Disusun oleh :
b. Polipropilena
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap
bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik
polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci,
komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan
pembuat karung.
c. PVC
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan
dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras
sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang
dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong
kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk
dompet, dan pembalut kabel.
PVC (polivinilklorida) merupakan polimer jenis plastik yang tersusun dari
vinil klorida melalui polimerisasi adisi.
d. Teflon (PTFE)
Teflon tersusun dari monomer-monomer tetrafluorotena. Teflon bersifat sangat
ulet, kenyal, tahan terhadap zat kimia, tak mudah terbakar, isolator listrik yang baik,
dan mampu melumasi diri serta tidak menempel. Panci untuk memasak/menggoreng
menggunakan pelapis teflon, sehingga tidak memerlukan minyak yang banyak, tidak
mudah gosong, serta mudah mencucinya.
Sifat dan kegunaan teflon adalah :
titik leleh 327 C,
tahan terhadap panas,
tahan terhadap zat kimia, digunakan untuk alat-alat yang tahan terhadap bahan
kimia, misalnya pelapis tangki bahan kimia, pelapis panci anti lengket.
e. Polistirena
Polistirena adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna
serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna,
dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan
kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan,
alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.
f. PVA
PVA (polivinil asetat) tersusun dari monomer-monomer vinil asetat. PVA
digunakan untuk pengemulsi cat.
h. Bakelit
Bakelit merupakan polimer termoseting yang tersusun dari fenol dan
formaldehid. Bakelit digunakan untuk pembuatan peralatan listrik.
2. Karet
a. Karet Alam
Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah dioksidasi. Agar menjadi lebih
keras dan stabil dilakukan vulkanisasi, yaitu karet alam dipanaskan pada suhu 150 C,
dengan sejumlah kecil belerang. Dengan cara ini ikatan rangkap pada karet terbuka
kemudian terjadi ikatan jembatan belerang di antara rantai molekulnya. Karet
diekstraksi dari lateks (getah pohon karet), hasil vulkanisirnya digunakan untuk ban
kendaraan.
b. Karet Sintetis
1) Neoprena (Kloroprena)
Sifat dan kegunaan neoprena adalah tahan terhadap bensin, minyak tanah,
dan lemak sehingga digunakan untuk membuat selang karet, sarung tangan, tapak
sepatu, dan sebagainya.
2) Karet Nitril
Karet nitril tersusun dari monomer butadiena dan akrilonitril.
Karet nitril memiliki sifat tahan terhadap bensin, minyak dan lemak,
digunakan untuk membuat selang.
3) SBR
SBR (Styrena Butadiena Rubber) tersusun dari monomer stirena dan butadiena.
SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi untuk ban
kendaraan bermotor.
3. Serat Sintetis
a. Nilon 66
b. Dacron
c. Orlon
B. KLASIFIKASI POLIMER
1. Berdasarkan Asalnya
1) Polimer Alam
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. Jumlahnya yang
terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil
karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas.
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas.
Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai
hevea rubber.
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Contoh lain, sutera dan wol
merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat
rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan
sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk
tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana
(monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut
polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan
nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai
keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari
produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang
dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan
masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.
1) Polimer Termoplastik
Polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk
dicetak kembali (didaur ulang). Contoh: PVC, polietilena, polipropilena.
2) Polimer Termosting
Polimer polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas,
jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga
tidak dapat dibentuk ulang kembali. Contoh: melamin, selulosa.
4. Berdasarkan Strukturnya
1) Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat
mengikat gugus substituen.Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut,
dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai
elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga
dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau
creslan) dan nylon 66.
2) Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan
percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Seperti polimer
linear, polimer bercabang juga memiliki sifat lentur, berat molekul relatif kecil, dan
juga termoplastik.
4) Polimer Jaringan
Monomer multifungsi yang membentuk tiga atau lebih ikatan kovalen aktif
akan membentuk jaringan tiga dimensi. Polimer yang demikian itu sering disebut
polimer jaringan. Sebenarnya polimer yang sangat banyak terikat silang juga dapat
diklasifikasikan sebagai polimer jaringan.
5. Berdasarkan Kegunaannya
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk
tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil. Contoh : kevlar, nomex, textura,
polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya, membran, biopolymer.
C. SIFAT-SIFAT POLIMER
1. Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas.
Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya
melamin.
2. Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan
polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu.
Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu
lama kena bensin atau minyak.
4. Sifat Lainnya
Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau
alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
Toksisitasnya
Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
Daya tembus udara (oksigen)
Kelenturan
Transparan
1. Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi yaitu bergabungnya monomer-monomer
yang berikatan rangkap. Ikatan rangkap akan menjadi jenuh
tatkala monomer-monomer itu berikatan satu sama lain. Pada
polimerisasi adisi, tidak ada molekul yang hilang.
Contoh:
2. Polimerisasi kondensasi
Polimerisasi kondensasi yaitu bergabungnya monomer-
monomer yang mempunyai gugus fungsional. Polimer kondensasi terjadi
dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang
berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya
molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer
bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya
air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke
unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi. Contoh:
E. KEGUNAAN POLIMER
2. Karet
Karet alam belum diolah tidaklah elastis. Jika suhu terlampaui dingin ia
menjadi keras dan rapuh, sedangkan jika suhu terlalu panas ia menjadi lunak dan
lengket.
CH3 CH3
| |
CH2 = C CH = CH2 + CH2 = C CH = CH2
CH3 CH3
| |
. . . . CH2 C = CH - CH2 - CH2 C = CH - CH2 = . . . .
Karet alam (poliisoprena)
CH3 CH3
| |
. . . CH - CH CH - CH2 - CH CH CH CH2 . . .
| | | |
S S S S
| | | |
S S S S
| | | |
. . . CH - CH CH - CH2 - CH CH CH CH2 . . .
| |
CH3 CH3
Karet tervulkanisasi\
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer
http://www.jejaringkimia.web.id/2010/03/polimer.html
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2014/1202510/penggolongan.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-polimer-dan-kegunaannya.html