan menyapu luas daerah yang sama dalam selang
waktu yang sama.
Hukum ketiga Kepler atau hukum harmonik berbunyi Perbandingan kuadrat periode dari
dua planet sembarang sama dengan perbandingan pangkat tiga dari jarak rata-rata kedua
planet tersebut dari matahari.
Petunjuk Khusus 69
Hitam 70 Orange
7. Hukum ketiga Kepler ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut.
T2 T12 R13
= k =
R3 T2 2 R23
8. Hubungan hukum gravitasi Newton dengan hukum ketiga Kepler adalah sebagai berikut.
T2 4 2
k = 3 =
R G Mm
M Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
usaha dan energi. Untuk materi mengenai hukum Newton tentang gravitasi sangat bermanfaat
dalam mempelajari konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep usaha dan energi.
Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi yang telah dipelajari masih
terhubung dengan materi yang lain sehingga peserta didik mendapatkan suatu motivasi, yaitu pada
khususnya dalam Fisika, suatu konsep atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya,
peserta didik akan merasakan bahwa hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua
makhluk hidup ciptaanTuhan dimana semuanya saling membutuhkan.
Bab III
Sumber: http://ainurrizki.wordpress.com/2011/03/18/plta/
Pada KD 3.3 dan 4.3 kedalaman materi ditekankan pada usaha dan energi. Selain itu, peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan energi kinetik, energi potensial gravitasi, dan energi potensial
pegas. Kajian tentang usaha dan energi dapat ditinjau dari konsep usaha dan hubungan usaha
dengan energi potensial serta energi kinetik. Peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan
hubungan usaha dengan energi potensial dan hubungan usaha dengan energi kinetik. Peserta didik
juga diharapkan dapat menjelaskan hukum kekekalan energi mekanik dan konsep daya. Alangkah
baiknya jika dalam membahas usaha dan energi ini menggunakan pendekatan sainstifik dan model
pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah gaya, energi, dan usaha yang
pernah didapat di SMP/MTs kelas VIII dan hukum II Newton yang pernah dipelajari ketika kelas
X SMA/MA.
Petunjuk Khusus 71
Hitam 72 Orange
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan praktikum tentang energi kinetik dan energi potensial, peserta
didik dapat menjelaskan karakteristik energi kinetik dan energi potensial (gravitasi dan
pegas).
2. Setelah melakukan kajian literatur tentang energi kinetik dan energi potensial, peserta didik
dapat merumuskan persamaan energi kinetik dan energi potensial (gravitasi dan pegas).
3. Setelah melakukan kajian literatur tentang energi kinetik dan energi potensial peserta
didik dapat menghitung besar energi kinetik dan energi potensial (gravitasi dan pegas).
4. Setelah melakukan kegiatan diskusi, peserta didik dapat mendeskripsikan konsep usaha
dalam fisika.
5. Setelah melakukan kegiatan diskusi, peserta didik dapat menghitung besar usaha untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Setelah menganalisis gambar, peserta didik dapat menganalisis hubungan usaha dan energi
potensial.
7. Setelah menganalisis gambar, peserta didik dapat menganalisis hubungan usaha dan energi
kinetik.
8. Setelah mengamati penjelasan guru mengenai hukum kekekalan energi mekanik, peserta
didik dapat merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada siswa antara lain sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan usaha dalam fisika?
2. Apakah yang dimaksud dengan teorema usaha-energi?
3. Apa yang dimaksud dengan energi kinetik?
4. Apa yang dimaksud dengan energi potensial?
5. Bagaimana persamaan dari energi potensial dan kinetik?
6. Apa bunyi dari hukum kekekalan energi mekanik?
Sebelum masuk ke dalam pembahasan materi ini, arahkan peserta didik untuk melakukan
Kegiatan 3.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika, halaman 65. Setelah itu, mintalah peserta
didik untuk mempresentasikan hasil praktikumnya di depan kelas. Bukalah sesi tanya jawab
agar peserta didik dapat terlibat aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Bimbinglah peserta
didik untuk membuat kesimpulan dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan.
Petunjuk Khusus 73
Hitam 74 Orange
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena gerakannya.Secara matematis
energi kinetik dirumuskan sebagai berikut.
1 2
Ek = mv
2
dengan:
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh kedudukan
atau letak benda tersebut. Energi potensial dibedakan menjadi dua jenis, yaitu energi potensial
gravitasi dan energi potensial elastik.
Ingatkan kembali peserta didik mengenai perumusan hukum Newton tentang gravitasi yang
telah dipelajari pada subbab sebelumnya.
Energi potensial gravitasi adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda sebagai akibat posisi
vertikal atau ketinggiannya. Persamaannya adalah sebagai berikut.
EP = m g h
dengan:
Ep = energi potensial gravitasi (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = tinggi benda dari permukaan bumi (m)
Energi potensial elastik adalah energi yang tersimpan dalam benda-benda elastik sebagai
akibat benda-benda tersebut direnggangkan atau ditekan. Persamaan energi potensial elastik
adalah sebagai berikut.
1
Ep = k x2
2
dengan:
EP = energi potensial elastik (J)
k = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas (m)
Guru dapat meminta peserta didik melakukan kajian literatur untuk mendata beberapa produk
yang memanfaatkan energi potensial elastik. Bapak/Ibu guru dapat meminta peserta didik
untuk membuat deskripsi singkat tentang cara kerja produk-produk teknologi yang didata.
Mintalah peserta didik untuk membacakan hasil kegiatannya ini di depan kelas.
Agar peserta didik dapat memahami tentang energi kinetik dan energi potensial dalam pemecahan
masalah berikanlah peserta didik Masalah 3.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI,
halaman 68-69. Setelah itu mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 3.1 yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 69-70.
E Konsep Usaha
Untuk mengawali materi usaha mintalah peserta didik untuk mendemonstrasikan di depan
kelas mengenai konsep usaha. Caranya mudah, yaitu: minta dua orang peserta didik untuk
tampil di depan kelas. Satu orang bertugas mendorong sebuah meja, tetapi meja itu tidak
berpindah tempat. Sementara itu, peserta didik satunya lagi bertugas mendorong sebuah meja
sampai meja itu berpindah tempat. Peserta didik yang lainnya diminta untuk mengamati
demonstrasi yang dilakukan oleh temannya di depan kelas. Tugas guru dalam hal ini adalah
membimbing dan mengarahkan peserta didik agar mereka memahami dan dapat membedakan
apa itu konsep usaha dalam fisika. Sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang sama
pada materi yang akan dipelajari.
Mintalah peserta didik untuk mengamati gambar seorang pria yang sedang mendorong
mobil kemudian mintalah peserta didik untuk melakukan diskusi. Guru dapat memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengajak peserta didik berdiskusi. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat guru ajukan adalah sebagai berikut.
1. Jika dorongan pria tersebut mampu menahan gerak mobil ke belakang dan membuat
mobil bergeser ke arah depan, apakah dapat dikatakan bahwa mobil tersebut mengalami
usaha?
2. Jika dorongan pria tersebut hanya mampu menahan gerak mobil ke belakang tetapi
tidak membuat mobil bergeser ke depan, apakah dapat dikatakan bahwa mobil tersebut
mengalami usaha?
3. Jika dorongan pria tersebut tidak mampu menahan gerak mobil ke belakang, sehingga
mobil bergeser ke belakang, apakah dapat dikatakan bahwa mobil tersebut mengalami
usaha?
Setelah peserta didik melakukan diskusi terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut guru dapat
menunjuk salah satu perwakilan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Bukalah sesi tanya jawab agar seluruh peserta didik dapat terlibat di dalam
kegiatan pembelajaran.
Tekankan pada peserta didik bahwa konsep usaha dalam kehidupan sehari-hari berbeda
dengan konsep usaha dalam Fisika. Guru dapat meminta peserta didik untuk memberi contoh
perbedaan kedua konsep usaha tersebut.
Petunjuk Khusus 75
Hitam 76 Orange
Secara matematis, besarnya gaya yang bekerja pada benda membentuk sudut perpindahan,
maka dapat dinyatakan dengan persamaan:
W = F s cos
dengan:
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
= sudut antara gaya dengan perpindahan
Sementara untuk menentukan usaha yang arah gayanya searah dengan perpindahan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
W=F.s
Mintalah peserta didik untuk mengamati Gambar 3.11 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 72. Bimbinglah peserta didik untuk dapat menentukan usaha dari grafik
(F-x) seperti gambar yang diamati.
Untuk usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya pada suatu benda sama dengan jumlah usaha
yang dilakukan oleh masing-masing gaya.
W = W1 + W2 + W3 +
Agar peserta didik dapat memahami penggunaan konsep usaha dalam pemecahan masalah,
berikanlah peserta didik Masalah 3.2 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
73-74. Setelah itu, sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta didik untuk mengerjakan
Evaluasi 3.2 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI halaman 74-75.
Tekankan kepada peserta didik bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
suatu benda sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut.
Persamaan hubungan antara usaha dengan perubahan energi kinetik yaitu sebagai berikut.
1 1
W= mv2 2 mv12
2 2
W = Ek 2 Ek 1
W = Ek
Agar peserta didik dapat memahami penggunaan rumus hubungan usaha dan energi
kinetik dalam pemecahan masalah, berikanlah peserta didik Masalah 3.3 yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 76. Setelah itu sebagai bahan evaluasi, arahkan
peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 3.3 yang terdapat pada buku siswa Fisika
Kelas XI halaman 76.
Persamaan hubungan antara perubahan energi potensial gravitasi (EP) dengan usaha yang
dilakukan oleh gaya gravitasi (W), yaitu sebagai berikut.
W = EP
W = (EP2 EP1)
W = mg (h2 h1)
Persamaan hubungan antara usaha elastik dengan perubahan energi potensial elastik sebagai
berikut.
W = (EP2 EP1)
W = EP
1
W = k ( x22 x12 )
2
Petunjuk Khusus 77
Hitam 78 Orange
Besarnya energi mekanik pada suatu benda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
Em = Ep + Ek
dengan:
Em = energi mekanik (Joule)
Ep = energi potensial (Joule)
Ek = energi kinetik (Joule)
Karena energi mekanik yang dimiliki suatu benda selalu tetap, berarti energi mekanik pada
posisi awal (Em1) sama dengan energi mekanik pada posisi akhir (Em2), sehingga dapat ditulis
persamaan berikut.
Em1 = Em 2
EP1 + EK 1 = EP 2 + EK 2
1 1
mgh1 + mv12 = mgh2 + mv22
2 2
Setelah peserta didik mempelajari persamaan di atas, minta peserta didik untuk menyebutkan
bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
Hukum kekekalan energi mekanik berlaku juga pada kasus gerak benda yang dipengaruhi
oleh gaya pegas. Hukum kekekalan energi mekanik pada sistem benda pegas dapat ditulis sebagai
berikut.
Em1 = Em 2
EP1 + EK 1 = EP 2 + EK 2
1 2 1 2 1 2 1 2
kx + mv = kx + mv
2 1 2 1 2 2 2 2
Agar peserta didik lebih dapat memahami tentang fungsi hukum kekekalan energi untuk
menganalisis berbagai gerak dalam Fisika, mintalah peserta didik untuk melakukan Kajian
Literatur tentang penerapan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak
parabola, gerak melingkar, dan gerak satelit/planet dalam tata surya. Mintalah peserta didik
untuk membuat resume dari kajian literatur yang dilakukannya. Setelah itu, mintalah beberapa
peserta didik untuk membacakan hasil kegiatan yang telah dilakukannya di depan kelas.
Bimbing peserta didik untuk dapat membuat kesimpulan dari kajian literatur yang dilakukan.
Sebagai bahan evaluasi dan untuk menambah pemahaman peserta didik mengenai pemecahan
masalah yang berhubungan hukum kekekalan energi, arahkan peserta didik untuk mengerjakan
Evaluasi 3.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika Kelas XI halaman 81-82.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Energi.
Pada akhir bab alangkah baiknya jika Bapak/ibu guru mengajak peserta didik untuk
merefleksikan hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini
sehingga berguna untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
Petunjuk Khusus 79
Hitam 80 Orange
3. Individual
Sikap yang terbangun pada proses pembelajaran yang dirasakan secara individu adalah
sikap ilmiah. Konsep usaha dan energi sangat berkaitan sekali dengan kegiatan ilmah. Oleh
sebab itu, secara langsung akan membangun perilaku ilmiah. Misalnya saja adalah sikap
terbuka, teliti, cermat, dan rasa ingin tahu.
Saat Anda melakukan kegiatan tentang energi potensial pegas yang ditekan
menggunakan balok kecil, otomatis Anda harus melakukannya secara teliti dan cermat agar
data yang diperoleh bisa akurat. Data hasil kegiatan yang telah Anda peroleh kemudian
harus dikomunikasikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya sikap terbuka. Di samping itu keterbukaan bisa terlatih melalui presentasi
hasil kegiatan di depan kelas. Satu hal yang sangat penting dari penjabaran mengenai sikap
yang terbangun selama proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu, karena tanpa sikap itu
Anda tidak mungkin dapat merasakan dan membangun sikap-sikap di atas. Rasa ingin tahu
memandu Anda untuk terus menemukan segala hal yang Anda belum tahu. Dalam kegiatan
siswa tentang energi potensial pegas yang ditekan menggunakan balok kecil misalnya, Anda
tidak mungkin memahami materi tersebut bila tidak dilandasi rasa ingin tahu.
Sikap-sikap di atas baik dalam dimensi spiritual, individual, dan sosial sebaiknya Anda
terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat,
dihargai, dan mampu mengolah segala potensi yang dimiliki negeri kita.
J Pengayaan Materi
fk F F fk
s
Gambar 3.1
Ketika benda berpindah ke kanan, gaya dorong (F) melakukan usaha positif, sedangkan gaya
gesek kinetis (fk) melakukan usaha negatif pada benda. Ketika benda berpindah ke kiri, gaya
dorong (F) melakukan usaha positif, sedangkan gaya gesek kinetis melakukan usaha negatif.
Tinjau sebuah benda yang didorong ke kanan lalu didorong lagi ke kiri. Ketika bergerak atau
berpindah ke kanan, arah perpindahan benda sama dengan arah gaya dorong (F) dan berlawanan
arah dengan gaya gesek kinetis (fk).Karena searah dengan perpindahan, maka gaya dorong
melakukan usaha positif pada benda.
W=Fs
K Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab III sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
L Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi dalam Bab III ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, antara lain sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir Bab, untuk melatih siswa mengerjakan soal secara mandiri terdiri atas
soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 2324)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku sadar akan kebesaran
Tuhan, bekerja sama, cermat, teliti, terbuka, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi di
lingkungan sekitaranya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku siswa Fisika, halaman,
88)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format tabel
refleksi tertera pada buku siswa Fisika, halaman 85)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan prakikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 2627)
Petunjuk Khusus 81
Hitam 82 Orange
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa ketika melakukan
kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman
29-30)
M Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi. Contoh soal untuk remedial bab III adalah sebagai berikut.
1. Sebuah benda bermassa 4 kg, mula-mula diam, kemudian bergerak lurus dengan percepatan
3m/s2. Tentukan usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah dua detik.
Pembahasan:
v1 = 0 v2
a = 3 m/s2
t = 2 detik
Usaha yang diubah menjadi energi kinetik
W = Ek2 Ek1 = mv22 - mv12 = 4 62 -0 = 72 Joule
2. Sebuah benda massanya 2 kg jatuh bebas dari ketinggian 20 m dari atas tanah. Hitunglah
a. energi potensial setelah benda bergerak 1 sekon
b. usaha yang dilakukan gaya berat pada saat ketinggian benda 10 m
Pembahasan:
m = 2 kg t = 1 s h1 = 20 m h1 = 10 m
a. h = vo t +1/2 gth2
h = 0,1 + 10 12
h = 5 m
W = Ep1 Ep2
Ep2 = Ep1 W = mgh1 mg h = mg(h1 h ) = 2 10 (20 5) = 300 Joule
b. W = mg h = mg(h1 h1) = 2 10 (20 10) = 200 Joule
3. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 6 meter dari atas tanah. Berapa kecepatan benda tersebut
pada saat mencapai ketinggian 1 meter dari tanah, bila percepatan gravitasi bumi 10 m/s2?
Pembahasan:
h1 = 6 m
h2 = 1 m
g = 10 m/s2
Em1 = Em 2
EP1 + EK 1 = EP 2 + EK 2
1 2 1 2 1 2 1 2
kx + mv = kx + mv
2 1 2 1 2 2 2 2
Benda jatuh bebas, berarti v1 = 0
gh1 = gh2 + 1/2v22
10 6 = 10 1 + 1/2v22
60 = 10+1/2v22
50 = 1/2 v22
v22 = 100
v2 = 10
N Rangkuman
1. Besarnya usaha oleh gaya (F) yang menghasilkan perpindahan sejauh s adalah:
W = F s (F searah s) ; W = F s cos (F membentuk sudut terhadap s).
2. Usaha dapat dihitung dari luas daerah di bawah grafik gaya terhadap posisi. Untuk grafik
F = f(x), maka W = luas daerah di bawah kurva F = f(x).
3. Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya pada suatu sistem sama dengan jumlah usaha yang
dilakukan oleh masing-masing gaya.
W = W1 + W2 + W3 + ...
4. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi mekanik merupakan jumlah
energi kinetik dan energi potensial.
1
EK = mv2
2
EP = mgh
Em = EK + EP
5. Teorema usaha-energi kinetik: usaha yang dilakukan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda (termasuk gaya berat) sama dengan perubahan energi kinetik yang dialami benda tersebut.
W = EK = EK2 EK1
6. Hubungan usaha dengan energi potensial dinyatakan dengan:
W = Ep = (EP2 EP1)
7. Hukum kekekalan energi mekanik dapat dinyatakan dengan:
Em1 = Em 2
EP1 + EK 1 = EP 2 + EK 2
1 1
mgh1 + mv12 = mgh2 + mv22
2 2
Petunjuk Khusus 83
Hitam 84 Orange
O Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
getaran harmonis. Untuk materi mengenai usaha dan energi sangat bermanfaat dalam mempelajari
konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep getaran harmonis. Oleh sebab itu,
berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi yang telah dipelajari masih terhubung dengan
materi yang lain sehingga peserta didik mendapatkan suatu motivasi, yaitu pada khususnya
dalam Fisika, suatu konsep atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya, siswa akan
merasakan bahwa hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup ciptaan
Tuhan dimana semuanya saling membutuhkan.
Bab IV
Getaran Harmonis
Sumber: sssip.wordpress.com
Pada KD 3.4 dan 4.4 kedalaman materi ditekankan pada getaran harmonis atau gerak harmonis
sederhana. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang gaya pemulih serta
menjelaskan tentang periode dan frekuensi gerak harmonis sederhana pada pegas dan bandul
sederhana. Kajian tentang gerak harmonis sederhana dapat ditinjau dari besaran-besaran fisis
gerak harmonis sederhana. Peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan energi pada gerak
harmonis pada pegas dan bandul sederhana. Alangkah baiknya jika dalam membahas getaran
harmonis ini menggunakan pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri. Konsep
prasyarat dalam materi ini adalah getaran dan gelombang yang telah dipelajari ketika SMP/MTs
dan gerak melingkar yang telah diberikan kelas X SMA/MA.
Petunjuk Khusus 85
Hitam 86 Orange
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan, peserta didik dapat menjelaskan konsep getaran harmonis.
