Anda di halaman 1dari 2

UNIVERISTAS KRISTEN KRIDA WACANA,

JAKARTA BARAT, INDOBESIA

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

TIGA PETA SOSIAL

Nurhafiz Bin Omar

Nama: Nurhafiz Bin Omar

NIM: 102012502

Kelompok: D6

Nama Dosen: Sukmarani

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short
summary of the contents of the document. Type the abstract of the document
here. The abstract is typically a short summary of the contents of the
document.]
Penyelasaian Masalah Berdasarkan Tiga Peta Sosial

Saya merupukan seorang remaja yang telah melalui titik hitam sejak berumur 6 tahun
lagi. Saat teman-teman yang lain masih mendapat belaian kasih seorang ibu, saya telah pun
kehilangan nikmat belaian itu. Ibuku meninggal dunia dikarenakan penyakit kanker. Saya
akui kehilangan tersebut sedikit sebanyak membantutkan perkembangan potensi diri ini. Saya
menjadi seorang yang amat pemalu karena tidak mempunyai ibu lagi. Dalam proses
membiasakan diri, pelbagai rintangan telah dilalui.

Melihat dari sudut Tiga Peta Sosial, saya banyak bergantung harap pada determinisme
lingkungan karena saya amat memerlukan sokongan semangat daripada individu-individu di
lingkungan saya seperti keluarga dan teman-teman. Mengikut konteks, determinisme
lingkungan dapat didefinisikan sebagai kepriadiaan seseorang yang dipengaruhi oleh
lingkungan ataupun seseorang individu. Keluarga merupakan kelompok yang paling banyak
membantu memulihkan keyakinan diri saya untuk bergaul kembali dengan masyarakat.
Dalam masa yang sama, teman teman juga banyak membantu dengan tidak mengisolasikan
diri saya daripada yang mereka. Mereka amat memahami situasi dan kondisi saya yang masih
lagi berduka. Lingkungan saya yang amat berpegang pada ajaran agama, juga amat
membantu karena saya semakin percaya bahwa peristiwa ini mempunyai sesuatu yang baik
disebaliknya karena perancangan tuhan itu adalah yang terbaik.

Selain itu, unsur determinisme psikis juga telah berjaya membantu saya menempuhi
tempoh yang duka ini. Determinisme psikis membawa arti pengasuhan dan pengalaman di
usia kecil yang mendasari pembangunan karakter pribadi individu. Meskipun kehilangan
tempat bergantung pada usia yang masih muda, pengasuhan yang diterima daripada ibu amat
berguna karena ibu banyak mengajar saya berdikari tanpa mengharap bantuan orang luar.
Sebagai contoh, di usia kecil ibu telah pun mengajar saya untuk membasuh baju, melakukan
pekerjaan rumah dan banyak lagi. Setelah kehilangan ibu, saya tidak kekok untuk melakukan
pekerjaan di rumah. Dalam masa yang sama, tunjuk ajar daripada orang tua sejak dari kecil
untuk mempercayai kebolehan diri juga membantu saya mengatasi masalah ini. Memang
tidak bisa disangkal lagi bahwa pengalaman yang dilalui pada zaman kanak-kanak amat
mebantu pribadi saya dalam menangani situasi kehilangan orang tersayang di usia muda.

Melihat dari sudut determinisme genetis pula, keluarga terdekat saya merupakan
keluarga yang amat ceria dan harmoni. Detrminisme genetis membawa maksud sifat yang
diwarisi daripada generasi kepada generasi seterusnya. Mereka terdiri daripada individu yang
suka bercanda serta ramah mesra. Sifat itu telah terserap dalam diri saya sejak dari kecil
sekali. Sebelum kematian ibu tersayang, saya merupakan kanak-kanak yang periang dan
aktif. Walaupun saya mengalami kejutan selepas kematian ibu, sifat pendiam saya tidak
terlalu melekat dalam diri karena dibantu oleh sifat alami yang ceria serta lingkungan yang
supportif. Sebagai kesimpulannya, problema saya ini berjaya diselesaikan berdasarkan Tiga
Peta Sosial yang telah dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai