Anda di halaman 1dari 3

ORNAMEN

Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan untuk memperindah bangunan. Baik yang
terlihat dari luar bangunan, maupun pada saat di dalam bangunan. Ornamen yang ada pada suatu
daerah biasanya mencirikan khas yang ada pada daerah tersebut, baik berupa flora, fauna dan
lainnya. Ciri khas tersebut lalu menjadilah kebudayaan.

Ornamen erat kaitannya dengan arsitektur. Dikaitkan dengan pemahamannya bahwa


arsitektur merupakan wujud fisik kebudayaan, maka dapat dipahami bahwa arsitektur merupakan
bentuk-bentuk simbolisasi dari tradisi atau kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Apapun
yang terwujud dari hasil kebudayaan merupakan upaya menyampaikan sesuatu melalui
simbolisasi fisik atau secara simbolis. Simbolisasi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitar dimana kelompok masyarakat tersebut hidup.

ORNAMEN PADA RUMAH BUBUNGAN TINGGI

Dalam Rumah Bubungan Tinggi terdapat ornament yang merupakan simbolisasi beragam
nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Ini dapat terlihat dari perletakan berbagai simbol tersebut.
Umumnya ornamen atau ragam hias, sebagai media penyampaian diletakan pada bagian yang
mudah terlihat. Pada bagian eksterior bangunan, hiasan diletakkan dibeberapa sudut atap. Bentuk
atap yang menjulang tinggi menjadikan ornamen mudah terlihat. Sementara di bagian interior,
hiasan diletakkan pada area ruang publik, atau area yang digunakan untuk menerima tamu. Salah
satunya adalah pada area ruang pelataran dan ruang tamu.
Berbagai ragam hias terdapat di pelataran dalam, antara lain; pintu, pagar keliling,
dinding samping, balok kasau, tiang, dan pada sambungan-sambungan kayu. Pada ruang tamu,
hiasan terlihat mulai dari tiang, balok, sambungan kayu, daun jendela, dinding sandaran
(tataban), dan khususnya pada bagian dinding pembatas dalam (tawing halat).

Ornamen atau ragam hias lain yang ada pada Rumah Bubungan Tinggi adalah pada
bagian yang disebut dinding sandaran. Dinding sandaran ini dipasang di sekeliling ruang tamu
(panampik kacil, panampik tangah, dan penampik basar). Berfungsi sebagai tempat untuk
bersandar. Sehingga dipasang sampai dengan ketinggian sekitar 30-50 cm. Menurut cerita di
masyarakat, pada bagian ini juga biasa dipakai untuk menyembunyikan atau menyimpan harta
benda. Dinding tataban dihias dengan ornamen kayu berprofil, dan ukiran tali beranyam di
sepanjang dinding.

Motif flora banyak terdapat dalam arsitektur tradisional masyarakat Banjar. Penggunaan
motif flora dipengaruhi faktor lingkungan alam setempat. Adanya penilaian masyarakat setempat
akan nilai-nilai yang ingin disampaikan disesuaikan dengan penilaian akan karakter flora yang
ada.

Karakteristik perwujudan ornament flora:


a. Flora dihadirkan utuh sebagai elemen flora, mulai dari unsur tunas hingga ke bunga.
b. Flora dihadirkan dengan perpaduan geometris.
c. Flora sebagai sarana simbolisasi elemen flora, khususnya untuk membentuk siluet
flora.
d. Flora berpadu dengan kaligrafi.

Motif flora yang umum digunakan ada 3 jenis, yaitu buah-buahan, bunga-bungaan, dan
jenis tanaman khusus lainnya. Untuk jenis buah-buahan yang dijadikan motif adalah buah-
buahan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Sedangkan motif bunga-bungaan,
umumnya bunga yang tumbuh di lingkungan sekitar, memiliki keindahan, manfaat, dan juga
digunakan dalam berbagai upacara adat. Sedangkan jenis tanaman khusus lainnya adalah
berbagai tanaman yang tumbuh di lingkungan setempat, dapat diolah menjadi bahan makanan
dan memiliki khasiat pengobatan.