2. Setelah melakukan kajian literatur tentang periode dan frekuensi gerak harmonis sederhana,
peserta didik dapat mengaitkan hubungan periode dan frekuensi pada pegas.
3. Setelah menganalisis grafik simpangan gerak harmonis sederhana, peserta didik dapat
merumuskan simpangan gerak harmonis sederhana.
4. Setelah melakukan kajian literatur tentang besaran-besaran fisis gerak harmonis sederhana, peserta
didik dapat merumuskan kecepatan dan percepatan gerak harmonis sederhana.
5. Setelah melakukan kajian literatur tentang besaran-besaran fisis gerak harmonis sederhana,
peserta didik dapat merumuskan fase, sudut fase, dan beda fase dari gerak harmonis
sederhana.
6. Setelah melakukan kajian literatur tentang besaran-besaran fisis gerak harmonis sederhana,
peserta didik dapat merumuskan energi pada gerak harmonis sederhana.
7. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat merancang kegiatan percobaan getaran
harmonis sederhana.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada peserta didik antara lain sebagai
berikut.
Bapak/Ibu guru dapat memotivasi peserta didik terlebih dahulu dengan memberikan contoh-
contoh penerapan getaran harmonis sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
gerakan bandul pada jam antik, gerakan ayunan, shock breaker pada sepeda motor, dan garpu
tala. Bapak/Ibu guru dapat memberikan contoh disertai gambar/animasi/video. Contoh animasi
dapat diakses pada link berikut ini : http://www.upscale.utoronto.ca/PVB/Harrison/Flash/
ClassMechanics/SHM/TwoSHM.swf. Setelah itu, guru dapat menjelaskan bahwa contoh-contoh
yang telah disebutkan merupakan contoh aplikasi penerapan getaran harmonis. Mintalah
peserta didik untuk menyebutkan contoh-contoh penerapan getaran harmonis lainnya.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan pada subbab ini, alangkah baiknya jika guru mengarahkan
peserta didik untuk melakukan Kegiatan 4.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI,
halaman 91. Mintalah peserta didik untuk mendiskusikan hasil kegiatan tersebut. Setelah itu
mintalah peserta didik untuk membuat laporan sederhana dari hasil kegiatannya tersebut dan
mempresentasikannya di depan kelas. Bukalah sesi tanya jawab agar seluruh peserta didik
dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Getaran harmonis atau gerak harmonis sederhana adalah gerak suatu benda bolak-balik di
sekitar titik keseimbangannya. Pada dasarnya, gerak harmonis sederhana terjadi karena adanya
gaya pemulih pada benda.
Arahkan peserta didik untuk mengamati Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 yang terdapat pada buku
siswa Fisika Kelas XI, halaman 91 dan 92. Kemudian bimbinglah peserta didik untuk dapat
merumuskan gaya pemulih pada bandul dan pegas berdasarkan gambar tersebut.
Gaya pemulih ini merupakan gaya yang berlawanan arah dengan posisi (arah gerak) atau arah
simpangan benda dan besarnya sebanding dengan simpangan benda terhadap keseimbangannya.
Besar gaya pemulih pada getaran bandul sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.
Petunjuk Khusus 87
Hitam 88 Orange
F = mg sin q
dengan:
m = massa bandul
= sudut antara tali dengan sumbu vertikal.
Besar gaya pemulih pada getaran pegas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
F = ky
dengan:
k = tetapan pegas
y = simpangan
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, sebelum masuk ke dalam pembahasan pada
subbab ini, alangkah baiknya jika guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan kajian
literatur untuk mencari informasi tentang periode dan frekuensi getaran harmonis. Setelah itu
mintalah peserta didik untuk mengomunikasikan hasil kegiatannya tersebut di depan kelas.
Bukalah sesi tanya jawab agar seluruh peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Untuk menentukan persamaan periode dan frekuensi getaran harmonis pada pegas, arahkan
peserta didik untuk mengingat kembali hukum II Newton dengan cara meminta perwakilan peserta
didik untuk menuliskan dan menyebutkan hukum II Newton. Setelah itu, guru dapat membimbing
peserta didik untuk menurunkan persamaan frekuensi dan getaran harmonis pada pegas.
Besarnya frekuensi getaran pegas sederhana dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut.
1 k
f
2 m
dengan:
T = periode getaran pegas (s)
f = frekuensi getaran pegas (Hz)
k = konstanta pegas (N/m)
m = massa beban (kg)
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menggunakan persamaan periode dan
frekuensi pegas, guru dapat memberikan Masalah 4.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 94.
Ingatkan peserta didik tentang berbagai konsep gerak yang sudah dipelajari di kelas X dan
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, sebelum masuk ke dalam pembahasan pada
subbab ini, alangkah baiknya jika guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan kajian literatur
tentang karakteristik berbagai besaran fisis dari gerak harmonis sederhana. Setelah itu, mintalah
peserta didik untuk mengomunikasikan hasil kegiatannya tersebut di depan kelas. Bukalah sesi tanya
jawab agar seluruh peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kajian literatur,
sehingga peserta didik mampu menemukan informasi tentang besaran-besaran fisis gerak harmonis
sederhana yang meliputi simpangan, kecepatan, percepatan, fase, dan energi.
Mintalah peserta didik untuk mengamati Gambar 4.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 95. Agar peserta didik lebih memahami tampilkanlah animasi terkait materi
ini. Contoh animasi dapat diakses pada link berikut ini : http://www.montereymotiongraphics.com/
samples/mmg_ph05.swf
Secara matematis persamaan simpangan untuk grafik y = f(t) sinusoidal seperti pada
gambar di atas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
y = A sin t
2
Karena = 2 f , maka:
T
y = A sin 2 f t
dengan:
y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
= kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu benda bergerak harmonis (s)
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang penerapan konsep simpangan gerak
harmonis sederhana, guru dapat memberikan Masalah 4.2 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 97-98.
Petunjuk Khusus 89
Hitam 90 Orange
Ingatkan kembali peserta didik bahwa kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi perpindahan
terhadap waktu dengan cara meminta perwakilan peserta didik untuk menuliskannya di depan
kelas.
Tekankan kepada peserta didik bahwa simpangan (y) pada getaran harmonis dapat dianalogikan
sebagai perpindahan partikel yang bergetar harmonis terhadap posisi keseimbangan. Arahkan
peserta didik untuk menentukan kecepatan gerak harmonis dengan melakukan penurunan
posisi pada simpangan.
v y = A cos ( t + 0 )
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami konsep kecepatan gerak
harmonis sederhana, guru dapat memberikan Masalah 4.3 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 99-101.
Arahkan peserta didik untuk menentukan percepatan gerak harmonis sederhana dengan
melakukan penurunan fungsi kecepatan.
a y = 2 A sin ( t + 0 )
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami konsep percepatan gerak
harmonis sederhana, guru dapat memberikan Masalah 4.4 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 102-103.
Mintalah peserta didik untuk memerhatikan kembali persamaan simpangan, kecepatan, dan
percepatan pada gerak harmonis sederhana. Kemudian arahkan peserta didik untuk dapat
menyebutkan makna sudut dalam fungsi sinusoidal persamaan tersebut.
Untuk dua buah benda yang sefase, beda fase di antara keduanya adalah sebagai berikut.
= 0, 1, 2, ... atau = n
Untuk dua buah benda yang berbeda fase, beda fase di antara keduanya adalah sebagai
berikut.
1 1 1 1 1
= n+
, 1 , 2 , ... =atau = n +
2 2 2 2 2
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami konsep fase gerak harmonis
sederhana, guru dapat memberikan Masalah 4.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 104-106.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Getaran Harmonis.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini sehingga berguna
untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
Petunjuk Khusus 91
Hitam 92 Orange
Salah satu penerapan getaran harmonis adalah jam mekanik. Pada jam tangan mekanik,
pernahkah Anda merenungkan tentang roda gigi pada jam mekanik? Susunan roda-roda gigi yang
ukurannya kecil dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa beroperasi menghitung detik demi
detik dengan akurat. Fenomena roda gigi pada jam tangan mekanik merupakan suatu hal yang
menakjubkan yang diciptakan Tuhan Yang Mahakuasa untuk kita pelajari dan renungkan. Juga
masih banyak penerapan-penerapan getaran harmonis yang dapat dijadikan bahan renungan tentang
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
K Pengayaan Materi
Superposusu Getaran Harmonis Sederhana
Dua persamaan getaran dengan A sama
y1 = A sin (t + 1) y2 = A sin (t + 2)
+
yR = y1 + y2 = 2 A sin t + 1 2 cos t + 1 2
2 2
Dua fungsi gelombang dengan A berbeda dan , k sama
y1 = A1 sin (t + 1) y2 = A2 sin (t + 2) yR = AR sin (t + R)
AR = A12 + A2 2 + 2 A1 A2 cos ( 2 1 )
A1 sin 1 + A2 sin 2
tan R =
A1 cos 1 + A2 cos 2
L Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada bab IV sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa.
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
M Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi dalam bab IV ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, sebagai berikut:
1. Soal evalusi di akhir Bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri terdiri
atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 23-24)
2. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku sikap saling kerja sama,
proaktif serta menerangkan kebesaran Tuhan YME di lingkungan sekitaranya. (Format tabel
pengamatan tertera pada buku siswa Fisika, halaman 110)
3. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format tabel
refleksi tertera pada buku siswa Fisika, halaman 108)
4. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
5. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
6. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
7. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 26-27)
8. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa ketika melakukan
kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 35)
9. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta didik
melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 29-30)
N Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial bab IV adalah sebagai berikut.
1. Sebuah pegas dengan tetapan gaya 1500 N/m digantungkan di atas dan dibebani dengan
benda bermassa 10 g. Dari titik keseimbangan pegas ditarik ke bawah sejauh 0,5 cm. Besar
gaya pemulih dari pegas untuk mencapai titik keseimbangan adalah .
Pembahasan:
Diketahui: k = 1500 N/m m = 10 g y = 0,5 cm
Ditanyakan : gaya pemulih (F)
Gaya pemulih : F = k y = 1500 0,5 = 7,5 N
Jadi, besar gaya pemulih adalah 7,5 N
2. Suatu ayunan sederhana memiliki periode 1 detik di suatu tempat yang gravitasinya 9,8 m/
det2. Panjang tali ayunan tersebut adalah .
Pembahasan:
Diketahui : T = 1 detik g = 9,8 m/det2 = 3,14
Ditanyakan : panjang tali (L)
L L L 9, 8 1
Periode: T = 2 1 = 2 1 = 4 2 L = 2 ( 2 = 9, 8) L =
g 9, 8 9, 8 4 4
Jadi, panjang tali ayunan adalah meter.
3. Sebuah partikel bergerak harmonis sederhana. Persamaan simpangannya dinyatakan sebagai
y = 6 sin 0,2 t, dengan t dalam sekon dan y dalam m. Tentukan:
a. amplitudo, periode, dan frekuensi
b. persamaan kecepatannya
Petunjuk Khusus 93
Hitam 94 Orange
O Rangkuman
1. Gaya pemulih
pada pegas: F = kx
pada bandul sederhana: F = mg sin
2. Persamaan simpangan pada gerak harmonis sederhana
y = A sin t
3. Persamaan kecepatan pada gerak harmonis sederhana
v = A cos t
4. Persamaan percepatan pada gerak harmonis sederhana
a = 2A sin t
5. Persamaan kecepatan maksimum pada gerak harmonis sederhana
vmax = A
6. Persamaan percepatan maksimum pada gerak harmonis sederhana
amax = 2A
7. Dua buah benda yang sefase, beda fase
= 0, 1, 2, ...
8. Dua buah benda yang berbeda fase, beda fase
1 1 1
= , 1 , 2 , ...
2 2 2
P Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
momentum dan impuls. Untuk materi mengenai getaran harmonis sangat bermanfaat dalam
mempelajari konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep momentum dan impuls.
Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi yang telah dipelajari masih
terhubung dengan materi yang lain sehingga peserta didik mendapatkan suatu motivasi bahwa
khususnya dalam Fisika, suatu konsep atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya,
peserta didik akan merasakan bahwa hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua
makhluk hidup ciptaan Tuhan dimana semuanya saling membutuhkan.
Bab V
Sumber: www.tribunnews.com
Pada KD 3.5 dan 4.5 kedalaman materi ditekankan pada momentum dan impuls. Selain itu, peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan tentang tumbukan baik tumbukan lenting sempurna, tumbukan
lenting sebagian maupun tumbukan tidak lenting sama sekali. Kajian tentang momentum dan
impuls dapat ditinjau dari hubungan momentum dengan impuls, hukum kekekalan momentum,
dan jenis-jenis tumbukan. Peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan penerapan konsep
momentum dan impuls pada peluncuran roket, tembakan peluru dari senapan atau meriam, dan
sebuah sistem yang terpisah menjadi dua bagian. Alangkah baiknya jika dalam mempelajari
momentum dan impuls ini menggunakan pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri.
Konsep prasyarat dalam materi ini adalah kinematika gerak lurus yang telah dipelajari ketika
kelas X dan XI SMA/MA.
Petunjuk Khusus 95
Hitam 96 Orange
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan diskusi yang berkaitan dengan momentum, peserta didik dapat
mendefinisikan konsep momentum.
2. Setelah melakukan kajian literatur tentang momentum siswa dapat menghitung momentum
suatu benda.
3. Setelah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan impuls, peserta didik dapat mendefinisikan
konsep impuls.
4. Setelah peserta didik melakukan kajian literatur tentang impuls peserta didik dapat menghitung
besar suatu impuls.
5. Setelah diberi penjelasan oleh guru mengenai hubungan impuls dan momentum, peserta
didik dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan momentum dan
impuls.
6. Setelah melakukan kegiatan praktikum tentang hukum kekekalan momentum, peserta didik
dapat menjelaskan prinsip hukum kekekalan momentum.
7. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, peserta didik dapat merumuskan hukum
kekekalan momentum.
8. Setelah melihat video tentang tumbukan, peserta didik dapat membedakan jenis-jenis
tumbukan.
9. Setelah mendapat penjelasan dari guru, peserta didik dapat memecahkan masalah yang
berkaitan dengan tumbukan.
10. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan penerapan konsep momentum dan impuls.
11. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat membuat roket sederhana dengan
menerapkan hukum kekekalan momentum.
12. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat memodifikasi roket sederhana
dengan menerapkan hukum kekekalan momentum.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat langsung mengajak
peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat menjawabnya dengan
baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk melancarkan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM).
1. Apa yang dimaksud dengan momentum?
2. Apa yang dimaksud dengan impuls?
3. Bagaimanakah hubungan momentum dengan impuls?
4. Apa saja contoh peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa momentum dan impuls?
5. Apa yang dimaksud dengan tumbukan?
6. Apa saja contoh dari peristiwa tumbukan?
D Momentum
Guru dapat memotivasi peserta didik terlebih dahulu dengan memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan momentum. Misalnya, menurut kalian jika sebuah bus dan sepeda motor
bergerak dengan kecepatan yang sama, manakah yang paling sulit untuk dihentikan?Mengapa?
Jawaban yang diharapkan : bus, karena walaupun bus dan sepeda motor bergerak dengan kecepatan
sama, namun bus memiliki massa yang jauh lebih besar daripada sepeda motor, sehingga untuk
menghentikannya pun akan lebih sulit. Setelah itu Bapak/Ibu guru dapat menjelaskan bahwa hal
tersebut berkaitan dengan materi yang akan dibahas pada pembelajaran kali ini. Bapak/ Ibu guru
pun dapat menampilkan gambar/animasi terkait materi ini.
Alangkah baiknya jika sebelum membahas tentang momentum, Bapak/Ibu guru dapat
mengarahkan peserta didik untuk melakukan Kegiatan 5.1 yang terdapat pada buku
siswa Fisika Kelas XI, halaman 113. Mintalah peserta didik untuk mempresentasikan hasil
kegiatannya tersebut di depan kelas. Bukalah sesi tanya jawab agar seluruh peserta didik dapat
berperan aktif di dalam kegiatan pembelajaran.
Momentum adalah kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada
kelajuan yang konstan. Secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
p = mv
dengan:
m = massa benda (kg)
p = momentum (kg m/s)
v = kecepatan benda (m/s)
Petunjuk Khusus 97
Hitam 98 Orange
Agar peserta didik dapat memahami penggunaan konsep momentum dalam pemecahan
masalah, berikanlah peserta didik Masalah 5.1 yang terdapat buku siswa Fisika kelas XI,
halaman 114.
Sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 5.1
yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 114.
E Impuls
Agar dapat memotivasi peserta didik sebelum membahas tentang materi impuls. Guru dapat
memperlihatkan gambar/animasi/video terkait dengan impuls. Contoh animasi silakan akses
pada link berikut ini. http://www.mrwaynesclass.com/teacher/Impulse/Impulse%20and%20
Momentum2.swf
Sebelum mempelajari materi ini, mintalah peserta didik untuk melakukan Kegiatan 5.2
yang terdapat pada buku siswa Fisika halaman 115. Setelah itu guru dapat meminta beberapa
orang peserta didik untuk mengemukakan hasil kegiatannya tersebut. Guru dan peserta didik
bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan.
Agar peserta didik dapat memahami penggunaan konsep impuls dalam pemecahan masalah,
berikanlah peserta didik Masalah 5.2 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
116. Setelah itu, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 5.2.
Ingatkan kembali peserta didik tentang persamaan hukum kedua Newton dan definisi
percepatan. Setelah itu bimbinglah peserta didik untuk menemukan persamaan perubahan
momentum.
Impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dimiliki
benda tersebut, yang dapat dinyatakan dengan rumus berikut
F t = mv2 mv1
I = p2 p1
I = p
Agar peserta didik dapat memahami hubungan momentum dengan impuls, dalam pemecahan
masalah, berikanlah peserta didik Masalah 5.3 yang terdapat buku siswa Fisika kelas XI,
halaman 117. Setelah itu, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 5.3 yang
terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 118.
Agar peserta didik dapat memahami hubungan momentum dengan impuls, dalam pemecahan
masalah, berikanlah peserta didik Masalah 5.4 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 121. Setelah itu, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 5.4.
Agar peserta didik dapat memahami lebih dalam lagi mengenai hukum kekekalan
momentum, silakan Bapak/Ibu guru dan peserta didik mengakses link berikut ini http://www.
physicsclassroom.com/class/momentum/u4l2b.cfm
H Tumbukan
Alangkah baiknya jika Bapak/Ibu guru memotivasi peserta didik terlebih dahulu. Misalnya dengan
menceritakan peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001, yaitu dua buah pesawat yang sedang
melaju dengan kecepatan tinggi menabrak menara kembar World Trade Center (WTC). Guru
dapat menjelaskan bahwa peristiwa tersebut merupakan contoh tumbukan. Selain itu guru dapat
memperlihatkan gambar/video yang relevan dengan peristiwa tumbukan. Bapak/Ibu guru dapat
meminta peserta didik untuk memberikan contoh lain dari peristiwa tumbukan.
1. Lenting Sempurna
Tumbukan antara dua buah benda dikatakan lenting sempurna apabila jumlah energi
mekanik benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap. Pada tumbukan lenting sempurna
berlaku hukum kekekalan energi kinetik.
Ek1 + Ek 2 = Ek1' + Ek 2'
1
2 m1v12 + 1
2 m2 v2 2 = 12 m1 (v1' ) 2 + 1
2 m2 (v2' ) 2
Selain memenuhi hukum kekekalan energi kinetik, tumbukan lenting sempurna juga
memenuhi hukum kekekalan momentum. Oleh karena itu, koefisien elastisitas untuk
tumbukan lenting sempurna sama dengan satu (e = 1).
