Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN RISK ASSESEMENT SERTA PENGENDALIANNYA PADA

PROSES PENANGANAN PETI KEMAS DI CONTAINER YARD


PT. PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Gilang Ardi Pratama 1406508956
Program Studi Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia, Depok 16424
gilang.ardi@ui.ac.id

ABSTRAK
Kegiatan bongkar muat peti kemas merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh PT.
Pelabuhan Tanjung Priok. Kegiatan operasional di area ini berlangsung selama 24 jam dengan
tingkat arus bongkar muat yang tinggi. Hal ini mempengaruhi tingkat kecelakaan di area
tersebut, laporan kecelakaan yang dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok menunjukan pada
tahun 2015 sampai dengan september tercatat terjadi 75 kasus kecelakaan di area tersebut
dan 45% terjadi di wilayah container yard. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengindentifikasi dan mencegah bahaya yang terkait dengan penyebab kecelakaan pada
proses kegiatan bongkar muat di container yard. Untuk mencegah kecelakaan berkelanjutan
yang menghambat kegiatan operasional maka diperlukan kajian risk assesment
menggunakan Hazard Idetification Risk Assesment sebagai langkah awal untuk menaksir
risiko pada setiap kegiatan serta pengendalianya dengan pemodelan kaitan antar kegiatan
menggunakan metode Fault Tree Analysis agar menemukan akar permasalahan dari setiap
risiko. Kesimpulan dari penelitian ini adalah usulan sebuah sistem safety dimana usulan
tersebut berfokus pada desain hasil analisa fault tree cut sets. Sehingga hipotesa dari
penelitian ini adalah adanya faktor utama yang menyebabkan kecelakaan fatal yang
mengganggu kegiatan operasional dan upaya pengendalianya.

Kata Kunci: Risk Assesment, Fault Tree Analysisis, Pelabuhan, Bongkar Muat, container yard

1. Pendahuluan
2. Sejalan dengan pelaksanan menunjang kegiatan perdagangan tersebut,
pembangunan di Indonesia yang sasaran diperlukan adanya sarana pengangkutan
utamanya di bidang ekonomi, maka yang memadai, baik pengangkutan
kegiatan perdagangan merupakan salah melalui darat, laut maupun udara.
satu sektor yang senantiasa Mengingat keadaan geografis Indonesia
ditumbuhkembangkan peranannya. Untuk sebagai Negara kepulauan yang luas
memperlancar arus barang dan jasa guna lautannya lebih besar dibandingkan luas
daratannya, maka sarana pengangkutan bongkar muat yang cukup tinggi.
melalui laut besar peranannya dalam Tingginya arus bongkar muat juga
perhubungan tanah air. berpengaruh pada tingginya risiko
3. Penyelenggaraan dan
keselamatan pada area kerja Pelabuhan
pengusahaan bongkar muat di pelabuhan
Tanjung Priok. Hal ini dapat terlihat dari
ini diatur dalam Peraturan Menteri
laporan kecelakaan yang dimiliki oleh
Perhubungan Nomor 60 Tahun 2014.
Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2015
Bongkar muat merupakan salah satu
sampai dengan september dimana tercatat
elemen penting dalam kegiatan
terjadi 73 kasus kecelakaan dan sebagian
kepelabuhanan. Salah satu faktor yang
besar berada di container yard.
penting dalam proses bongkar muat
adalah faktor keselamatan. Lingkungan 6.

