Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Kesehatan Ikan Ke- Kamis, 12 November 2015

GAMBRAN DARAH PADA IKAN LELE (Clariasgariepinus)


YANG DIINJEKSI Aeromonashydrophlila

NidaNurFaridahZaelani
4443131748
Kelompok 5

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015

Abstrak
Peningkatan produksi ikan lele secara intensif sering kali mengalami
resiko, salah satunya adalah timbulnya penyakit. Penyakit yang sering
menyerang ikan lele adalah penyakit MAS (motile aeromonad septicemia) yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Di Indonesia sendiri
masih belum banyak yang mengidentifikasi gambaran darah untuk menentukan
kesehatan suatu spesies ikan tertentu. Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah umtuk mengkaji gambaran darah ikan lele terhadap
infeksi Aeromonas hydrophila dengan menggunakan variable
konsentrasi eritrosit, leukosit, haemoglobin. Dan hematokrit.
Praktikum kesehatan ikan dilaksanakan pada hari Kamis, 12
November 2015 yang bertempat di Laboratorium Budidaya
Perairan. Hasil yang didapat
Kata Kunci: Aeromonas hydrophila, Hematologi, Lele

PENDAHULUAN
Budidaya ikan lele berkembang pesat dikarenakan ikan lele mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang
terbatas dengan padat tebar tinggi, mempunyai pertumbuhan yang cepat, teknologi
budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya mudah dan modal
usaha yang dibutuhkan rendah serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
(Anonim 2003 diacu dalam Wahjunngrum et al 2010).
Peningkatan produksi ikan lele secara intensif seringkali mengalami resiko,
salah satunya adalah timbulnya penyakit. Penyakit yang sering menyerang ikan
lele adalah penyakit MAS (motile aeromonad septicemia) yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (Allan dan Stevenson 1981 diacu dalam
Wahjunngrum et al 2010).
Bakteri Aeromonas hydrophila adalah jenis bakteri yang bersifat pathogen
dan dapat menyebabkan penyakit systemic serta mengakibatkan kematian secara
masal. Bakteri Aeromonas hydrophila ini seringkali mewabah di Asia Tenggara
sampai sekarang. Salah satu penyakit yang dapat menyerangikan air tawar baik
ikan hias ataupun ikan konsumsi dan dapat mematikan sampai 100% ikan adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi Aeromonas hydrophila, dengan gejala
klinis berupa luka dibagian tubuh ikan dan bakteri ini menyerang semua umur dan
hampir semua komoditas perikanan yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa
Barat bahkan menjadi wabah mematikan pada ikan air tawar dan menyebabkan
kerugian yang sangat besar (Kamiso dan Triyanto 1993 diacu dalam
Wahjunngrum et al 2010).
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari komponen sel
darah serta kelainan fungsional dari sel tersebut. Analisis
karakteristik sel darah dapat memberikan beberapa petunjuk
mengenai keberadaan penyakit yang ditemukan dalam tubuh
organisme (Anderson dan Siwicki 1995). Pemeriksaan darah
sangat perlu terutama dalam keadaan patologis tertentu.
Pemeriksaan darah ikan dapat meliputi: jumlah eritrosit, jumlah
leukosit, total perhitungan differensial leukosit. Pemeriksaan sel
sel darah biasanya dilakukan melalui preparatuas dan secara
diagnostic penghitungan sel darah sangat berarti. Namun
demikian susunan sel sel darah sangat bervariasi antar spesies
ikan (Nabib dan Pasaribu 1989).
Profil darah :hematokrit, leukosit, limfosit, dan granulosit
dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk
mengetahui sejauh mana proses adaptasi terhadap perubahan
salinitas (Verdegemet al., 2008). Profil darah dapat digunakan
untuk mengevaluasi respon fisiologi pada ikan. Respon stress
pada hewan dapat dilihat dari perubahan kadar hormone kortisol,
glukosa darah, hemoglobin, dan hematokrit. Dalam kondisi stress
terjadi perubahan jumlah eritrosit, nilai hematokrit dan kadar
hemoglobin, sedangkan jumlah leukosit cenderung meningkat
(Royan 2014).
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui gejala klinis dan dampak fisiologis yang ditimbulkan
akibat infeksi Aeromona shyrophila.

