Anda di halaman 1dari 14

POLIMER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan yang


dibimbing oleh :
Endah Purwanti, S.Si., M.Si

Disusun oleh :

Aria Marwan Niyadi 1510631140015

Riyan Khomaedi 1510631140123

Salmah Ayu Haryanti 1510631140128

Sifa Lulul Maknun 1510631140129

Tazkia Rasyid Munajat 1510631140135

Vicky Adhi Pratama 1510631140137

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2016
A. PENGERTIAN POLIMER

Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang


molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer =
bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil
yang disebut monomer, saling berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang
saling berikatan membentuk suatu polimer terkadang sama atau berbeda.
Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal,
damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada
masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi
sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai vulkanisasi. 40
tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil
dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon
pada tahun 1930-an yang memulai ledakan dalam penelitian polimer yang masih
berlangsung sampai sekarang.
Molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat
besar. Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari
molekul-molekul biasa meskipun susunan molekulnya sama. Polimer mempunyai
banyak variasi sifat, dan itulah mengapa polimer mempunyai banyak sekali kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern, hampir setiap bagian hidup manusia
melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer antara lain plastik, elastomer, serat, cat dan
bahan pelapis. Penggunaan polimer dalam perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat
komunikasi dan alat elektronika sangat besar cakupannya.
Secara garis besar polimer dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Plastik
Meskipun istilah plastik dan polimer seringkali dipakai secara sinonim, namun
tidak berarti semua polimer adalah plastik. Plastik merupakan polimer yang dapat
dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Umumnya setelah suatu polimer plastik
terbentuk, polimer tersebut dipanaskan secukupnya hingga menjadi cair dan dapat
dituangkan ke dalam cetakan. Setelah penuangan, plastik akan mengeras jika plastik
dibiarkan mendingin.
a. Polietilena
Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang
lunak sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah
(low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density
polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan
antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-
lain.
Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan
panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen
densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak,
dan lain-lain.
Polietilena merupakan polimer yang terbentuk dari polimerisasi gas etena.
Polimerisasi etilen ditunjukkan pada reaksi dibawah.

b. Polipropilena
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap
bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik
polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci,
komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan
pembuat karung.

c. PVC
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan
dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras
sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang
dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong
kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk
dompet, dan pembalut kabel.
PVC (polivinilklorida) merupakan polimer jenis plastik yang tersusun dari
vinil klorida melalui polimerisasi adisi.

d. Teflon (PTFE)
Teflon tersusun dari monomer-monomer tetrafluorotena. Teflon bersifat sangat
ulet, kenyal, tahan terhadap zat kimia, tak mudah terbakar, isolator listrik yang baik,
dan mampu melumasi diri serta tidak menempel. Panci untuk memasak/menggoreng
menggunakan pelapis teflon, sehingga tidak memerlukan minyak yang banyak, tidak
mudah gosong, serta mudah mencucinya.
Sifat dan kegunaan teflon adalah :
titik leleh 327 C,
tahan terhadap panas,
tahan terhadap zat kimia, digunakan untuk alat-alat yang tahan terhadap bahan
kimia, misalnya pelapis tangki bahan kimia, pelapis panci anti lengket.
e. Polistirena
Polistirena adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna
serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna,
dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan
kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan,
alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.
f. PVA
PVA (polivinil asetat) tersusun dari monomer-monomer vinil asetat. PVA
digunakan untuk pengemulsi cat.

g. Polimetil Metakrilat (PMMA)


Polimetil metrakilat tersusun dari ester metil metakrilat. Polimetil metakrilat
merupakan plastik bening, keras, tetapi ringan sehingga digunakan untuk pengganti
gelas, misalnya kaca jendela pesawat terbang.

h. Bakelit
Bakelit merupakan polimer termoseting yang tersusun dari fenol dan
formaldehid. Bakelit digunakan untuk pembuatan peralatan listrik.
2. Karet

a. Karet Alam

Karet alam tersusun dari monomer-monomer isoprena atau 2 metil 1,3


betadiena.