kerja pelabuhan dan aktivitas bongkar


muat adalah lingkungan kerja dengan
tingkat risiko yang sangat tinggi bagi para
pekerja karena banyak terjadi aktivitas
kecelakaan kerja berisiko tinggi seperti
tenggelam, kebakaran, dan tabrakan yang
dapat berakibat hilangnya nyawa
seseorang.[1]
4. Apabila berkaca dari
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60
maka perusahaan penyedia jasa bongkar
muat peti kemas bertanggung jawab atas
kerusakaan material hingga kematian yang 7. Gambar 1.
diakibatkan kecelakaan di area kerja. Jumlah
Kerugian-kerugian ini tentunya Kecelakaan
menimbulkan dampak yang besar bagi Bedasarkan
perusahaan. Dampak yang mungkin timbul Wilayah
adalah ganti rugi kerusakan isi peti kemas, 8. (Sumber:
biaya perbaikan alat, biaya pengobatan, Accident
hingga biaya santunan kematian. Report
5. Kegiatan operasional di PT.
PT.Pelabuh
Pelabuhan Tanjung Priok berlangsung
selama 24 jam dengan tingkat lalu lintas
an Tanjung 12. Gambar 2.
Priok) [2] Data
9. Jika dilihat dari data jumlah Kecelakaan
kecelakaan bedasarkan lokasi dapat dilihat Bedasarkan
bahwa terminal 3 memiliki kecelakaan Kerusakan
paling besar, namun apabila dilihat yang
bedasarkan wilayah kegiatan di lapangan Ditimbulkan
penumpukan menunjukan indeks 13. (Sumber:
persentasi angka paling besar yakni 45%. Accident
Report
10. Beberapa kecelakaan yang
PT.Pelabuh
berpotensi ditimbulkan pada saat kegiatan
an Tanjung
bongkar muat di lapangan penumpukan
Priok) [2]
(container yard) yaitu pekerja bisa tertimpa
14. Tabel tersebut menunjukan
peti kemas, tertabrak truk, tertabrak
bahwa fasilitas mitra mempunyai 36
forklift dan tertimbun barang dalam
kerusakan fasilitas dari 75 kecelakaan
karung. Pada pengoperasian container
yang ada dan ini dapat menyebabkan
crane bisa terjatuh, tertimpa dan terkena
dweling time yang bertambah serta
peti kemas. Sedangkan saat perawatan dan
menyebabkan lebihnya pengeluaran
perbaikan peti kemas, pekerja bisa jatuh
operasional selama kegiatan berlangsung.
dari ketinggian, terpeleset, terjepit,
Data tersebut dapat dilihat juga bahwa
tersengat listrik, kejatuhan benda dan kena
dampak kecelekaan yang tidak
limbah oli bekas yang tentunya kegiatan
menimbulkan kecelakaan hanya berkisar
tersebut dapat merusak fasilitas-fasilitas di
sekitar 5%.
terminal.
15.
11.
16. 20. Diharapkan, kajian risk
assesment ini dapat memberikan suatu
sistem manajemen risiko yang baik bagi
PT. Pelabuhan Tanjung Priok. Alhasil
tingkat kecelakaan di pelabuhan akan
menurun sehingga tingkat produktifitas di
PT. Pelabuhan Tanjung Priok akan
meningkat yang menyebabkan naiknya
reputasi dan nilai jual pelabuhan tersebut
untuk menghadapi pasar global.
17. Gambar 3.
21. Pelabuhan Tanjung Priok saat ini
Jumlah
telah memiliki manajemen risiko untuk
Kecelakaan
kegiatan operasional mereka. Namun
Bedasarkan
permasalahannya berdasarkan laporan
Jenis
kecelakaan masih banyak terdapat
Kecelakaan
pelanggaran, misalnya pemakaian
18. (Sumber:
peralatan yang tidak sesuai standar,
Accident
operator yang bekerja belum memiliki SIO
Report
(Surat Izin Operasi), serta warning sign
PT.Pelabuh
yang tidak jelas terutama di wilayah
an Tanjung
container yard. Banyak tamu yang non-
Priok) [2]
internal PT Pelabuhan Tanjung Priok dan
19. Dari jenis kecelakaan,
non-PBM berkunjung keluar masuk tanpa
kecelakaan terbesar di Pelabuhan Tanjung