METODOLOGI

Praktikum kesehatan ikan dilaksanakan pada hari Kamis, 12


November 2015 yang bertempat di Laboratorium Budidaya
Perairan.
Peralatan yang digunakan saat praktikum kesehatan ikan
diantaranya adalah akuarium, saringan kecil, mikrohematokrit,
tabung sahli, haemocytometer, glass object dan cover glass.
Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah darah ikan
lele, antikoagulan, larutan turk, larutan hayem dan larutan HCl.
Diagram Alir :
Siapkan alat suntikan

Ambil cairan kougulan

Ambil darah ikan dari LL

Masukkan dalam tabung efendop

Ambil dengan tabung hematokrit


Masukkan dalam interfuse

Ukur panjang total

Ukur panjang darah

Panjang plasma = Panjang total panjang darah


Gambar 1. Diagram alir perhitungan hematokrit
Ambil darah 0,5 ml dari efendop

Masukan dalam tabung

Tambah HCl 1 2 tetes hingga angka 10

Tambah aquades sampai warnanya menyerupai orange

Catat berapa aquades yang digunakan untuk


mencapai warna orange tersebut
Gambar 2. Diagram alir perhitungan haemoglobin

Ambil darah dari efendop menggunakan tabung merah sampai


0,5

Campur larutan hayeums (warna putih)


sampai garis ujung

Tutup dan bentuk tabung tersebut menyerupai angka 8

Keluarkan tetes pertama

Tetes kedua tempatkan pada plat kaca dibagian tengah


Tutup dengan cover glass

Amati dengan menggunakan mikroskop

Amati 5 x 5 kotak pada bagian plat kaca

Hitung dan jumlahkan


Gambar 3. Diagram alir perhitungan Eritrosit

Ambil darah dengan tabung putih 0,5

Campur larutan hops sampai garis ujung

Tutup dan bentuk seperti angka 8, lalu kocok

Tetes pertama keluarkan

Tetes kedua tempatkan pada plat kaca

Amati dengan mikroskop


Gambar 4. Diagram alir perhitungan Leukosit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapat pada praktikum Gambaran Darah Ikan


Lele (Clarias gariepinus) Yang Diinjeksi Aeromonas hydrophila
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Perhitungan Sel Darah Merah (eritrosit) pada ikan
Lele (Clarias gariepinus) yang Diinjeksikan Larutan Fisiologis
No. Kotak Ulangan Jumlah Eritrosit
1 Kotak 1 104
2 Kotak 2 86
3 Kotak 3 60
4 Kotak 4 85
5 Kotak 5 70
Rataan 405 : 5 = 81
Rumus:
W total : W1 + W2 + W3 + W4
Keterangan: W: kotak kecil untuk menghitung sel darah
W Total: 105 + 86 + 60 + 85 + 70 = 405

Tabel 2. Hasil Perhitungan Sel Darah Merah (eritrosit) pada ikan


Lele (Clarias gariepinus) yang Diinjeksikan Aeromonas hydrophila
No. Kotak Ulangan Jumlah Eritrosit
1 Kotak 1 67
2 Kotak 2 64
3 Kotak 3 66
4 Kotak 4 59
5 Kotak 5 43
Rataan 299 : 5 = 59,8
Rumus:
W total : W1 + W2 + W3 + W4
Keterangan: W: kotak kecil untuk menghitung sel darah
W Total: 67 + 64 + 66 + 59 + 43 = 299

Tabel 3. Hasil Perhitungan Sel Darah Putih (Leukosit) pada ikan


Lele (Clarias gariepinus) yang Diinjeksikan Larutan Fisiologis
No. Kotak Ulangan Jumlah Eritrosit
1 Kotak 1 76
2 Kotak 2 44
3 Kotak 3 57
4 Kotak 4 55
5 Kotak 5 36
Rataan 268 : 5 = 53,6
Rumus:
pengencer
leukosit : Rataan sel leukosit terhitung x volume

Tabel 4. Hasil Perhitungan Sel Darah Putih (Leukosit) pada ikan


Lele (Clarias gariepinus) yang Diinjeksikan Aeromonas hydrophila
No. Kotak Ulangan Jumlah Eritrosit
1 Kotak 1 27
2 Kotak 2 31
3 Kotak 3 17
4 Kotak 4 20
5 Kotak 5 29
Rataan 124 : 5 = 24,8
Rumus:
pengencer
leukosit : Rataan sel leukosit terhitung x volume

