Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS TEKNIK JENIS DOKUMEN KODE : B-03

UNSRAT BORANG POS TA ARS 01

TANGGAL DIKELUARKAN
JUDUL : SCIENCE PARK PROVINSI SULAWESI Mei 2016
UTARA DENGAN TEMA WAYFINDING
ARCHITECTURE
NO. REVISI : 01
BIDANG : POS Tugas Akhir PS S1 Arsitektur Tanggal :

DESKRIPSI USULAN JUDUL TA


SCIENCE PARK PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN TEMA WAYFINDING
ARCHITECTURE
TRIFOSA MAKAGIANSAR / 120212053

I. PROSPEK DAN FISIBILITAS


o PROSPEK
Pemerintah mengeluarkan UU no.18 tahun 2002 bertujuan untuk
mendukung sistem inovasi nasional (Sinas) ) yang diarahkan untuk
mengsinergikan lembaga riset (termasuk perguruan tinggi), industri dan
pemerintah. Namun pada kenyataannya sekarang masih terbatasnya
komunikasi antara lembaga riset. Industri dan pemerintah
menyebabkan masih kurangnya pemanfaatan inovasi dibidang IPTEK.
Oleh karena itu Science Park dimaksudkan untuk menjadi wadah bagi
lembaga riset (termasuk perguruan tinggi),industri dan pemerintah
sehingga dapat mendukung inovasi dalam bidang IPTEK. Dimana
Science park di Sulawesi Utara dimaksudkan untuk menjadi pusat
pengembangan dalam bidang teknologi untuk menghasilkan produk
yang berdasarkan salah satu sumber potensi ekonomi daerah Sulawesi
Utara (bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil
(pasca panen)). Dengan kata lain Science park menjadi inkubator bisnis
untuk mendukung para wira usaha untuk mempersiapkan sebuah
temuan berupa produk yang dapat laku dipasaran nantinya.
Science park sebagai inkubator untuk mengembangkan produk dalam
bidang teknologi juga dapat menjadi eksibisi bagi masyarakat yang
dapat memberikan pengetahuan.
Dengan adanya Science park di Sulawesi Utara diharapkan akan
meningkatkan perekonomian daerah,membuka lapangan pekerjaan dan
peningkatan daya saing.

o FISIBILITAS
Pengembangan Techno park merupakan salah satu program presiden
Joko Widodo (Jokowi) pada saat kampanye. Dalam lima tahun ke
depan, Jokowi menargetkan bisa membangun 100 techno park di
seluruh Indonesia. Oleh karena itu objek Science Park di provinsi
Sulawesi Utara dimaksudkan sebagai sasaran pemerintah yang sudah
tercantum dalam Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019 sebanyak 100 STP di kabupaten/kota untuk Techno Park dan
disetiap provinsi untuk Science Park.
Objek Science Park diperlukan di Sulawesi Utara untuk memberikan
dukungan bagi para wira usaha kecil atau perusahaan industri yang
baru memulai mengembangkan inovasi mereka dengan memberikan
keringanan pajak terhadap tenant inkubator yang disediakan.

II. ASOSIASI LOGIS OBJEK DAN TEMA


o PEMAHAMAN OBJEK
Science/Tekno Park (STP) adalah tempat untuk mencoba menggabungkan ide,
inovasi, dan know-how dari dunia akademisi dengan kemampuan finansial dari dunia
bisnis (Rahardjo, 2003). Temuan yang dihasilkan nantinya akan menjadi produk yang
dapat laku dipasaran.
Keberhasilan suatu STP minimal harus memainkan tiga peran utama, yaitu
melaksanakan penelitian dan pengembangan, menumbuhkan dan mengembangkan
perusahaan pemula berbasis teknologi (spin-off), serta menumbuhkan cluster industri
atau menarik industri ke dalam kawasan, sehingga terjadi ekosistem inovasi benar-
benar bisa terwujud dengan aktor utama quadruple helix, yaitu: academic, business,
government, and community! (menurut Lukito Hasta Pratopo, Direktur Kawasan
Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya-Kemrinstekdikti)

FASILITAS DALAM SCIENCE PARK


Ruang pelatihan
Fasilitas produksi percontohan
Ruang pameran, dokumentasi, ruang jaringan ke pakar
Pusat disain
Prototyping center/demplot
Kantor bersama
Ruang usaha
Fasilitas produksi percontohan
Pusat layanan bisnis
Lembaga pembiayaan