Petunjuk Khusus 99
Hitam 100 Orange
Agar peserta didik lebih memahami konsep ini, mintalah peserta didik untuk mengakses
animasi lenting sempurna. Contoh animasi silakan akses pada link berikut ini. http://www.
science-animations.com/support-files/collisions.swf.
Agar peserta didik lebih memahami tentang penerapan materi ini secara lebih mendalam,
tampilkanlah animasi yang relevan. Contoh animasi silakan akses pada link berikut ini:
http://www.curriki.org/nroc/Introductory_Physics_1/lesson13/1D3_pt1.swf. Setelah itu,
guru dapat meminta peserta didik untuk melakukan kajian literatur untuk mencari berbagai
informasi tentang berbagai jenis tumbukan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Mintalah peserta didik untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Pada kegiatan ini,
guru diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kajian literatur sehingga
peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis tumbukan dan mencari contoh-contoh tumbukan
dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengklasifikasikan contoh-contoh tersebut ke
dalam tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian, atau tidak lenting sama sekali.
Agar peserta didik dapat memahami tentang jenis-jenis tumbukan dalam pemecahan masalah,
berikanlah peserta didik Masalah 5.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
124-127. Setelah itu, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 5.5 yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 128.
mAvA' = mBvB'
dengan:
mA = massa peluru (kg)
mB = massa senapan (kg)
vA = kecepatan peluru keluar dari senapan (m/s)
vB = kecepatan senapan saat tertolak ke belakang (m/s)
Agar peserta didik dapat memahami tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan
tembakan peluru dari senapan atau meriam, guru dapat memberikan Masalah 5.6 yang
terdapat pada buku siswa Fisika Kelas XI halaman 129-130.
3. Peluncuran Roket
Roket dapat meluncur karena adanya gaya aksi-reaksi yaitu ketika roket menyemburkan
gas panas dan hasil pembakaran bahan bakar roket, gas panas yang tersembur inilah yang
memberikan dorongan terhadap roket.
Berdasarkan prinsip momentum dan impuls, gaya dorong pada roket dapat dinyatakan
sebagai berikut.
dengan:
m F = gaya dorong roket (N)
F= v
t m
= perubahan massa roket tiap satuan waktu (kg/s)
t
v = kecepatan roket (m/s)
Agar peserta didik dapat memahami tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan
peluncuran roket guru dapat memberikan Masalah 5.8 yang terdapat pada buku siswa Fisika
Kelas XI halaman 132.
Sikap-sikap yang telah kita ulas tersebut sebaiknya Anda terapkan di lingkungan sekitar
Anda agar lingkungan, baik dalam lingkungan alam maupun lingkungan sosial, dapat merasakan
manfaat atas keberadaan Anda.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Momentum dan Impuls.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna
untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
K Pengayaan Materi
setelah tumbukan
v1f
v1f sin
sebelum tumbukan
v1f cos
m1i
v2f cos
m1
m2 v2f sin v2f
A B
Gambar 5.1
Contoh kasus tumbukan dua dimensi ini adalah tumbukan pada permainan biliar.
Momentum sistem dua partikel bersifat kekal ketika sistem terisolasi. Untuk setiap tumbukan
dua partikel, hasil ini menunjukkan bahwa momentum di masing-masing arah x, y, dan z
adalah kekal. Untuk tumbukan dua dimensi seperti itu, kita memperoleh dua persamaan
komponen untuk kekekalan momentum:
m1v1ix + m2v2iy = m1v1fx + m2v2fx
m1v1iy + m2v2iy = m1v1fy + m2v2fy
L Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab V sebagai berikut
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet, gambar-gambar penunjang.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
M Bentuk Penilaian
Untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi dalam Bab V ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, antara lain sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evalusi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku bekerja sama, saling
menghargai, sadar akan kebesaran Tuhan, saling tolong-menolong, saling mempercayai,
inovatif, memiliki rasa ingin tahu, kreatif di lingkungan sekitaranya. (Format tabel pengamatan
tertera pada buku siswa Fisika, halaman 140)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format
tabel refleksi tertera pada buku siswa Fisika, halaman 136)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format tabel penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format tabel
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk
umum, halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik
ketika melakukan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 29-30)
N Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial bab V adalah sebagai berikut.
1. Sebuah bola bermassa 0,15 kg mula-mula diam, kemudian setelah dipukul dengan tongkat,
kecepatan bola 15 m/s. Berapa implus dari gaya pemukul tersebut?
Pembahasan:
Diketahui m = 0,15 kg
v1 = 0 m/s (mula-mula diam)
v2 = 15 m/s
Impuls sama dengan perubahan momentum
I = p2 p1
= m (v2 v1)
= 0,15 15 = 2,25
2. Sebuah mobil yang massanya 1.500 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam, tiba-tiba
menabrak sebuah tebing. Mobil tersebut berhenti setelah 0,2 sekon. Berapa besar gaya rata-
rata yang bekerja pada mobil selama tumbukan?
Pembahasan:
m = 1.500 kg
72 103
v1 = 72 km/jam = = 20 m/s
3600
v2 = 0 m/s
t = 0,2 s
I = P
F t = m ( v2 v1 )
m ( v2 v1 ) 1.500 kg ( 0 m/s 20 m/s )
F= =
t 0, 2 s
= 150.000 kg m/s 2
Jadi, gaya rata-rata yang bekerja pada mobil selama tumbukan sebesar 150.000 N (tanda
negatif menunjukkan arah)
3. Sebuah senapan bermassa 0,80 kg menembakkan peluru bermassa 0,016 kg dengan kecepatan
700 m/s. Berapa kecepatan senapan mendorong bahu penembak?
Diketahui: kecepatan peluru = v1 = 0 m/s
kecepatan senapan = v2 = 0 m/s
massa peluru = m1 = 0,016 kg
massa senapan = 0,8 kg
sesudah peluru ditembakkan, kecepatan peluru v1= 700 m/s
O Rangkuman
1. Momentum merupakan sebuah konsep yang menjelaskan sifat inersia atau kelembaman saat
benda dalam keadaan bergerak dan didefinisikan sebagai hasil kali antara massa dengan
kecepatan benda. Persamaan matematikanya adalah sebagai berikut.
p=mv
2. Impuls merupakan sebuah konsep yang menjelaskan pengaruh adanya gaya dari luar yang
bekerja pada selang waktu tertentu pada benda sehingga dapat menimbulkan perubahan
momentum benda. Secara matematis impuls dapat dinyatakan oleh persamaan berikut ini.
I = F t atau I = p
3. Hukum kekekalan momentum.
p1 + p2 = p1' + p2'
4. Koefisien restitusi dari dua buah benda yang bertumbukan adalah:
- (v1' - v2' )
e=
v1 - v2
5. Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna dengan nilai koefisien restitusi e = 1.
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali dengan nilai koefisien restitusi e = 0.
c. Tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien restitusi 0 < e < 1.
6. Gaya dorong pada roket adalah:
m
F= vrel
t
P Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
dinamika rotasi. Untuk materi mengenai momentum dan impuls sangat bermanfaat dalam
mempelajari konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep dinamika rotasi. Oleh
sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi yang telah dipelajari masih terhubung
dengan materi yang lain sehingga siswa mendapatkan suatu motivasi bahwa pada khususnya
dalam Fisika, suatu konsep atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya, peserta didik
akan merasakan bahwa hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup
ciptaan Tuhan dimana semuanya saling membutuhkan.
Bab VI
Dinamika Rotasi
Sumber: hdwallpapers.in/walls/yokohama_bay_brige_japan_wide.jpg
Pada KD 3.6 dan 4.6 kedalaman materi ditekankan pada dinamika rotasi. Selain itu, peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang rotasi benda tegar. Kajian tentang dinamika rotasi tegar
dapat ditinjau dari hubungan besaran-besaran translasi dan rotasi. Peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan keseimbangan benda tegar dan jenis-jenis keseimbangan. Peserta didik juga
diharapkan dapat menjelaskan tentang hukum kekekalan momentum sudut, energi kinetik rotasi, usaha
dalam gerak rotasi, serta gabungan energi kinetik translasi dan rotasi. Alangkah baiknya jika dalam
membahas dinamika rotasi menggunakan pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri.
Konsep prasyarat dalam materi ini adalah gaya, energi, dan usaha yang pernah didapat di SMP/MTs
kelas VIII, vektor yang pernah didapat di SMA/MA kelas X dan pada Bab I pembahasan sebelumnya,
gerak melingkar beraturan, usaha dan energi, dan hukum Newton II yang pernah didapat di SMA/MA
kelas X.
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan praktikum mengenai momen gaya, siswa dapat merumuskan
pengaruh torsi atau momen gaya pada sebuah benda.
2. Setelah melakukan studi literatur mengenai momen kopel, siswa dapat menggunakan konsep
momen kopel untuk berbagai bentuk benda.
3. Setelah melakukan kegiatan praktikum mengenai momen inersia, siswa dapat menggunakan
konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar.
4. Setelah menganalisis tabel momen inersia beberapa benda, siswa dapat mengetahui perbedaan
antara momen inersia benda satu dengan yang lainnya.
5. Setelah melakukan kegiatan praktikum mengenai titik berat, siswa dapat menerapkan konsep
titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari.
6. Setelah melakukan praktikum dan diskusi mengenai dinamika rotasi, siswa dapat mengungkap
analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi.
7. Setelah mengamati animasi dan demonstrasi siswa mengenai momentum sudut, siswa dapat
menjelaskan momentum sudut secara jelas.
8. Setelah melakukan kegiatan praktikum mengenai hukum kekekalan momentum sudut, siswa
dapat merumuskan hukum kekekalan momentum sudut pada benda tegar.
9. Setelah menganalisis alternatif soal-soal penyelesaian masalah, siswa dapat menentukan
energi kinetik rotasi dan usaha dalam gerak rotasi.
10. Setelah menganalisis gambar benda bergerak translasi, siswa dapat menganalisis energi
dalam gabungan gerak rotasi dan translasi.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada peserta didik antara lain sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gaya?
2. Bagaimana penerapan momen inersia dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana bunyi hukum I dan II Newton?
4. Bagaimana cara menentukan titik berat benda?
5. Sebutkan bunyi hukum kekekalan momentum sudut!
6. Bagaimana hubungan energi pada gabungan gerak rotasi dan translasi?
Motivasi peserta didik dengan cara mengajak peserta didik untuk mensyukuri ciptaan Tuhan
atas konsep dinamika rotasi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki sikap spiritual
yang luhur.
D Momen Gaya
Gaya yang dapat menyebabkan suatu benda berotasi dinamakan momen gaya atau torsi.
Dalam Fisika, momen gaya didefinisikan sebagai hasil perkalian silang antara vektor posisi titik
kerja gaya dengan vektor gaya.
Mintalah peserta didik untuk menganalisis Gambar 6.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 144. Kemudian bimbinglah peserta didik untuk menentukan persamaan
momen gaya berdasarkan gambar tersebut.
= F r sin
dengan:
= vektor momen gaya (Nm)
r = vektor posisi titik kerja gaya terhadap poros (m)
F = vektor gaya (N)
Berdasarkan konsep perkalian
Untuk lebih memahami konsep momen gaya atau torsi, mintalah peserta didik untuk
memerhatikan alternatif penyelesaian pada Masalah 6.1 yang ada pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 146.
E Momen Kopel
Kopel merupakan pasangan dua buah gaya yang sama besar, mempunyai garis kerja yang
sejajar (tidak berimpit) dan arahnya berlawanan.Momen kopel didefinisikan sebagai perkalian
salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara kedua garis gaya tersebut. Dalam bentuk persamaan,
momen kopel dapat ditulis sebagai berikut.
M=Fd
dengan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
d = lengan kopel (m)
Agar peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya tentang aplikasi dari momen
kopel dalam kehidupan sehari-hari, guru dapat memberikan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan oleh peserta didik. Misalnya Manakah dari gerakan-gerakan benda berikut ini
yang menghasilkan momen kopel
1. Putaran jarum jam
2. Putaran kincir angin
Kemudian mintalah perwakilan peserta didik untuk membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi dan mengarahkan diskusi yang dilakukan
peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperoleh kesimpulan bahwa putaran kincir
angin terjadi karena adanya momen kopel.
Untuk lebih memahami konsep momen kopel, mintalah peserta didik untuk memerhatikan
alternatif penyelesaian pada Masalah 6.2 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
147. Setelah itu mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 6.1 yang terdapat pada
buku siswa Fisika, halaman 148.
F Momen Inersia
Sebelum membahas momen inersia secara lebih lanjut, guru dapat mendemonstrasikan
dua buah benda yang dapat digunakan untuk mendefinisikan momen inersia. Misalnya
guru menyiapkan dua buah benda yang berukuran sama. Contohnya penggaris plastik dan
penggaris besi. Arahkan peserta didik dengan mengajukan pertanyaan Manakah di antara
kedua benda tersebut yang akan lebih mudah berputar jika ujungnya dikenai gaya yang sama
besar? Jawaban yang diharapkan dari peserta didik adalah: penggaris besi karena walaupun
berukuran sama dengan penggaris plastik, penggaris besi lebih berat bila dibandingkan
penggaris plastik. Bimbinglah peserta didik untuk mendefinisikan momen inersia dari
demonstrasi tersebut. Setelah itu bimbinglah peserta didik untuk melakukan Kegiatan 6.2
yang terdapat pada buku siswa Fisika halaman 148-149.
Momen inersia adalah ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar terhadap
sumbu putarnya. Momen inersia diungkapkan dengan persamaan matematis (kuantitatif) di
bawah ini.
I = m r2
dengan:
I = momen inersia partikel (kg m2)
m = massa partikel (kg)
r = jarak partikel terhadap porosnya (m)
Ketika akan mempelajari momen inersia pada beberapa benda, alangkah baiknya jika dipelajari
dalam bentuk tabel agar lebih mudah dipahami dan mudah terlihat perbedaan antara momen
inersia benda satu dengan yang lainnya.
1
Poros melalui pusat I = m 2
Momen inersia 12
1. batang homo-
gen Poros melalui salah 1
I = m 2
satu ujung batang 3
1
Poros melalui pusat I = m (a 2 + b 2 )
Momen inersia a b 2
2. pelat segiempat
tipis
Poros melalui tepi 1
I = ma
panjang a b
3
1
3. Momen inersia silinder berongga I = m ( r12 + r22 )
2
r1 r2
1
4. Momen inersia silinder pejal I = m r2
2
r
2
6. Momen inersia bola pejal I = m r2
5
r
2
7. Momen inersia bola tipis berongga I = mr 2
3
r
Untuk lebih memahami materi ini, mintalah peserta didik untuk mempelajari alternatif
penyelesaian pada Masalah 6.3 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 153.
Setelah itu mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 6.2 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 153-154.
G Titik Berat
Agar peserta didik mudah memahami mengenai materi titik berat, minta peserta didik
untuk melakukan Kegiatan 6.3 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 154.
Tugas Bapak/Ibu guru dalam hal ini adalah mendorong, memotivasi, mengarahkan, dan
membimbing peserta didik ketika melakukan kegiatan pembelajaran. Mintalah peserta didik
untuk mempresentasikan hasil dari kegiatannya tersebut di depan kelas. Bimbinglah peserta
didik untuk membuat kesimpulan.
Bimbinglah peserta didik untuk menganalisis Gambar 6.15 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 155.
Untuk menentukan titik berat suatu benda dapat dilakukan dengan cara menyatakan terlebih
dahulu benda dalam koordinat kartesian. Misalkan sebuah benda terdiri atas partikel-partikel
yang beratnya w1, w2, w3, ...,wn dan masing-masing mempunyai koordinat dalam arah mendatar x1,
x2, x3, ..., xn dan koordinat dalam arah vertikal y1, y2, y3, , yn.
Resultan dari gaya-gaya berat partikel ini adalah berat benda (w) yang bertitik tangkap di
Z (x, y). Apabila semua komponen gaya pada sumbu Y dapat diganti oleh sebuah gaya wy,
dengan wy = yang berjarak X dari sumbu Y. Supaya wy dapat menggantikan semua komponen gaya
tersebut, maka efek putarannya (momen) terhadap sumbu Y haruslah sama besar.
Y
n
x1, y1
wy = wi = w1 + w2 + w3 + ... + wn
i =1
x1 wy x = w1 x1 + w2 x2 + w3 x3 + ... + wn xn
w1 x, y n
x2, y2 wy x = wi xi
i =1
x2 n
w2 wi xi
w x = i =1
O X wy
Gambar 6.1 Berat benda w adalah
resultan gaya berat partikel-partikelnya.
dengan:
n
wy = wi = w1 + w2 + w3 + ... + wn
i =1
n
wi xi
x = i =1n
wi
i =1
atau
w1 x1 + w2 x2 + w3 x3 + ... + wn xn
x=
w1 + w2 + w3 + ... + wn
atau
w1 y1 + w2 y2 + w3 y3 + ..... + wn yn
y=
w1 + w2 + w3 + ..... + wn
Untuk benda homogen yang mempunyai massa jenis serba sama, maka koordinat titik berat
benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Untuk benda berdimensi tiga
Vi xi Vi yi
x= ,y=
Vi Vi
dengan:
V = volume (m3)
b. Untuk benda yang berdimensi dua
Ai xi Ai yi
x= , y=
Ai Ai
dengan:
A = luas (m2)
c. Untuk benda berdimensi satu
i xi y
x= , y= i i
i i
dengan:
= panjang (m)
Untuk lebih memahami materi ini, mintalah siswa untuk mempelajari alternatif penyelesaian
pada Masalah 6.4 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 160-163. Setelah itu
mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 6.3 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 163.
H Dinamika Rotasi
Agar peserta didik mudah memahami mengenai materi dinamika rotasi, minta peserta
didik untuk melakukan Kegiatan 6.4 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI halaman
163-164. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat memformalisasikan hukum Newton
untuk dinamika rotasi.
Selain itu untuk mempermudah penyampaian materi dan materi yang disampaikan
mudah dipahami oleh siswa, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan animasi mengenai
dinamika rotasi yang dapat dilihat di: http://mahboeb.net/web_flash/benda_tegar.swf
dengan:
= momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kg m2)
= percepatan sudut (rad/s2)
Bimbing dan arahkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok yang terdiri atas 4-5
orang mengenai penerapan hukum I dan II Newton pada dinamika rotasi.
Keseimbangan benda tegar terbagi atas dua jenis, yaitu keseimbangan benda tegar.
a. Keseimbangan benda tegar statis
Keseimbangan statis benda tegar didefinisikan sebagai benda dalam keadaan
seimbang (translasi dan rotasi). Syarat keseimbangan statis benda tegar adalah:
F = 0x
F = 0y
= 0
b. Keseimbangan benda tegar dinamis
Keseimbangan dinamis benda tegar didefinisikan sebagai benda dalam
keadaan seimbang (translasi dan rotasi), yang dipenuhi oleh F = 0 dan = 0,
dan benda berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan linear v konstan dan
kecepatan sudut juga konstan.
2. Hukum II Newton
Pada dinamika rotasi berlaku pula hukum II Newton untuk gerak rotasi yang berbunyi:
Percepatan sudut yang dialami suatu benda berbanding lurus dengan resultan momen
gaya luar yang bekerja terhadap poros melalui pusat massa dan berbanding terbalik dengan
momen inersia benda terhadap poros atau dalam bentuk persamaan ditulis sebagai berikut.