Berbagai motif buah-buahan yang biasanya digunakan dalam arsitektur tradisional


masyarakat Banjar:
a. Buah Manggis
Buah manggis adalah buah yang sangat digemari oleh masyarakat Banjar. Motif buah
manggis digunakan karena mempunyai makna ganda yaitu keterusterangan dan
bekerja keras. Keterusterangan didasarkan pada penafsiran bahwa kelopak pada
pangkal/tangkai buah selalu menunjukkan jumlah yang sama dengan jumlah isi buah.
Sedangkan kerja keras didasarkan pada analogi bahwa usaha untuk menikmati isi
buah memerlukan usaha keras untuk membuka buah manggis. Terlebih kulit manggis
memiliki rasa yang sangat pahit. Ornamen motif buah manggis biasanya
diaplikasikan pada sungkul tangga.
b. Buah Nanas
Motif buah nenas mempunyai makna ganda yaitu dikatujui dan membersihkan karat
dalam hati, ditempatkan sebagai sungkul pada kiri kanan pohon tangga hadapan
rumah adat Banjar Bubungan Tinggi.
c. Buah Mengkudu
Buah mengkudu sudah terkenal dengan manfaatnya sebagai obat untuk berbagai
penyakit. Karena khasiatnya ini, motif mengkudu mempunyai makna untuk menolak
bala. Motif mengkudu ditemukan pada ukiran di bagian ventilasi pintu.

Berikut berbagai motif bunga-bungaan yang biasanya digunakan dalam arsitektur


tradisional masyarakat Banjar:
a. Bunga Pakis. Bunga Pakis mengandung makna kekuatan. Tanaman ini mampu
tumbuh di tempat-tempat yang sulit. Diaplikasikan pada pangkal tiang tangga atau
pada pagar pelataran.
b. Bunga Kenanga. Bunga kenanga dikenal sangat harum. Motif bunga kenanga
bermakna lambang cinta. Karena baunya yang sangat harum dan warnanya kuning
(lambang kemuliaan) maka bunga kenanga sangat disukai.
c. Bunga Kacapiring. Motif bunga kacapiring melambangkan satria suci, kejujuran dan
kesucian. Diaplikasikan pada dinding pelataran (tawing palatar) dan dinding
sandaran (dinding tataban).
Selain buah-buahan dan bunga-bungaan, juga ada motif dari berbagai tanaman khusus,
diantaranya:
a. Tanaman Cengkeh. Motif tanaman cengkeh memiliki makna manfaat. Tanaman
cengkeh sangat disukai sebagai bahan pelezat masakan. Berbagai masakan khas
Banjar menggunakan tanaman cengkeh sebagai bumbu masakan. Daun cengkeh juga
memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit di daerah setempat.
b. Tanaman Sirih (Piper betle, Linn.). Tanaman ini sangat terkenal sebagai bahan untuk
obat-obatan. Juga untuk keperluan upacara adat.

Beragam jenis flora diwujudkan/disimbolisasikan dalam beragam bentuk sesuai


karakternya, antara lain:
1. Sulur-suluran, yaitu transformasi dalam bentuk tanaman bertunas memanjang.
Berbagai jenis flora dapat diwujudkan dalam bentukan ini. Dengan wujud sulur-
suluran ini maka fleksibilitas bentuk dapat diciptakan untuk memenuhi tuntutan
estetika.
2. Kambang Barapun, yaitu ini bentukan utuh dari tanaman berbunga.
3. Kambang dalam Jambangan, yaitu motif tanaman bunga dalam tempatnya
(jambangan).
4. Kambang Malayap, wujud ini termasuk kedalam wujud sulur-suluran, namun lebih
menunjuk pada jenis flora tertentu yaitu tanaman berbunga yang merayap/merambat.

Beberapa motif fauna yang sering digunakan dalam arsitektur rumah tradisional Banjar,
antara lain: motif ayam jantan (babulungan hayam jagau), Cacak Burung, Gigi ikan gabus (gigi
haruan), binatang lipan (halilipan), kumbang (Kumbang Bagantung), Unggas (I-itikan), Sarang
Tawon (Wanyi), Burung Enggang, dan Naga.

Selain motif flora dan fauna, motif ketiga yang ada dalam Rumah Bubungan Tinggi
adalah motif kaligrafi. Motif kaligrafi mulai digunakan seiring semakin kuatnya semangat
pengamalan ajaran agama Islam. Ornamen kaligrafi yang terdapat dalam Rumah Bubungan
Tinggi umumnya memiliki karakter, yakni:
1. Dibuat dengan teknik ukiran relief.
2. Dilengkapi dengan hiasan motif flora untuk memperindah kaligrafi.
3. Kaligrafi dihias pula dengan menggunakan warna kuning emas.
4. Ukiran kaligrafi juga diperindah dengan memberi bingkai.
5. Kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Quran.
6. Adanya model keseimbangan dari tulisan kaligrafi dan ornamen flora.

Anda mungkin juga menyukai