Anda di halaman 1dari 7

TOPIK A

NO 2.
Dalam kasus diatas terjadi fenomena permukaan pada fluida. Jelaskan pengertian
tentang fenomena permukaan dan jelaskan mengapa terjadi perubahan tegangan
permukaan setelah adanya nanopartikel dalam fluida. Mengapa tegangan permukaan
nanofluida meningkat dengan meningkatnya konsentrasi berat nanopartikel?
Jawaban:
Fenomena permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh
gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui
pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan
permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada
dalam keadaan diam (statis). Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa
faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan
kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga
besar. salah satu factor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa
jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan muatan atau
partikel-partiekl dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya
gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel
yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang
mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.
Terjadinya perubahan tegangan karena nano partikel adalah karena Nanopartikel
adalah partikel dispersi atau partikel padat dengan ukuran di kisaran 10-1000nm. Karena
adanya zat terdispersi (zat terlarut) maka fenomena permukaan bisa berubah tegangannya
karena adanya reaksi langsung dengan zat terlarut (terdispersi) dari nanopartikel yang ada itu.
Reaksi kimianya berlangsung terjadi perubahan susunan senyawa. Dapat terbentuk senyawa
baru, tetapi tetap tidak lepas dari hukum-hukum sains.
NO 5.
Bagaimana mempertahankan kestabilan nanofluida yang didalamnya terdapat
nanopartikel? Carilah pendukung rujukan untuk memperkuat diskusi dan bahasan
anda!
Jawaban:

a. Penambahan surfaktan
Penambahan surfaktan menurunkan tegangan permukaan fluida dan meningkatan
tercelupnya partikel-partikel. Beberapa surfaktan yang penting antara lain adalah
natrium dodesil sulfat (SDS), garam dan asam oleat, dodesiltrimetilamonium
bromida (DTAB), hexasiltrimetilamoniumbromida (HCTAB), polivinilpirolidone
(PVP), dan gum arabic.
b. Teknik modifikasi permukaan
Injeksi nanopartikel fungsional pada fluida dasar dapat memberikan kestabilan
jangka panjang. Sebagai contoh, silan dicangkokkan langsung pada permukaan
nanopartikel silika dalam larutan nanopartikel awal. Fitur dari nanofluida ini adalah
tidak ada lapisan deposisi yang terbentuk pada permukaan yang dipanaskan setelah
proses pool boiling. Stabilitas carbon nanotubes dapat ditingkatkan dengan
penambahan gugus hidroksil pada permukaannya. Perlakuan plasma dapat diterapkan
untuk memodifikasi permukaan nanopartikel berlian untuk meningkatkan sifat
dispersinya dalam air.
c. Pengendalian pH nanofluida
Kestabilan nanofluida berkaitan langsung dengan sifat elektro-kinetiknya. Oleh
karena itu, pengendalian pH dapat meningkatkan kestabilan akibat gaya tolak-
menolak. Sebagai contoh, asam sederhana dapat menstabilkan carbon nanotube
dalam air.
d. Agitasi ultrasonik
Setelah preparasi nanofluida, aglomerasi mungkin terjadi dalam beberapa saat akibat
sedimentasi cepat dari nanopartikel karena peningkatan gaya bodi yang mengarah ke
bawah. Mason et al meneliti dua nanofluida yang berbeda; carbon black air dan
perak minyak silikon dan mereka memanfaatkan kavitasi energi tinggi untuk
memecah kumpulan-kumpulan partikel.
e. Stabilisasi elektrostatik

Gambar 6. Nanopartikel yang stabil secara elektrostatik


Keberadaan muatan listrik pada permukaan partikel merupakan sumber utama
kestabilan kinetik. Stabilisasi elektrostatik terjadi karena adsorpsi ion ke permukaan
logam elektrofilik. Adsorpsi menciptakan sebuah multi-layer/double elektrikal yang
menghasilkan gaya Coulomb tolak menolak antara nanocluster. Stabilisasi
elektrostatik sensitif terhadap pH dan penggunaannya terbatas.
f. Stabilisasi sterik

