Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan untuk memperindah bangunan. Baik yang
terlihat dari luar bangunan, maupun pada saat di dalam bangunan. Ornamen yang ada pada suatu
daerah biasanya mencirikan khas yang ada pada daerah tersebut, baik berupa flora, fauna dan
lainnya. Ciri khas tersebut lalu menjadilah kebudayaan.
Dalam Rumah Bubungan Tinggi terdapat ornament yang merupakan simbolisasi beragam
nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Ini dapat terlihat dari perletakan berbagai simbol tersebut.
Umumnya ornamen atau ragam hias, sebagai media penyampaian diletakan pada bagian yang
mudah terlihat. Pada bagian eksterior bangunan, hiasan diletakkan dibeberapa sudut atap. Bentuk
atap yang menjulang tinggi menjadikan ornamen mudah terlihat. Sementara di bagian interior,
hiasan diletakkan pada area ruang publik, atau area yang digunakan untuk menerima tamu. Salah
satunya adalah pada area ruang pelataran dan ruang tamu.
Berbagai ragam hias terdapat di pelataran dalam, antara lain; pintu, pagar keliling,
dinding samping, balok kasau, tiang, dan pada sambungan-sambungan kayu. Pada ruang tamu,
hiasan terlihat mulai dari tiang, balok, sambungan kayu, daun jendela, dinding sandaran
(tataban), dan khususnya pada bagian dinding pembatas dalam (tawing halat).
Ornamen atau ragam hias lain yang ada pada Rumah Bubungan Tinggi adalah pada
bagian yang disebut dinding sandaran. Dinding sandaran ini dipasang di sekeliling ruang tamu
(panampik kacil, panampik tangah, dan penampik basar). Berfungsi sebagai tempat untuk
bersandar. Sehingga dipasang sampai dengan ketinggian sekitar 30-50 cm. Menurut cerita di
masyarakat, pada bagian ini juga biasa dipakai untuk menyembunyikan atau menyimpan harta
benda. Dinding tataban dihias dengan ornamen kayu berprofil, dan ukiran tali beranyam di
sepanjang dinding.
Motif flora banyak terdapat dalam arsitektur tradisional masyarakat Banjar. Penggunaan
motif flora dipengaruhi faktor lingkungan alam setempat. Adanya penilaian masyarakat setempat
akan nilai-nilai yang ingin disampaikan disesuaikan dengan penilaian akan karakter flora yang
ada.
Motif flora yang umum digunakan ada 3 jenis, yaitu buah-buahan, bunga-bungaan, dan
jenis tanaman khusus lainnya. Untuk jenis buah-buahan yang dijadikan motif adalah buah-
buahan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Sedangkan motif bunga-bungaan,
umumnya bunga yang tumbuh di lingkungan sekitar, memiliki keindahan, manfaat, dan juga
digunakan dalam berbagai upacara adat. Sedangkan jenis tanaman khusus lainnya adalah
berbagai tanaman yang tumbuh di lingkungan setempat, dapat diolah menjadi bahan makanan
dan memiliki khasiat pengobatan.
Beberapa motif fauna yang sering digunakan dalam arsitektur rumah tradisional Banjar,
antara lain: motif ayam jantan (babulungan hayam jagau), Cacak Burung, Gigi ikan gabus (gigi
haruan), binatang lipan (halilipan), kumbang (Kumbang Bagantung), Unggas (I-itikan), Sarang
Tawon (Wanyi), Burung Enggang, dan Naga.
Selain motif flora dan fauna, motif ketiga yang ada dalam Rumah Bubungan Tinggi
adalah motif kaligrafi. Motif kaligrafi mulai digunakan seiring semakin kuatnya semangat
pengamalan ajaran agama Islam. Ornamen kaligrafi yang terdapat dalam Rumah Bubungan
Tinggi umumnya memiliki karakter, yakni:
1. Dibuat dengan teknik ukiran relief.
2. Dilengkapi dengan hiasan motif flora untuk memperindah kaligrafi.
3. Kaligrafi dihias pula dengan menggunakan warna kuning emas.
4. Ukiran kaligrafi juga diperindah dengan memberi bingkai.
5. Kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Quran.
6. Adanya model keseimbangan dari tulisan kaligrafi dan ornamen flora.