Bagaimanakah Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Di Kelas VI
Bagaimanakah Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Di Kelas VI
PENDAHULUAN
sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan baik jika
programnya didesain secara jelas dan aplikatif. Dalam hubungan inilah para guru
menentukan strategi instruksional yang harus ditempuh. Para guru harus memiliki
segala bidang. Usaha utama yang dapat dilakukan oleh guru adalah melalui
program pendidikan bagi para siswa. Dalam melakukan usaha pencapaian tujuan
dan cara untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut sangat didukung oleh strategi yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar.
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
1
mencapai tujuan tertentu. Interaksi dan hubungan timbal balik antara guru dan
siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
siswa. Sehingga materi yang dipelajari akan dapat diterima dengan baik oleh siswa
dan guru dapat memberikan dengan baik pula. Hal ini akan dapat terlaksana apa
materi dengan strategi belajar yang dapat meningkatkan kreativitas siswa juga.
Sebab jika tidak dibarengi dengan pengetahuan guru yang baik, tidak menutup
kemungkinan bahwa pengetahuan guru akan kalah dan tertinggal dari pengetahuan
siswa.
Sebagai contoh adalah mata pelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar Negeri Jetis
IV Lamongan Kelas VI. Ada beberapa temuan yang dialami oleh peneliti bahwa
salah satu indikator rendahnya prestasi siswa Sekolah Dasar ini adalah kurangmya
partisipasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ini. Siswa cenderung pasif,
berarti. Akhirnya guru terlihat aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan
siswanya pasif. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan guru lebih senang
menggunakan strategi belajar yang cepat dan praktis untuk mentransfer ilmu
2
pengetahuan kepada siswa, sementara siswa sudah bosan dengan strategi yang
diberikan oleh guru. Kondisi seperti ini jelas berakibat pada prestasi belajar
fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai
strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi baru yang lebih
monoton, karena hanya menghafal suatu fakta dan guru dipandang sebagai
sumber utama dalam belajar. Salah satu hasil belajar yang diperoleh adalah
mata pelajaran IPA untuk kelas VI. Belajar IPA lebih mengutamakan pada
3
kenyataan ini masih terlihat dalam pencapaian hasil belajar di kelas VI
belajar mengajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
(b) Setiap anggota home group diberi problem yang berbeda-beda, tapi
secara individu,
(c) Anggota home group akan berpencar dan membentuk kelompok baru
diharapkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah
4
Dasar Negeri Dasar Jetis IV Lamongan mencapai suatu hasil yang optimal.
(5) menilai dan menggunakan produk teknologi, (6) memahami bahwa karir
dalam sains dan teknologi cocok bagi pria dan wanita, (7) membuat
dan teknologi, dan (10) menyiapkan diri untuk studi pada tingkatan yang lebih
lanjut.
pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Dasar Jetis IV
5
B. Fokus Penelitian
2. Apakah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar
C. Tujuan Penelitian
dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa
6
D. Manfaat Penelitian
Prestasi Belajar Dengan Teknik Jigsaw Dalam Pembelajaran IPA Pada Kelas VI
pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis IV lamongan. Disisi
1. Peneliti
pendidikan mata pelajaran IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis IV
lamongan dengan strategi pembelajaran teknik jigsaw, dan pada Sekolah Dasar
pada umumnya.
2. Sekolah Dasar
agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu
dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
7
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kesamben
dapat diperbaiki sesuai dengan saran dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian
tindakan kelas.
4. Literatur
E. Hipotesis Tindakan
Jigsaw Dalam Pembelajaran IPA, PTK Pada Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis
prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis IV lamongan tahun
pelajaran 2016/2017.
F. Rencana Tindakan
Belajar Dengan Teknik Jigsaw Dalam Pembelajaran IPA PTK Pada Kelas VI
8
tindakan kelas (action research) ini terbagi menjadi 4 siklus kegiatan penelitian,
bahasan yang akan dibahas adalah Makanan dan Kesehatan dengan sub
pembahasan: (1) makanan kita, (2) makanan bergizi, (3) empat sehat lima
sempurna, dan (4) bahan makanan tambahan. Siklus 2 acting membahas dan
berupa kegiatan refleksi pada kegiatan siklus l, siklus 2, dan siklus 3. Dalam
siklus ini tujuan utamanya adalah untuk mengatasi kesulitan yang muncul dalam
proses pembelajaran.