=
I
Untuk memahami tentang dinamika rotasi, mintalah siswa untuk memerhatikan penyelesaian
masalah pada Masalah 6.5 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 167-176.
Setelah itu sebagai bahan evaluasi mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 6.4
yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 177-178.
I Momentum Sudut
Ingatkan kembali peserta didik mengenai konsep momentum linier yang telah dipelajari pada
bab sebelumnya, dengan cara meminta salah satu perwakilan peserta didik untuk menuliskan
dan menjelaskan persamaan momentum linier di depan kelas. Tekankan kepada peserta didik
bahwa benda yang bergerak rotasi memiliki momentum sudut yang besarannya analog dengan
momentum linier.
Momentum sudut didefinisikan sebagai hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut.
Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
L=I
dengan:
L = momentum sudut (kg m2/s)
I = momen inersia (kg m2)
= kecepatan sudut (rad/s)
Untuk mempermudah peserta didik dalam menentukan arah momentum sudut dari suatu
benda yang berotasi, guru dapat memperagakan kaidah tangan kanan.
Tekankan kepada peserta didik bahwa momen gaya merupakan turunan fungsi momentum
sudut terhadap waktu.
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa apabila pada sistem benda yang
dL
sedang berotasi tidak ada momen gaya luar ( = = 0 ) yang bekerja, maka momentum sudut
dt
sistem benda besarnya tetap (kekal) atau tidak mengalami perubahan.
Untuk memahami tentang hukum kekekalan momentum sudut mintalah peserta didik untuk
memerhatikan penyelesaian masalah pada Masalah 6.6 yang ada pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 181.
Motivasi peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan seperti yang ada pada konsep prasyarat
dan ingatkan kembali kepada peserta didik mengenai energi kinetik. Mintalah beberapa orang
peserta didik untuk menjelaskan apa itu energi kinetik. Jawaban yang diharapkan: energi kinetik
adalah energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya (atau kecepatannya).
Ek rotasi = 12 I
dengan:
Ek rotasi = energi kinetik rotasi (joule)
I = momen inersia (kg m2)
= kecepatan sudut (rad/s)
Agar peserta didik dapat memahami penerapan energi kinetik rotasi dalam pemecahan
masalah, guru dapat memberikan Masalah 6.7 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 183.
Agar peserta didik dapat memahami penerapan usaha dalam gerak rotasi dalam pemecahan
masalah, guru dapat memberikan Masalah 6.8 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas
XI, halaman 183.
dengan:
Ek = energi kinetik benda (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan pusat massa (m/s)
= kecepatan sudut terhadap poros (rad/s)
I = momen inersia terhadap poros (kg m2)
Agar peserta didik dapat memahami materi ini dalam pemecahan masalah, mintalah peserta
didik untuk mempelajari Masalah 6.9 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
184. Setelah itu mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 6.5 yang terdapat pada
buku siswa Fisika kelas XI, halaman 185.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Dinamika rotasi.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna
untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
N Pengayaan Materi
Pusat Gaya Gravitasi
Pusat gaya gravitasi merupakan sebuah titik yang dianggap sebagai tempat seluruh gaya
gravitasi atau berat benda bekerja, bila benda tersebut berada di dalam medan gravitasi seragam.
Torsi pusat gaya gravitasi (g) merupakan torsi pada suatu titik acuan pada benda terhadap
dari pusat gaya gravitasi bendanya. Contoh cara mencari g pada lengan yang direntangkan.
Perhatikan gambar di bawah ini.
0,28
Fg = 1,57 N
Gambar 6.2
O Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab VI sebagai berikut
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Ziti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Peserta didik
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum
P Bentuk Penilaian
Untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi dalam bab VI ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku menyadari kebesaran
Tuhan, bekerja sama, saling menghargai, kreatif, kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dan teliti, di lingkungan sekitarnya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku peserta didik
Fisika, halaman 194)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemuka
kan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri.
(Format tabel refleksi tertera pada buku peserta didik Fisika, halaman 189)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik ketika
melakukan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman
35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman
29-30)
Q Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedial.
Contoh soal untuk remedial Bab VI adalah sebagai berikut.
1. Sebuah silinder pejal dengan massa m dan memiliki jari-jari r, bergerak pada kelajuan v
sambil berputar. Total energi kinetiknya adalah ....
Pembahasan:
Momen inersia total: Ek = Ektranslasi + Ekrotasi
1 1
Ek = m v2 + I 2
2 2
1
Momen inersia silinder pejal adalah: I = m r2
2
v
Telah diketahui bahwa =
r
Dengan demikian:
1 1 1 v
Ek = mv 2 + mr 2
2 2 2 r
1 1 3
Ek = mv 2 + mv 2 = mv 2
2 4 4
2. Sebuah bola pejal yang massanya 4 kg dan berjari-jari 15 cm A
menggelinding dari puncak miring kasar yang membentuk sudut
kemiringan 30 terhadap tanah seperti pada gambar. Jika jarak AB
20 m dan bola dilepas tanpa kecepatan awal, maka energi kinetik
bola saat tiba di B adalah .... (g = 10 m/s) h
30
B
Pembahasan:
Diketahui: m = 4 kg
r = 15 cm = 0,5 m
= 30
vA = 0
AB = 20 m
Ditanyakan: energi kinetik total bola saat tiba di B?
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan
EPA + EKA = EPB + EKB
Energi kinetik di B adalah gabungan energi kinetik translasi dan rotasi. Energi kinetik di A,
1
yaitu EKA = m vA2 sama dengan nol karena vA = 0.
2
Energi potensial di B, yaitu EPB = mghB sama dengan nol karena hB = 0
Dengan demikian
EKB = EPA
EKB = mghA = m g AB sin
EKB = 4 10 20 sin 30
= 4 10 20 0,5
= 400 joule
3. Tiga buah partikel diletakkan pada sistem koordinat cartesius sebagai berikut. Massa 1 kg di
(0, 0), massa 2 kg di (2, 1) dan massa 3 kg di (1, 5). Dengan semua jarak diukur dalam meter.
Tentukan letak titik berat sistem partikel tersebut.
Pembahasan:
Diketahui: m1 = 1 kg; x1 = 0; y1 = 0
m2 = 2 kg; x2 = 2; y1 = 1
m3 = 3 kg; x3 = 1; y3 = 5
Ditanyakan titik berat sistem partikel.
Titik berat sistem ditentukan oleh persamaan berikut ini.
m x + m2 x2 + m3 x3
x0 = 1 1
m1 + m2 + m3
1( 0 ) + 2 ( 2 ) + 3 (1) 7
x0 = =
1+ 2 + 3 6
m1 y1 + m2 y2 + m3 y3
y0 =
m1 + m2 + m3
1( 0 ) + 2 (1) + 3 ( 5 ) 17
y0 = =
1+ 2 + 3 6
R Rangkuman
1. Suatu benda dapat berotasi karena terdapat gaya yang dinamakan momen gaya atau torsi.
Momen gaya dirumuskan sebagai berikut.
=F d
dengan:
d = lengan momen (m)
Besar momen gaya yang dilakukan oleh beberapa gaya pada suatu benda dirumuskan sebagai
berikut.
= ( Fd )
= F1d1 + F2 d 2 + F3 d3 + ....
2. Momen kopel merupakan momen yang disebabkan oleh suatu pasang gaya yang sama besar.
M = F d (untuk 1 buah kopel)
10. Suatu benda tegar yang melakukan gerak translasi dan gerak rotasi secara bersamaan mem
punyai energi kinetik yang besarnya dapat dinyatakan sebagai berikut.
1 1
EK = m v 2 + I 2
2 2
11. Hukum II Newton untuk gerak rotasi
Percepatan sudut yang dilalui suatu benda berbanding lurus dengan resultan momen gaya
luar yang bekerja terhadap poros melalui pusat massa dan berbanding terbalik dengan momen
inersia benda terhadap poros.
=
I
12. Syarat keseimbangan benda tegar
F = 0 dan = 0
13. Titik berat adalah titik tangkap gaya berat suatu benda.
a) Titik berat untuk benda homogen berdimensi tiga.
x=
V xi i
, y=
V y
i i
V i V i
dengan:
V = volume benda (m3)
b) Titik berat untuk benda homogen berdimensi dua
x=
Ax i i
, y=
Ay i i
A i A i
dengan:
A = luas benda (m2)
c) Titik berat untuk benda homogen berdimensi satu
x=
xi i
, y=
y i i
i i
dengan:
= panjang benda (m)
S Penutup
Setelah Anda mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai Dinamika
Fluida. Untuk materi mengenai dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar sangat bermanfaat
dalam mempelajari konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep dinamika fluida.
Misalkan subbab gaya angkat pesawat terbang pada bab dinamika fluida, agar pesawat terbang
bisa dalam keadaan setimbang di udara setelah tinggal landas, terdapat gaya-gaya yang bekerja
pada bagian atas sayap dan bagian bawah sayap. Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta
didik bahwa materi yang telah dipelajari masih terhubung dengan materi yang lain sehingga
peserta didik mendapatkan suatu motivasi bahwa pada khususnya dalam Fisika, suatu konsep
atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya, peserta didik akan merasakan bahwa
hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup ciptaan Tuhan dimana
semuanya saling membutuhkan.
Bab VII
Dinamika Fluida
Sumber : openwalls.com
Pada KD 3.7 dan 4.7 kedalaman materi ditekankan pada dinamika fluida. Selain itu, peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang dinamika fluida yang dititikberatkan pada fluida ideal.
Kajian tentang analisis vektor gerak dua dimensi dapat ditinjau dari asas kontinuitas dan asas
Bernoulli. Peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan penerapan asas kontinuitas dan asas
Bernoulli, misalkan tangki berlubang, venturimeter, penyemprot nyamuk, dan gaya angkat sayap
pesawat terbang. Alangkah baiknya jika dalam membahas dinamika fluida ini menggunakan
pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah
zat padat, cair, dan gas yang telah diberikan di SMP/MTs dan fluida statis yang telah diberikan di
SMA/MA kelas X semester II.
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kajian literatur tentang garis alir, peserta didik dapat menjelaskan garis
alir pada fluida mengalir.
2. Setelah mengamati animasi asas kontinuitas, peserta didik dapat menerapkan persamaan
kontinuitas dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
3. Setelah mengamati animasi atau gambar asas Bernoulli, peserta didik dapat menerapkan asas
Bernoulli dan menggunakannya dalam memecahkan masalah fisika sehari-hari.
4. Setelah melakukan kegiatan praktikum penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli,
peserta didik dapat mengetahui berbagai penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli dalam
teknologi kehidupan sehari-hari.
5. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat merancang suatu percobaan/
praktikum untuk menyelidiki penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat melakukan suatu percobaan/
praktikum untuk menyelidiki penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada peserta didik antara lain sebagai
berikut.
Pada awal pembelajaran, sebaiknya guru memotivasi peserta didik terlebih dahulu dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan mengenai fluida dinamis. Setelah itu, ingatkan kepada
peserta didik mengenai fluida statis yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
Kemudian jelaskan kepada peserta didik tentang jenis-jenis aliran fluida seperti yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 197.
D Garis Alir
Agar proses pembelajaran dapat berpusat pada peserta didik, mintalah peserta didik untuk
melakukan kajian literatur dari berbagai sumber tentang fluida ideal. Mintalah peserta didik
untuk mengomunikasikan hasil kegiatannya di depan kelas. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan
dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kajian literatur untuk mendefinisikan fluida
ideal, yaitu fluida yang tidak termampatkan, tidak kental, alirannya tidak bergolak (bukan aliran
turbulen), dan alirannya tunak.
Ketika akan mempelajari materi tentang garis alir, minta peserta didik untuk mengamati dan
menganalisis Gambar 7.2 tentang dua jenis garis alir seperti yang ada pada buku siswa kelas
XI, halaman 197. Kemudian, minta peserta didik untuk mendiskusikan kedua jenis garis alir
tersebut bersama dengan teman sebangkunya. Apabila diskusi telah selesai, tunjuklah beberapa
perwakilan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, mulai dari
pengertian garis alir, jenis-jenis garis alir, dan perbedaan kedua jenis garis alir tersebut.
Garis alir adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang mengalir.
Garis alir terdapat dua jenis, yaitu:
1. aliran laminar adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis lurus atau melengkung yang
jelas ujung dan pangkalnya serta tidak ada garis arus yang bersilangan.
2. aliran turbulen adalah aliran fluida yang ditandai dengan adanya aliran berputar dan arah
gerak partikelnya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida.
Pada setiap titik dalam fluida yang mempunyai aliran tunak, maka akan terdapat beberapa buah
garis arus yang akan membentuk sebuah tabung, yang disebut tabung aliran.
E Asas Kontinuitas
Sebelum masuk ke dalam pembahasan asas kontinuitas, ajaklah peserta didik untuk melakukan
diskusi dan simulasi sederhana. Caranya adalah Bapak/Ibu guru dapat memperlihatkan gambar
seseorang yang sedang mencuci sepeda motor atau mobil menggunakan selang. Kemudian
guru dapat mengajukan pertanyaan, misalnya Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk
mempercepat pancaran dari selang? Mintalah peserta didik untuk mendiskusikan pertanyaan
tersebut. Setelah itu pilihlah perwakilan peserta didik untuk mengomunikasikan hasil diskusinya
di depan kelas. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk
mendiskusikan salah satu fenomena sehari-hari yang berkaitan dengan asas kontinuitas.
Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa dengan luas penampang A dan kecepatan
aliran fluidanya v, maka banyaknya fluida (volume) yang mengalir melalui penampang tersebut
tiap satuan waktu dinamakan dengan debit. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut
V
Q= atau Q = A v
t
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran untuk melewati pipa yang mempunyai luas
penampang yang berbeda, maka volume fluida yang melewati setiap penampang itu sama besar
dalam selang waktu yang sama.
Agar peserta didik lebih mudah memahami materi ini, tampilkan animasi yang dapat
menjelaskan asas kontinuitas. Contoh animasi dapat dilihat di:
http://resources.wwps.org/wwhs/tcarlsen/documents/cp%20physics/visual%20
concepts/090303%20Bernoullis%20Principle.swf
Berdasarkan animasi tersebut, untuk aliran fluida yang tunak berlaku persamaan kontinuitas,
yaitu:
1 A1 v1 = 2 A2 v2
dengan:
1 = massa jenis fluida pada penampang 1 (kg/m3)
A1 = luas penampang 1 (m2)
v1 = kecepatan fluida pada penampang 1 (m/s)
2 = massa jenis fluida pada penampang 2 (kg/m3)
A2 = luas penampang 2 (m2)
V2 = kecepatan fluida pada penampang 2 (m/s)
Untuk fluida yang tak termampatkan, massa jenis fluida selama mengalir adalah konstan
(1 = 2), sehingga:
A1v1 = A2v2
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami cara menerapkan asas
kontinuitas dalam pemecahan masalah, guru dapat memberikan Masalah 7.1 yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 200. Setelah itu guru dapat meminta peserta didik
untuk mengerjakan Evaluasi 7.1.
Ketika akan mempelajari materi asas Bernoulli, pertama-tama minta peserta didik untuk
mengamati Gambar 7.8 yang ada pada buku siswa Fisika kelas XI halaman 201 atau guru
dapat menampilkan animasi yang menggambarkan asas Bernoulli di depan kelas. Kemudian
peserta didik menganalisis gambar atau animasi tersebut berdasarkan pengamatannya. Contoh
animasi tentang asas Bernoulli dapat dilihat di: http://www.science-animations.com/support-
files/bernoulli07.swf
F Asas Bernoulli
Setelah peserta didik memahami dan mengerti mengenai pengertian asas Bernoulli, Bapak/Ibu
guru dapat menunjuk beberapa orang peserta didik untuk menyebutkan bunyi asas Bernoulli
berdasarkan hasil pengamatan mereka.
Jawaban yang diharapkan:
Asas Bernoulli menyatakan bahwa: Pada pipa horizontal, tekanan yang paling kecil adalah
pada bagian yang kelajuannya paling besar dan tekanan yang paling besar adalah pada
bagian yang kelajuannya paling kecil.
Setelah selesai, Bapak/Ibu guru dapat melanjutkan pembahasan materi selanjutnya, yaitu
persamaan Bernoulli.
Ingatkan kembali peserta didik tentang hukum kekekalan energi. Kemudian arahkan peserta
didik untuk menentukan persamaan asas Bernoulli berdasarkan hukum kekekalan energi dan
persamaan kontinuitas
Persamaan asas Bernoulli menyatakan bahwa: Jumlah tekanan, energi kinetik tiap satuan volume
dan energi potensial per satuan volume selalu bernilai sama pada setiap titik sepanjang garis lurus.
dengan:
p = tekanan (N/m2)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian fluida dari titik acuan (m)
v = kecepatan fluida (m/s)
Untuk kasus fluida tak mengalir, persamaan asas Bernoulli menjadi:
Untuk kasus fluida yang mengalir pada pipa horizontal (h1 = h2), persamaan Bernoulli
menjadi:
p1 + gh + 1 v12 = p2 + gh + 1 v22
2 2
1 2
p1 + v1 = p2 + 1 2
v2
2 2
p1 p2 = 1 (v22 v12 )
2
Sebelum masuk ke dalam pembahasan selanjutnya, mintalah peserta didik untuk melakukan
Kegiatan 7.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika, halaman 204. Hal tersebut bertujuan
agar peserta didik merasa tertarik pada pembahasan materi ini, selain itu seluruh peserta didik
akan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian mintalah peserta didik untuk
membuat laporan sederhana dari kegiatan ini dan presentasikanlah hasilnya di depan kelas.
Bimbinglah peserta didik untuk menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukannya.
Besarnya semburan air pada lubang yang terdapat pada dinding tangki dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan:
v2 = 2 gh
dengan:
h = tinggi air di atas lubang (m)
Persamaan debit aliran dari lubang bocoran dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q = A 2 gh
Jika air keluar dari lubang B dengan kelajuan v dan jatuh di titik D, maka terlihat lintasan
air dari B ke D berbentuk parabola. Berdasarkan persamaan jarak pada gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Sehingga berlaku persamaan:
2h2
t=
g
dengan:
t = waktu yang diperlukan dari B ke D (s)
h2 = ketinggian lubang diukur dari dasar tangki (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Gerak air (fluida) pada sumbu x merupakan gerak lurus beraturan (GLBB). Sehingga
berlaku persamaan:
x = 2 h (h2 )
dengan:
x = jarak mendatar diukur dari tangki (m)
h = h1 h2 (m)
h2 = ketinggian lubang (m)
Setelah peserta didik memahami dan mengerti mengenai cara menentukan kecepatan dan debit
semburan air pada tangki yang berlubang, berikanlah suatu contoh permasalahan perhitungan
dari konsep yang telah dipelajari, seperti pada Masalah 7.2 yang terdapat pada buku siswa
Fisika SMA/MA kelas XI halaman 206-207.