menggunakan alat pelindung diri yang
Priok adalah kecelakaan lalu lintas dimana
lengkap. Hal tersebut mengindikasikan
di dalam terminal aktivitas ini sering
adanya permasalahan dalam pelaksanaan
terjadi di wilayah lapangan penumpukan,
manajemen risiko di Pelabuhan Tanjung
yang melibatkan supir-supir dari costumer
Priok yang bila tidak ditangani akan terus
dan perusahaan bongkar muat. Hal ini
menimbulkan kerugian.
dapat mengubah stereotipe masyarakat
22. Penelitian ini bertujuan
diluar sana yang beranggapan bahwa
untuk mengetahui risiko kecelakaan pada
kejadian-kejadian kecelakaan ini
seluruh kegiatan di container yard PT.
diakibatkan oleh internal PT. Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Priok dengan
Tanjung Priok.
merancang sistem manajemen risiko timbulnya kejadian tersebut yang memiliki
setelah mengetahui akar permasalahan dari dampak positif atau negatif [3].
risiko tersebut yang nantinya akan menjadi 28. HIRA
rekomendasi untuk perbaikan sistem
29. Hazard Identification and
manajemen keselamatan di pelabuhan.
Risk Assessment (HIRA) merupakan salah
23. Landasan Teori
satu metode identifikasi kecelakaan kerja
24. Container yard adalah dengan penilaian risiko sebagai salah satu
lapangan penumpukan peti kemas yang poin penting untuk mengimplementasikan
berisi muatan FCL (Full Container Load, Sistem Manajemen Keselamatan dan
yaitu seluruh isi peti kemas milik seorang Kesehatan Kerja (SMK3). Dilakukannya
pengirim atau penerima muatan) dan peti HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi
kemas kosong yang akan dikapalkan. potensi-potensi bahaya yang terdapat di
Lapangan ini berada di daratan dan suatu perusahaan untuk dinilai besarnya
permukaannya harus diberi perkerasan peluang terjadinya suatu kecelakaan atau
untuk bisa mendukung peralatan Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
pengangkat atau pengangkut dan beban serta pengontrolannya harus dilakukan
peti kemas. diseluruh aktifitas perusahaan, termasuk
25. Hazard dan aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan
Risiko tersebut dilakukan oleh karyawan langsung
26. Menurut AS/NZS 4360 maupun karyawan kontrak, supplier dan
hazard adalah sumber potensial yang kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau
membahayakan atau merugikan seperti personal yang masuk. [4] Penilaian rsiko
kecelakaan, luka atau penyakit pada dilakukan dengan cara mengetahui melihat
manusia, kerusakan bangunan, kerusakan konsekuensi (consequence, c) dan
lingkungan, atau kombinasinya [3]. frekuensi kejadian (frequency, f).
27. Sedangkan menurut
Risk = f x c
AS/NZS 4360 risiko adalah
30.
kesempatan/kemungkinan terjadinya
31. Hasil analisa tersebut
sesuatu yang menimbulkan dampak atas
tersebut akan diberikan ranking agar
sesuatu; peristiwa atau kejadian beserta
mengetahui risiko kecelakaan-kecelakaan
konsekuensi yang timbul dari hal tersebut;
yang paling dihindari pada kegiatan
merupakan kombinasi dari konsekuensi
pekerjaan tersebut, sehingga dapat di kaji
suatu kejadian dan kemungkinan
langka korektif dan prefentif secara tepat 38. a)
guna. Kombinasi
beberapa
32. Fault Tree
kegagalan,
Analysis
39. b)
(FTA)
Probabilitas
33. Setiap sistem keselamatan gagal,
atau mitigasi harus dikuantifikasi 40. c) Titik
kegagalannya. Kegagalan merupakan lemah kritis
komplemen dari kesuksesan yaitu pada sistem,