9
Setelah melakukan evaluasi pembahasan berdasarkan siklus
G. Penegasan Istilah
agar dalam pembahasan hasil penelitian akan mengarah pada uraian yang
l. Prestasi belajar
mata pelajaran IPA. Prestasi belajar yang ditegaskan dalam penelitian ini
pembelajaran dalam bentuk nilai atau angka. Semakin tinggi angka atau
baik
2. Teknik Jigsaw
dengan teknik jigsaw adalah sebagai berikut: (a) Satu kelas dibagi dalam
kelompok ini disebut dengan home group, (b) Setiap anggota home group
10
diberi problem yang berbeda-beda, tapi masing-masing home group di
dan (d) Setelah selesai mereka kembali ke home group dan anggota-anggota
pembahasan: (1) berubahkah populasi itu?, (2) populasi dan lingkungan, (3)
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas tentang: (a) prestasi belajar, (b) teknik
jigsaw, (c) strategi pembelajaran, dan (d) mata pelajaran IPA. Adapun
A. Prestasi Belajar
l. Belajar
sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Winkel (1984) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam
kecakapan baru.
Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru
atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat
12
orang tersebut karena kelelahan atau karena obat-obatan, sehingga orang
tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari pada hal itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu
(2002) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
belajar tidak dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk menentukan
terjadinya perubahan tingkah laku tersebut hanya dapat diketahui bila telah
belajar dapat dilakukan bila proses belajar tersebut direncanakan dalam desain
adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu
13
2. Prestasi Belajar
sendiri yang berarti produksi yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang
prestasi merupakan hasil kerja seseorang yang dapat dilihat secara nyata
oleh orang lain dan hasil kerja tersebut dapat diukur secara langsung
dengan tes.
maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dan
prestasi belajar.
bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil
14
Dalam penelitian Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Teknik
hasil belajar yang dicapai dalam bentuk angka atau nilai pada mata
pelajaran IPA kelas VI. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka
B. Teknik Jigsaw
1. Definisi Jigsaw
ini disebut dengan home group, (b) Setiap anggota home group diberi
mereka, dan (d) Setelah selesai mereka kembali ke home group dan
ahli.
15
Teknik jigsaw merupakan salah satu dari strategi pembelajaran
kelompok dan melakukan intervensi bila perlu, dan (e) setiap anggota
a. Tinjauan Kurikulum
materi
b. Memupuk rasa kebergan- Strategi yang melibatkan siswa aktif
dengan teman-temannya
16
d. Berlatih menyampaikan Sikap kritis, terbuka, dan konsisten
b. Tinjauan Praktek
meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, (2) rasa harga diri menjadi
besar, (6) perilaku mengganggu lebih kecil, (7) konflik antar pribadi
kemajuan belajar siswa dari hasil pengamatan teknik jigsaw adalah nilai
17
c. Tinjauan Pengalaman
bagi menjadi beberapa beberapa bagian yang setara, pada hal materi
2) Tahap Pemantapan/Drill
18
jigsaw pada tahap ini siswa lebih aktif, hal ini dapat dilihat dari
juga ada. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang berani
peningkatan.
C. Strategi Pembelajaran
sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi: (1) menganalisa
tuntutan sistem, (2) mendesain sistem, dan (3) mengevaluasi dampak sistem.
19
berbasis kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk,
2003).
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
pengajuan pertanyaan atau masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin,
20
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan
intelektual.
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran dan
2. Pengajaran Kooperatif
pendekatan melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di
21
Menurut Suryanto (1999), pembelajaran kooperatif adalah salah satu
jenis belajar kelompok dengan kekhususan sebagai berikut: (a) kelompok terdiri
atas anggota yang heterogen (kemampuan, jenis kelamin, dsb), (b) ada
jawab atas keberhasilan melaksanakan tugas kelompok dan akan diberi tugas
intervensi bila perlu, dan (e) setiap anggota kelompok harus siap menyajikan
dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau ketrampilan
pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peranan guru dan siswa yang optimal
22
Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa di dorong
untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
23
mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini
siswa.