2. Venturimeter
Venturimeter merupakan alat yang digunakan h
untuk mengukur laju aliran suatu zat cair. Alat ukur
venturi ini terdiri atas dua jenis, yaitu venturimeter
v1 2 v2
tanpa manometer dan venturimeter dengan 1
manometer. h1
A2
h2
A1
Persamaan hukum Bernoulli pada venturimeter
Gambar 7.1 Venturimeter tanpa manometer
tanpa manometer adalah:
p1 p2 = 1 (v22 v12 )
2
2 gh 2 gh
v1 = 2
, v2 = 2
A1 A
1 1 2
A2 A1
Tekanan tinggi
Jika venturimeter dilengkapi dengan manometer
(berupa pipa U yang berisi zat cair lain), seperti tampak v1
pada Gambar 7.2, maka kecepatan aliran fluida dapat
ditentukan dengan persamaan:
Tekanan
rendah
2 (' ) gh h
v1 = A2
( A12 A2 2 )
dengan:
= massa jenis fluida pada manometer (kg/m3) Gambar 7.2 Venturimeter dengan
manometer
= massa jenis fluida yang diukur kecepatannya (kg/m3)
h = perbedaan tinggi permukaan fluida pada manometer (m)
Setelah peserta didik memahami dan mengerti mengenai konsep venturimeter, berikanlah suatu
contoh permasalahan perhitungan dari konsep yang telah dipelajari, seperti pada Masalah 7.3
yang terdapat pada buku siswa Fisika SMA/MA kelas XI halaman 209.
3. Karburator
Pada karburator, terdapat semacam tabung venturi yang bagian menyempitnya berada
pada bagian atas jet. Ketika udara masuk ke dalam tabung venturi dan melalui bagian
menyempit, udara akan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sesuai dengan Asas Bernoulli,
pada bagian penyempit ini tekanan udaranya rendah, lebih kecil daripada tekanan atmosfer
pada permukaan bahan bakar (bensin) di dalam tangki bensin sehingga tekanan atmosfer
pada permukaan bensin di dalam tangki akan memaksa bensin tersembur keluar melalui jet
dan bensin akan bercampur dengan udara. Campuran ini berupa kabut yang mudah sekali
terbakar.
4. Penyemprot Nyamuk
Penyemprot nyamuk memiliki prinsip kerja yang mirip dengan karburator. Semburan
udara yang bergerak cepat di atas mulut nosel karena tekanan udara di atas nosel lebih
kecil daripada tekanan udara pada permukaan cairan di dalam tabung, maka cairan akan
menyemprot melalui nosel.
5. Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran suatu gas atau
udara. Kelajuan gas atau udara yang mengalir melalui tabung pitot dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut ini.
2 ' gh
v=
dengan:
v = kelajuan aliran udara atau gas (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = selisih tinggi permukaan kolom zat cair di dalam manometer (m)
= massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m3)
= massa jenis gas (kg/m3)
Setelah peserta didik memahami dan mengerti mengenai konsep tabung pitot, berikanlah
suatu contoh permasalahan perhitungan dari konsep yang telah dipelajari, seperti yang terdapat
pada Masalah 7.4 yang terdapat pada buku siswa Fisika SMA/MA kelas XI halaman 210.
Alangkah baiknya ketika akan mempelajari subbab ini, Bapak/Ibu guru dapat menampilkan
gambar, animasi, atau video yang relevan mengenai materi ini. Contoh animasi mengenai
gaya angkat pesawat terbang dapat dilihat di: www.calgaryacademy.com/tools/Bernoulli.swf
Sebuah pesawat terbang dapat tinggal landas dan mengudara karena adanya gaya angkat
pada sayap pesawat terbang. Sayap pesawat didesain memiliki bagian belakang yang lebih
pipih (tajam) dibandingkan dengan bagian depannya dan sisi bagian atas lebih melengkung
daripada sisi bagian bawahnya.
Dengan desain seperti itu, pada saat pesawat bergerak maju kelajuan aliran udara pada
bagian atas sayap lebih besar dibandingkan dengan kelajuan aliran udara pada bagian bawah
sayap.
Sesuai dengan asas Bernoulli, keadaan ini menyebabkan tekanan dari bagian bawah
sayap lebih besar di bagian atasnya. Selisih kedua tekanan ini menghasilkan gaya angkat
pesawat yang besarnya adalah:
F1 F2 = (p1 p2) A
F1 F2 = 1 (v22 v12 ) A
2
Jika nilai F1 F2 > mg (berat pesawat), maka peswat akan terangkat ke udara.
Setelah peserta didik memahami dan mengerti mengenai konsep gaya angkat pada pesawat
terbang, berikanlah suatu contoh permsalahan perhitungan dari konsep yang telah dipelajari,
seperti yang pada Masalah 7.5 yang terdapat pada buku siswa Fisika SMA/MA kelas XI
halaman 213.
Agar peserta didik lebih memahami lagi tentang penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli,
mintalah peserta didik untuk mencari informasi mengenai penerapan asas kontinuitas dan
asas Bernoulli pada produk teknologi lainnya. Dalam kegiatan ini, guru diharapkan dapat
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kajian literatur sehingga peserta didik dapat
mengetahui penerapan asas kontinuitas dan asas Bernoulli pada produk teknologi selain yang
sudah dijelaskan dalam bab ini seperti parfum, cerobong asap, dan lain sebagainya.
Sistem yang ada di alam semesta ini sangat banyak. Salah satu di antaranya adalah
adanya sistem dinamika fluida atau fluida dinamis. Dengan menggunakan konsep dinamika
fluida, kita bisa membuat pesawat terbang melayang di udara. Tentu saja selain pesawat
terbang, masih banyak penerapan dinamika fluida yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Konsep ini Tuhan ciptakan agar kita berpikir dan menyadari akan kebesaran-Nya bahwa
setiap peristiwa pasti ada penyebab dan penjelasannya serta semua ciptaan Tuhan dapat
dijelaskan secara ilmiah dan masuk akal.
2. Sosial
Apa saja yang telah Anda lakukan selama proses pembelajaran? Jika Anda mengikuti
buku ini dan melaksanakan semua kegiatannya, Anda akan menemukan beberapa kegiatan
yang ditugaskan secara berkelompok. Dalam kegiatan berkelompok, diharapkan agar Anda
dapat bekerja sama dan dapat menghargai peran serta pekerjaan teman kelompok Anda saat
melakukan kegiatan. Misalnya pada Kegiatan Siswa 7.1, Anda diminta untuk membuat
kelompok dan melakukan praktikum mengenai tangki berlubang menggunakan botol plastik
sebagai tangkinya.
Pada Kegiatan Siswa 7.1, Anda dituntut untuk melakukan secara berkelompok meskipun
kegiatan tersebut sebenarnya bisa saja dilakukan secara individu. Hal ini sengaja dibentuk
untuk membangun rasa saling menghargai dan saling mempercayai pekerjaan antarsesama.
Selain itu, Anda dapat merasakan suatu pekerjaan akan terasa ringan jika dilakukan secara
bersama-sama dan saling bekerja sama.
3. Individual
Apa yang dapat Anda rasakan selama proses pembelajaran mengenai dinamika fluida?
Sikap yang terbangun pada proses pembelajaran yang dirasakan secara individu adalah sikap
ilmiah. Materi dinamika fluida sangat berkaitan sekali dengan kegiatan ilmiah. Oleh sebab
itu, secara tidak langsung akan membangun perilaku ilmiah. Misalnya saja adalah sikap
terbuka, teliti, jujur, rasa ingin tahu, dan cermat.
Saat Anda melakukan kegiatan yang berkaitan dengan praktikum tentang tangki
berlubang, otomatis Anda harus melakukannya secara teliti dan cermat agar data yang
diperoleh bisa akurat. Data praktikum yang telah Anda dapat kemudian harus dikomunikasikan
baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sikap terbuka.
Keterbukaan juga dapat dilatih melalui presentasi hasil dan kesimpulan praktikum di depan
kelas. Satu hal yang sangat penting dari penjabaran mengenai sikap yang terbangun selama
proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu, karena tanpa sikap itu Anda tidak mungkin
dapat merasakan dan membangun sikap-sikap di atas. Rasa ingin tahu menuntun Anda untuk
terus menemukan segala hal yang Anda belum tahu. Pada kegiatan siswa tentang penerapan
dinamika fluida tangki berlubang misalnya, Anda tidak mungkin memahami materi tersebut
jika tidak dilandasi rasa ingin tahu.
Sikap-sikap di atas baik dalam dimensi spiritual, individual, dan sosial sebaiknya Anda
terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat,
dihargai, dan mampu mengolah segala potensi yang dimiliki negeri kita.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Dinamika Fluida.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna
untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
I Pengayaan Materi
1. Sambungan Y dengan Diameter yang Sama dengan Pipa Utama
Persamaan kontinuitas:
A1v1 = A2v2
Sehingga A2 = A1 + A1 = 2A1
Pada keadaan ini, laju fluida di pipa percabangan (2)
lebih lambat setengah kali laju fluida di pipa utama
(1).
2. Sambungan Y dengan Diameter Setengah dari Diameter Pipa Utama
Persamaan kontinuitas:
A1v1 = A2v2
Sehingga A = 1 A + 1 A = A
2 1 1 1
2 2
Pada keadaan ini, laju fluida di pipa percabangan
(2) sama dengan laju fluida di pipa utama (1).
J Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada bab VII adalah sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Peserta didik.
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
K Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi dalam bab VII ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi yang dapat dipergunakan sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku sadar akan kebesaran
Tuhan, bekerja sama, saling menghargai, teliti, cermat, terbuka, serta memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi di lingkungan sekitarnya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku peserta
didik Fisika, halaman, 222)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (format
tabel refleksi tertera pada buku peserta didik Fisika, halaman 218)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik untuk dapat saling bertukar pikiran atau pendapat
untuk mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format tabel
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk
umum, halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik ketika
melakukan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera petunjuk umum, halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 29-30)
L Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial Bab VII, adalah sebagai berikut.
1. Tentukan besar debit dari suatu aliran air yang melalui sebuah pipa berdiameter 4 cm dengan
kecepatan rata-rata 4 m/s.
Pembahasan:
Diketahui: d = 4 cm = 4 102 m r = 2 102 m v = 4 m/s
Ditanyakan: debit (Q)
A = luas lingkaran
A = r2 = 3,14 (2 102)2 = 1,256 103 m2
Q = A v = 1,256 103 4 = 5,024 103 m3/s
2. Sebuah bak diisi air setinggi 20 m. Di sisi bak dibuat satu buah lubang yang berjarak 2 m dari
dasar bak. Tentukan jarak horizontal yang dicapai air.
Pembahasan:
Diketahui: h = 18 m
h2 = 2 m
Ditanyakan: Jarak horizontal (x) yang dicapai.
B
20 m
2m
x = 2 h . h2
x = 2 18 2 = 2 36
= 2 6 = 12.
3. Tentukan kecepatan aliran udara di bagian atas sayap, jika kecepatan aliran udara di bagian
bawah sayap pesawat adalah 60 m/s dan beda tekanan di atas dan di bawah sayap adalah 10
N/m2 (udara = 1,29 kg/m3)
Pembahasan:
Diketahui: v1 = 60 m/s p1 p2 = 10 N/m2
udara = 1,29 kg/m3 g = 10 m/s2
Ditanyakan: Kecepatan aliran udara di bagian atas sayap (v2)
Beda tekanan di atas dan di bawah sayap
1
p1 p2 = ( v2 2 v12 )
2
2 ( p1 p2 )
v2 2 = v12 +
2 10
= ( 60 ) +
2
1, 29
= 3600 + 15, 5
= 3.615, 5
v2 = 3.615, 5
= 60,13
M Rangkuman
1. Garis alir terbagi menjadi dua jenis:
a. aliran garis arus atau aliran laminar
b. aliran turbulen
2. Persamaan kontinuitas
Pada aliran fluida ideal, hasil kali laju aliran fluida dengan luas penampangnya adalah
konstan.
A1v1 = A2v2
A v dikenal sebagai debit (Q) (jumlah zat cair yang mengalir lewat suatu penampang tiap
detik).
3. Persamaan Bernoulli
p1 + 1 v12 + gh1 = p2 + 1 v22 + gh2
2 2
Untuk zat cair yang mengalir melalui sebuah lubang pada tangki, maka besar kecepatannya
selalu dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli yaitu:
v = 2 gh
4. Kecepatan aliran suatu fluida dapat diukur dengan menggunakan venturimeter. Venturimeter
terdiri atas dua jenis, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan
manometer.
Kecepatan aliran fluida diukur dengan venturimeter tanpa manometer:
2 gh
v1 = 2
A1
1
A2
Kecepatan aliran fluida diukur dengan venturimeter dengan manometer:
2 (' ) gh
v1 = A2
(A12 A2 2 )
5. Kecepatan gas yang mengalir melalui tabung Pitot dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut.
2 ' gh
v =
6. Besarnya gaya angkat sayap pesawat terbang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
F1 F2 = ( p1 p2 ) A
F1 F2 = 1 (v22 v12 ) A
2
N Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
Teori Kinetik Gas. Untuk materi mengenai Dinamika Fluida sangat bermanfaat dalam mempelajari
konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya, termasuk konsep dinamika rotasi dan keseimbangan
benda tegar. Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik materi yang telah dipelajari masih
terhubung dengan materi yang lain sehingga peserta didik mendapatkan suatu motivasi, yaitu
khususnya dalam fisika, suatu konsep atau materi saling terkait satu sama lain. Pada umumnya,
siswa akan merasakan bahwa hidup seorang manusia saling terhubung dengan semua makhluk
hidup ciptaan Tuhan dimana semuanya saling membutuhkan.
Bab VIII
Sumber: cool-stuff.lintas.me
Pada KD 3.8 kedalaman materi ditekankan pada teori kinetik gas. Selain itu, peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan hukum-hukum yang mendasari persamaan gas ideal. Kajian
tentang teori kinetik gas dapat ditinjau dari persamaan gas ideal. Peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan tentang variabel-variabel yang berhubungan dengan persamaan gas ideal.
Alangkah baiknya jika dalam membahas teori kinetik gas ini menggunakan pendekatan sainstifik
dan model pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah usaha dan energi yang
telah dipelajari pada bab III, momentum dan impuls yang telah dipelajari pada bab V, serta suhu
dan kalor yang telah dipelajari di kelas X.
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kajian literatur tentang teori kinetik peserta didik dapat menjelaskan konsep
teori kinetik gas.
2. Setelah menyimak animasi yang disajikan, peserta didik dapat membedakan hukum-hukum
yang mendasari persamaan gas ideal.
3. Setelah melakukan kajian literatur tentang persamaan keadaan gas ideal, peserta didik dapat
merumuskan persamaan keadaan gas ideal.
4. Setelah mengamati gambar, peserta didik dapat merumuskan hubungan besaran-besaran
dalam persamaan gas.
5. Setelah melakukan kajian literatur tentang kecepatan partikel gas, peserta didik dapat
merumuskan persamaan kecepatan partikel gas.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada peserta antara lain sebagai
berikut.
1. Apakah ciri dari zat gas?
2. Bagaimanakah cara menghitung energi kinetik suatu benda?
3. Apa yang dimaksud teori kinetik gas?
4. Hukum-hukum apa saja yang mendasari persamaan gas ideal?
5. Apa yang dimaksud dengan suhu mutlak?
Alangkah baiknya jika Bapak/Ibu guru memotivasi peserta didik terlebih dahulu sebelum
masuk ke dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya guru dapat menampilkan gambar balon
udara, kemudian guru bertanya kepada peserta didik Apa yang menyebabkan balon udara
dapat mengapung di udara?
Jawaban yang diharapkan karena pada saat proses pembakaran gas, udara dipanaskan
sehingga menyebabkan udara di dalam balon mengapung ke udara.Selain itu kaitkanlah
materi ini dengan materi yang pernah dipelajari sebelumnya tentang zat. Mintalah peserta
didik menyebutkan karakteristik partikel dari zat gas yaitu partikel- partikel gas yang bergerak
memiliki energi kinetik dan massa jenis. Guru dapat menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan
energi kinetik dan massa jenis gas tersebut, balon udara pun dapat mengapung di udara.
Untuk mempermudah Bapak/Ibu guru dalam membahas materi pada bab ini secara keseluruhan.
Silakan akses link berikut ini http://www.youtube.com/watch?v=YSTRa27a3BQ&html5=1&
hd=1
Mintalah peserta didik untuk melakukan Kegiatan 8.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 225. Agar seluruh peserta didik terlibat di dalam kegiatan pembelajaran
ini mintalah peserta didik lain untuk berpendapat dan mengajukan pertanyaan, guru dapat
memilih beberapa orang peserta didik untuk menyimpulkan hasil kegiatan tersebut di depan
kelas. Di akhir kegiatan ini guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan
tersebut.
Teori yang menggunakan tinjauan tentang gerak dan energi partikel-partikel gas untuk
menyelidiki sifat-sifatnya secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel
gas tersebut disebut teori kinetik gas. Gas ideal merupakan gas-gas yang memenuhi asumsi-
asumsi sebagai berikut.
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul) yang jumlahnya
banyak sekali dan antarpartikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik.
2. Partikel-partikel gas bergerak dalam lintasan lurus dengan kelajuan tetap dan arah geraknya
acak/sembarang.
3. Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan atau wadah yang ditempatinya.
4. Setiap tumbukan yang terjadi, baik antara partikel-partikel gas maupun antara partikel dengan
dinding wadahnya merupakan tumbukan lenting sempurna, sehingga tidak ada energi yang
hilang.
5. Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
6. Untuk semua partikel gas berlaku hukum-hukum Newton tentang gerak.
Tekankan kepada peserta didik bahwa pada kenyataannya tidak ada gas yang memenuhi sifat-
sifat gas ideal. Namun, gas pada suhu kamar dan tekanan rendah dapat mendekati sifat-sifat
gas ideal.
Hukum Boyle menyatakan bahwa gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan
konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada
dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan sebagai
berikut.
p1V1= p2V2
dengan:
p1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
v1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
v2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
Alangkah baiknya saat memberikan penjelasan materi Bapak/Ibu guru menampilkan grafik
hubungan volume dan tekanan gas pada suhu konstan.
Hukum Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang
berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan
sebagai berikut.
V1 V2
=
T1 T2
dengan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Alangkah baiknya jika Bapak/Ibu guru menampilkan grafik hubungan volume dan tekanan
gas pada suhu konstan.
Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang
berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan
sebagai berikut.
p1 p2
=
T1 T2
dengan:
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
Alangkah baiknya saat memberikan penjelasan materi jika Bapak/Ibu guru menampilkan
grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada volume konstan.
Agar peserta didik lebih memahami tentang materi ini, sebagai bahan penguatan konsep, ajak
peserta didik untuk mengakses simulasi yang terdapat dalam link berikut ini http://www.chem.
ufl.edu/~itl/2045/MH_sims/ideal_nav.swf
Agar peserta didik lebih paham mengenai hukum-hukum yang mendasari persamaan gas ideal,
mintalah peserta didik untuk mencari informasi tentang aplikasi hukum-hukum gas. Mintalah
perwakilan peserta didik untuk membacakan hasil kegiatannya di depan kelas. Bukalah sesi
tanya jawab, agar seluruh peserta didik dapat memberikan pendapat dan sanggahan, sehingga
terciptanya suasana pembelajaran aktif. Bimbinglah peserta didik untuk menyimpulkan hasil
kegiatan ini. Dalam kegiatan ini guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
kajian literatur sehingga peserta didik mampu memperoleh informasi yang diharapkan dalam
kegiatan ini.
Agar proses pembelajaran tidak hanya tertuju pada guru, guru dan peserta didik dapat bersama-
sama menurunkan persamaan gas ideal. Mintalah peserta didik untuk menghubungkan
persamaan-persamaan yang telah dipelajari sebelumnya.
