PENDAHULUAN
1
konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015
adalah dengan visi "kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung
aman, serta yang dilahirkan hidup dan sehat". Salah satu sasaran yang
ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal
menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. (Hapsari, 2010) .
Jumlah kematian ibu tahun 2009 di Indonesia yang mengalami
orang diantaranya 36,48% (143 orang) karena anemia, 44,89% (176 orang)
(Rusnah, 2009).
dua problem mendasar, yaitu sarana air bersih serta angka kematian ibu dan
anak yang masih tinggi. Kedua permasalahan ini, selalu menjadi fokus
kematian ibu 131/100.000 kelahiran hidup. Lebih tinggi dari target sasaran
yaitu 12/ 7173 kelahiran hidup, tahun 2010 meningkat menjadi 13/7405
2
kelahiran hidup, tahun 2011 masih tetap 13/8069 kelahiran hidup, tahun
2012 turun kembali menjadi 12/8749 kelahiran hidup, dan kembali turun
Polewali Mandar).
menemukan penurunan angka kematian ibu, namun tetap saja masih jauh
dari target nasional tahun 2015 untuk menurunkan angka kematian ibu
utamanya ruptur perineum yang menjadi sumber infeksi masa nifas atau
2008; h. 65)
untuk melakukan asuhan kebidanan post natal care pada ny. L dengan
Ruptur perineum.
3
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
persalinan.
4
b. Bagi Profesi Bidan
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan
d. Bagi mahasiswa
selanjutnya.
BAB II
5
TINJAUAN TEORI
6
a. Kepala janin besar dan bayi besar.
b. Presentasi defleksi ( dahi, muka ) pada primigravida.
c. letak sungsang, pimpinan persalinan yang salah, perineum kaku
d. Partus presipitatus
e. Pada primigravida
f. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
4. Tanda dan gejala robekan jalan lahir
a. Tanda dan Gejala yang selalu
ada
1) Pendarahan segera
2) Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
3) Uterus kontraksi baik
4) Plasenta baik
b. Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada
1) Pucat
2) Lemah
3) Menggigil
5. Penanganan ruptur perineum
7
1) Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir,
segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta
atau plasenta lahir tidak lengkap.
2) Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada
jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan.
8
dijahit antara 2-3 jahitan catgut kromik sehingga bertemu kembali.
Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti
menjahit robekan perineum tingkat I.
b. Cara kerja
1) Vulva hygiene
9
a) Membantu ibu untuk mengambil posisi litotomi
b) Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang bersih yang
mengalir
c) Pakai sarung tangan disenfeksi tinggi atau steril
d) Dengan menggunakan 1 kapas savlon, oleskan dari atas kebawah
pada labia minora (dimulai dari bagian yang terjauh dari petugas).
Terakhir oleskan 1 kapas savlon dari bagian atas sampai kebawah
vulva 1 kali.
2) Vagina toilet
a) Gulungkan gasa bethadine pada jari telunjuk dan jari tengah,
kemudian oleskan kedalam vagina dengan memutar 360derajat.
b) Kompres bethadine
3) Sinar Lampu inframerah
Dapat digunakan dua kali sehari untuk membantu pengeringan
dan kesembuhan luka perineum. Ibu biasanya berbaring dalam posisi
lakteral kiri (sims) lampu yang diletakkan dengan jarak 50 cm dan
sinar inframerah diarahkan pada perineum selama 10 menit, lampu
tersebut akan memberikan kehangatan serta pengurangan rasa sakit.
4) Sitz baths (bak rendam dengan air yang dapat ditambah garam).
Kadang-kadang digunakan untuk memberikan rasa nyaman dan
membantu kesembuhan.
10
a. Saat mandi : pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut,
setelah terbuka maka ada kemungkinan akan mungkin terjadi
kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung dalam pada pembalut,
untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
b. Setelah buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni pada rectum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
c. Setelah buang air besar, pada saat buang air besar diperlukan
pembersihan sisa-sisa kotoran di sekitar anus ke perineum yang letaknya
berseblahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum
secara keseluruhan.
9. Factor yang mempengaruhi perawatan perineum
a.Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap
proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan
sangat membutuhkan protein.
b. Obat-obatan steroid:
1) Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inplamasi normal
2) Antikoagulan : dapat menyebabkan hemoragi
3) Antibiotic:efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk
patologi spesifik atau kontaminasi bakteri
4) Keturunan : sifat genetic seseorang akan mempengaruhi
kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka.