24
tersebut, jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa layanan dan
pembelajaran akademis.
untuk: (1) menjalani kehidupan sehari .-hari secara efektif, (2) memahami
menggunakan produk teknologi, (6) memahami bahwa karir dalam sains dan
teknologi cocok bagi pria dan wanita, (7) membuat penilaian tentang isu-isu
dilema moral sehubungan dengan isu-isu sains dan teknologi, dan (l0)
ini, adalah mata pelajaran IPA untuk kelas VI Sekolah Dasar yang difokuskan
teknik jigsaw, yaitu pokok bahasan populasi dengan sub pembahasan: (1)
25
Berikut ini akan peneliti jabarkan alur pemikiran dalam upaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
26
Dalam bab ini dibahas: (a) Pendekatan dan Jenis Penelitian, (b) Subyek
Penelitian, (c) Langkah-langkah Penelitian, (d) Instrumen Penelitian, dan (e) Teknik
Analisis Data
intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, (1980) yang dikutip oleh Zuriah, (2003)
antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPA pada sekolah lain yang berada di
kolaboratif ini diharapkan terjadi interaksi antara peneliti dengan guru IPA untuk
siswa Sekolah Dasar kelas VI, dalam rangka mencapai kesempurnaan hasil
27
B. Subyek Penelitian
C. Langkah-langkah Penelitian
langkah perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
awal dalam penelitian ini. Dengan memberikan materi ini diharapkan siswa
akan mempelajari lebih dahulu materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
jigsaw pada pelajaran IPA untuk siswa kelas VI. Tahap ini peneliti sudah
28
kelompok dengan berdasar pada keheterogenan siswa (usia, gender, agama,
dan kemampuan)
3. Selama melakukan kegiatan pertama dan kedua, hal yang terpenting adalah
lingkungan fisik dan alam sekitar khususnya kelas yang digunakan sebagai obyek
dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu
mendapatkan data yang valid dan reliable sesuai dengan kondisi obyek
langsung, 2) dapat mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi yang
29
sebenarnya, 3) memungkinkan mencatat situasi yang berkaitan dengan
teknik komunikasi.
5. Melakukan kegiatan pada setiap siklus yang dimulai dari siklus 1 dan
teknik jigsaw melalui diskusi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru.
belajar obyek penelitian yaitu siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis IV
lamongan.
tinjauan dari hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan evaluasi
30
deskripsi tersebut dibuktikan dengan pembuktian hipotesis yang diajukan
D. Instrumen Penelitian
1. Observasi
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003).
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa.
langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek
yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
akan diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil
adalah pengamatan berperan serta. Menurut Bogdan & Biklen (1982) ketiga
31
teknik tersebut merupakan teknik-teknik dasar yang digunakan dalam penelitian
kualitatif.
interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek
dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan
melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian, (b)
Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Jetis IV lamongan.
peneliti dalam partisipasi observasi yang terbuat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
32
Tipe Keterlibatan Peneliti dalam Partisipasi Observasi
DEGREE OF TYPE OF
INVOLVEMENT PARTICIPATION
High Complete
Active
Moderate
Passive
(No involvement) Nonparticipation
secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek
penelitian.
Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi
Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan
33
e) Partisipasi secara total (complete or ordinary participation)
penelitian.
2. Wawancara
Menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Moleong (2000), maksud
dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar Negeri Jetis IV
34
yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawancara tidak terstruktur akan
3. Dokumentasi
yang stabil, kaya dan mendorong, (2) berguna sebagai bukti untuk suatu
pengujian, (3) sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) hasil pengkajian akan
35
Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada.