Menurut hukum Boyle-Gay Lussac, hubungan antara tekanan (p), volume (V), dan suhu
mutlak (T) dari suatu gas ideal dapat dinyatakan sebagai berikut.
pV
=k
T
Jika jumlah partikel adalah N, maka persamaan keadaan gas dapat dituliskan
pV = N k T
N
dengan menggunakan hubungan n = dan R = NA k, dengan k = konstanta Boltzmann
NA
(1,38 10 J/K), maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
23
NA
pV = N kT
NA
N
pV = N A kT
NA
pV = n R T
dengan:
n = jumlah mol gas (mol)
R = tetapan gas = 8,314 103 J/k mol K atau 0,082 L atm/mol K
NA = bilangan Avogadro = 6,02 1023 (partikel/mol)
T = suhu mutlak (K)
persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis sebagai berikut.
m
pV = RT
M
dengan:
m = massa total gas (kg)
M = massa relatif partikel (gram/mol)
Agar peserta didik lebih memahami tentang cara menggunakan persamaan keadaan gas ideal
dalam memecahakan masalah, berikanlah peserta didik Masalah 8.1 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 228. Sebagai bahan evaluasi, mintalah peserta didik untuk
mengerjakan Evaluasi 8.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 228.
Mintalah peserta didik untuk untuk mengamati Gambar 8.4 yang terdapat pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 229. Kemudian, mintalah peserta didik untuk menganalisis gambar
tersebut. Di sini guru membimbing peserta didik untuk merumuskan persamaan-persamaan
yang berkaitan dengan tekanan gas ideal.
Suatu gas ideal berada dalam suatu ruang tertutup, maka gas tersebut akan melakukan tekanan
pada dinding ruangan. Waktu yang dibutuhkan partikel untuk menumbuk dinding dan kembali
lagi ke awal ditentukan oleh persamaan berikut.
2
t=
vx
Ingatkan kembali peserta didik tentang konsep momentum dan impuls yang telah dipelajari
pada bab yang lalu. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat merumuskan dengan mudah
persamaan tekanan gas ideal.
Persamaan tekanan gas ideal dapat dituliskan ke dalam persamaan sebagai berikut.
1 2
pV = mv
3
1 mv 2
p =
3 V
Jika ada N partikel gas ideal, maka tekanan gas dapat dituliskan sebagai berikut.
1 Nmv 2
p =
3 V
dengan:
p = tekanan gas (N/m2)
N = jumlah partikel gas
m = massa sebuah partikel gas (kg)
v = kecepatan partikel gas (m/s)
V = volume gas (m3)
Tekankan kepada peserta didik bahwa energi kinetik tiap partikel gas tidaklah sama.
Energi kinetik rata-rata partikel gas dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.
1 2
EK = mv
2
dengan:
EK = energi kinetik rata-rata partikel (joule)
m = massa partikel (kg)
v 2 = rata-rata kuadrat kecepatan partikel (m/s)
2
Mintalah salah seorang peserta didik untuk menyebutkan atau menuliskan kembali persamaan
untuk menentukan tekanan gas, sehingga peserta didik dapat menentukan persamaan hubungan
tekanan gas dengan energi kinetik rata-rata partikel gas.
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami penerapan tekanan dan
energi kinetik dalam memecahkan masalah, berikanlah Masalah 8.2 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 231. Sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta
didik untuk mengerjakan Evaluasi 8.2 yang terdapat pada halaman 231.
Alangkah baiknya jika Bapak/Ibu guru memperlihatkan animasi dalam membahas materi ini.
Contoh animasi silakan akses pada link berikut ini : http://chimianet.zefat.ac.il/download/
kinetic_theory_gases.swf. Setelah itu mintalah beberapa orang peserta didik menyimpulkan
hasil pengamatan animasi yang ditampilkan tersebut.
Secara matematis hubungan antara suhu mutlak dengan energi kinetik rata-rata partikel gas
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
N 2 N
kT = Ek
V 3 V
2
kT = Ek
3
3
Ek = kT
2
Tekankan kepada peserta didik bahwa semakin besar suhu mutlak gas semakin besar pula
energi kinetik rata-ratanya.
Agar peserta didik lebih memahami tentang cara menggunakan persamaan suhu mutlak dan
energi kinetik rata-rata dalam memecahkan masalah, berikanlah peserta didik Masalah 8.3
yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 232-233.
vRMS = v2
dengan:
vRMS = kecepatan efektif partikel gas (m/s)
v 2 = rata-rata kuadrat kecepatan partikel gas (m/s)2
Energi kinetik rata-rata partikel gas dapat dinyatakan dengan kecepatan efektif partikel gas
sebagai berikut.
1 2
EK = m vRMS
2
Sehingga didapat persamaan kecepatan efektif sebagai berikut.
1 2 3 3kT
m vRMS = kT vRMS =
2 2 m
Kecepatan efektif vRMS ini dapat pula dinyatakan dalam massa molekul gas M dengan
R M
mensubstitusikan k = dan m = .
NA NA
R
3 T
vRMS = NA = 3RT
M M
NA
Selain itu kecepatan efektif dapat pula dinyatakan dengan mensubstitusikan dalam persamaan
3RT
vRMS = , sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
M
3p
vRMS =
dengan:
p = tekanan gas (Pa)
= massa jenis gas (kg/m3)
Untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terkait dengan materi yang telah dibahas
pada subbab ini, mintalah peserta didik untuk melakukan diskusi. Guru dapat mengajukan
pertanyaan sebagai bahan diskusi misalnya sebagai berikut.
1. Apa yang terjadi pada partikel-partikel gas jika tekanan gas diperbesar?
2. Apa yang terjadi pada partikel-partikel gas jika bejana tempat gas tersebut berada
diperbesar?
Setelah itu guru dapat meminta beberapa perwakilan peserta didik untuk mengomunikasikan
hasil diskusinya di depan kelas.
Dalam kegiatan ini guru diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan diskusi
dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya, yaitu sebagai berikut. Tentang kecepatan
partikel gas yaitu sebagai berikut.
1. Kecepatan partikel-partikel gas akan meningkat jika tekanan gas diperbesar.
2. Kecepatan partikel-partikel gas akan meningkat jika bejana tersebut diperbesar.
Guru dapat memberikan Masalah 8.4 terkait dengan kecepatan partikel gas yang terdapat
pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 235. Setelah itu guru dapat meminta peserta didik
untuk mengerjakan Evaluasi 8.3 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
235.
K Energi Dalam
Total energi kinetik dari partikel-partikel gas yang berada di dalam suatu wadah dinamakan
energi dalam gas. Dengan demikian, energi dalam gas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk gas-gas diatomik, seperti H , O , dan N pada suhu rendah + 300 K berlaku:
2 2 2
3 3
U = NkT = nRT
2 2
Pada suhu sedang + 500 K berlaku:
3 5 5
U = NkT + NkT = NkT = nRT
2 2 2
Pada suhu tinggi + 1000 K berlaku persamaan sebagai berikut.
5 7 7
U = NkT + NkT = NkT = nRT
2 2 2
Jika diketahui derajat kebebasan (f) maka berlaku:
3 3
U = f N k T= f n R T
2 2
Guru dapat memberikan Masalah 8.5 terkait dengan energi dalam yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 236. Setelah itu guru dapat meminta peserta didik untuk
mengerjakan Evaluasi 8.4 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 237.
Saat Anda melakukan kegiatan yang berkaitan dengan praktikum tentang tekanan gas
dalam suatu praktikum, Anda harus melakukannya secara teliti dan cermat agar data yang
diperoleh bisa akurat. Data praktikum yang telah Anda dapat kemudian harus dikomunikasikan
baik secara tertulis maupun lisan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sikap terbuka. Di
samping itu keterbukaan akan terlatih melalui presentasi hasil dan kesimpulan praktikum di
depan kelas. Satu hal yang sangat penting dari penjabaran mengenai sikap yang terbangun
selama proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu, karena tanpa sikap itu Anda tidak mungkin
dapat merasakan dan membangun sikap-sikap di atas. Rasa ingin tahu memandu Anda untuk
terus menemukan segala hal yang Anda belum tahu. Dalam kegiatan siswa tentang penerapan
teori kinetik gas pada balon tiup misalnya, Anda tidak mungkin memahami materi tersebut
jika tidak dilandasi rasa ingin tahu.
Sikap-sikap di atas baik dalam dimensi spiritual, individual, dan sosial sebaiknya
Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
bermartabat, dihargai dan mampu mengolah segala potensi yang dimiliki negeri kita.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Teori kinetik gas.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna
untuk hidup berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
M Pengayaan Materi
an 2
p + (V bn) = nRT
V2
dengan:
p = tekanan gas
a, b = tetapan
V = volume gas
n = mol gas
T = mol gas
N Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab VIII sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa.
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
O Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi dalam Bab VIII ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, antara lain sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evalusi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri terdiri
atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada petunjuk
umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku rasa syukur kepada
Tuhan, bekerja sama, saling menghargai, teliti, cermat, terbuka, serta memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi di lingkungan sekitarnya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku
peserta didik Fisika kelas XI, halaman, 242)
4. Refleksi merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format
tabel refleksi tertera pada buku peserta didik Fisika, halaman 239)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum
halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik ketika
melakukan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman
29-30)
P Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial Bab VIII adalah sebagai berikut.
1. Sepuluh liter gas ideal suhunya 127C mempunyai tekanan 165,6 N/m2, tentukan berapa
banyak partikel gas tersebut!
Pembahasan:
Diketahui: T = 127 C = (127 + 273)K = 400 K
p = 165,6 N/m2
V = 10 liter = 10 dm3 = 102 m3
k = 1,38 1023 J/K
2
pV = NkT N = pV = (165, 5)(2310 )
kT (1, 38 10 )(400)
165, 6 102
= = 30 1019
5, 52 1021
= 3 1020 Joule
2. Tentukan jumlah mol suatu gas ideal apabila gas tersebut memiliki energi dalam 1,01 1028
joule dan energi kinetik 5 kJ!
Pembahasan:
Diketahui: U = 1,01 1028 J N0 = 6,02 1023
EK = 5 kJ = 5 103 J U = N EK
1, 01 1028 = N (5 103 )
1, 01 1028
N=
5 103
= 0, 202 1025
= 2, 02 1024
N 2, 02 1024
n= =
N 0 6, 02 1023
= 0, 335 10
= 3, 35
3. Suatu gas mengalami proses isobarik. Awalnya volum gas 0,5 m3, kemudian dimampatkan
sehingga volumenya menjadi 0,3 m3 pada tekanan 105 N/m2, tentukanlah besar usaha luar gas
tersebut!
Pembahasan:
Diketahui: V1 = 0,5 m3
V2 = 0,3 m3
p = 105 N/m3
pada proses isobarik (tekanan konstan)
W = p V
= p (V2 V1)
= 105 (0,3 0,5)
= 0,2 105
= 2 104 (tanda negatif bertanda bahwa gas menerima usaha dari lingkungan)
Jadi, besarnya usaha luar adalah 2 104 J.
Q Rangkuman
1. Persamaan tekanan yang dikerjakan oleh suatu gas ideal dalam wadah tertutup.
1 N m
p = m v 2 atau p V = n R T atau p V = RT
3 V M
2. Hubungan tekanan gas dengan energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas
2 N
p = Ek
3 V
2 1 N
p = m v2
3 2 V
3. Hubungan suhu mutlak dengan energi kinetik rata-rata partikel gas
3
Ek = k T
2
4. Kecepatan efektif gas (vRMS)
3k T 3RT 3p
vRMS = v 2 atau vRMS = atau vRMS = atau vRMS =
m M
5. Energi dalam gas didefinisikan sebagai total energi kinetik dari partikel-partikel gas di dalam
wadah tertutup.
3 3
U = N Ek = N k T atau U = N Ek = nRT
2 2
R Penutup
Setelah peserta didik mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai
efek rumah kaca. Untuk materi mengenai teori kinetik gas sangat bermanfaat dalam mempelajari
konsep-konsep pada bab-bab selanjutnya. Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta bahwa
materi yang telah dipelajari masih terhubung dengan materi yang lain sehingga peserta didik
mendapatkan suatu motivasi bahwa khususnya dalam Fisika, suatu konsep atau materi saling
terkait satu sama lain. Pada umumnya, peserta didik akan merasakan bahwa hidup seorang
manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup ciptaan Tuhan dimana semuanya saling
membutuhkan.
Bab IX
Sumber: www.lensaindonesia.com
Pada KD 3.9 dan 4.8 kedalaman materi ditekankan pada efek rumah kaca, emisi karbon serta
pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat menemukan
solusi penanggulangan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Peserta didik
diharapkan dapat mendeskripsikan peristiwa efek rumah kaca dan jenis-jenis gas rumah kaca.
Peserta didik juga diharapkan dapat menjelaskan tentang emisi karbon, pemanasan global dan
perubahan iklim, sumber energi alternatif dan kesepakatan internasional tentang pengurangan
gas-gas rumah kaca. Selain itu, dapat menemukan solusi yang tepat untuk penanggulangan
pemanasan global. Alangkah baiknya jika dalam mempelajari efek rumah kaca ini menggunakan
pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam materi ini adalah
pencemaran lingkungan yang telah dipelajari di kelas X.
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan praktikum, peserta didik dapat menjelaskan proses terjadinya efek rumah
kaca.
2. Setelah mengamati video, peserta didik dapat menganalisis proses terjadinya efek rumah
kaca.
3. Setelah melakukan kajian literatur, peserta didik dapat membedakan jenis-jenis gas rumah
kaca.
4. Setelah melakukan kajian literatur, peserta didik dapat menjelaskan tentang emisi gas rumah
kaca.
5. Setelah melakukan diskusi, peserta didik dapat menganalisis gejala pemanasan global.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat menentukan solusi penanggulangan
pengurangan gas emisi rumah kaca.
7. Setelah melakukan kajian literatur, peserta didik menyebutkan sumber energi alternatif untuk
meminimalisasi dampak emisi gas rumah kaca.
8. Setelah melakukan kajian literatur, peserta didik dapat menyebutkan kesepakatan-kesepakatan
internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
9. Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelaskan dengan jelas solusi
penanggulangan gejala pemanasan global.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru dapat
langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak dapat
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
1. Apa yang dimaksud efek rumah kaca?
2. Apa saja yang termasuk gas efek rumah kaca?
3. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
4. Bagaimana dampak pemanasan global terhadap lingkungan?
5. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak pemanasan global?
Efek rumah kaca adalah proses masuknya radiasi dari matahari dan terjebaknya radiasi di dalam
atmosfer akibat Gas Rumah Kaca (GRK) sehingga menaikkan suhu permukaan bumi. Normalnya
efek rumah kaca merupakan pelindung bagi makhluk hidup di bumi, karena gas rumah kaca dalam
jumlah yang seimbang berfungsi menahan energi panas matahari yang memancarkan sinarnya ke
bumi, sehingga permukaan bumi selalu dalam kondisi hangat. Namun, efek rumah kaca juga akan
menjadi bencana jika terjadi peningkatan jumlah GRK yang melebihi batas normal.
Agar siswa lebih memahami tentang proses efek rumah kaca, sebaiknya Bapak/Ibu guru dapat
menampilkan animasi tentang efek rumah kaca. Contoh animasi silakan akses pada link berikut ini.
http://www.outdoors.org/conservation/mountainwatch/upload/greenhouse.swf
Setelah itu mintalah siswa untuk memberikan contoh penyebab efek rumah kaca.
Berikut ini adalah beberapa GRK yang menyebabkan efek rumah kaca, yaitu:
1. Karbon dioksia (CO2), merupakan GRK terbanyak di atmosfer.
2. Metana (CH4), merupakan hidrokarbon sederhana berbentuk gas yang dijadikan sebagai
bahan bakar utama.
3. Nitrogen oksida (NO), merupakan gas insulator panas yang sangat kuat karena dapat
menangkap panas ratusan kali lebih besar dari karbon dioksida
4. Gas-gas lain, gas lain yang dapat menjadi gas rumah kaca, yaitu klorofluorokarbon (CFC),
belerang dioksida, dan lain-lain.
Bapak/Ibu guru dapat meminta peserta didik untuk mendiskusikan gas-gas yang menyebabkan
efek rumah kaca, beserta sumbernya. Mintalah peserta didik membuatnya dalam bentuk tabel.
Setelah itu, pilihlah beberapa peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Arahkan agar peserta didik lainnya aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
E Emisi Karbon
Mintalah peserta didik untuk melakukan Kegiatan Siswa 9.1 yang terdapat pada buku
peserta didik Fisika Kelas XI halaman 246. Mintalah peserta didik untuk mempresentasikan
hasil kegiatannya di depan kelas. Agar semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, guru dapat membuka sesi tanya jawab. Guru di dalam kegiatan pembelajaran
ini berperan sebagai fasilitator.
Emisi gas karbon adalah gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang
mengandung karbon. Salah satu contoh emisi gas karbon yaitu karbon dioksida (CO2). Karbon
dioksida merupakan gas buang dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG (elpiji),
minyak bumi, batu bara, dan bahan bakar lain yang banyak mengandung senyawa hidrokarbon
(senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon).
Agar proses pembelajaran dapat melibatkan peserta didik secara aktif, mintalah peserta didik
untuk mencari informasi tentang aktivitas manusia yang memberikan kontribusi emisi terbesar
terhadap peningkatan gas rumah kaca. Mintalah peserta didik untuk melakukan diskusi terkait
informasi yang didapatnya. Mintalah beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Bukalah sesi tanya jawab agar peserta didik dapat terlibat di
dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk memotivasi peserta didik, guru dapat menampilkan video/animasi terkait pemanasan
global dan perubahan iklim. Contoh video dapat diakses pada link berikut ini http://www.
youtube.com/watch?v=cKCbXtfpdKs
Agar peserta didik terlibat aktif di dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat memperlihatkan berbagai
gambar akibat dari pemanasan global. Kemudian mintalah peserta didik untuk mendiskusikan
mengapa peristiwa-peristiwa pada gambar tersebut dapat terjadi. Setelah itu, guru dapat meminta
beberapa perwakilan peserta didik untuk membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Guru
dapat membuka sesi tanya jawab agar peserta didik dapat saling bertukar pendapat.
Pemanasan global merupakan proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi. Peningkatan ini, kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia. Pemanasan global menyebabkan berbagai dampak, seperti
kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (curah hujan dan salju). Pemanasan global
disebabkan oleh efek rumah kaca yang terjadi secara terus menerus dengan intensitas yang terus
meningkat. Selain karena efek rumah kaca, pemanasan global juga disebabkan oleh akibat lainnya,
yaitu proses penguapan air.
Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dua hal yang berbeda, akan tetapi banyak
orang yang menginterpretasikannya sama. Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada
variabel iklim, terutama perubahan suhu udara dan curah hujan.
Usaha untuk mengurangi gas emisi rumah kaca, di antaranya sebagai berikut.
1. Melakukan penanaman kembali hutan yang gundul dan menanam pohon sebanyak-banyaknya
di sekitar lingkungan.
2. Menggunakan peralatan elektronik seperlunya.
3. Menghindari penggunaan kantong plastik.
4. Meminimalisasi sampah rumah tangga yang bersifat tidak ramah lingkungan, seperti
penggunaan plastik, styrofoam, dan jenis sampah lain yang sulit diuraikan dalam jangka
waktu yang sebentar.
5. Memilih dengan bijak untuk membeli produk tertentu
6. Menghindari pembuangan sampah sembarangan.
7. Selalu menjaga kebersihan lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan umum.
Sebaiknya guru mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi tentang pemanasan global.
