Anda di halaman 1dari 14

I. Konstruksi Rangka Batang Jembatan Jalan Raya di desa Japanan,Gempol.

Gambar 1.1. Konstruksi


Rangka Batang

Gambar 1.2.Konstruksi Rangka Batang

1. Lokasi dan Deskripsi Konstruksi Rangka Batang


Konstruksi rangka batang berupa jembatan untuk jalan
ini terletak di Desa Japanan, Kecamatan Gempol,
Kabupaten Pasuruan.
LOKASI

Gambar 1.3. Peta Lokasi

Konstruksi rangka batang ini digunakan sebagai jalan akses dari Pasuruan menuju
Sidoarjo begitu pula sebaliknya.
Panjang jembatan ini adalah 37 meter dengan lebar jalan 7 meter dan lebar trotoar 1
meter.

2. Batang

3
1 6 9 12 1519
2 7 14
4 5 8 10 11
13 17
16
23 24 25
2 26 27
2
2
1

Gambar 1.4. Batang


Dari gambar di atas diketahui jumlah batang adalah 27 buah, dengan dimensi / panjang
batang sebagai berikut :

Gambar 1.5. Batang

Profil baja yang digunakan dalam konstruksi rangka batang tersebut adalah profil I.

PROFIL I
Gambar 1.6. Profil Baja
pada Batang

Gambar 1.7. Profil Baja I


pada Batang
3. Titik Simpul

2
4
6
8 1 1 1
0 2 4
1 1 1
1 7 9 1 3 5
3 5

Gambar 1.8. TitikSimpul

Gambar 1.9. Konstruksi Rangka Batang

Dari gambar di atas diketahui jumlah titik simpul adalah 15 buah, dengan sambungan
menggunakan baut.

Detail titik simpul dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.10. Detail Titik Simpul A


Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul A merupakan pertemuan dari 2
batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 40 buah.

Gambar 1.11. Detail Titik Simpul C

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul


C merupakan pertemuan dari 3 batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 48 buah.

Gambar 1.12. Detail Titik Simpul D

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul


D merupakan pertemuan dari 4 batang, dengan jumlah baut
pada sambungan yaitu 46 buah.

Gambar 1.13. Detail Titik Simpul F

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik simpul F merupakan pertemuan dari 4
batang, dengan jumlah baut pada sambungan yaitu 46 buah.

4. Perletakan
2

Gambar 1.14. Perletakan

Jenis perletakan yang digunakan dalam konstruksi rangka batang tersebut adalah SENDI-
SENDI. Seperti telah diketahui bahwa, pada sendi menghasilkan 2 reaksi perletakan yaitu:
Sendi A = 2 reaksi
Sendi B = 2 reaksi

Sehingga pada konstruksi rangka batang tersebut terdapat 4 reaksi perletakan.

SENDI A SENDI B
Gambar 1.15. Detail Sendi

5. Analisis Stabilitas Konstruksi Rangka Batang


Stabilitas konstruksi pada rangka batang merupakan hal yang penting dan harus diketahui
sebelum melakukan analisis struktur. Struktur yang tidak stabil tidak bisa digunakan sebelum
dilakukan perubahan sistem yang menyebabkan struktur menjadi stabil. Untuk konstruksi rangka
batang dengan system batang berbentuk segitiga, maka criteria stabilitas dapat ditetapkan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Memenuhi persamaan : b + r 2t
dimana : b = jumlah batang
r = jumlah reaksi pada perletakan
t = jumlah titik simpul
b. Stabilitas konstruksi rangka batang dapat ditinjau secara :
Stabilitas Internal : Geometri rangka harus membentuk pola segitiga
Stabilitas eksternal : Orientas dan jenis tumpuan
Untuk suatu konstruksi rangka statis tertentu, dapat dinyatakan bahwa konstruksi tersebut
stabil dan memenuhi syarat, dapat diselesaikan secara statis tertentu, apabila system batang
berbentuk segitiga dan memenuhi persamaan b + r = 2t.

Dari data konstruksi rangka batang diketahui:


Jumlah batang (b) =27
Jumlah reaksi pada perletakan (r) =4
Jumlah titik simpul (t) =15

Rumus Stabilitas
b+r 2t

27 + 4 2 x 15

31 30 (OKE)

Berdasarkan perhitungan kontrol stabilitas, maka konstruksi rangka batang untuk jalan di
desa Japanan, Gempol dapat dinyatakan sebagai konstruksi yang stabil.

6.Analisis Beban
Pembebanan pada suatu konstruksi rangka batang baik yang sifatnya beban tetap maupun
beban bergerak, secara teoritis meliputi beban terpusat dan beban merata. Contoh beban terpusat
diantaranya adalah beban orang, beban kendaraan, beban tiang, dan lain-lain, sedangkan contoh
beban merata diantaranya adalah plat lantai, rel kereta api, dan lain-lain. Semua beban yang
bekerja pada batang dalam suatu konstruksi rangka batang didistribusikan ke titik simpul-titik
simpulnya.
Pada konstruksi rangka batang tersebut, beban yang harus ditanggung adalah beban aspal
dan beban beton.
Dari data konstruksi rangka batang diketahui:
Ketebalan aspal = 0.05 meter
Ketebalan trotoar = 0.14 meter
Lebar jalan = 6,9 meter
Lebar trotoar = 1,2 meter
Panjang jembatan = 36,44 meter
Berat jenis aspal = 2200 kg/m3(sumber: cpsradinintan.blogspot.com)
Berat jenis beton = 2400 kg/m3(sumber: cpsradinintan.blogspot.com)
Gambar 1.16. Potongan
Melintang Jembatan

Gambar 1.17. Potongan Memanjang Jembatan


VI =pxlxt
= 0,19 x 0,6 x 36,44
= 4,15416 m3
VII =pxlxt
= 0,3 x 6,9 x 36,44
=75,4308 m3
VI = VIII
= 4,15416 m3
Vtotal = (2 x 4,15416) + 75,4308
= 83,73912 m3

Berat Beton
= beton x Vtotal
= 2200 x 83,73912
= 184226,064 kg
= 184,2261 ton

Perhitungan Beban Aspal


Luas penampang jalan
V = 0,05 x 5,7 x 36,44
= 10,3854m3
Berat Aspal
= aspal x V
= 2400 x 10,3854
= 24924,96 kg
=24,925 ton

Beban merata yang ditanggung oleh konstruksi rangka batang tersebut adalah:
Q = 184,2261 + 24,925
= 209,1511 ton

Beban pada tiap sisi konstruksi rangka batang


= Q/2
= 209,1511 ton
= 104,57555 ton
Perhitungan analitis beban per pias
=Qxl
= 13,77504 ton
Jadi jembatan Carat menanggung beban 13,77504 pada setiap piasnya.
ANALISIS BEBAN

Gambar 1.18. Analisis Beban


Gambar 1.19. Analisis Beban

Gambar 1.20. Analisis Beban


Gambar 1.21. Analisis Beban

Gambar 1.22. Analisis Beban

Gambar
1.23
Analisis
Beban

7.

DOKUMENTASI SURVEY

Anda mungkin juga menyukai