10. Dampak perawatan luka perineum yang tidak benar
11
a. Infeksi : kondisi perineum yang terkena lochia dan lembab akan
sangat menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi
b. Komplikasi : munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada
salur kandung kemih ataupun jalan lahir yang dapat berakibat pada
munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infaksi pada
jalan lahir
c. Kematian ibu post partum : penanganan komplikasi yang lambat
dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum
mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah
11. Fase -fase penyembuhan luka
a. Fase inflamasi,berlangsung selama 1 sampai 4 hari
b. Fase proliferati,berlangsung 5 sampai 20 hari
c. Fase maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan
tahunan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
12
PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
DENGAN RUPTUR PERINEUM
Nama : Ny L Tgl : 28 januari 2016 No. R.M :
Tgl lahir : 30 oktober 1985 Jam : 22.15 wita Ruangan : PNC
A SUBJEKTIF
. Riwayat Menstruasi
1 Umur Menarche : 15 thn, lamanya haid : 6 hari, HPHT : 05 mei 2015 TP: 12 februari 2016
Keluhan utama : Nyeri pinggang di bagian atas simfisis, pelepasan darah, ibu mengeluh belum ada ASI
2 yang keluar
3 Riwayat perkawinan :
Status perkawinan : Kawin Belum kawin
Jumlah perkawinan : Istri 1x 2x
Suami 1x 2x
Usia Perkawinan : 4 thn
4 Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
GII PI A0
No Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Jenis Keadaan
. Partus Partus hamil persalina persalina kelamin anak
n n /berat lahir sekarang
1 2012 PKM 27 Per Bidan - LK/ 3,3 Sehat
Pekkkabata thn vaginam Kg
5 Riwayat kehamilan sekarang
Hamil muda : Mual ya Muntah Perdarahan tidak ada Lain-lain....
Hamil tua : Pusing Sakit kepala ada sejak 2 hari Perdarahan tidaK Gerakan janin baik
lain-lain
6 Riwayat penyakit keluarga
Kanker Penyakit hati Hipertensi DM Penyakit ginjal Penyakit jiwa
Kelainan Bawaan Hamil kembar TBC Alergi lain-lain
7 Riwayat Ginekologi
Infertilitas Infeksi virus PMS Cervisitis Cronis Endometriosi Myoma Polip servikx
Operasi kandungan Perkosaan Lain-lain...
8 Riwayat KB
Metode KB yang pernah dipakai ......Pil... Lamanya.....2....... tahun
Komplikasi dari KB :........ Perdarahan......... Radang panggul........ Lain-lain....
13
B. OBJEKTIF
1 Pemeriksaan umum : Baik,Kesadaran : Composmentis BB/TB : 55 kg / 159 cm
TTV :
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 37,1 C
Pernafasan : 24 x/ menit
2 Pemeriksaan fisik
Mata : Conjungtiva merah muda Sklera putih Pandangan kabur
Leher : Pembesaran kelenjar limfe Tiroid
Payudara : Papilla terbentuk Hiperpigmentasi pada areola Pengeluaran cloastrum ada bila dipencet
Abdomen : Inspeksi
Membesar Linea alba Linea nigra ada ada striae livida striae alba lukabekas
Operasi tidak ada
Lain-lain...
Pemeriksaan Obstetric :
Fundus uteri : Setinggi pusat 2 jari bwh pusat simfisis pusat
Kontraksi Uterus : Keras Sedang Lembek
Kandung kemih : Penuh Kosong
Luka Operasi : Redness/merah Edema Discharge / nanah
Genetalia
Pengeluaran Lochea : Rubra Sanguilenta Serosa Air-air
Luka Perineum : : Redness/merah Edema Discharge / nanah
Foley catheter : Tidak Ya....cc
Ekstremitas : : Normal Tungkai edema Refleks patella
Kandung kemih : Penuh Kosong
Ekstremitas : Normal Tungkai edema positif reflex patella positif
3 Persalinan Sekarang
Jenis Persalinan : Spontan Dengan Alat SC
Keadaan Anak : Hidup Mati
Jenis Kelamin : Laki laki Perempuan BB/PB : 3200 gram / 48 cm
Ketuban Pecah : Spontan Amniotomi Pukul : 21.25 wita
Episiotomi : Dilakukan Tidak dilakukan
14
Kala IV 2 jam 5 menit 100 cc
4 Pemeriksaan penunjang
Darah : HB 11,8 gr/dl Ht.... Leukosit...... Trombosit....