Gambar 7. Nanopartikel yang stabil secara sterik


Stabilisasi sterik nanopartikel didapatkan dengan mentautkan (mencangkok atau
kemisorpsi) makromolekul seperti polimer atau surfaktan pada permukaan partikel.
Stabilisasi terjadi karena adsorbent besar, yang menyediakan hambatan sterik untuk
menghalagi partikel mendekat satu dengan yang lain. Sebagai contoh, kestabilan
nanofluida grafit terjadi karena peran protektif PVP yang mencegah aglomerasi
nanopartikel akibat efek sterik.

NO 6.
Green Synthesis menjadi alternatif metode terkini dan modern karena danya
peningkatan permintaan nanopartikel yang lebih ramah lingkungan, biaya efektif,
kurang toksik, metode sederhana dan cepat. Dalam green synthesis dapat dihasilkan
nanopartikel berbasisekstrak tumbuhan. Salah satu dari kasus diatas dalah ZnO dan
FeNPs. Carilah litelatur pendukung bagaimana proses sintesis keduanya? Cermati
pada bagian sifat nanopartikel yang dihasilkan. Konsep apa yang anda lihat sehingga
nanopartikel dapat dihasilkan dari proses green synthesis tersebut!
Jawaban:

Proses sintesis ZnO adalah sebagai berikut:


1. Pengumpulan tanaman
Bunga segar dan sehat (T. pratense) dikumpulkan dari daerah Wielkopolska,
Polandia.
2. Preparasi ekstrak tanaman
Bunga trifolium pretense dibersihkan dua kali dengan air terdistilasi dan dikeringkan
dengan udara pada suhu kamar selama 5 hari. Pada 4,5 g bubuk bunga T. pratense,
200 mL air distilasi berulang ditambahkan, kemudain larutan diaduk selama 45 menit
pada temperatur 80oC.
3. Sintesis nanopartikel ZnO
Ekstrak air digunakan untuk sintesis nanopartikel ZnO. 30 mL ekstrak ditambahkan
dengan 30 mL ZnO 0,5 M. Larutan diaduk selama 4 jam dengan menjaga suhu
konstan 90oC. Kemudian larutan didingikan hingga 30oC, lalu diaduk selama 24 jam.
Warna larutan sebelumnya adalah kuning. Selanjutnya, bubuk yang tersisa dipisahkan
dan dipanaskan pada suhu 400oC selama 1 jam, akhirnya didapat bubuk berwarna
putih.

NO 7.
Nanopartikel banyak sekali manfaatnya diberbagai bidang material termaju,
medis, sistem penghantaran obat, degradasi fotokatalik, katalis, sensor dan lain
sebagainya.dari kasus diatas diketahui aplikasi nanopartikel FeNPs adalah untuk
pengolahan limbah air domestik, sedangkan ZnO sebagai material termaju untuk
degradasi fotokatalik limbah tekstil? Terangkan menurut pendapat anda, bagaimana
nanopartikel dapat menyerap kontaminan ataupun mendegradas, adakah ini
berpengaruh untuk tegangan permukaan limbah tersebut?
Jawaban:

a. FeNPs dalam pengolahan limbah air domestik


Distribusi ukuran partikel besi yang bergantung terhadap waktu, diteliti dengan air
Milli-Q, air mata air hutan dan lindi tempat pembuangan akhir setelah berbagai
macam treatment FeNP. Pengendapan dan penyingkiran FeNPs setelah treatment air
terkait dengan karakteristik sampel dan cara-cara mendispersikan NPs. Ketika
pencampuran digunakan untuk dispersi, besi zero-valent nano (nZVI), FeONPs dan
Fe3O4NPs segera diendapkan dengan air Milli-Q, air mata air hutan dan air TPA.
Dispersi dengan tertrametilamonium hidroksida (TMAH) menyebabkan pengendapan
agregat besi menjadi lebih lambat. Pada air Milli-Q dan mata air, besi berukuran nano
bertahan dalam larutan selama 24 jam setelah treatment dan dapat merepresentasikan
ancaman potensial pada air lingkungan dengan kekuatan ionik rendah. Penyingkiran
logam sangat bergantung terhadap jenis FeNPs, spesiasi kimia unsur dan sampel
matriks. Jika FeNPs terkontaminasi logam tertentu, Kontaminan ini dapat dilakukan
selama treatment NPs, dibebaskan oleh air yang sedang diremediasi.
b. ZnO dalam mendegradasi fotokatalitik limbah tekstil
Semikonduktor seperti ZnO, TiO, CdS, ZnS, dan Fe 2O3 dapat berperan sebagai
sensitizer untuk proses redoks yang terinduksi oleh cahaya karena struktur elektronik
atom logam dalam kombinasi kimia, memiliki karakteristik yaitu valence band yang
terisi, dan conducting band yang kosong. Pada iradiasi, elektron valence band
dipromosikan ke conducting band, meninggalkan sebuah lubang. Pasangan elektron-
lubang dapat mengalami rekombinasi atau berinteraksi secara terpisah dengan
molekul. Lubang-lubang dapat bereaksi dengan donor elektron pada larutan, atau
dengan ion hidroksida untuk menghasilkan spesi oksidator seperti hidroksil maupun
radikal super oksida. Karena sebagain besar degradasi pewarna dengan bantuan
cahaya terjadi pada permukaan fotokatalis, penelitian mengenai adsorpsi zat warna
dari larutan ke partikel ZnO sangat relevan dan penting. Konsentrasi kesetimbangan
zat warna Ceq yang mengalami kontak dengan katalis, alih-alih larutan zat warna
feed, mewakilkan konsentrasi zat warna yang sebenarnya pada awal irradiasi.

TOPIK B
NO 2.
Diketahui bahwa surfaktan memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik.
Terangkan kedua istlah tersebut dan hubungannya dengan surfaktan. Jelaskan juga
pengertian tentang surfaktan beserta fungsi dan jenisnya. Penggunaan surfaktan
terbagi atas 3 golongan, jelaskan!
Jawaban:
Hidrofilik diambil dari dua kata yaitu hidro yang berarti air dan filik yang berarti
suka. Jadi hidrofilik adalah zat yang dapat dilarutkan dalam air. Sedangkan hidrofobik
diambil dari kata hidro (air) dan fobik (tidak suka).
Surfaktan ini memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Aktifitas surfaktan diperoleh
karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik). Bagian polar
molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang
menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai
hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak.
Umumnya bagian non polar (hidrofobik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang ekor,
sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil dan nampak sebagai
kepala surfaktan. Representasi surfaktan ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar. Struktur surfaktan (www.academia.edu)


Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air,
sedangkan gugus hidrofobik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Pada
suatu molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya. Molekulmolekul
surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak apabila gugus
polarnya yang lebih dominan. Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air menjadi lebih
rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Sebaliknya, apabila gugus non
polarnya lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diadsorpsi lebih kuat
oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih
rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu.
Fungsi Surfaktan yaitu ketika dilakukan penambahan surfaktan dalam larutan akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu,
tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila
surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk
misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut critical micelle concentration (cmc).
Tegangan permukaan akan menurun hingga cmc tercapai. Setelah cmc tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk
misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Mula-mula, surfaktan berbentuk misel dengan ujung hidrofil berikatan hidrogen
dengan air, sedangkan ujung hidrofobnya tertolak oleh air, sehingga terlindung di bagian
dalam misel. Saat berdekatan dengan noda, ujung hidrofob ini menarik noda dari kain,
kemudian bersama-sama membentuk misel baru. Suhu tinggi, pengadukan dan pengucekan
pakaian akan mempercepat proses ini karena akan mempermudah terlepasnya noda dari kain.
Semua proses ini tidak melibatkan pertukaran elektron, Yang terjadi hanyalah interaksi / gaya
yang timbul akibat adanya sifat hidrofil-hidrofob tersebut.
Surfaktan terdiri dari beberapa jenis tergantung pada jenis muatan yang terdapat pada
kepala surfaktan tersebut. Jenis-jenis surfaktan yakni:

Surfaktan anionik

Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contohnya adalah
garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang.
Surfaktan kationik Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya
garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil
benzil ammonium.

Surfaktan nonionik

Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester gliserin asam
lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina,
glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida.

Surfaktan amfoter

Yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi
makanan, tekstil, plastik dan lain-lain. Beberapa produk pangan seperti margarin, es krimdan
lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat agar surfaktan dapat
digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut mempunyai nilai Hydrophyle
Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi.

TOPIK C
NO 1.
Ada beberapa istilah yang hampir mirip, yaitu absorpsi, kemisorpsi, adsorpsi,
adsorben dan adsorbat, jelaskan definisi dan perbedaannya! Apa perbedaan absorpsi
dan adsorpsi? Berikan juga tentang jenis adsorpsi, sertakan dengan contoh!
Jawaban:
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi
fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas
yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan
yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.
Adsorpsi kimia(kemisorpsi) terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh
reaksi kimia. Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan gaya yang terjadi. Besarnya energi
adsorpsi kimia 100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara
kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan
produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat
kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit
untuk dilepaskan kembali (irreversibel).Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan
kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil
Adsorpsi adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam
larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
antara substansi dan penyerapnya. Adsorpsi juga merupakan suatu proses penyerapan partikel
suatu fluida (gas atau cairan) oleh suatu padatan hingga membentuk suatu lapisan film
(lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut.
Adsorpsi terbagi menjadi dua yaitu adsorpsi fisika dan kimia. Adsorpsi fisika adalah
proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang disebabkan gaya Van Der Waals.
Adsorpsi ini terjadi ketika daya tarik antara adsorbat dengan adsorben lebih besar daripada
adsorbat dengan pelarutnya. Biasanya adsorpsi ini terjadi pada temperatur rendah. Contohnya
adalah adsorpsi oleh karbon aktif. Sedangkan adsorpsi kimia menurut Langmuir adalah
proses dimana molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh ikatan valensi yang tipenya
sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam moleul. Ikatan kimia tersebut
menyebabkan pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu lapisa film. Adsorpsi ini
berisfat spesifik dan melibatkan gaya dan kalor yang sama dengan panas reaksi kimia.
Contohnya adaah pertukaran ion (Ion Exchange).
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu proses
adsorpsi. Adsorben besrifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori. Adsorben
dibagi menjadi dua yaitu adsorben polar dan non-polar. Adsorben polar disebut juga adsorben
hidrofilik, contohnya silika gel, alumina aktif, dan zeolit. Adsorben non-polar disebutnya juga
hidrofobik, contohnya polimer adsorben dan karbon aktif. Adsorbat adalah zat atau fasa
terlarut yang dapat diserap oleh adsorben, logam berat Hg.
Perbedaan absorpsi dengan adsorpsi adalah Dalam absorpsi, suatu zat (materi atau
energi) dibawa ke zat lain. Namun dalam adsorpsi interaksi terjadi hanya pada tingkat
permukaan yang sedang berlangsung. Kedua zat yang terlibat dalam absorpsi dikenal sebagai
absorbat dan absorben; sedangkan, dalam adsorpsi, dua zat yang dikenal sebagai adsorbat dan
adsorben.

Gambar. Perbedaan absorpsi dan adsorpsi (www.ilmukimia.org)

Anda mungkin juga menyukai