Menurut Nasution (1992) Analisis adalah proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan.
lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang akan peneliti laporkan. Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisi
menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk
memahami maknanya.
pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data." Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan
tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil
36
tersebut diungkap permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang
kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat
terpisahkan, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan
PENYAJIAN
DATA
PENGUMPULAN
DATA
PENARIKAN
KESIMPULAN/
REDUKSI VERIFIKASI
DATA
transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dan catatan-catatan di
37
Penyujian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara
narasi.
suatu subjek.
kualitatif yang dilakukan dalam tiga tahap, diantaranya: (1) analisis data pada
saat melakukan refleksi pada setiap siklus penelitian tindakan, (2) analisis data
terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa dalam bentuk kuantitatif, dan
(3) analisis data berupa prosentase hasil belajar atau prestasi belajar yang
diperoleh siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA untuk kelas VI,
data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil
observasi yang dilakukan pada setiap siklus kegiatan, dan data kuantitatif
berupa hasil belajar atau prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam
BAB IV
38
Dalam bab ini dibahas: (a) paparan data, (b) refleksi, (c) hasil penelitian, dan
A. Paparan Data
yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian. Dalam paparan data
hasil penelitian ini, peneliti akan menjabarkan kegiatan yang direncanakan oleh
a. Siklus 1
materi yang akan dipelajari dalam proses belajar. Namun dalam kegiatan
siklus 1 ini sudah dilakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
peneliti sebagai guru mata pelajaran IPA kelas VI. Adapun kegiatannya
sebagai berikut:
materi pelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pelajaran, guru
39
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran IPA dengan pokok
(2) populasi dan lingkungan, (3) bertambah teruskah populasi itu?, dan
Pertemuan I
bermasyarakat.
40
d. Masing-masing kelompok berdiskusi bersama kelompoknya,
Pertemuan II
41
c. Masing-masing kelompok berdiskusi bersama kelompoknya, dengan
Tabel 4.1
42
JUMLAH SISWA PRESENTASE
KELOMPOK PROSENTASE
SISWA AKTIF PENINGKATAN
K elompok 1 8 2 33,33% -
Kelompok 2 9 I 16,67% -
Kelompok 3 9 1 16,67% -
Kelompok 4 9 1 16,67% -
Jumlah semua
35 5 20,83% -
Kelompok
siswa. Sebab dari 35 siswa, diketahui yang aktif dalam diskusi hanya 5
2. Siklus 2
Kegiatan pada siklus 2 ini merefleksi pada kegiatan siklus l yang sudah
melakukan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA kelas VI. Adapun
43
siswa sebagai kegiatan pembuka dengan memberikan materi pelajaran yang
sub pembahasan: (1) berubahkah populasi itu?, (2) populasi dan lingkungan,
Pertemuan I
sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas yaitu populasi dengan
penduduk.
44
d. Masing-masing kelompok berdiskusi bersama kelompoknya, dengan
dan lingkungan,
Pertemuan II
45
c. Masing-masing kelompok berdiskusi bersama kelompoknya,
dan tidak lagi didominasi oleh anak yang pandai, dan (3) kegiatan
46
diskusi dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan kegiatan pada
Tabel 4.2
Kelompok 3 9 1 16,67% 0%
aktif dalam diskusi ada 7 anak dengan prosentase 29,17%. Hal ini
3. Siklus 3
47
dengan cara mengobservasi dan mencatat hasil refleksi dari kegiatan pada siklus
Pada siklus ini rencana tindakan dilakukan selama 2 jam pertemuan dengan
sub pembahasan: (1) berubahkah populasi itu?, (2) populasi dan lingkungan,
Pertemuan I
sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas yaitu populasi dengan
penduduk,
48
c. Kelompok sesuai dengan kelompok yang dibentuk pada kegiatan siklus
dan lingkungan.