Urine : Protein Glukosa Keton
CTG :
USG :
Lain-lain :
C ASSESMENT
PII A0 ,ibu nifas dengan rupture perineum
D PLANNING
Tgl : 28 januari 2016 pukul : 22.30 wita
1. Tetap jalin komunikasi yang baik dengan ibu maupun keluarga
Hasil : Ibu mengerti dan telah terbuka dengan bidan, dalam mengungkapkan keluhannya.
2. Beri penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan berhubungan dengan keadaannya dan
keadaan bayinya saat ini, berdasarkan hasil pemeriksaan saat ini keadaan ibu dan bayi baik.
Hasil :Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
3. Ajarkan ibu tentang perawatan luka perineum dan vulva hygiene yang benar
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Memberi penjelasan pada ibu dan keluarga mengenai bahaya post patum.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan, dan telah mengetahui bahaya post partum.
5. Memberi penjelasan pada ibu, mengenai terapi pengobatan rupture perineum.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan bidan, mengenai pengobatan rupture perineum.
6. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yg akan diberikan.
Hasil : ibu memahami
7. Memberi penjelasan kepada ibu, tentang mobilisasi dini dan Memfasilitasi ibu untuk
mobilisasi dini.
Hasil : ibu melakukan mobilisasi dini
8. Mengobservasi TTV,TFU dan tanda bahaya nifas pada ibu
Hasil : bidan melakukan
9. Memberikan Konseling mengenai ASI ekslusif kepada ibu
Hasil : ibu memutuskan memberikan ASI Ekslusif
10. Memberikan KIE tentang tehnik menyusui, perawatan bayi, dan nutrisi
Hasil :Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
Tgl/Jam Profesi
Nama dan Tanda tangan
HASIL PEMERIKSAAN, ANALISA DAN
TINDAK LANJUT
15
CATATAN PERKEMBANGAN
S (subjective) O (Objective) Petugas TTD
A (Assesment) P (Planning)
29 januari Bidan S
2016, Ibu mengtakan daerah luka pada perineumnya sudah
pukul mulai kering
06.00 wita O
TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea
rubra, mammae tegang, papila terbentuk, ada
kolestrum.
TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, suhu : 36,6
C, pernafasan : 20 x/menit
A
PII A0, post partum hari pertama
P
Menginformasikan tentang makanan yang bergizi
Menganjurkan untuk meletakkan kaki lebih tinggi
saat tidur, dan tidak menggantung kaki saat duduk
Membantu ibu menyusui bayinya
Bayi dapat menghisap kuat
Pemberian obat oral dan vitamin
S
Nyeri pinggang atas simfisis, pelepasan darah, ada
ASI, Bayi menyusu pada ibunya dan menghisap kuat.
17.00 wita
O
Lochea rubra (+)
TTV:
TD : 100/80 mm\Hg, N : 80 x/menit, Suhu : 36,5C,
pernafasan : 20x/menit
A
P1 A0, post partum hari pertama dengan rupture
perineum
16
P
Menginformasikan tentang makanan yang bergizi
Membantu ibu menyusui bayinya
Bayi dapat menghisap kuat.
Luka perineum ibu mulai kering
17
BAB IV
PEMBAHASAN
involusi uterusnya yang pada hari pertama berada pada 2 jari bawah pusat
yang normal. Dan untuk keluhan yang dialaminya yaitu belum BAB pada
buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan oleh penurunan tonus
otot usus selama proses persalinan dan pada awal pasca partum.
dan status gizi pada proses penyembuhan luka, menyatakan bahwa ada
dengan proses penyembuhan luka. Juga ada hubungan status gizi dengan
proses penyembuhan luka. Hal ini sejalan dengan kasus Ny. L yang
dari status gizi Ny. L yang pada waktu hamil mengalami KEK.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa nifas yang dijalani oleh Ny. L dapat dipantau dengan baik karena
kebidanan.
19
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan khususnya
kebidanan.
20