Karet alam bersifat lunak, lekat, dan mudah dioksidasi. Agar menjadi lebih
keras dan stabil dilakukan vulkanisasi, yaitu karet alam dipanaskan pada suhu 150 C,
dengan sejumlah kecil belerang. Dengan cara ini ikatan rangkap pada karet terbuka
kemudian terjadi ikatan jembatan belerang di antara rantai molekulnya. Karet
diekstraksi dari lateks (getah pohon karet), hasil vulkanisirnya digunakan untuk ban
kendaraan.

b. Karet Sintetis

1) Neoprena (Kloroprena)

Neoprena tersusun dari monomer-monomer 2 kloro1,3 butadiena.

Sifat dan kegunaan neoprena adalah tahan terhadap bensin, minyak tanah,
dan lemak sehingga digunakan untuk membuat selang karet, sarung tangan, tapak
sepatu, dan sebagainya.

2) Karet Nitril
Karet nitril tersusun dari monomer butadiena dan akrilonitril.

Karet nitril memiliki sifat tahan terhadap bensin, minyak dan lemak,
digunakan untuk membuat selang.

3) SBR

SBR (Styrena Butadiena Rubber) tersusun dari monomer stirena dan butadiena.

SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi untuk ban
kendaraan bermotor.

3. Serat Sintetis

a. Nilon 66

Nilon 66 merupakan kopolimer dari heksa metilen diamina dengan asam


adipat melalui polimerisasi kondensasi. Disebut nilon 66 karena masing-masing
monomernya mengandung 6 atom karbon Nilon 66 bersifat kuat, ringan, dan dapat
ditarik tanpa retak sehingga digunakan untuk membuat tali, jala, parasit, dan tenda.

b. Dacron

Dacron (polietilen tereftalat) merupakan kopolimer dari glikol dengan asam


tereftalat melalui polimerisasi kondensasi.

c. Orlon

Orlon atau poliakrilonitril tersusun dari molekul akrilonitril.


Sifat dan kegunaan orlon adalah memiliki sifat yang kuat digunakan untuk
karpet dan pakaian (kaos kaki, baju wol).

B. KLASIFIKASI POLIMER
1. Berdasarkan Asalnya
1) Polimer Alam
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. Jumlahnya yang
terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil
karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas.

Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini


No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur, wol, sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas.
Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai
hevea rubber.
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Contoh lain, sutera dan wol
merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat
rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan
sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk
tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

2) Polimer Sintesis
Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana
(monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut
polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan
nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai
keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari
produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang
dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan
masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.

2. Berdasarkan Rantai Penyusunnya


Berdasarkan rantai penyusunnya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan
kopolimer.

a. Kopolimer : Polimer yang tersusun dari ikatan dua atau lebih


unit monomer yang
berbeda, sebagai gambarannya -[A-B-A-B-A-B]-.
b. Homopolimer : Polimer yang tersusun dari unit monomer
identik/monomer yang
sama, sebagai gambarannya -[A-A-A-A-A-A]-.

3. Berdasarkan Sifatnya Terhadap Panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti
melamin).

1) Polimer Termoplastik
Polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk
dicetak kembali (didaur ulang). Contoh: PVC, polietilena, polipropilena.

2) Polimer Termosting
Polimer polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas,
jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga
tidak dapat dibentuk ulang kembali. Contoh: melamin, selulosa.

4. Berdasarkan Strukturnya
1) Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat
mengikat gugus substituen.Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut,
dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai
elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga
dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau
creslan) dan nylon 66.

2) Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan
percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Seperti polimer
linear, polimer bercabang juga memiliki sifat lentur, berat molekul relatif kecil, dan
juga termoplastik.

3) Polimer berikatan silang


Polimer berikatan silang yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai
polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.

4) Polimer Jaringan
Monomer multifungsi yang membentuk tiga atau lebih ikatan kovalen aktif
akan membentuk jaringan tiga dimensi. Polimer yang demikian itu sering disebut
polimer jaringan. Sebenarnya polimer yang sangat banyak terikat silang juga dapat
diklasifikasikan sebagai polimer jaringan.

