Disusun Oleh:
Shofura Azizah G991520
Immanuel Billy Brilliandi G99152059
Asti Swari Paramanindita G99152060
Periode: 16 Oktober 30 Oktober 2016
Pembimbing:
Drg. Sandy Trimelda, Sp.Ort
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :
Alamat : Rejosari, Palur Mojolaban, Sukoharjo
Tanggal masuk : 15 Oktober 2016
Tanggal pemeriksaan : 21 Oktober 2016
No RM : 0134xxx
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Benjolan di rongga mulut
1
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Hati : disangkal
Riwayat HIV/AIDS : disangkal
2
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah
halus (-/-), ronki basah kasar (+/+)
wheezing (-/-)
Abdomen : Inspeksi : Dinding perut // dinding dada
Auskultasi : Bising usus (+) 20x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+)
Ekstremitas : Oedem - - Akral Dingin - -
- - - -
CRT < 2 detik
3
Foto: Kondisi gigi dan mulut pasien
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 20 Oktober 2016
Nilai Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Haemoglobin 10.7 g/dL 13.5-17.5
Hematokrit 32 % 33-45
Leukosit 5.4 ribu/uL 4.5-11.0
Trombosit 154 ribu/uL 150-450
Eritrosit 4.09 ribu/uL 4.50-5.90
Kimia Klinik
GDS 100 mg/dl 60-140
SGOT 25 u/l <35
SGPT 29 u/l <45
Albumin 2.4 g/dl 3.5-5.2
Creatinine 0.5 mg/dl 0.5-1.0
Ureum 15 mg/dl <48
Serologi HIV
HIV SD Reaktif
4
HIV Advenced Q Non
reaktif
HIV VIKIA Reaktif
V. ASSESSMENT
1. Diagnosa
Tumor Palatum
Candidiasis oral
Hospital Acquired Pneumonia tipe Late Onset
B20
Hipoalbuminemia
2. Tatalaksana
Mondok bangsal
O2 2lpm n.c
Infus NaCl 0,9% 16 tpm
Inj fluconazole 200mg/8 jam
Inj ceftriaxone 2gr/24 jam
Inf Paracetamol 500mg/8 jam
Inf Albumin 25% 100cc
Nystatin drop 1cc/6 jam
N-asetilsistein 3x200mg PO
3. Prognosa
Advitam : dubia ad malam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
VI. PEMBAHASAN
Pada kasus bangsal kali ini diketahui pasien berinisial Tn. S, usia 54 tahun,
mengeluhkan adanya rasa nyeri perut di bagian ulu hati sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan tersebut disertai dengan munculnya bercak-bercak
putih di mulut yang berawal dari daerah lidah keudian lama-kelamaan meluas ke
bawah lidah dan daerah mukosa mulut. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa
nyeri saat menelan.
Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya bercak - bercak putih
dibagian lingual, dorsum lingua, palatal, serta mucosal bucal kanan dan
kiri. Bercak - bercak tersebut dapat terkelupas ketika diangkat dan
5
dikelilingi oleh daerah yang eritem. Keadaan tersebut dapat mengarah
pada bentuk kandidiasis oral pseudomembranous akut yang memiliki ciri
khas lesi putih dapat dihilangkan dengan kerokan halus dan meninggalkan
permukaan mukosa yang eritematous. Selain itu, rasa nyeri yang
dikeluhkan pasien juga dapat mengarah pada bentuk kandidiasi oral
eritematuos akut yang memiliki ciri khas lesi sering muncul di bagian
dorsum lingua dan menimbulkan rasa nyeri terus - menerus. Manifestasi
klinis yang muncul pada pasien tidak menutup kemungkinan bahwa pasien
memiliki kedua bentuk kandidiasis oral tersebut. Kondisi pasien untuk
menderita kandidiasis oral sangat didukung dengan riwayat penyakit yang
sedang diderita pasien yaitu HIV/AIDS.
Pada orang dengan HIV/AIDS akan terjadi imunocompromise, yaitu
menurunnya sistem imunitas pada tubuh. Hal ini mengakibatkan infeksi
oportunistik seperti kandidiasis oral mudah terjadi. Pemeriksaan klinis
dilakukan untuk melihat gambaran klinis lesi yang terdapat pada rongga
mulut. Pemeriksaan penunjang untuk pasien dengan kandidiasis yaitu
pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi hal ini
berkaitan dengan diagnosis dan terapi yang tepat untuk pasien.
Bagan patofisiologi HIV menyebabkan kandidiasis oral
7
sangat penting dilakukan oleh pasien adalah menjaga kebersihan rongga
mulut, sehingga kandida albikans yang merupakan mikroorganisme
komensal dan flora normal di rongga mulut tidak berubah menjadi agen
infeksius opportunistik penyebab kandidiasis oral. Pasien juga harus
menghindari faktor-faktor predisposisi yang dapat menimbulkan
kandidiasis.
Dalam kasus ini, terapi kandidiasis oral yang diberikan adalah :
1. Cotrimoxazole
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi
sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5 : 1.
Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena
menghambat pada dua tahap biosintesis asam nukleat dan protein yang
sangat esensial untuk mikroorganisme sehingga diharapkan
pertumbuhan Candida sp. dapat dihambat dengan lebih maksimal.
2. Nystatin drop
Nystatin adalah agen fungistatik dan fungisidal in vitro pada
beberapa jenis ragi dan jamur. Nystatin berikatan dengan sterol dalam
membral sel dari Candida sp. yang sensitif sehingga mengakibatkan
perubahan pada permabilitas membra dan selanjudnya menimbulkan
kehilangan komponen intraseluler tidak berkembang selama terapi.
Nystatin tidak menunjukan aktivitas perlawanan pada bakteri,
protozoa, atau virus.
VII. KESIMPULAN
- Kandidiasis merupakan penyakit infeksi oral yang disebabkan oleh
jamur Candida sp., yang merupakan flora normal di mulut
- Faktor risiko dari pasien ialah keadaan immunocompromised sehingga
mengakibatkan infeksi oportunistik kandidiasis oral
- Pasien mengeluh nyeri di daerah mulut dan nyeri saat menelan akibat
lesi di seluruh mulut
- Dalam penegakkan diagnosis kandidiasis oral, perlu dilakukan
pemeriksaan yang cermat pada pasien sehingga dapat diberikan terapi
yang efektif untuk kondisi pasien yang lebih baik.
8
DAFTAR PUSTAKA