Pertemuan II
49
a. Kegiatan pokok siswa diberi kesempatan menyampaikan tanggapan
50
sudah mengalami kemajuan yang baik dalam menerima dan menangkap
materi yang disampaikan oleh guru, (2) banyak siswa yang sudah berani
didorong oleh motivasi guru pada kegiatan siklus 3 ini, dari pengalaman
Tabel 4.3
diketahui aktif dalam diskusi ada 11 anak dengan prosentase 45,83%. Hal
51
ini menunjukkan antara kegiatan siklus sebelumnya dengan siklus 3, ada
4. Siklus 4
siklus 4 ini materi-materi yang akan dipelajari dalam proses belajar, sudah
tetap melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti sebagai
guru mata pelajaran IPA kelas VI. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Pada siklus ini rencana tindakan dilakukan selama 2 jam pertemuan dengan
pembahasan: (I) berubahkah populasi itu?, (2) populasi dan lingkungan, (3)
Pertemuan 1
52
dengan sub pembahasan: (1) berubahkah populasi itu?, (2) populasi
dan lingkungan.
53
dengan sub pembahasan: (1) berubahkah populasi itu'?, (2) populasi
dan lingkungan.
Pertemuan II
54
dengan sub pembahasan, (3) bertambah teruskah populasi itu?, dan (4)
pengendalian penduduk.
pada observasi yang dilakukan pada siklus sebelumnya dan pada siklus 4
didapatkan temuan sebagai berikut: (1) siswa sudah memahami dan siap
besar dari siswa, sudah berani menyarnpaikan pendapat pada saat diskusi
kelas berlangsung, dan (3) kegiatan berjalan dengan baik, suasana kelas
menyenangkan.
Tabel 4.4
PRESENTASE
SEBELUMNYA
55
Kelompok 1 8 3 50% 16,67%
siswa, yang diketahui aktif dalam diskusi ada 14 anak dengan prosentase
siklus 4 tersebut secara rinci akan dipaparkan dari refleksi evaluasi dari
56
1. Sela Atmaja 9,13
57
Dari data hasil belajar tersebut dapat didistribusikan frekuensi
sebagai berikut:
INTERVAL Kategori
NO Frekwensi Frekwensi %
NILAI Prestasi
1. 9,01 - 100 8 16,67% Sangat Tinggi
58
Dari frekuensi data tersebut diketahui nilai terendah interval nilai
bahwa dengan strategi ini, motivasi belajar siswa bisa didapatkan dengan
hasil 16,67% tergolong nilai sangat tinggi, 37,5% nilai tinggi, 33,33%
guru dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, maka
strategi yang cocok harus diterapkan oleh guru tersebut, sehingga dapat
59
B. Refleksi
adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa
diterima.
begitu siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa
yang dipelajarinya. Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan itu
mengendap di benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajarinya, dan
kelas, maka dalam pencapaian hasil belajar, ada beberapa peran yang dimiliki
merasa bebas dalam berpikir dan menduga tanpa takut salah atau mendapat
60
kritik, (2) menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model dilaksanakan,
hipotesis, serta mengartikulasi berpikir pada siswa, (3) mencatat proses untuk
diterima atau tidak. Berkaitan dengan kegiatan guru dalam membimbing siswa, ada
tiga cara penting yang harus dilakukan, (1) guru mendorong siswa berpikir yang
berpikir siswa, seperti mereka membuktikan bahwa hipotesis diterima atau tidak,
dan (3) guru menyuruh siswa untuk menjelaskan alasan pembuktian hipotesis.
tindakan kelas ini, yang memfokuskan pada peningkatan prestasi belajar siswa
dengan strategi pembelajaran dengan teknik jigsaw, maka refleksi yang harus
dipahami adalah menyadari bahwa teknik dapat dijadikan sebagai sebuah strategi
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan kreatif, sehingga
pelajaran dan pada akhirnya akan memperoleh hasil belajar yang optimal sesuai
perlu dibuktikan dengan beberapa kali pengulangan dengan obyek yang berbeda,
oleh karena itu percobaan dan penerapan model ini perlu dilakukan oleh berbagai
61
l. Siswa akan belajar jika mendapatkan motivasi dari guru. Hal itu dapat dilakukan
belajar, (e) memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, (f)
2. Karena siswa mempunyai cara belajar yang berbeda, maka guru perlu: (a)
pengetahuan dan ketrampilan siswa yang diperoleh dari rumah maupun sekolah,
3. Siswa belajar secara mandiri dan melalui kerjasama, untuk itu dalam mengemas
belajar dalam kelompok sehingga siswa dapat terlatih kerjasama, (b) belajar
4. Siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda dalam belajarnya, untuk itu
menggunakan berbagai alat peraga, (b) membelajarkan siswa untuk belajar IPA
62
untuk berbagai keperluan, (d) mengembangkan sikap siswa untuk menggunakan
IPA sebagai alat untuk memecahkan masalah baik di rumah maupun di sekolah,
sebagai berikut:
disampaikan oleh guru, (b) siswa takut menyampaikan pendapat, dan (c)
kegiatan diskusi kurang berjalan, masih didominasi oleh siswa yang pandai.