Gambar diatas merupakan contoh tenant inkubator


o PEMAHAMAN TEMA
Dalam kamus bahasa Inggris, kata wayfinding sendiri tidak dapat ditemukan.
wayfinding adalah perilaku. Wayfinding sukses melibatkan mengetahui di mana Anda
berada, mengetahui tujuan Anda. mengetahui dan mengikuti rute terbaik ke tujuan
Anda, mampu mengenali tujuan Anda tiba, dan membalikkan proses untuk
menemukan jalan kembali keluar. wayfinding tidak identik dengan 'signage' seperti
yang sering keliru mengira di bidang desain, di mana perusahaan-perusahaan fabrikasi
tanda beriklan.
Wayfinding dengan cara untuk piloting antara landmark, sarana umum
wayfinding bagi banyak spesies. Berdasarkan landmark piloting, wisatawan yang
bergantung secara eksklusif pada pengetahuan berurutan terorganisir. salah satu
landmark dikaitkan dengan informasi arah tertentu yang mengarah ke yang lain.
Deskripsi ini sangat mirip dengan definisi standar dengan pengetahuan. Bepergian ke
tujuan akrab dan yang tidak diketahui dalam lingkungan terkenal, dan mungkin
metode standar menemukan tujuan baru di wilayah asing, mengingat fakta bahwa arah
lisan terdiri terutama dari daftar kondisi tindakan. tergantung pada pengakuan
landmark. dan mengingat hubungan spasial yang terkait dengan mereka.
Penggerak kebiasaan adalah cara wayfinding yang berkaitan hanya dengan
tujuan akra prosedural. Dalam kondisi strucutre lingkungan yang konsisten,
pengulangan luas dari pola gerak dapat menyebabkan otomatisasi nya. pola
sepenuhnya otomatis akan memerlukan perhatian dengan keadaan lingkungan, dan
gerakan akan stereotypic. Jarang akan lingkungan dan keadaan kontekstual menjadi
cukup konsisten untuk memungkinkan wayfinding sepenuhnya otomatis, tetapi
penggerak kebiasaan yang terlibat sampai batas tertentu dalam semua kegiatan yang
melibatkan rute familiar.
Cara yang paling canggih wayfinding melibatkan ketergantungan pada
representasi internal terpadu hubungan-hubungan antara tempat-tempat, sering dirujuk
ke peta dengan kognitif. ini berarti perjalanan berorientasi dibayangkan dapat
digunakan untuk semua tiga jenis tugas wayfinding, meskipun belajar yang diperlukan
untuk mencari tujuan baru dalam lingkungan baru dan mungkin untuk 'kepulangan'
setelah perjalanan eksplorasi bisa membuat kegiatan ini tantangan yang cukup besar.
Representasi internal yang terlibat dalam kasus ini bisa berupa peta vektor berasal dari
informasi vektor atau peta topografi berasal dari informasi tengara. Baik jenis struktur
pengetahuan bisa memberikan dasar perjalanan ke tujuan dengan cara-rute baru.

Mengapa wayfing sangat dibutuhkan untuk pengguna?


Tersesat buat waktu
Tersesat membuat stres
Tersesat membuat frustasi
Kita mengharapkan organisasi membantu kita menemukan tujuan kita,
dan mereka selalu mengecewakan kita.

Prinsip-prinsip dalam wayfinding:


Menciptakan identitas di setiap lokasi, berbeda dari yang lain.
Gunakan landmark untuk memberikan isyarat orientasi dan lokasi
mengesankan.
Membuat jalur yang terstruktur dengan baik.
Buat daerah yang berbeda karakter visual.
Jangan memberikan pengguna terlalu banyak pilihan dalam navigasi.
views penggunaan survei (memberikan navigator vista atau peta).
Memberikan tanda-tanda pada titik-titik keputusan untuk membantu
keputusan wayfinding.
Gunakan garis pandang untuk menunjukkan apa yang di depan.

Elemen desain dalam wayfinding


Tata letak fasilitas
diferensiasi desain arsitektur dan interior

landmark

signs/tanda

Peta
Pencahayaan

o ASOSIASI LOGIS
Dengan adanya Science park di Sulawsi Utara ini diharapkan dapat
mensinergis kolaborasi antara lembaga riset ( perguruan tingg), industri dan pemerintah
untuk mendukung inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Science park
dalam hal ini menjadi wadah atau inkubator bisnis bagi para wira usaha kecil maupun
perusahaan industri yang baru memulai untuk menghasilkan produk yang berdasarkan
sumber potensi ekonomi daerah Sulawesi Utara (bidang pertanian, peternakan,
perikanan, dan pengolahan hasil (pasca panen)).
Dengan penggunaan tema wayfinding architecture ini diharapkan dapat
mendesain bangunan dengan pola sirkulasi yang baik sehingga dapat membantu para
pengguna sarana science park ini menemukan rute yang baik ketujuan mereka. Dan
juga membantu masyarakat yang berkunjung ke science park merasa lebih nyaman
dengan memberikan informasi di mana berada, mengetahui tujuan . mengetahui dan
mengikuti rute terbaik ke tujuan, mampu mengenali tujuan saat tiba, dan membalikkan
proses untuk menemukan jalan kembali keluar.

III. TINJAUAN PUSTAKA


JUDUL, PENULIS, PENERBIT DAN TAHUN TERBIT
- Judul : Handbook of Environmental Psychology
- Penulis : Robert B. Betchtel, Arza Churchman
Penerbit :
Tahun terbit : 2002

- Judul : Wayfinding Behaviour; cognitive,mapping and


other spatial processes
Penulis : Reginald G. Golledge
Penerbit :
Tahun terbit : 1999

- Judul : the timeless way of building


Penulis : Christopher Alexander
Penerbit :
Tahun terbit : 1979

Anda mungkin juga menyukai