Bapak/Ibu guru dapat memberikan artikel yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok
terkait dengan permasalahan pemanasan global. Mintalah peserta didik untuk mendiskusikan
penyebab, dampak, dan solusi yang tepat untuk permasalahan yang terdapat pada artikel
tersebut. Contoh artikel silakan akses pada link berikut ini.
http://sains.kompas.com/read/2014/01/07/1028583/Bagaimana.Musim.Dingin.Ekstrem.
di.Amerika.Terkait.Pemanasan.Global.
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/30/121484433/Es-Mencair-Kota-di-Alaska-Banjir
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/07/095478558/Samudera-Arktik-Berubah-Jadi-
Asam
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/01/pemanasan-global-rekor-suhu-panas-naik-
lima-kali-lipat
Mintalah peserta didik melakukan kajian literatur, untuk mencari sumber energi alternatif
yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi atau meminimalisir emisi karbon. Beberapa
orang peserta didik dapat menjelaskan hasil kajian literaturnya di depan kelas. Guru
mengarahkan peserta didik agar peserta didik terlibat aktif dalam mengajukan pertanyaan
ataupun memberikan tanggapan.
1. Tenaga Nuklir
Tenaga nuklir merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbarui. Pembangkit
listrik tenaga nuklir menggunakan bantuan dari reaktor nuklir untuk memanaskan air dan
menghasilkan uap. Selanjutnya uap tersebut dapat digunakan untuk memutar turbin dan
menghasilkan listrik.
2. Energi Biomassa
Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik
berupa produk maupun buangan. Beberapa contoh dari biomassa yang biasa digunakan antara
lain tanaman, kulit pohon, serbuk kayu/gergaji, residu pertanian, serpihan kayu, kotoran
hewan, dan sebagainya.
3. Tenaga Air
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu energi alternatif yang paling
populer. Selain ramah lingkungan, pembuatan pembangkit listrik tenaga air juga tidak
menghasilkan limbah langsung apa pun.
4. Tenaga Angin
Pembangkit Listrik Tenaga Angin menggunakan sistem konversi energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin.
5. Tenaga Surya atau Matahari
Tenaga surya merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sangat populer, teknologi
panel surya yang mengubah tenaga surya (cahaya matahari) menjadi energi listrik.
6. Tenaga Pasang Surut Air Laut
Tenaga pasang surut air laut adalah bentuk tenaga air yang menghasilkan daya listrik
melalui pemanfaatan dari aliran pasang surut dan mempunyai efisiensi 80%.
I Kesepakatan Internasional
Mintalah peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber tentang kesepakatan-
kesepakatan internasional dalam pengurangan gas-gas efek rumah kaca. Mintalah peserta
didik untuk mendiskusikan informasi tersebut, kemudian menuliskannya ke dalam bentuk
laporan. Mintalah beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas.
Beberapa kerja sama internasional untuk pengurangan penggunaan gas-gas rumah kaca
antara lain sebagai berikut.
1. UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change), bertugas menstabilkan
jumlah gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, sehingga GRK menjadi tidak membahayakan
kehidupan organisme dan memungkinkan terjadinya adaptasi ekosistem, sehingga dapat
menjamin ketersediaan pangan dan pembangunan berkelanjutan.
2. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), bertugas mengevaluasi risiko perubahan
iklim akibat dari aktivitas manusia, dengan meneliti semua aspek berdasarkan pada literatur
teknis/ilmiah yang telah dikaji dan dipublikasikan.
3. Protokol Kyoto (Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate
Change), disusun untuk mengatur target kuantitatif penurunan emisi dan target waktu
penurunan emisi bagi negara maju.
4. Perdagangan karbon, merupakan mekanisme berbasis pasar untuk negosiasi dan pertukaran
hak emisi gas rumah kaca. Perdagangan karbon adalah negara yang gagal dalam memenuhi
target pengurangan emisi gas rumah kaca akan dikenakan pinalti berupa denda.
5. APPCDC (Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate), kelompok ini
terdiri dari enam negara yang mempunyai tingkat pencemaran emisi gas rumah kaca terbesar
di dunia, yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
apabila kita bisa menjaga lingkungan dengan baik. Tuhan telah memperlihatkan kebesaran-
Nya dengan memberikan manusia akal dan pikiran untuk mempelajari efek rumah kaca, baik
dari segi manfaatnya maupun dari segi bencana yang mungkin bisa terjadi serta cara-cara
menanggulanginya.
2. Sosial
Saat melakukan kegiatan siswa, ada beberapa yang memfasilitasi Anda untuk bekerja
secara kelompok. Hal ini diharapkan agar Anda dapat bekerja sama dan dapat menghargai
peran serta pekerjaan teman kelompok Anda saat melakukan kegiatan. Misalnya pada Kegiatan
Siswa 9.1 Anda diminta untuk membuat kelompok dan melakukan diskusi mengenai hubungan
polusi udara dengan efek rumah kaca.
Pada kegiatan praktikum tersebut Anda dituntut untuk melakukan secara berkelompok
meskipun praktikum tersebut dapat dilakukan secara individu. Hal ini sengaja dibentuk untuk
membangun rasa saling menghargai dan saling mempercayai pekerjaan antarsesama. Selain
itu, Anda dapat merasakan suatu pekerjaan akan terasa ringan jika dilakukan secara bersama-
sama dan saling bekerja sama.
3. Individual
Sikap yang terbangun pada proses pembelajaran yang dapat dirasakan secara individu
adalah sikap ilmiah. Materi efek rumah kaca sangat berkaitan sekali dengan kegiatan ilmiah.
Oleh sebab itu secara langsung akan membangun perilaku ilmiah. Misalnya saja adalah sikap
terbuka, teliti, jujur, rasa ingin tahu, dan cermat.
Saat Anda melakukan kegiatan yang berkaitan dengan diskusi tentang efek rumah kaca,
otomatis Anda harus melakukannya secara teliti dan cermat agar hasil yang diperoleh bisa
akurat dan memuaskan. Hasil diskusi yang telah Anda dapat kemudian harus dikomunikasikan
baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sikap terbuka.
Di samping itu, keterbukaan dapat terlatih melalui presentasi hasil diskusi di depan kelas.
Satu hal yang sangat penting dari penjabaran mengenai sikap yang terbangun selama proses
pembelajaran adalah rasa ingin tahu, karena tanpa sikap itu Anda tidak mungkin dapat
merasakan dan membangun sikap-sikap di atas. Rasa ingin tahu menuntun Anda untuk terus
menemukan segala hal yang Anda belum tahu. Pada diskusi tentang efek rumah kaca misalnya,
Anda tidak mungkin memahami materi tersebut bila tidak dilandasi rasa ingin tahu.
Sikap-sikap di atas, baik dalam dimensi spiritual, individual, dan sosial sebaiknya Anda
terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat
dihargai dan mampu mengolah segala potensi yang dimiliki negeri kita.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Efek Rumah Kaca.
Pada akhir bab alangkah baiknya Bapak/Ibu guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan
hikmah yang dapat diambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna
untuk hidup berketuhanan bersosial dan berbudaya.
K Pengayaan Materi
dengan:
E = jumlah emisi
A = data aktivitas (jumlah bahan-bahan penghasil emisi)
EF = faktor emisi
L Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab IX sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan
Yrama Widya, Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
M Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi dalam Bab IX ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, antara lain sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab
terdiri atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku teliti, cermat, terbuka,
serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi di lingkungan sekitarnya. (Format tabel pengamatan
tertera pada buku peserta didik Fisika, halaman, 260)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format
tabel refleksi tertera pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 257)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format tabel penilaian kegiatan kajian literatur
tertera pada petunjuk umum, halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format tabel penilaian
tertera pada petunjuk umum, halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format tabel
penilaian tertera pada petunjuk umum, halaman 27-28)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk
umum, halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik
ketika melakukan kegiatan praktikum. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format tabel penilaian tertera pada petunjuk umum,
halaman 29-30)
N Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial bab IX adalah sebagai berikut.
1. Mengapa di satu sisi efek rumah kaca memiliki manfaat bagi bumi dan di sisi lain dapat
menyebabkan kerugian bagi bumi?
Pembahasan:
Pada dasarnya efek rumah kaca berfungsi untuk melindungi kelangsungan hidup di muka
bumi. Gas-gas rumah kaca yang seimbang dapat menahan energi panas matahari yang
memancarkan sinarnya ke bumi sehingga permukaan bumi selalu dalam kondisi hangat.
Namun, apabila peningkatan gas rumah kaca di atmosfer berlebih, dapat menyebabkan
pemanasan global.
2. Apakah yang menyebabkan metana menjadi salah satu gas yang dapat menyebabkan
peningkatan emisi gas rumah kaca pada sektor pertanian?
Pembahasan:
Gas metana biasanya yang dihasilkan dari pembusukan bahan organik dalam proses anaerobik
(tanpa oksigen ) menyumbang sekitar 50% total emisi GRK dari sektor pertanian. Selain itu,
fermentasi dalam tubuh ternak (enteric fermentation) menghasilkan emisi metana terbesar
dari seluruh emisi di sektor pertanian.
3. Salah satu penanggulangan pemanasan global adalah dengan memanfaatkan energi alternatif,
contohnya adalah tenaga pasang surut air laut. Bagaimana prinsip kerja dari tenaga pasang
surut air laut?
Pembahasan:
Prinsip kerja dari tenaga pasang surut air laut dengan memanfaatkan air pasang yang datang
yang akan disimpan dalam bendungan, dan ketika air surut, air di bendungan akan disalurkan
melalui pipa untuk menggerakkan turbin, yang kemudian menghasilkan listrik.
O Rangkuman
1. Efek rumah kaca adalah proses masuknya radiasi dari matahari dan terjebaknya radiasi di
dalam atmosfer akibat gas rumah kaca sehingga menaikkan suhu permukaan bumi.
2. GRK (gas rumah kaca) dalam jumlah yang seimbang berfungsi menahan energi panas matahari
yang memancarkan sinarnya ke bumi, sehingga permukaan bumi selalu dalam kondisi
hangat.
3. Emisi (buangan) gas karbon adalah gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa
yang mengandung karbon.
4. Kantong plastik merupakan salah satu penyumbang terbesar pada pemanasan global karena
untuk memproduksi kantong plastik, setiap tahun menghabiskan 12 juta barel minyak dan
mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang cukup besar.
5. Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
Bumi.
6. Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara
statistik sepanjang periode waktu mulai puluhan tahun hingga jutaan tahun.
7. Efisiensi penggunaan energi bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup sehari-hari yang
awalnya memicu peningkatan GRK menjadi pola hidup yang membantu penurunan GRK di
atmosfer dengan tiga R yaitu: Reduce, Reuse dan Recycle (kurangi, gunakan kembali, dan
daur ulang).
8. Delapan contoh sumber energi alternatif yang telah dikembangkan, antara lain: tenaga nuklir,
energi biomassa, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, tenaga pasang surut air laut, tenaga
gelombang laut, dan tenaga panas bumi.
9. Efek rumah kaca merupakan permasalahan global, sehingga kerja sama Internasional
(kesepakatan Internasional) diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah
kaca.
10. Beberapa kerja sama Internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca antara lain:
UNFCCC, IPCC, Protokol Kyoto, perdagangan karbon, dan APPCDC.
P Penutup
Setelah mempelajari materi pada bab ini, peserta didik akan belajar mengenai gelombang.
Untuk materi mengenai efek rumah kaca sangat bermanfaat bila diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari Oleh sebab itu, berilah motivasi pada peserta didik bahwa materi yang telah dipelajari
masih terkait dengan kejadian-kejadian yang terjadi di alam sehingga peserta didik mendapatkan
suatu motivasi bahwa khususnya dalam fisika, suatu konsep atau materi terkait dengan kejadian-
kejadian alam. Pada umumnya peserta didik akan menyadari bahwa segala sesuatu yang terdapat
di alam dapat dipelajari sehingga dapat membuka wawasan peserta didik dan mengakui kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
Bab X
Gelombang
Sumber: bukutuliskecil.blogspot.com
Pada KD 3.10 dan 3.11 kedalaman materi ditekankan pada karakteristik keempat macam
gelombang (mekanik, elektromagnetik, transversal, dan longitudinal) dan cara menentukan
periode, frekuensi, kecepatan gelombang, dan besaran lainnya. Selain itu, pada KD 4.9 dan
4.10 peserta didik dapat dilatih keterampilannya dalam melakukan percobaan dan menganalisis
karakteristik berbagai macam gelombang. Alangkah baiknya jika dalam membahas materi ini,
menggunakan pendekatan sainstifik dan model pembelajaran inkuiri. Konsep prasyarat dalam
materi ini adalah getaran, gelombang, dan bunyi yang telah diberikan di SMP/MTs kelas VIII, dan
getaran harmonis yang telah diberikan pada Bab IV pembahasan sebelumnya.
B Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan, peserta didik dapat menjelaskan definisi gelombang.
2. Setelah menganalisis mengamati video, peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan
gelombang mekanik, gelombang elektromagnetik, gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.
3. Setelah menganalisis gambar anatomi gelombang, peserta didik dapat mengetahui karakteristik
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
4. Setelah melakukan praktikum, peserta didik dapat menunjukkan karakteristik gelombang
transversal dan gelombang longitudinal.
5. Setelah mengamati gambar sifat-sifat gelombang, peserta didik dapat menjelaskan keempat sifat
gelombang (pemantulan, pembiasan, interferensi,difraksi, dan polarisasi).
6. Setelah mengamati gambar berbagai macam formulasi gejala gelombang, peserta didik dapat
membedakan gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
7. Setelah melakukan kajian literatur tentang gelombang berjalan, peserta didik dapat
menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan.
8. Setelah melakukan kajian literatur tentang gelombang stasioner, peserta didik dapat
menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner.
C Konsep Prasyarat
Sebelum menyampaikan materi dalam bab ini, guru sebaiknya mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik. Jika peserta didik dapat menjawabnya dengan baik, guru
dapat langsung mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran. Jika peserta didik tidak
menjawabnya dengan baik, sebaiknya guru membahas kembali materi prasyarat. Hal ini untuk
melancarkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru pada siswa antara lain sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gelombang?
2. Sebutkan jenis-jenis gelombang?
3. Apa yang dimaksud dengan frekuensi, lembah gelombang, puncak gelombang, dan
amplitudo?
4. Apa saja sifat-sifat gelombang?
5. Apa perbedaan dari gelombang berjalan dan gelombang stasioner?
6. Bagaimana cara menghitung gelombang?
Gelombang adalah getaran yang merambat melalui medium dari satu tempat ke tempat lain.
Pada perambatannya, sebuah gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Akan tetapi, medium yang dilaluinya tidak ikut merambat.
1. Jenis-jenis Gelombang
Untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik sebelum masuk ke dalam kegiatan
pembelajaran. Guru dapat meminta peserta didik untuk melakukan kegiatan diskusi. Guru
dapat mengajukan pertanyaan sebagai bahan diskusi peserta didik. Contoh pertanyaan-
pertanyaannya adalah sebagai berikut.
Gelombang di alam ini dapat diklasifikasikan menjadi gelombang mekanik, gelombang
elektromagnetik, gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
1. Apakah yang membedakan gelombang-gelombang tersebut?
2. Mengapa cahaya matahari dapat sampai ke bumi padahal terdapat ruang hampa di
antara bumi dan matahari?
Setelah peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut mintalah peserta didik
untuk mempresentasikan hasil kegiatannya di depan kelas.
Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan
Petunjuk Khusus yang diajukan, sehingga peserta didik memperoleh jawaban yang 173
diharapkan, yaitu sebagai berikut.
1. - Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk
merambat.
- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium
untuk merambat.
- Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus arah
rambatannya.
Gelombang di alam ini dapat diklasifikasikan menjadi gelombang mekanik, gelombang
elektromagnetik, gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Hitam 174 Orange
1. Apakah yang membedakan gelombang-gelombang tersebut?
2. Mengapa cahaya matahari dapat sampai ke bumi padahal terdapat ruang hampa di
antara bumi dan matahari?.
Setelah peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut mintalah peserta didik
untuk mempresentasikan hasil kegiatannya di depan kelas.
Dalam kegiatan ini, guru diharapkan memfasilitasi peserta didik untuk mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sehingga peserta didik memperoleh jawaban yang
diharapkan, yaitu sebagai berikut.
1. - Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk
merambat.
- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium
untuk merambat.
- Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus arah
rambatannya.
- Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arahnya searah arah rambatannya.
2. Cahaya matahari merupakan gelombang elektromagnetik (tidak memerlukan medium).
Alangkah baiknya ketika menyampaikan materi ini guru langsung menjelaskan jenis-jenis
gelombang dan membedakan jenis gelombang tersebut. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
lebih memahaminya. Bahkan apabila memungkinkan tampilkan gambar, video, atau animasi
mengenai jenis-jenis gelombang.
Contoh video dan animasi mengenai jenis-jenis gelombang dapat diakses pada link berikut.
1. Gelombang mekanik:
http://www.youtube.com/watch?v=81n9yezrXDE
2. Gelombang elektromagnetik (infra merah):
http://www.youtube.com/watch?v=977XZ7amA2E
3. Gelombang transversal:
http://smkmerdekabdg.com/file/download/Materi%20Pelajaran/Adaptif/fisika/
GELOMBANG/gel-transversal.swf
4. Gelombang longitudinal:
http://smkmerdekabdg.com/file/download/Materi%20Pelajaran/Adaptif/fisika/
GELOMBANG/gel-longitudenal.swf
2. Anatomi Gelombang
Dalam memberikan materi anatomi gelombang, alangkah baiknya diawali dengan demonstrasi
oleh guru dengan bantuan peserta didik di depan kelas. Peralatan yang dibutuhkan adalah
seutas tali dan slinky. Langkahnya sangat sederhana, yaitu dua orang maju ke depan kelas,
kemudian menggerakkan tali dan slinky. Peserta didik yang lainnya diminta untuk mengamati
kegiatan tersebut. Atau guru dapat menampilkan gambar, video, atau animasi tentang anatomi
gelombang transversal dan longitudinal.
B F
D' H'
A B' C E F' G I
D H
Lembah
3) Titik D dan H pada gambar menyatakan lembah gelombang, yaitu titik pada medium
(tali) yang menunjukkan nilai maksimum perpindahan ke bawah dari keadaan
keseimbangannya.
4) Gelombang transversal terdiri dari puncak dan lembah.
5) BB' = DD' = FF' = HH' pada gambar menyatakan amplitudo (A), yaitu jarak dari
posisi diam ke puncak gelombang atau ke lembah.
6) Jarak dari A ke E, jarak dari B ke F, jarak dari C ke G, jarak dari D ke H, dan
jarak dari E ke I menyatakan panjang gelombang () adalah panjang satu putaran
gelombang penuh atau sama dengan jarak dua buah titik di antara satu bukit dan
satu lembah pada gelombang transversal.
b. Anatomi Gelombang Longitudinal
Agar mempermudah peserta didik untuk mengetahui anatomi gelombang transversal, minta
peserta didik untuk mengamati dan menganalisis Gambar 10.7 yang ada pada buku siswa
Fisika kelas XI, halaman 266.
A B C D E F
Pada gelombang longitudinal terdiri dari pola selang-seling rapatan dan renggangan.
Daerah yang kumparannya lebih rapat dalam sebuah ruang kecil disebut rapatan,
sedangkan daerah yang kumparannya renggang disebut renggangan. Panjang gelombang
diperoleh dengan mengukur jarak dari satu rapatan ke rapatan berikutnya atau dari satu
renggangan ke renggangan berikutnya. Dari gambar tersebut, jarak dari A ke C, B ke D,
C ke E, dan D ke F mewakili panjang gelombang.