34. f = 1 s. komponen,

35. f= fail fungsi atau

36. s=success operasi.

37. Salah satu cara untuk 41. Kejadian puncak (Top

mengkuantifikasi adalah dengan Event) dari pohon kegagalan menunjukkan

menggunakan analisis pohon kegagalan. kejadian atau kondisi yang tidak

Analisis pohon kegagalan merupakan diinginkan (undesired event/undesired

analisis induktif yaitu suatu kejadian state) dari suatu sistem sehingga hasilnya

disebabkan oleh kejadian sebelumnya. merupakan kegagalan atau

Kejadian sebelumnya disebabkan oleh ketidaktersediaan (unavailability) sistem.

kejadian lain lebih lanjut, kegagalan Penyusunan pohon kegagalan merupakan

komponen atau kegagalan operator. proses berulang dengan mendapatkan

Masing-masing kegagalan dianalisis lebih umpan balik dari proses PSA lainnya [5].

lanjut penyebabnya sehingga sampai pada 42. Metodologi Penelitian


43.
kondisi kejadian dasar (basic event).
44. Penelitian ini bersifat Semi-
Analisis pohon kegagalan dapat untuk
quantitave Risk Assessment yang
mengkuantifikasi kegagalan sistem,
merupakan pengembangan penilaian risiko
komponen, fungsi atau operasi. Model
dengan menggunakan suatu pemodelan
pohon kegagalan dapat dipergunakan
untuk kejadian tertentu untuk
untuk menentukan
mendapatkan rate event. Pemodelan
tersebut bertujuan untuk mendapatkan
akurasi data berdasarkan informasi awal
yang diolah dengan mempertimbangkan dan data sekunder, untuk data primer data
parameter-parameter yang ada. yang akan diperoleh berupa data kegiatan
kegiatan operasional yang dilakukan di
45.
container yard dan data hasil interview,
untuk data sekunder adalah berupa
dokumen pendukung yakni data
kecelakaan, data prosedur standar
operasional serta manajemen risiko yang
sudah dijalankan oleh PT. Pelabuhan
Tanjung Priok dan undang-undang
kementrian terkait kesehatan, keselamatan
kerja dan lingkungan.

48. Alur pengkajian risk


assesment tersebut diawali dengan
pengetahuan tentang konteks keselamatan
kerja, lalu mengidentifikasi risiko yang
mungkin terjadi pada kegiatan bongkar
muat di container yard, selanjutnya
melakukan analisa risiko dengan melihat
konsekuensi (consequence, c) dan
frekuensi kejadian (frequency, f) lalu
diterapkan ke matriks risiko untuk melihat
tingkat risiko tersebut. Selanjutnya
dilakukan evaluasi risiko dengan cara
pemberian rangking agar mengetahui
risiko-risiko yang masuk dalam proses
berikutnya. Kemudian melakukan
46. Gambar 4.
pendekatan dengan metode FTA (Fault
Alur
Tree Analysis) untuk mencari akar
Penelitian
permasalahan dari risiko-risiko yang dirasa
47. Monitoring merupakan
cukup krusial dan harus dikendalikan.
kegiatan pengumpulan data yang akan
Setelah itu dilakukan pengkajian untuk
dilakukan dengan pengambilan data primer
mendapatkan langkah korektif dan
preventif untuk menuntaskan ada
kemungkinan terjadinya risiko tersebut. ditentukan
faktor nilai
49. Hasil
yang paling
evaluasi dari
sesuai
risiko
dengan
tersebut akan
kondisi
ditentukan
karakter
dengan
resiko
pedoman
khususnya
nilai
untuk
frekuensi
pelabuhan
dan
yang ada di
konsekuensi.
Indonesia,
Faktor nilai-
dan
nilai
khususnya
frekuensi
untuk PT.
dan
Pelabuhan
konsekuensi
Tanjung
dihasilkan
Priok dengan
dengan
metode-
wawancara.
metode risk
Dari hasil
assesment
pengambilan
yang
data yang
ditentukan.

50.
51. Pengusahaan
52. DAFTAR Bongkar
PUSTAKA Muat dari
dan ke Kapal
53. [1] Peraturan
54.
Kementrian
55. [2] Divisi
Perhubungan
Safety
No.60 Tahun
Security
2014 tentang
Enviroment
Penyelengga
PT.
raan dan
Pelabuhan
Tanjung 60.
Priok.2016. 61. [5]Sulistyok
LAPORAN o, Edhi.
DATA 2008.
KECELAKA Analisis
AN DI Penerapan
PELABUHA Program
N TANJUNG Keselmatan
PRIOK Kerja Dalam
2015. Usaha
Jakarta Meningkatka
56. n
57. [3] AS/NZS Produktivita
4360. 2004. s Kerja
Risk Dengan
management PEndektan
, Standards Fault Tree
Australia/St Anlysis Studi
andards. kasus
New CV.Permata
Zealand. 7.
58. Universitas
59. [4] Muhammadi
Darmawi, H. yah
2006. Surakarta.
Manajemen Wonogiri.
Risiko. Bumi Surakarta.
Aksara.
Jakart

Anda mungkin juga menyukai