2. Berdasarkan pada observasi pada siklus 2 didapatkan temuan sebagai berikut: (a)
siswa sudah ada peningkatan dalam memahami isi materi yang disampaikan
oleh guru dibandingkan dengan kegiatan pada siklus l, (b) beberapa siswa mulai
berani menyampaikan pendapat dan tidak lagi didominasi oleh anak yang
pandai, dan (c) kegiatan diskusi dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan
3. Berdasarkan pada observasi pada siklus 3 didapatkan temuan sebagai berikut: (a)
siswa sudah mengalami kemajuan yang baik dalam menerima dan menangkap
materi yang disampaikan oleh guru, (b) banyak siswa yang sudah berani
diskusi berjalan dengan baik, dan penyampaian pendapat tidak lagi didominasi
oleh siswa yang pandai, mereka yang mempunyai kemampuan sedangpun berani
63
menyampikan pendapatnya. Hal ini didorong oleh :motivasi guru pada kegiatan
siklus 3 ini, dari pengalaman hasil refleksi kegiatan pada siklus sebelumnya.
4. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan pada siklus sebelumnya dan pada
siklus 4 didapatkan temuan sebagai berikut: (a) siswa sudah memahami dan siap
dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (b) sebagian besar dari
berlangsung, dan (c) kegiatan berjalan dengan baik, suasana kelas lebih hidup,
C. Hasil Penelitian
meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas VI Sekolah
Dasar Negeri Jetis IV Lamongan. Hal ini ditunjukkan oleh prestasi siswa tersebut
dalam mempelajari mata pelajaran IPA pokok bahasan populasi dengan sub
pembahasan: (1) berubahkah populasi itu?, (2) populasi dan lingkungan, (3)
belajar yang baik menunjukkan prestasi siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis
mata pelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar pada kelas VI Sekolah
Dasar.
64
D. PEMBAHASAN
guru, belum menarik minat siswa dalam mencapai hasil belajar yang
optimal.
beberapa guru agar hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Jetis IV
jigsaw.
65
didapatkan oleh siswa, khususnya siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Jetis IV Lamongan.
kelas yang dilakukan. Dan hasil penelitian itu terdapat peningkatan hasil
BAB V
PENUTUP
Dengan Teknik Jigsaw Dalam Pembelajaran IPA PTK Pada Kelas VI Sekolah Dasar
66
A. Kesimpulan
belajar siswa ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh strategi
belajar yang diberikan guru. Motivasi belajar yang tinggi cenderung akan
dilakukan pada siklus sebelumnya dan pada siklus 4 didapatkan temuan sebagai
berikut: (1) siswa sudah memahami dan siap dalam mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru, (2) sebagian besar dari siswa, sudah berani
menyampaikan pendapat pada saat diskusi kelas berlangsung, dan (3) kegiatan
berjalan dengan baik, suasana kelas lebih hidup, sehingga dalam proses
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jetis
B. Saran
67
Berdasarkan kesimpulan yang tersebut, maka dapat dirumuskan
kepada siswa.
siswa.
5. Sistem dan cara penilaian yang dilakukan saat ini, kurang menguntungkan
68
DAFTAR PUSTAKA
Aksara
69
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Research In Educution. Boston:
Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-
Bass Publishers
Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh
Rosdakarya.
Rosdakarya.
Tarsito
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
Purwanto, Ngalim, M. 1995. llmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua.
70
Santoso, B. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Jenjang SLTP. Interpretasi
Spradley, J., P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and
Winston
PT Remaja Rosdakarya.
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
71