Tabel 5. Hasil Pengukura Haemoglobin pada ikan Lele (Clarias


gariepinus) yang Diinjeksikan Larutan Fisiologis
No. Haemoglobin
1 gr
2,4 100 ml

2 gr
3,5 100 ml

Tabel 6. Hasil Pengukura Haemoglobin pada ikan Lele (Clarias


gariepinus) yang Diinjeksikan Aeromonas hydrophila
No. Haemoglobin
1 gr
2,1 100 ml

2 gr
2,6 100 ml

Tabel 7. Hasil Pengukura Hematokrit pada ikan Lele (Clarias


gariepinus) yang Diinjeksikan Larutan Fisiologis
No. Hematokrit
1 gr
3 100 ml

2 gr
4,6 100 ml

Rumus:
volume lempeng darah (a)
% Hematokrit : x 100
volume keseluruhan cairan darah( b)

Tabel 8. Hasil Pengukura Hematokrit pada ikan Lele (Clarias


gariepinus) yang Diinjeksikan Aeromonas hydrophila
No. Hematokrit
1 gr
4,1 100 ml

2 gr
4,5 100 ml

Rumus:
volume lempeng darah (a)
% Hematokrit : x 100
volume keseluruhan cairan darah( b)

Ikanlelediaklimatisasiselama 2
haridengantidakdiberimakanlaluikandiberimakansebanyak 3 kali
sehariyaitupagi (09.00), siang (14.00) dan sore (18.00).
setelahsatuminggu, ikandisuntikkanlarfissebanyak 0,5 ml.
kondisiikansetelahdisuntikkanlarfisuntuk 10
menitpertamayaituikanmasihbergerombol,
lincahdanberenangaktif. Padamenit ke-20,
kondisiikanmasihberenangaktifnamunada 2 ekor yang
menggantung vertical.Padamenit ke-30,
kondisiikanmenunjukkanbahwa 5
ekorikanmasihberenangaktifdan 5 ekorlagi diam. Padamenit ke-
40, 9 ekorbergeromboldankemudianberenangaktifsedangkan 1
ekorlagi diam. Menit ke-50 menunjukankondisiikankurangaktif, 3
ekorpasifdan 7 ekorbergerombol. Padamenit ke-60
menunjukkankondisiikankurangaktif, 3 ekormenggantung,
dansisanyaberpencarnamunkurangaktif

KESIMPULAN DAN SARAN


Kondisiikanlele yang
disuntikkanlarutanfisiologismasihcukupaktifdalamberenangdanle
bihseringbergerombol.Ikanlele yang
disuntikkanlarutanfisiologistidakmenunjukkankeadaanikanyngsed
angsakit.Ikanmasihbergerakaktifdantidakada yang mati.Ada
beberapaikan yang diamdanmenggantungvertical,
namunitutidaklepasdaritingkahlakuikanlele yang
biasanyamengantungvertikal.
Praktikum yang
dilakukantelahdilaksanakandenganbaikdanbenar,
hanyasajajenisikan yang
dipakaihanyasatu.Sebaiknyadigunakanjenisikanlebihdarisatu
yang digunakansebagaipembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Hardi, Pebrianto, Hidayanti dan Handayani. 2014. Infeksi


Aeromonas hydrophila Melalui jalur yang Berbeda pada Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) di Loa Kulu Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur. Jurnal Kedokteran Hewan. 8 (2) : 130 -
133.

Wahjuningrum, Astrini dan Setiawati. 2013. Pencegahan


Aeromonas hydrophila pada Benih Ikan Lele Menggunakan
Bawang Putih dan Meniran. Jurnal Akuakultur Indonesia. 12
(1) : 86 - 94.

Wahjuningrum, Solikhah, Budiardi dan Setiawati. 2010.


Pengendalian Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele
Dumbo (Clarias sp.) dengan Campuran Meniran
(Phillanthusniruri) dan Bawang Putih (Allium sativum) dalam
Pakan. Jurnal Akuakultur Indonesia. 9 (2) : 93 - 103.

LAMPIRAN
Gambar 2.Ikanlele Gambar 3.Penyuntikanlarfis

Anda mungkin juga menyukai