5. Berdasarkan Kegunaannya

1. Polimer komersial (commodity polymers)


Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak
dipakai dalam kehidupan sehari hari. Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP),
polistirena (PS), polivinilklorida (PVC), melaminformaldehid

2. Polimer teknik (engineering polymers)

Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di


negara maju.Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul
dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi
(mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan
elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang
konsumsi. Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester

3. Polimer fungsional (functional polymers)

Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk
tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil. Contoh : kevlar, nomex, textura,
polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya, membran, biopolymer.

C. SIFAT-SIFAT POLIMER
1. Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas.
Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya
melamin.

2. Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan
polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu.
Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu
lama kena bensin atau minyak.

3. Ketahanan terhadap Mikroorganisme


Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap
mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap
mikroorganisme atau ulat.

4. Sifat Lainnya
Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau
alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
Toksisitasnya
Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
Daya tembus udara (oksigen)
Kelenturan
Transparan

D. REAKSI PEMBENTUKAN POLIMER


Proses pembentukan polimer disebut juga reaksi polimerisasi.
Berdasarkan jenis reaksinya terdapat dua macam polimerisasi, yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

1. Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi yaitu bergabungnya monomer-monomer
yang berikatan rangkap. Ikatan rangkap akan menjadi jenuh
tatkala monomer-monomer itu berikatan satu sama lain. Pada
polimerisasi adisi, tidak ada molekul yang hilang.
Contoh:

2. Polimerisasi kondensasi
Polimerisasi kondensasi yaitu bergabungnya monomer-
monomer yang mempunyai gugus fungsional. Polimer kondensasi terjadi
dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang
berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya
molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer
bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya
air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke
unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi. Contoh:

E. KEGUNAAN POLIMER

Berikut beberapa polimer yang banyak digunakan saat ini.


1. Plastik
Pembuatan plastik lembaran dilakukan dengan cara peniupan lelehan
polimer. Plastik yang pertama kali diprosuksi secara besar-besaran adalah polimer
fenol-formaldehida, yang dipatenkan oleh Leo Hendrik Baekeland (1863-1944) di
Amerika Serikat pada tahun 1909, dan dikenal sebagai plastik jenis bakelit. Bakelit
merupakan kopolimer yang terbentuk dari monomer-monomerfenol dan metanal
(formaldehida).
Plastik jenis ini merupakan homopolimer dan jenis reaksinya adalah
polimerisasi adisi sebab monomer-monomernya memiliki ikatan rangkap C = C.

2. Karet

Karet alam belum diolah tidaklah elastis. Jika suhu terlampaui dingin ia
menjadi keras dan rapuh, sedangkan jika suhu terlalu panas ia menjadi lunak dan
lengket.

Tahun 1839 Charles Goodyear (1800 1860) dari Amerika Serikat


menemukan bahwa apabila karet dipanaskan dengan sejumlah kecil belerang, ia
menjadi elastis dan kuat dalam segala cuaca. Proses ini dinamai vulkanisasi oleh
Brockedon, teman ilmuwan Inggris Tomas Hancock yang menemukan proses
tersebut, tahun 1843.
Kini kita mengetahui bahwa karet alam adalah polimer dari isoprena (2-metil-
1,3-butadiena).

CH3 CH3
| |
CH2 = C CH = CH2 + CH2 = C CH = CH2
CH3 CH3
| |
. . . . CH2 C = CH - CH2 - CH2 C = CH - CH2 = . . . .
Karet alam (poliisoprena)

Pada proses vulkanisasi, terbentuk jembatan belerang antara rantai-rantai


polimer. Apabila karet yang telah tervulkanisasi direnggangkan, jembatan belerang
menahan rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah putus, dan tatkala tenaga
meregangnya ditiadakan karet ini dengan cepat kembali ke bentuk semula.

CH3 CH3
| |
. . . CH - CH CH - CH2 - CH CH CH CH2 . . .
| | | |
S S S S
| | | |
S S S S
| | | |
. . . CH - CH CH - CH2 - CH CH CH CH2 . . .
| |
CH3 CH3
Karet tervulkanisasi\

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer

http://www.jejaringkimia.web.id/2010/03/polimer.html

http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2014/1202510/penggolongan.html

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-polimer-dan-kegunaannya.html

Anda mungkin juga menyukai