3. Periode, Frekuensi, dan Kecepatan Rambat Gelombang
Ingatkan kembali peserta didik bahwa pada kajian gelombang terdapat tiga buah besaran
penting, yaitu periode, frekuensi, dan kecepatan gelombang.
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang terjadi pada sebuah titik tiap sekon.
n
f =
t
Periode adalah waktu bagi sebuah partikel pada medium untuk melakukan satu putaran
getaran penuh.
t
T=
n
Kecepatan gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu detik.
jarak
v=
waktu
Hubungan antara periode (T), frekuensi (f), dan panjang gelombang (), maka kecepatan
gelombang dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
v= = f
T
Agar peserta didik dapat memahami mengenai penerapan konsep dari materi yang telah
dipelajari dalam menyelesaikan permasalahan, berikanlah peserta didik Masalah 10.1 yang
terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 268-270. Setelah itu, mintalah peserta didik
untuk melakukan Kegiatan 10.1 yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman
270.
Sebagai bahan evaluasi bagi guru, mintalah peserta didik untuk mengerjakan Evaluasi 10.1
yang terdapat pada buku siswa Fisika kelas XI, halaman 271.
E Sifat-sifat Gelombang
Untuk memudahkan peserta didik memahami materi tentang sifat-sifat gelombang, sebaiknya
guru menyampaikan langsung jenis-jenis dari sifat tersebut dan perbedaannya. Sehingga
siswa mudah mengetahui apa itu pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Apabila
ada gambar, video, atau animasi yang relevan guru dapat menampilkannya di depan kelas.
1. Pemantulan (Refleksi)
Pemantulan gelombang adalah peristiwa kembalinya seluruh atau sebagian gelombang
bila bertemu dengan penghalang atau bidang batas antara dua medium.
2. Pembiasan (Refraksi)
Pembiasan gelombang adalah perubahan arah gelombang memasuki medium lain
yang mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda. Pada pembiasan
gelombang dikenal adanya indeks bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya pada
ruang hampa dengan cepat rambat cahaya pada satu medium. Secara matematis, indeks bias
dapat ditulis:
c dengan:
n
n = indeks bias
vp
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3 108 m/s)
vp = cepat rambat cahaya pada suatu medium (m/s)
3. Interferensi Gelombang
Interferensi gelombang terjadi apabila ada
pertemuan dua buah gelombang atau lebih yang
koheren. Dua gelombang disebut koheren apabila
gelombang-gelombang tersebut memiliki frekuensi,
amplitudo, dan beda fase yang sama.
4. Difraksi Gelombang Gambat 10.3 Interferensi gelombang air.
Difraksi terjadi ketika gelombang melewati
lubang pada penghalang dengan panjang diameter
lubang lebih kecil daripada besarnya panjang
gelombang. Gelombang tersebut akan mengalami
pembelokan. Besarnya difraksi bergantung pada
besarnya lubang pada penghalang dibandingkan
besarnya panjang gelombang dari gelombang
yang melewatinya. Semakin kecil lubang pada
penghalang dibandingkan panjang gelombang Gambar 10.4 Difraksi gelombang.
dari gelombang tersebut, maka semakin besar
pembelokannya.
1. Gelombang Berjalan
a. Persamaan Umum Gelombang Berjalan
Mintalah peserta didik untuk mengamati Gambar 10.14 yang terdapat pada buku siswa Fisika
kelas XI, halaman 275. Kemudian bimbinglah peserta didik untuk menentukan persamaan
gelombang berjalan dengan menganalisis gambar tersebut.
Tali
A O
y = A sin t = A sin 2
Titik O pada gambar menyatakan titik asal getaran. Titik O bergetar harmonis, dan
jika sudut fase awalnya nol (0 = 0), maka simpangan titik O dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
tP t x v t x
P = = =
T T T vT
Untuk kasus yang lebih umum, persamaan simpangan untuk gelombang berjalan
adalah sebagai berikut.
2 2
y = A sin t x
T
Agar peserta didik dapat memahami penerapan konsep dari materi yang telah dipelajari dalam
menyelesaikan permasalahan, berikanlah peserta didik Masalah 10.2 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 278-279.
dy d
vP = = A sin (t kx )
dt dt
vP = A cos (t kx )
Sementara itu, percepatan getaran titik tersebut dapat ditentukan dari turunan
pertama fungsi kecepatannya, yaitu sesuai dengan persamaan berikut.
d vP d
aP = = A cos (t kx )
dt dt
aP = 2 A sin (t kx )
aP = 2 yP
Ingatkan kembali kepada peserta didik mengenai persamaan simpangan gelombang berjalan.
t x
P = t kx = 2
T
dengan:
P = sudut fase
P = fase gelombang di titik P
Tinjau dua buah titik (1 dan 2) pada gelombang berjalan sebagai berikut.
Apabila terdapat dua buah titik pada gelombang berjalan maka beda fase kedua titik
tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
( x2 x1 ) x
= =
Tekanankan kepada peserta didik bahwa tanda negatif menunjukkan gelombang merambat
dari kiri ke kanan.
Agar peserta didik dapat memahami penerapan konsep dari materi yang telah dipelajari dalam
menyelesaikan permasalahan, berikanlah peserta didik Masalah 10.3 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 281-282.
Berdasarkan Gambar 10.18, pulsa A bergerak ke kanan dengan amplitudo tertentu dan
pulsa B yang bergerak ke kiri (keadaan 1). Ketika kedua pulsa A dan B bertemu, maka akan
membentuk gabungan pulsa yang mempunyai amplitudo lebih besar dari pulsa A dan pulsa
B (keadaan 2). Selanjutnya masing-masing pulsa tersebut meneruskan perambatannya tanpa
saling memengaruhi (keadaan 3).
Jadi jika terdapat dua gelombang atau lebih yang sejenis merambat melalui medium
yang sama, maka gangguan total pada medium adalah jumlah gangguan oleh masing-masing
gelombang dan pernyataan ini dikenal sebagai prinsip superposisi. Secara matematis, prinsip
superposisi gelombang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan simpangan sebagai
berikut.
yr = y1 + y2 + ... yn
dengan:
n = jumlah gelombang
3. Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner merupakan gelombang yang terbentuk ketika dua buah gelombang
yang mempunyai panjang gelombang dan amplitudo sama bergerak dalam arah berlawanan
pada kecepatan yang sama melalui suatu medium.
Alangkah baiknya, jika guru memperlihatkan gambar/video/animasi tentang gelom-
bang stasioner. Contoh animasi dan video dapat diakses pada link berikut ini:
1. http://www.youtube.com/watch?v=ic73oZoqr70
2. http://science.sbcc.edu/~physics/flash/oscillationswaves/standingwaves.swf
secara tetap pada sebuah benda dan ujung lainnya Gelombang datang
t x t + x Gelombang pantul
yP = A sin 2 A sin 2
T T x
yP = yP1 + yP 2 x
x
AP = 2 A sin 2 dari ujung tetap
x
Nilai minimum AP dicapai ketika sin 2 sama dengan nol, dan hal ini diperoleh
ketika sudut fasenya adalah 0, , 2, ..., n, sehingga:
x
sin 2 = sin n
x
2 = n
x = n 12
dengan:
x = ( 2n) 1 4
n = 0, 1, 2, 3,
Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung tetap, kedudukan
x
titik- sin 2 titik simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan genap (2n) dari
seperempat panjang gelombang. Sementara itu, nilai maksimum Ap dicapai ketika sama
3 5
dengan 1 dan hal ini diperoleh ketika sudut fasenya adalah , , , ..., ( 2n + 1) ,
2 2 2 2
sehingga
x
sin 2 = sin(2n + 1)
2
x
2 = (2n + 1)
2
dengan:
x = (2n + 1) 1 4
n=0
Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung tetap, kedudukan
titik-titik perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil (2n + 1) dari seperempat
panjang gelombang.
Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas, kedudukan
titik simpul dan titik perutnya dapat ditentukan sebagai berikut.
x
AP = 2 A cos 2 dari ujung bebas
x
Nilai minimum Ap dicapai ketika cos 2 sama dengan nol, dan hal ini diperoleh
3 5
ketika sudut fasenya dalah , , , ..., ( 2n + 1) , sehingga:
2 2 2 2
x
cos 2 = cos ( 2n + 1)
2
x
2 = ( 2n + 1)
2
x = ( 2n + 1) 4
1
dengan:
n = 0, 1, 2, 3,
Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas, kedudukan
titik-titik simpul dari ujung bebas merupakan kelipatan ganjil (2n + 1) dari seperempat
panjang gelombang.
x
Sementara itu, nilai maksimum Ap dicapai ketika cos 2 sama dengan 1, dan
hal ini diperoleh ketika sudut fasenya adalah 0, , 2, ..., n, sehingga:
x
cos 2 = cos n
2x
= n
n 1
x= = ( 2n ) dengan:
2 4
n = 0, 1, 2, 3,
Untuk gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas, kedudukan
titik-titik perut dari ujung bebas merupakan kelipatan genap (2n) dari seperempat panjang
gelombang.
Agar peserta didik dapat memahami penerapan konsep dari materi yang telah dipelajari dalam
menyelesaikan permasalahan, berikanlah peserta didik Masalah 10.4 yang terdapat pada buku
siswa Fisika kelas XI, halaman 289-291.
Mintalah peserta didik untuk membuat mind mapping berdasarkan informasi yang telah
dipahami mengenai Gelombang.
Pada akhir bab alangkah baiknya bapak/ibu guru mengajak siswa untuk merefleksikan hikmah
yang dapat di ambil dari materi yang telah dipelajari pada bab ini hingga berguna untuk hidup
berketuhanan, bersosial, dan berbudaya.
H Pengayaan Materi
Energi Gelombang Elektromagnetik
Seperti juga gelombang mekanik, gelombang elektromagnetik juga memindahkan energi
dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai contoh energi matahari dipindahkan ke bumi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Biasanya energi gelombang elektromagnetik dinyatakan
dengan vektor pointing (s), yaitu laju energi tiap satuan luas yang tegak lurus dengan arah
rambatan gelombang elektromagnetik. Secara matematis, s dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut.
s = 1 EB
o
dengan
s (
= vektor pointing J/sm 2 )
E = vektor medan listrik ( N/C )
B = vektor medan magnet Wb/m 2 ( )
y
E
A
s x
B
c
Gambar 10.8
z
dengan:
I
2
(
= intensitas gelombang elektromagnetik J/sm atau W/m
2
)
Em = medan listrik maksimum ( N/C )
(
Bm = medan magnet maksimum Wb/m 2 atau T )
c = kecepatan gelombang elektromagnetik ( 3 108 m/s)
0 = 4 107 Wb/Am
I Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pada Bab X sebagai berikut.
1. Media visual : buku Fisika Kelas XI karya Sunardi dan Siti Zenab terbitan Yrama
Widya, Lembar Kerja Siswa.
2. Media Audio Visual : LCD projector, internet.
3. Media peraga : alat dan bahan praktikum.
J Bentuk Evaluasi
Untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi dalam Bab X ini, terdapat beberapa
bentuk evaluasi, antara lain sebagai berikut.
1. Soal evaluasi, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal-soal pada setiap akhir subbab terdiri
atas soal-soal uraian. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 23)
2. Soal evaluasi di akhir bab, untuk melatih peserta didik mengerjakan soal secara mandiri
terdiri atas soal-soal uraian dan soal-soal pilihan ganda. (Format penilaian tertera pada
petunjuk umum, halaman 23-24)
3. Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku sadar akan kebesaran
Tuhan, bekerja sama, teliti, cermat, terbuka, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi di
lingkungan sekitaranya. (Format tabel pengamatan tertera pada buku siswa Fisika, halaman,
299)
4. Refleksi, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dalam konteks pencapaian diri. (Format tabel
refleksi tertera pada buku peserta didik Fisika, halaman 294)
5. Kegiatan kajian literatur, melatih peserta didik untuk mengkaji informasi-informasi yang
didapat terkait dengan materi yang dibahas. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum
halaman 25)
6. Kegiatan diskusi, melatih peserta didik dapat saling bertukar pikiran atau pendapat untuk
mendapatkan suatu pengertian dan memecahkan suatu permasalahan. (Format penilaian
tertera pada petunjuk umum halaman 25-26)
7. Tugas mind map, melatih peserta didik dalam hal kemampuan memilah, mengingat,
berimajinasi, tetap berminat, mengendalikan, dan kreatif dalam pembelajaran. (Format
penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 27-27)
8. Laporan praktikum, untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal melakukan
pengamatan, mengumpulkan data dan mencatat data, menarik kesimpulan dan menganalisis
data ketika diadakan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum
halaman 26-27)
9. Lembar pengamatan KPS, untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik ketika
melakukan kegiatan praktikum. (Format penilaian tertera pada petunjuk umum halaman 35)
10. Tugas portofolio, berupa laporan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama peserta
didik melaksanakan pembelajaran. (Format penialain tertera pada petunjuk umum halaman
29-30)
K Remedial
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi standar minimal,
maka guru melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching, yaitu
guru memberi pengulangan untuk materi-materi yang kompetensinya belum tercapai. Setelah itu,
guru melaksanakan evaluasi kembali dengan memberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan
bahan ajar yang diremedi.
Contoh soal untuk remedial Bab X adalah sebagai berikut.
1. Tentukan jarak antara dua rapatan yang berdekatan, jika frekuensi gelombang longitudinal
dari suatu sumber bunyi 30Hz dan cepat rambat gelombang di udara 360 m/detik!
Pembahasan:
Diketahui: F = 30 Hz v = 360 m/detik
Ditanyakan: Jarak antara dua rapatan yang berdekatan ()
v
v = .F =
F
360
= = 12 m
30
Jadi, jarak antara dua rapatan yang berdekatan adalah 12 m.
2. Gelombang berjalan dengan persamaan y = 0,02 sin (8t x). (x, y dalam cm dan t dalam
sekon). Tentukan besar simpangan di titik yang berjarak 5 cm dari titik asal pada saat titik
asal telah bergetar selama 1 sekon!
Pembahasan:
Diketahui: y = 0,02 sin (8t x) x = 5 cm t=1s
Ditanyakan: Besar simpangan
Substansikan nilai x = 5cm dan t = 1, pada persamaan.
Diperoleh
y = 0,02 . sin (8(1) 5) = 0,02 . sin 3= 0,02 . 0
y = 0
Jadi, simpangannya adalah 0 cm.
3. Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan:
y = 0,2 (cos 5x) sin (10t). (y, x dalam meter dan t dalam sekon) Tentukan jarak antara perut
dan simpul yang berurutan pada gelombang tersebut.
Pembahasan:
Diketahui: y = 0,2 (cos 5x) sin (10t)
Jika diperhatikan persamaan di atas adalah persamaan simpangan gelombang stasioner oleh
ujung bebas yang mempunyai persamaan umum
y = 2A cos Kx sin t
L Rangkuman
1. Gelombang adalah gejala perambatan getaran atau gangguan dari satu tempat ke tempat lain
dengan memindahkan sejumlah energi.
2. Berdasarkan mediumnya, gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Berdasarkan arah getaran terhadap arah perambatannya, gelombang dibedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
3. Gelombang mempunyai periode, frekuensi, panjang gelombang, laju, amplitudo, dan
simpangan.
4. Sifat-sifat umum gelombang antara lain: pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
interferensi, dan difraksi.
5. Gelombang berjalan adalah gelombang yang tiap titik pada gelombang tersebut bergetar
harmonis dengan amplitudo yang sama.
6. Bentuk umum persamaan gelombang berjalan adalah:
t x
y A sin 2
T
y A sin t kx
x
y A sin 2 f t
v
7. Sudut fase gelombang adalah:
t x
t kx rad 2 rad
T
t x
8. Fase gelombang
T
9. Titik-titik yang berjarak pada gelombang mempunyai fase yang sama.
1
10. Titik-titik yang berjarak pada gelombang mempunyai fase yang berlawanan.
2
x
11. Beda fase dua buah titik pada waktu yang sama adalah .
t
12. Beda fase sebuah titik untuk waktu yang berbeda adalah .
T
13. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil interferensi dua buah gelombang yang mempunyai
amplitudo dan frekuensi yang sama tetapi merambat dalam arah yang berlawanan.
14. Pada gelombang stasioner terbentuk titik simpul dan titik-titik perut yang bergantung pada
keadaan pemantulan gelombang sumber.
15. Persamaan gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung tetap adalah:
x t l
y 2 A sin 2 cos 2
T
16. Persamaan gelombang stasioner yang dihasilkan dari pemantulan ujung bebas adalah:
x t l
y 2 A cos 2 sin
T
M Penutup
Materi untuk kelas XI telah selesai dipelajari. Mengenai permasalahan gelombang,
selanjutnya akan dipelajari mengenai gelombang bunyi dan gelombang elektromagnetik di kelas
XII. Oleh sebab itu, berilah motivasi kepada peserta didik bahwa pemahaman yang telah didapat
pada bab ini jangan dilupakan begitu saja. Selain itu materi yang telah dipelajari masih terhubung
dengan materi yang lain. Pada umumnya peserta didik akan merasakan bahwa hidup seorang
manusia saling terhubung dengan semua makhluk hidup ciptaan Tuhan dimana semuanya saling
membutuhkan.
Glosarium
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Chew, Aline. 2005. N-Level Classified Science Physics [Syllabus A]. Singapore: Singapore Asian
Publications (s) Pte. Ltd.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta
Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas. Jakarta: Grasindo.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN
2013 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. 27 Juni 2013. Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 972. Jakarta.
Saleh, A. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi.
Rahman, T. Metode Pembelajaran Sains. [online] Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/ JUR._
PEND._BIOLOGI/196201151987031-TAUFIK_RAHMAN/Metode_Pembelajaran_ Sains.pdf. [1
Oktober 2013]
Scientific, Pudak. 2007. PANDUAN PERCOBAAN-PERCOBAAN FISIKA KIT SMA. Bandung: Pudak
Scientific.
Indeks
A M
aliran laminar 134, 192 momen gaya 112, 114, 115, 118, 120, 121,
aliran turbulen 133, 134, 192 123, 192
Asas Bernoulli 136, 137, 139, 192 momen inersia 98, 112, 113, 115, 116, 117,
118, 119, 120, 121, 192
C momen kopel 112, 115, 192
Carnot 159, 160, 192
momentum 96, 97, 111, 112, 113, 117, 118,
D 119, 145, 151, 192
Debit 137, 192 momentum sudut 111, 112, 113, 117, 118, 119,
192
E
Energi mekanik 93, 192 P
Energi potensial 67, 77, 129, 192 Pengetahuan 4, 5, 23, 192
Percepatan sesaat 48, 192
F
perpindahan 120
Fluida 6, 131, 141, 192
persamaan Bernoulli 136, 192
G pusat massa 120
Garis alir 133, 192
Gravitasi 6, 57, 59, 61, 64, 67, 77, 126, 192
T
Tekanan Admosfer 119, 120
H Teori kinetik gas 192
hukum Boyle 150, 192
tes objektif 23, 24, 25
I Tes pilihan ganda 25, 126, 192
Impuls 6, 97, 101, 102, 106, 108, 192 Torsi 126, 192
Indikator 23, 25, 31, 33, 42, 58, 72, 86, 98,
112, 132, 146, 166, 178, 192
U
Usaha 6, 27, 28, 73, 75, 78, 79, 81, 83, 119,
K 120, 155, 156, 157, 159, 171, 192
Kecepatan efektif 153, 192
Kecepatan rata-rata 46, 192
Kecepatan Sudut 119, 120
Kuat medan gravitasi 62, 192